Cerita ini hanya fiksi belaka. cerita ini mengandung cerita dewasa. Lebih bijak lagi mencari bacaan sesuai umur.
"Kita memang menikah tapi saya belum tentu cinta sama kamu karena cinta saya hanya untuk almarhum istri saya. Saya akan bertanggung jawab dengan anak-anak mu dan kamu. Jangan pernah berharap untuk saya cinta kepadamu. Tapi karena menikah sah KUA kebutuhan biologis bisa kita bicarakan nanti." Ucap Braja.
"Tenang saja Tuan saya tak akan menuntut cinta sama anda. Yang penting anda bisa melindungi anak-anak saya itu sudah cukup untuk saya." Ucap Berlian.
"Soal nafkah nanti kita bicarakan lagi." Ucap Braja.
"Jangan terlalu di pikirkan tentang nafkah untuk saya Tuan. Yang penting tuan bisa tanggung jawab dan perhatian dengan anak-anak saya sudah cukup. Saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri." Ucap Berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rr716, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 CBDN
Mereka sekarang masuk ke sekolah nya Bara. Bara bahagia ketemu banyak teman baru di sana. Karena Bara emang cepet akrab sama orang dia tak susah nyari temen.
"Mas mau kemana?" Tanya Berlian.
"Kamu yang masuk ya mas mau jajan." Ucap Braja.
"Jajan terus." Ucap Berlian.
"Lihat itu kasihan tukang jualannya." Ucap Braja.
Akhirnya Berlian yang mendampingi Bara.
"Mamih Daddy mana?" Tanya Bara.
"Tuh jajan." Jawab Berlian.
"Jajan wae." Ucap Bara.
"Hehehehe...udah sana baris ikut yang lainnya. Inget jangan nakal mamih tungguin di sini ya. Jangan bikin anak orang nangis. Tapi inget kalau ada yang nakal dan mukul kamu bales. Asal kamu gak boleh mukul duluan." Ucap Berlian.
"Oke muuuuuaaaaahhhh...sayang Bara sama mamih." Ucap Bara.
"Mamih juga sayang sama Bara." Ucap Berlian yang ngusap kepalanya Bara.
Bara sudah masuk kelas Berlian langsung jalan ke arah Braja dan Brima yang lagi jajan.
"Beli apa mas... Brima jangan di kasih yang aneh-aneh." Ucap Berlian.
"Gak ini Brima makan pepaya. Mas mah beli sate ati ampela sama usus. Sama beli baso ikan ternyata enak juga. Sama lagi mesen baso goreng sama cireng isi." Ucap Berlian.
"Udah di bayar belum?" Tanya Berlian
"Udah tapi kata mangnya belum ada kembalian jadi tungguin ajah." Ucap Braja.
"Idih......" Ucap Berlian yang akhirnya ke tukang jualan.
"Mang suami saya jajan berapaan mang?" Tanya Berlian.
"Tuan bule jajan baso goreng 30 ribu neng sama cireng isi 20 ribu. Tapi ibu belum ada kembalian."
"Oh...ini Bu pake uang pas ajah." Ucap Berlian yang ngasih uang 50ribu dan si ibu langsung ngasih 100ribu.
"Nanti saya ambil ya Bu. Saya mau tanya yang lain dulu takutnya belum di bayar yang lainnya." Ucap Berlian.
"Iya neng silahkan."
Berlian keliling ketempat jajanan yang di beli sama Braja. Ternyata Braja ngasih uang ke tukang dagang semuanya seratus ribu perorang pas dia jajan. Otomatis Berlian yang bayar jajanan Braja.
"Mas jajannya banyak banget anak-anak juga kan ada sekolah atuh. Kita cuma berdua loh." Ucap Berlian.
"Kali-kali masalah nya juga enak. Buat nanti di rumah juga." Ucap Braja.
"Hah.... terserah deh." Ucap Berlian.
"Mas harus banyak makan masalahnya takut nanti malem ada yang khilaf kikuk-kikuk mas kan gimana gitu nanti. Mas harus prima harus kuat." Ucap Braja.
"Mesum pisan gak akan khilaf lagi kemarin mah mimpi." Ucap Berlian.
"Idih... mimpi nya kurang lama ah." Ucap Braja.
"Mas pikasebelen sumpah iiiiiiiiiiiihhhhhhh..." Ucap Berlian.
"Jangan marah-marah terus sini duduk mas pegel berdiri terus, mana Brima makin gendut ini." Ucap Braja.
"Besok Brima di timbang di pos yandu. Mas ya ke rumah sana ya barengan Ubay. Lian mau ke rumah ibu pasar ngasihin pesenan ibu pasar." Ucap Berlian.
"Gak mau ah...ke pos yandu nya barengan ajah. Mas nungguin kamu pulang ajah." Ucap Braja.
"Banyak loh bapak-bapak yang ke posyandu nimbang anaknya mas." Ucap Berlian.
"Sama kamu pergi nya pokoknya." Ucap Braja.
"Oke.." Ucap Berlian.
"Ahu...ma." Ucap Brima tiba-tiba.
"Waduh...gak ada tahu sayang..."Ucap Berlian.
"Bukannya kamu bawa bekel nya Brima ya?" tanya Braja.
"Eeeehhhh...iya lupa." Ucap Berlian yang ngambil tempat makan Brima.
"Sini makan dulu ini ada bubur sayur sama tahu sama telor puyuh." Ucap Berlian.
"Enak kayanya." Ucap Braja.
"Jangan ambil jatah Brima kalau mau bubur beli tuh. Jangan lupa ambil baso goreng sama cirengnya sama baso ikannya juga mas." Ucap Berlian.
"Uangnya udah belum?" Tanya Braja
"Udah... kembalian buat Lian ini buat jajan nanti." Ucap Berlian.
"Oke...ambil ajah mau ambil sama dompet nya juga boleh. Tapi jangan lupa kasih gak mas sebagai suami ya secelup ajah." Ucap Braja.
"Idih....mesum pikasebelen." Ucap Berlian kesel.
"Hehehehe...." Braja yang cengengesan langsung ke arah tukang jualan dan dia ambil pesenan nya dia.
Setelah ambil pesenan nya dia Braja langsung duduk dekat Berlian.
"Lian pake sabun apa sih? Ko beda wanginya sama mas?" Tanya Braja.
"Sabunnya sama kan di kamar mandi juga ada mas. Anak-anak juga sabunnya sama gak di bedain." Ucap Berlian.
"Beda Lian wangi kamu itu beda sama kita wanginya." Ucap Braja.
"Gak tau atuh." Ucap Berlian yang asik nyuapin Brima.
"Mamih........... istirahat....." Teriak Bara.
"Hehehehe.....sini. udah makan bekelnya belum?" Tanya Berlian.
"Udah jadi sekarang boleh jajan?" Tanya Bara.
"Boleh nih pilih udah Daddy beliin ambil ajah. Makan buahnya dulu." Ucap Braja yang ngasih melon sama Bara.
"Makasih Daddy. Embul mamam tahu enak iya.... " Ucap Bara yang makan melon sambil megang pipinya Brima.
"Hehehehe...ganti nama jadi Embul tapi lucu juga sih. Meni gendut atuh da sekarang mah." Ucap Berlian.
"Baru beberapa hari padahal ya." Ucap Braja.
"Iya...nanti gantian mas yang gendut karena makan sama jajan terus." Ucap Berlian.
"Salah kamu atuh da masak enak-enak terus. Mana mas lihat tadi kamu mau masak cumi item pake cabe gendot juga kan?" Tanya Braja.
"Iya buat nanti makan malam. Makan siang masih ada ayam rica-rica kan." Jawab Berlian.
"Masak nasi yang banyak ya....pasti nanti rebutan Brama masalahnya suka juga sama cumi." Ucap Braja.
"Iya...." Ucap Berlian.
"Daddy..... sekarang boleh kan makan baso gorengnya?" Tanya Bara.
"Boleh ambil jangan lupa minum air putih." Ucap Braja.
"Oke..." Ucap Bara.
"Gimana asik gak belajar nya?" Tanya Berlian.
"Lumayanlah cuma kesel juga cuma nyanyi doank sih. Bara kan udah bisa nulis udah bisa berhitung juga." Ucap Bara.
"Iya tapi harus ngikutin semuanya ya. Jangan sombong." Ucap Berlian.
"Pasti tenang ajah. Mih barusan belajar bahasa inggris juga." Ucap Bara.
"Bisa gak?" Tanya Berlian.
"Bisa gampang itu mah yang kemarin malem di ajarin sama Abang." Ucap Bara.
"Mantap baru itu anak mamih. Belajar yang giat ya." Ucap Berlian.
"Oke pasti....." Ucap Bara.
Setelah selesai istirahat Bara main sama temen-temen nya sebelum masuk ke kelas belajar lagi tapi tiba-tiba Bara di dorong sama salah satu anak laki-laki.
"Lian... Bara." Ucap Braja yang mau lari ke arah Bara.
"Diem dulu mas Lian mau lihat Bara bisa ngebela dirinya sendiri atau gak." Ucap Berlian yang megang tangan Braja yang udah nahan emosi.
Di tempat Bara.
"Kamu kenapa dorong-dorong Bara?" Tanya Bara.
"Aku gak suka sama kamu."
"Gak suka kenapa kan Bara gak pernah nakal? Minta maap sama Bara" Tanya Bara.
"Ngapain minta maap sama kamu orang miskin gitu. Kesekolah ajah jalan kaki."
"Lah...kan rumah Bara deket. Ngapain harus pake mobil atau pake motor kalau bisa jalan kaki?" Tanya Bara.
"Aku rumah deket pake mobil ko."
"Ya itu kamu bukan aku. Kalau aku kan lebih suka jalan kaki barengan mamih sama Daddy aku tuh mereka ada di sana. Kamu kenapa gak suka sama aku? Atau jangan-jangan kamu iri ya tadi kamu pas masuk sekolah gak di temenin sama mamih atau Daddy nya pas masuk. Iya kan bener kan?" Kata Bara yang petantang petengeng sekarang.
"Gak....ngapain iri sama orang miskin."
