NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar Pedang; Xiuhuan

Legenda Pendekar Pedang; Xiuhuan

Status: tamat
Genre:Fantasi / Komedi / Tamat / Contest / Fantasi Timur / Kultivasi / Wuxia / Xianxia / Pendekar / Dan budidaya abadi
Popularitas:17.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Bang Regar

Xiuhuan merupakan tetua di Sekte Teratai Biru, sebuah sekte kecil di Kota Hua, ujung selatan Pulau Niao, Kerajaan Han.

Xiuhuan memiliki sifat pemalas dan cuma memiliki beberapa murid saja. Namun, dibalik sifatnya itu, sebenarnya ia adalah salah satu Pemimpin kelompok Judgment. Sebuah kelompok Assasin yang memberantas pengkhianat yang mencoba merusak perisai yang melindungi Pulau Niao dari daratan utama.

***

Season Dua

Seorang Immortal mengajak Xiuhuan ke Benua Kun Lun, setelah ia berhasil menyingkirkan Paviliun Shadow dari Pulau Niao. Namun, ternyata Benua Kun Lun lebih keras dari yang ia bayangkan. Aliran hitam melakukan pembunuh pada tokoh-tokoh aliran putih, belum lagi Naga sebesar Pulau Niao yang sangat misterius dan disaat-saat tertentu akan membuat banjir hewan siluman binatang buas menyerang hunian manusia.

Apakah Xiuhuan akan menjadi Pahlawan kesiangan lagi? Pantengin terus, ya ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Zhang Yan

"Kau tak apa Liu'er?" Xiuhuan bertanya padanya. Xiuhuan tahu, Xiao Liu kini sedang bersedih. Padahal ia baru saja melupakan kejadian di kota Yan Luo, kini malah muncul lagi kesialan yang menimpa dirinya.

Xiao Liu hanya mengangguk saja tanpa sepatah katapun terbersit dari mulutnya. Xiuhuan kemudian memutuskan mencari penginapan saja, untuk menenangkan diri Xiao Liu.

Setelah menanyakan beberapa penginapan, akhirnya mereka menemukan penginapan murah yang terletak di pinggiran kota Tianwu ini. Lumayanlah, cuma satu keping emas berdua selama sepuluh hari.

Xiuhuan juga menjadikan tempat ini batu pijakan mencari informasi mengenai hakim yang akan disogoknya itu.

"Liu'er aku akan jalan-jalan ke luar, kau ikut atau tidak?" Xiuhuan bertanya pada Xiao Liu yang masih kelihatan murung itu.

"Kau pergi saja, aku mau tidur," jawab Xiao Liu. Dia sudah tak mood lagi di kota Tianwu ini.

"Hah ...." Xiuhuan menarik nafas, "doakan saja supaya misiku cepat selesai, biar kita cepat pulang ke kota Hua."

Xiuhuan kemudian menutup pintu kamar dan menuju lantai bawah mencari informasi mengenai misinya.

"Hai cantik ...." Xiuhuan menggoda penjaga penginapan yang lumayan cantik.

Pelayanan itu menatap Xiuhuan yang tersenyum manis padanya. Hatinya lansung bergetar, aliran darahnya berpacu kencang. "A-a-da apa Abang ganteng," jawabnya sembari berlari kecil mendekati Xiuhuan.

"Engkau adalah mawar yang terindah yang pernah kulihat ... mungkinkah pemuda di kota Tianwu ini telah rabun mata. Sungguh terlalu ... mereka menyia-nyiakan bunga di tepi jalan. Bukannya dipetik malah diabaikan."

Xiuhuan kemudian mengelus rambut penjaga penginapan itu. "Siapakah gerangan cantik namamu?"

"Zhang Yan, Abang ..." jawabnya malu-malu.

"Ehemmmmm ...." Pengunjung lain datang mengganggu kemesraan mereka.

"Tunggu aku di depan penginapan nanti malam, sehabis matahari tenggelam." Zhang Yan berbisik di telinga Xiuhuan.

Zhang Yan kembali ke mejanya, melayani pelanggan yang akan menyewa penginapan. Xiuhuan tersenyum, ternyata ketampanannya masih memiliki nilai jual. Dengan senyum tipis ia pergi mencari tempat makan untuk mengumpulkan informasi lainnya.

Karena uangnya tinggal sedikit terpaksa ia masuk ke rumah makan kecil, ia tak berani menggunakan emas yang dikirim Ketua Sekte untuk menyogok hakim.

"Buk ... nasi pakai semur jengkol, banyakin kuah dan nasinya."

"Itu saja lauknya, Nak?" Pemilik rumah makan itu heran.

"Itu saja, uangku tinggal sedikit," jawabnya jujur.

Pemilik rumah makan itu bingung, Xiuhuan memakai jubah Sekte, namun malah tak punya uang. Padahal biasanya, orang-orang yang berjubah Sekte itu memiliki kekayaan yang banyak. Makanya orang-orang berlomba memasukkan anak mereka ke salah satu Sekte, untuk menggapai masa depan yang cerah.

"Ini, Nak!" Pemilik rumah makan menyerahkan nasi dengan lauk semur jengkol.

"Terimakasih Buk ...." Xiuhuan lansung menyantap makanannya dengan lahap.

Xiuhuan menguping pembicaraan pengunjung rumah makan, beberapa diantara mereka adalah Pendekar Pedang, namun tak ada informasi yang menarik di matanya.

Xiuhuan meninggalkan rumah makan itu. Ia kemudian berjalan menyelusuri pinggiran kota Tianwu, mempelajari seluk-beluk pinggiran kota itu. Sebab tak menutup kemungkinan nanti misinya berakhir dengan kegagalan dan dia harus melarikan diri dari kota ini.

***

Matahari sudah tak terlihat lagi, Xiuhuan memutuskan kembali ke penginapan. Tampak Zhang Yan telah berdiri menunggu di depan penginapan.

"Yo ... apa kau sudah lama menunggu?" Xiuhuan menghampirinya. Namun Zhang Yan tampak merajuk dengan menggembungkan pipinya.

"Kau juga sama seperti laki-laki lain di luar sana!" Zhang Yan merajuk, memalingkan wajahnya. Namun, sebenarnya ia tersenyum tipis.

"Ayolah sayang ..." Xiuhuan mencubit pipi kembung Zhang Yan, ia kemudian memeluk Zhang Yan dari belakang.

"Hei-hei jangan di sini, nanti tunanganku melihatnya!" Zhang Yan melepaskan pelukan Xiuhuan.

"Aish ... kau sudah bertunangan?" Xiuhuan kaget mengetahui akan hal itu.

"Hehehehe, kau juga bermain kan, dibelakang kekasihmu!" Zhang Yan menarik tangan Xiuhuan. Dia membawanya menuju rumahnya yang tak jauh dari penginapan.

"Kekasih ...." guman Xiuhuan, "oh, dia mengira aku dan Xiao Liu adalah sepasang kekasih." Xiuhuan menyadari sangkaan Zhang Yan. Namun, Xiuhuan senyum-senyum saja, yang penting misinya berjalan mulus, walaupun harus menggunakan cara-cara kotor.

***

Beberapa saat kemudian mereka memasuki kawasan kumuh, gubuk-gubuk reot menghiasi tempat itu. Zhang Yan membawa Xiuhuan memasuki rumah panggung yang di bawahnya adalah kandang babi. Mereka menuju lantai tiga, memasuki ruang kecil seukuran kamar penginapan.

Ruangan itu terdapat sebuah kasur kecil yang muat untuk satu orang saja, gundukan pakaian disudutnya. Beberapa alat masak juga berserakan disitu.

"Buset ... sepertinya misiku akan gagal. Tak mungkin aku mendapatkan informasi darinya," guman Xiuhuan bengong melihat kondisi ruangan itu.

"Ayo, Bang ...." Zhang Yan menarik tangan Xiuhuan dan menutup pintu ruangan itu. Zhang Yan kemudian menanggalkan satu-persatu kancing bajunya.

"Tu-tu-tu-tunggu ...." Xiuhuan menahan tangan Zhang Yan yang telah membuka beberapa kancing bajunya.

"Ada apa?" Zhang Yan kebingungan.

"Kita duduk saja dulu."

Mereka kemudian duduk di kasur lusuh itu.

"Apa tunanganmu tak marah nanti jika kau melakukan itu denganku. Dimana dia sekarang, nanti tiba-tiba dia datang menggerebek kita!" Xiuhuan berusaha menenangkan Zhang Yan yang tampak sudah berada dipuncak ....

"Tenang saja Bang, tunanganku berada di Utara. Dia adalah Pasukan Kerajaan, walaupun berpangkat rendah, sih hahaha ...." Zhang Yan memberi tahu identitas tunangannya.

Sontak Xiuhuan bersemangat kembali, mengetahui tunangan Zhang Yan ternyata adalah seorang Pasukan Kerajaan.

Zhang Yan kembali menyosor ke arah Xiuhuan, gadis itu berusaha mencium bibir Xiuhuan. Namun, Xiuhuan kembali menahannya dengan jarinya. Dia belum mendapatkan informasi yang dibutuhkan olehnya.

"Apalagi Bang, kau kira aku pelacur ya ..." Zhang Yan duduk tak berusaha mencium Xiuhuan lagi. "Aku masih suci bang!" serunya lagi.

"Eh ...." Xiuhuan kaget, ia mengira tadi Zhang Yan adalah wanita murahan. "Namun kenapa kau begitu ingin sekali melakukan itu?" Xiuhuan penasaran alasan dibalik semua itu.

"Tunanganku dulu yang membawaku kemari, aku berpura-pura padanya bahwa aku adalah korban pemerkosaan dan diusir dari Clan. Kemudian dia merasa iba dan mencarikan aku pekerjaan, serta berjanji akan menikahi aku." Zhang Yan memandangi wajah Xiuhuan yang sedang serius mendengar ceritanya. "Dan kami akan menikah sebentar lagi, setelah ia kembali ke kota Tianwu ini beberapa hari lagi. Aku tak ingin ia kecewa padaku, makanya aku langsung mau ketika kau menggodaku. Karena kau sangat tampan, tak rugilah menyerahkan kesucianku padamu."

Zhang Yan kembali menerkam Xiuhuan, ia sudah tak sabar lagi. Sejak tadi Xiuhuan terus menunda-nundanya.

"Tunggu ...." Xiuhuan kembali menahan tubuh Zhang Yan yang menindihnya.

"Apalagi?" jawab Zhang Yan cemberut.

Bersambung ... 😁😁😁

1
Ardi Hidayat
udah khatam 3 kali baca ini
Budi Yuwono
Luar biasa
Hens
mantap
Sugiharto Athar
mantaap
guntur moch
Rongqi nya Seluas dua Samudera, Fungsinya Untuk Apa Seluas itu Kalau Ujung-ujungnya jdi Pecundang dan kalah dgn yg punya Rongqi Sebesar Gelas
guntur moch
UJUNG-UJUNGNYA NIRU NOVEL SEBELAH DGN ISTILAH IMMORTAL DAN GOODYEAR
guntur moch
di Bab ini saya Seperti Membaca Koran TDK ada Emosi dan Perasaan
guntur moch
HARUS BISA MEMBEDAKAN MANA KONYOL DAN TOLOL,TAPI INI TOLOL DAN BODOH BUKAN KONYOL
guntur moch
MC SUDAH HIDUP 10 RIBU TAHUN BENAR-BENAR BODOH
guntur moch
Terlalu Bertele-tele Seperti WANITA
guntur moch
TERLALU BANYAK BACOT UNTUK CERITA KULTIVATOR
guntur moch
SIAPA YG PALING TUA DI CERITA INI
guntur moch
Untuk Membunuh Cecunguk aja sampai 3 Anda Benar-benar Pemula dan Amatir,Saya kira Author Merendah dgn mengatakan dirinya Pemula tapi setelah membaca sampai Bab 60 an TERNYATA MASIH PRA PEMULA
guntur moch
Bukankah Sejak 300 Tahun yg lalu sudah jdi Pendekar 100 kok 20 tahun lalu di tingkat 90
guntur moch
Memangnya Pasukan Ratu Elizabeth sudah Masuk Ke pulau Niao
guntur moch
Kata-kata Abang Membuat Alur cerita ini jdi kurang sregg
guntur moch
di kirain Hidup Malas-malasan itu Sudah Superior ternyata HANYA SEGITU KEMAMPUAN MU NAK,MASIH TAKUT DGN JUMLAH ORANG SAMPAI NYEBUR KE KALI
guntur moch
Sudah Hidup 10.000 Tahun di Pulau NIAO TAPI MASIH CEROBOH SEPERTI ANAK PAUD
guntur moch
Sejak Kapan di Cerita Kultivator ada Kata Pak dan Om
guntur moch
Salah satu Ciri Cerita Kultivator yaitu Cincin Ruang Selain tentunya tingkat Kultivasi dan Sumberdaya serta Inti batu roh binatang Buas atau Siluman,tapi di sini TDK ada Cincin Ruang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!