NovelToon NovelToon
Mimpi Aqila

Mimpi Aqila

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda
Popularitas:303
Nilai: 5
Nama Author: Ai_va

" Aku akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus dan jadi sarjana. Tapi kamu harus mau menikah denganku. Dan mengasuh anak-anak ku. Bagaimana?

Aqila menggigit bibir bawahnya. Memikirkan tawaran yang akan diajukan kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai_va, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Irene

Aqila berada di depan kelasnya bersama Amanda. Mereka saling bertatapan tetapi dengan otak yang menghafalkan materi ujian hari ini. Hari ini adalah hari pertama ujian nasional. Bahasa Indonesia menjadi materi ujian di hari pertama.

" Aku nggak nyangka bahasa Indonesia bisa seribet ini. Mending bahasa Inggris aja deh."

" Bahasa Indonesia aja kamu nggak bisa mau pakai bahasa Inggris lagi."

" Hahaha. Kali aja aku terlahir dengan lidah bule."

" Bangun!! Udah siang bolong ini."

" Sabar bu."

Aqila mulai menghafalkan lagi beberapa materi peribahasa dan artinya.

*Teeettt.*

Aqila melihat ke arah jam tangannya. Masih menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Aqila dan Amanda masuk ke dalam kelas. Mereka menempati tempat duduk sesuai dengan nomor absensi mereka. Tempat Amanda dan Aqila agak jauh. Aqila duduk di bangku nomor tiga dan Amanda duduk di bangku depan. Sesuai dengan abjad nama mereka.

Tepat pukul tujuh seorang guru yang berasal dari sekolah lain masuk dan membagikan kertas ujian. Aqila langsung mengisi nama dan nomor absensi nya. Setelah itu dia pun segera menyelesaikan soal-soal ujian nasional itu.

Kurang lebih sembilan puluh menit, Aqila sudah menyelesaikan lembar soalnya. Dilihatnya wajah Amanda yang sedikit kucel dan kumal. Menatap sedih ke arah Aqila. Aqila terkekeh melihat wajah Amanda. Tiga puluh menit menunggu akhirnya ujian selesai. Aqila mengumpulkan lembar jawaban nya.

" Qila..."

" Iya.."

Irene yang duduk di bangku belakang Aqila selama di kelas menghampiri Aqila.

" Apa??"

" Lihat lembar soal kamu dong."

Aqila menyerahkan lembar soalnya kepada Irene.

" Ini."

Dengan teliti Irene memeriksa lembar jawaban nya dan lembar jawaban Aqila.

" Aahh iya ya...bener kamu Qila."

" Apa??"

" Soal nomor lima. Ambigu. Bener kamu tapi. Nggak apa-apa deh. Udah terlanjur ini."

" Semangat. Besok matematika Ren."

" Belajar bareng yuk."

" Hmmm..."

" Please.. sumpah aku gak sanggup lagi. Kepala ku mau pecah."

" Aku coba tanya dulu sama keluarga ya. Karena aku gak tinggal di rumah biasanya."

" Jadi bener kalau kamu diangkat anak sama keluarga Kusuma??"

" Ehm...aku kasih tahu tapi please jaga rahasia ya. Aku percaya sama kamu."

" Iya. Ada apa???"

" Aku udah nikah."

" Hah?? Sumpah?? Kamu hamil??"

" Ya orang nikah masak harus hamil duluan sih."

" Ya siapa tahu. Hahaha. Kamu nikah sama anak tunggalnya keluarga Kusuma yang duda itu???"

" Yaaahh.... seperti itu."

" Kamu ada hutang budi sama mereka???"

" Nggak. Aku cinta sama dia."

" Kok bisa?? Usia kalian kan jauh. Aku kira kamu sama Reza. Kelihatannya dia suka sama kamu."

" Kami hanya berteman aja."

" Qila ...."

Amanda mendekati Aqila dan berbisik di telinga Aqila.

" Ada Om Abi di parkiran belakang."

" Oh iya. Tunggu ya Ren. Tunggu di sini sama Manda. Nanti aku kabari ke sini."

Aqila menuju ke parkiran belakang sekolah. Parkiran belakang sekolah memang sepi dan jarang dikunjungi oleh anak-anak sekolah yang lain. Entah dari mana Amanda tahu ada Abi di sana. Aqila melihat ada dua mobil di parkiran belakang. Di samping mobil terlihat ada Abizam yang tersenyum ke arah Aqila. Aqila berlari dan menabrak Abizam kemudian memeluk perut Abizam.

" Jangan lari!!!"

" Bau nya kak Abi enak."

Abizam mencium kening Aqila.

" Gimana ujiannya??"

" Lancar. Dan semua berjalan dengan baik. Hampir semua soal bisa Qila kerjakan dengan baik."

" Pinter kamu. Ayo kita pulang sekarang dan belajar untuk ujian besok."

"Kak...boleh Qila ajak teman Qila??"

"Hmm?? Amanda??"

"Bukan. Namanya Irene. Dia teman Qila yang lain. Qila udah cerita ke Irene tentang hubungan kita."

" Hmmm oke. Nggak apa-apa. Sekarang kan??"

" Iya."

" Ya udah ajak dia sekalian aja. Mama masak seafood. Katanya buat kamu. Biar ujiannya lancar."

" Wah enak. Qila ke depan dulu. Ajak Irene ke sini ya."

" Iya. Jangan lari sayang."

" Iya kak."

Mobil di samping mobil Abimana terbuka. Dan ternyata Ryan yang berada di mobil sebelah.

" Oh..Om Ryan."

" Manda mana kok gak ikut kamu??"

" Tadi di kelas sih Om. Nanti Qila panggilkan."

" Oke."

Aqila berlari menuju ke kelas dan mengambil barang-barang nya. Kemudian mengajak Irene.

" Bentar aku cari Manda dulu."

" Tadi sih dipanggil sama Bu Santi."

" Ada urusan apa??"

" Urusan sekolah lah. Mau apa emang??"

" Kenapa emang??"

" Kamu nggak tahu kalau dia mau nerusin ke sekolah seni?? Ada beasiswa buat dia. Jadi dia mau menyelesaikan pendaftaran."

" Kok baru sekarang??"

" Aku nggak tahu. Sepertinya awalnya dia mau mendaftar jurusan lain. Terus baru ini dia daftar ke jurusan seni. Aku dengar karena awalnya dia gak dibolehin ambil jurusan ini ya???"

" Oh ya??"

" Iya katanya."

" Ya udah. Kita duluan aja. Biar nanti Manda nyusul."

Irene pun mengikuti Aqila menuju ke parkiran belakang sekolah. Aqila mengenal kan Irene kepada Abizam. Irene terpesona saat melihat Abizam.

" Qila...."

" Iya.."

" Ini manusia beneran??"

" Hahaha. Nggak setengah dewa."

" Hush. Kamu ini."

Abizam mencapit hidung Aqila.

"Ayo pulang. Mama udah nyuruh pulang. Qila habis pulang sekolah harus segera pulang. Harus belajar. Jangan diajak ke mana-mana gitu kata mama."

" Iya kak. Kita gak jemput Leon??"

" Leon udah di jemput mama. Pokok tugas kakak jemput kamu dan memastikan kamu harus sampai di rumah segera."

"Siap. Ayo Ren."

Irene mengikuti Aqila masuk ke mobil Abizam

" Oh iya. Qila lupa. Bentar kak."

Aqila menuju ke mobil Ryan.

" Om Ryan. Manda masih di panggil ibu kepala sekolah tadi. Om nunggu Manda?"

" Iya. Ya udah Om tunggu di sini. Manda tahu kok kalau om nunggu di sini."

" Qila pulang dulu kalau gitu Om."

" Iyaa. Hati-hati. Nanti aku kesana sama Manda."

Aqila segera masuk ke dalam mobil Abizam dan Abizam pun melajukan mobilnya menuju ke rumah. Rumah yang besar dan mewah berada di hadapan mereka. Lagi-lagi Irene di buat terkesima oleh nya.

" Ini rumah apa istana."

" Hehehe. Ayo masuk. Kita makan dulu."

Aqila pun mengajak masuk Irene ke dalam rumah. Mereka di sambut oleh Atlas dan Leon.

" Mamiiii..."

" Loh sudah pulang?? Siapa yang jemput??"

" Oma dong. Ini siapa??"

" Kenalkan. Namanya Kak Irene. Teman mami di sekolah."

" Teman kak Manda juga??"

" Iya dong."

" Kak Manda mana??"

" Tadi sih masih dipanggil sama kepala sekolah."

" Kenapa?? Kak Manda nakal??"

" Nggak. Kak Manda pintar gambar malah."

" Leon juga mau belajar gambar sama Kak Manda."

" Qila sudah pulang??"

" Sudah Ma."

"Ayo makan dulu. Mama sudah masak banyak. Ini teman kamu??"

" Iya. Tadi Kak Abi udah bilang ya??"

" Iya. Qila biar ganti baju dulu ya."

" Iya Tante."

Aqila dan Abizam naik ke lantai atas. Irene melihat-lihat ruang tengah keluarga Abizam.

" Kak ini minum nya."

" Terima kasih. Nama kamu siapa??"

" Nama ku Leon. Kalau dia Atlas."

Guukkk....

Merasa sedang diperkenalkan, Atlas pun menggonggong.

"Pinter banget Atlas."

Irene mengusap kepala Atlas.

" Kamu kelas berapa??"

" Tahun depan sih kelas satu kak."

" Wah hebat. Sudah bisa baca??"

" Dikit-dikit. Diajarin sama mami Qila."

" Leon...kakak nya di kasih kue ini."

" Oh iya Leon lupa. Ayo Atlas."

Atlas mengikuti Leon menuju ke dapur untuk membawakan kue bagi Irene. Irene mengambil cookies yang di dalam nya ada cokelat lumernya. Abizam dan Aqila turun dari lantai dua. Abizam menatap mesra Aqila. Layaknya pasangan yang sedang kasmaran.

" Maaf nunggu lama Ren. Ayo kita makan."

" Tahu nggak sih. Kalian bikin mupeng. Huaaaa aku mau pengen punya pacar."

" Hahaha. Cepet cari."

" Itu dia. Banyak yang nggak sreg."

" Jangan pilih-pilih. Jalani dulu aja pokoknya."

Mereka semua pun menuju ke ruang makan. Rumah sedikit tenang saat Tante Rima sudah kembali ke kota tempat tinggal nya.

" Leon, tolong panggilkan Opa. Ajak makan ya."

" Siap Oma. Lets go Atlas!!!"

Atlas mengikuti Leon yang berlari kecil ke ruang kerja Opa nya. Saat mereka kembali, Leon sudah berada di punggung Ryan.

" Ah itu Amanda. Ayo makan dulu. Habis itu kalian belajar ya!!"

" Iya ma."

" Leon nggak boleh ganggu dulu nih Oma??"

" Tentu saja. Leon main sama Papi atau Om Ryan. Atau sama Atlas dulu ya."

" Oke Oma."

Mereka pun menikmati makan siang nya sebelum pada akhirnya Aqila dan kawan-kawannya masuk ke ruang kerja Abizam. Lagi-lagi Irene dibuat terpana dengan ruang kerja Abizam.

" Qilaaaa.....ini surga buat aku banget. Buku-buku yang aku ingin baca ada di sini semua. Kamu beruntung banget tahu gak siiih."

" Hehehe. Amin. Semoga kalian juga segera menemukan pasangan hidup kalian. Ayo kita belajar dulu."

Aqila dan kawan-kawannya pun belajar dengan giat. Sesekali mama Abizam datang untuk mengecek dan memberikan cemilan sebagai penambah semangat belajar Aqila dan kawan-kawannya.

1
luisuriel azuara
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Tri Wahyuni: makasih kak 🙏
total 1 replies
María Paula
Characternya bikin terikat! 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!