Larasati , seorang gadis desa yang lugu dan sederhana, harus menghadapi takdir pahit ketika sepupunya, Gea, kabur di hari pernikahannya dengan seorang pria kaya bernama Nathan karena hamil dengan lelaki lain.
Orang tua Gea, yang merasa posisi perusahaan mereka terancam bangkrut jika pernikahan ini sampai gagal dan membuat keluarga Pratama malu, memaksa Laras, keponakannya untuk menggantikan posisi Gea sebagai pengantin.
Nathan, yang merasa tertipu dan marah, terpaksa menerima pernikahan itu demi menjaga nama baik keluarganya, meskipun hatinya dipenuhi kebencian pada Laras yang dianggap sebagai biak kerok yang menyebabkan Gea kabur di hari pernikahan mereka.
Intrik dan persaingan dalam perebutan kekuasaan di keluarga Pratama menyeret Laras kedalam pusaran kekacauan yang tiada henti.
Akankah Laras bisa menanggung semua ini?
Menjalani pernikahan tanpa cinta dengan suami yang hatinya masih terpatri nama orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HANGATNYA SEBUAH KELUARGA
Bianca menatap cucu perempuan satu-satunya dengan perasaan penuh rasa bersalah.
Seandainya keluarga mereka lebih kuat, Laras tak mungkin hidup susah seperti ini. Diperlakukan tidak adil dan dianiaya oleh keluarga dari pihak papanya.
"Maaf, maafkan nenek yang terlambat untuk menemui mu", ucap Bianca dengan mata berkaca-kaca penuh penyesalan.
"Ini bukan salah nenek atau siapapun. Semuanya sudah suratan takdir yang harus aku jalani",jawab Laras sambil tersenyum.
Kedua tangan Laras yang sedari tadi menggenggam tangan keriput Bianca, sediki ditekan untuk memberi wanita tua itu kekuatan, jika sekarang semua baik-baik saja, jadi tak ada hal yang perlu disesali.
"Saya tahu, kalian memiliki kesulitan sendiri dan saya memakluminya. Sekarang kita sudah berkumpul kembali, jadi mari kita hidup bahagia mulai saat ini", Laras berkata dengan bijak, membuat paman, bibi dan kedua sepupunya yang semula merasa sedikit cemas, takut Laras menyalah kan ketidak hadiran mereka dan nasib buruk yang dilaluinya selama ini,sirna sudah.
Bianca pun menangis haru. "Anak baik. Kamu benar-benar mewarisi sifat dan kelembutan hati mamamu", ucapnya.
"Ya, semua orang mengatakan aku mirip mama dan aku bangga akan hal itu", jawab Laras hangat.
Melihat senyum lebar terpatri diwajah Laras, semua orang merasa bahagia.
Kini keluarga mereka telah berkumpul kembali. Semua orang akan berusaha menebus waktu kebersamaan yang sempat hilang, dengan membuat gadis muda itu bahagia.
"Lalu, bagaimana rencanamu kedepan?", tanya Alberto, sang paman ingin tahu.
"Setelah bercerai, aku akan fokus pada pengembangan butikku. Untuk HD Group, aku berencana untuk menyerahkannya kepada kakak sepupuku Fransisco", jawab Laras.
Fransisco yang semula masih asyik memainkan ponsel ditangannya tiba-tiba mendelik tajam kearah Laras. "Adik! HD Group itu milikmu, jadi sudah seharusnya kamulah yang mengelolanya!".
Laras yang sudah tahu akan mendapatkan penolakan langsung menatap kakak sepupunya itu dengan puppy eyesnya, "Aku belum berpengalaman mengelola perusahaan sebesar itu kak, jika bangkrut bagaimana? Jadi, maukah kamu menolongku?".
Fransisco yang biasanya sangat keras kepala dan masih ingin hidup nyantai tanpa tekanan, mendapatkan serangan imut dari adik sepupunya, hatinya pun mulai luluh.
"Baik, kakak akan membantumu. Tapi ingat, hanya sampai kamu bisa menghandelnya sediri baru akan kakak lepas", jawabnya pasrah.
Semua orang yang melihat Fransisco mau membantu Laras merasa sangat lega. Setidaknya pria muda berusia dua puluh tiga tahun itu memiliki kesibukan yang bermanfaat daripada hanya keluyuran kesana kemari tidak jelas dan membuat patah banyak hati wanita.
Laras yang mendengar jika Fransisco mau membantunya pun spontan bergerak mendekat dan langsung memeluknya erat.
"Terimakasih kak! Kakak sepupu memang yang terbaik!", ucap Laras sambil mengarahkan dua jempol ke arah Fransisco yang kini sudah membusungkan dadanya sambil melirik kearah sang kakak penuh kebanggaan.
Harlan yang melihat tingkah pola adiknya hanya bisa melengos, sedikit iri karena bukan dia yang dipeluk dan dipuji oleh adik sepupunya.
Melihat wajah masam Harlan, Fransisco pun semakin ingin membuat kakaknya itu merasa iri terhadapnya.
"Tenang saja dek. Selama ada kak Fransisco, kakak jamin HD Group akan berkembang dengan pesat dan bisa melebarkan sayapnya keluar negeri", ujar Fransisco penuh kesombongan.
"Cih, sombongnya. Asal kamu tak membuat adik sepupu kerepotan dengan tingkah pola mu, itu sudah cukup, tak perlu sesumbar seperti itu", ucap Harlan sinis.
Fransisco yang merasa diremehkan jelas tak terima. "Siapa yang kakak bilang tak mampu. Lihat saja nanti, aku akan membuktikan kepada kakak dan semua orang jika aku memang benar-benar bisa diandalkan, seperti apa yang aku ucapkan tadi".
"Benarkah? Baiklah, aku tunggu hasil kerja kerasmu itu dan semoga kamu benar-benar tak mengecewakan", ucap Harlan sambil menatap remeh sang adik, membuat tekad Fransisco untuk membuktikan kemampuannya, semakin besar.
Selama ini Fransisco tak pernah mau ikut mengurusi perusahaan milik keluarganya karena dianggap terlalu merepotkan, apalagi disana sudah ada kakaknya, Harlan yang sangat cerdas dan ahli berbisnis, sehingga dia merasa jika kehadirannya tak lagi diperlukan.
Sekarang, melihat semua orang tampak meragukan dan sedikit meremehkan kemampuannya, demi menjaga harga diri dan wajahnya dihadapan adik sepupu yang baru saja ditemuinya, tentu saja Fransisco akan menunjukkan semua kemampuan yang dimilikinya agar bisa dilihat oleh semua orang agar dimasa depan tak ada lagi yang berani memandangnya remeh seperti ini.
Michele yang melihat sikap dewasa putra bungsunya, merasa sangat puas.
Kehadiran Laras benar-benar bisa membuat Fransisco yang selama ini sedikit manja karena menganggap dirinya sebagai anak bungsu di keluarga, kini tiba-tiba menjadi seorang kakak, langsung bertransformasi seperti seharusnya, sebagai seorang kakak yang siap dikala sang adik membutuhkan bantuannya.
Laras yang melihat perdebatan antara Harlan dan Fransisco, hatinya merasa hangat.
Ya, beginilah sebuah keluarga yang semestinya. Meski ada sedikit perdebatan, tapi kasih sayang dan keakraban yang terjalin, begitu erat tanpa dibarengi dengan kepentingan pribadi seperti apa yang selama ini dia saksikan didalam keluarga budhe dan pakdhenya, meski terlihat rukun dan harmonis, setiap orang dalam keluarga itu memiliki kepentingan pribadi masing-masing sehingga hubungan yang ada bukanlah rasa kekeluargaan seperti apa yang dilihatnya sekarang, akan tetapi lebih kepada hubungan untung rugi dan saling memanfaatkan.
.
.
.
Dibelahan bumi yang lainnya, Gea yang kondisinya berangsur-angsur mulai membaik, kini sudah bisa beraktivitas seperti semula.
Diapun sudah bisa menghubungi kedua orang tuanya ditanah air dan sudah mengetahui perkembangan kabar terbaru disana.
Meski Gea merasa sedih dan kecewa mengetahui jika Leon masih menghilang tanpa kabar dan jejaknya tak terlacak, tapi dia juga sadar jika hidup terus berjalan.
Mungkin, Leon bukanlah jodohnya. Anak yang dia kandung pun telah mati, kemungkinan Leon tak selamat pun juga sangat besar sehingga Gea pun berusaha mengikhlaskan semuanya.
"Ya, meski aku harus kehilangan cinta sejati ku, tapi setidaknya aku pernah berusaha untuk menggapainya. Sekarang yang terpenting adalah mengambil kembali apa yang sudah menjadi hakku dan keluarga ku", batin Gea bermonolog.
Hartati yang merasa jika Laras tak lagi bisa dikendalikan, berusaha untuk mencuci otak sang anak dengan kebencian terhadap sepupunya itu.
Gea yang selama ini selalu menganggap Laras sebagai saingannya, tentu saja merasa tak terima jika harus kalah dari gadis udik itu karena dia menganggap jika dirinya lebih segalanya dari Laras.
Ketika Gea tengah menyusun rencana untuk kembali mengambil hati Nathan dan keluarganya, Pedro pun juga mulai mengejar semua deadline pekerjaannya agar segera rampung sehingga dia bisa secepatnya pulang ke tanah air.
Mendapatkan kabar jika ibunya di rumah sedang sakit parah, membuat hati Pedro tak tenang sehingga diapun mempercepat seluruh pekerjaannya agar bisa segera pulang.
Gea yang mengetahui hal itu tentu saja merasa sangat senang sehingga dia tak segan membantu apapun agar pekerjaan Pedro bisa segera selesai.
thanks teh
😍💪
thanks mbak 🙏😍💪