NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:128.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Antara Sumpah dan Cinta

Tatapan mereka bertemu. Sekilas, sesuatu bergetar di mata Rayno. Cinta dan rindu yang berusaha ia kubur hidup-hidup.

Tapi ia tetap memilih diam.

Vexia menghela napas, kemudian berdiri.

“Oke. Enam bulan. Tapi aku bertahan bukan demi kamu.” Ia menatap Rayno tajam. “Aku bertahan demi menghormati Mama dan Papa. Setelah itu… aku bebas.”

Rayno menunduk perlahan.

Kata-kata itu menghantam dadanya seperti palu godam. Berat. Tapi ia tak punya hak untuk menolak.

“Terima kasih,” ucapnya lirih, hampir tak terdengar.

Ia berdiri. Kursinya bergeser pelan, menggores lantai, menambah dingin di ruangan itu.

Langkahnya menjauh, tanpa menoleh lagi.

Tapi di dalam dadanya, sesuatu terasa mencabik.

Ia berpikir, ini yang terbaik. Menjaga jarak, menahan perasaan, tetap setia pada bayangan gadis yang dulu pernah menyelamatkan nyawanya.

Gadis yang selama ini ia cari. Gadis yang membuatnya bersumpah akan mencintainya seorang, hingga menutup hati untuk semua wanita.

Namun nyatanya, ia tak mampu menjaga hatinya yang perlahan jatuh pada Vexia.

Ada rasa bersalah karena melanggar sumpah, tapi juga sakit luar biasa karena harus melepaskan istri yang diam-diam telah mengisi ruang hatinya paling dalam.

Setiap langkah terasa seperti menginjak duri.

Semakin jauh ia berjalan, semakin ia sadar, mungkin kali ini, bukan Vexia yang kehilangan… tapi dirinya sendiri.

"Maafkan aku, Vexia… Aku tak ingin melukaimu dengan harapan palsu.

Aku hanya berusaha setia . Bukan padamu, tapi padanya. Pada gadis yang pernah menyelamatkanku.

Dan mungkin… itulah dosaku yang sebenarnya."

Ia memejamkan mata sesaat sebelum masuk ke kamarnya, menyembunyikan matanya yang nyaris basah.

Vexia menatap punggung suaminya yang menghilang di balik pintu, lalu tersenyum getir.

Selama ini ia berusaha menjadi istri yang manis, lembut, dan penurut.

Tapi ternyata kelembutannya hanya membuatnya diremehkan.

“Mulai sekarang… aku akan jadi diriku sendiri,” bisiknya pelan, tapi mantap.

Dan di dada Rayno, cinta yang seharusnya ia padamkan malah menyala. Lebih sakit dari sebelumnya.

Vexia meraih ponselnya di meja, menatap layar sejenak sebelum menekan satu nama.

“Gue butuh bantuan lo. Malam ini juga,” ucapnya tegas, tanpa keraguan sedikit pun.

Ia berdiri, masuk ke kamarnya.

Beberapa menit kemudian, pintu kembali terbuka.

Tas selempang tersampir di bahu, jaket berwarna pastel membalut tubuhnya, langkahnya ringan tapi berisi. Tatapannya bukan lagi Vexia yang sama.

Tanpa menoleh ke arah kamar suaminya, ia melangkah keluar.

Malam itu, seseorang pergi sebagai Vexia yang lembut, manis, dan penurut. Sosok yang diciptakannya hanya demi harapan akan dicintai suaminya.

Dan pagi berikutnya, dunia akan mengenal Vexia yang sesungguhnya. Kuat, tegas, tanpa kepura-puraan… tanpa lagi memaksa diri menjadi versi yang ia pikir layak dicintai.

***

Pagi itu, Vexia berdiri di depan cermin.

Ia tersenyum tipis melihat pantulan dirinya.

Blazer tailored hitam membingkai siluet tubuhnya dengan sempurna, berpadu dengan kemeja putih oversized yang memberi kesan santai tapi berkelas. Celana palazzo hitam menjuntai elegan, menutupi sepatu loafers kulit yang berkilau halus.

Di pergelangan kirinya, jam tangan chunky memantulkan cahaya pagi. Sepasang anting hoop perak kecil melengkapi tampilannya. Sederhana, tapi tegas.

Makeup-nya kini bukan lagi bedak dan lip tint seadanya.

Foundation ringan, eyeliner wing tip tajam, dan lipstik nude matte memberi kesan profesional sekaligus berani.

Ketika Rayno melangkah masuk ke ruang makan, langkahnya terhenti.

Untuk sesaat, ia terpaku.

Perempuan di hadapannya tampak asing. Terlalu berwibawa untuk disebut “istrinya yang lembut, manis, dan penurut.”

Dalam diam, dadanya mengencang. "Ini... Vexia? Kenapa dia berpenampilan seperti ini?"

Ada sesuatu yang terasa salah. Atau mungkin, sesuatu yang akhirnya benar-benar berubah.

Ia menatap istrinya tanpa kata. Wanita itu tetap seperti biasa, menyiapkan sarapan di meja.

Tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda.

Wajahnya datar.

Tanpa senyum.

Tanpa sapaan.

Mereka makan dalam diam.

Suara sendok dan garpu beradu lembut, tapi keheningan di antara mereka terdengar jauh lebih bising.

Rayno sempat mencuri pandang, tapi Vexia tak menoleh.

Ia terus makan dengan tenang, seolah tak ada yang perlu dijelaskan.

Dada Rayno terasa sesak.

"Kenapa aku merasa kehilangan sesuatu yang dulu sering kuabaikan?

Apa ini harga dari keputusan yang kuanggap benar?"

Vexia tetap diam, makan dengan tenang seolah semua baik-baik saja.

Tak ada kemarahan, tak ada air mata. Tapi justru itu yang membuat Rayno semakin gelisah.

Keheningan di antara mereka bukan lagi jeda… tapi jarak yang tak bisa dijembatani.

Selesai makan, Vexia berdiri tenang, membereskan meja tanpa sepatah kata pun.

Dan Rayno hanya bisa menatap punggungnya. Punggung yang dulu terasa hangat, kini terasa begitu jauh.

Setelah membereskan meja makan, Vexia berjalan tenang menuju kamar.

Rayno yang baru saja keluar dari kamarnya, menenteng tas kerjanya. Ia berhenti tak jauh dari pintu kamar sang istri. Entah untuk apa. Atau mungkin, diam-diam ia berharap Vexia akan menoleh dan tersenyum… seperti sebelum keputusan cerai itu diambil.

Namun beberapa menit kemudian, langkah Vexia terdengar kembali.

Rayno mendongak.

Dan napasnya tercekat.

Bukan jaket pastel atau cardigan lembut yang biasa ia kenakan.

Kini, perempuan itu muncul dengan jaket kulit hitam ketat yang membalut tubuhnya sempurna.

Rambut yang biasanya diikat rendah kini tergerai, menambah kesan liar namun elegan.

Wajahnya tanpa ekspresi. Dingin, tegas, nyaris tak tersentuh.

Ia melewati Rayno tanpa menoleh.

Hanya suara hak sepatunya yang terdengar, memecah kesunyian apartemen seperti denting waktu yang menyeret perlahan.

Tanpa sadar, Rayno ikut melangkah.

Langkahnya ragu, tapi matanya tak bisa lepas dari sosok itu.

Mereka berdiri diam di dalam lift.

Hening.

Hanya suara mesin lift yang bergema di antara mereka.

Sesekali, Rayno mencuri pandang.

Ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang nyaris tak bisa ia jelaskan.

Tatapan kosong itu... seperti menyimpan badai yang menunggu waktu untuk meledak.

Lift berhenti di lobby. Pintu terbuka.

Dan Vexia melangkah keluar lebih dulu. Langkahnya cepat, mantap, meninggalkan aroma parfum lembut yang justru terasa menusuk.

Rayno berjalan di belakangnya, tapi tiba-tiba berhenti saat melihat arah langkah wanita itu.

Ke parkiran.

Ia terpaku ketika Vexia berhenti di depan motor sport merah berkilat.

Bukan motor matic sederhana yang selama ini ia kenal.

Helm pink yang biasa dipakai kini berganti helm full-face hitam yang memantulkan cahaya matahari pagi.

Vexia menyalakan mesin.

Deru knalpot memecah udara dingin, menggema tajam di area parkir.

Rayno masih berdiri kaku. Jemarinya mencengkeram tali tas erat-erat.

“Sejak kapan dia bisa mengendarai motor seperti itu…? Dan sejak kapan motor matic-nya diganti motor sport?”

Pertanyaan itu bergema di kepalanya, bersamaan dengan detak jantung yang tak mau tenang.

Ia bahkan tak tahu, semalam, diam-diam Vexia keluar. Membeli pakaian, menukar motornya, dan entah apa lagi yang ia ubah dari dirinya.

Sebelum Rayno sempat memanggil, motor itu melesat.

Ban belakangnya berdecit di aspal, meninggalkan aroma bensin dan kejut di dada Rayno.

“Vexia!” serunya spontan.

Tapi suaranya tenggelam oleh raungan mesin yang meninggalkan gema panjang.

Rayno buru-buru masuk ke mobil, menyalakan mesin, dan melaju di belakang istrinya.

Namun jarak mereka sudah jauh.

Di depan sana, Vexia memacu motor seperti peluru perak.

Menyalip kanan-kiri dengan presisi tajam, seolah tubuhnya menyatu dengan mesin.

Rayno menatap tak percaya.

Perempuan itu... bukan lagi sosok lembut dan penurut yang dulu selalu tersenyum padanya.

“Ya Tuhan, apa yang dia lakukan?” desis Rayno tegang. Rasa khawatir menjalari dadanya, menekan napasnya.

Sebuah truk kontainer besar melaju di depan, lampu sen menyala. Peringatan agar kendaraan di belakang tak menyalip.

Namun Rayno melihat lampu sen motor Vexia juga menyala.

Kanan.

Napasnya tercekat. Ia tahu apa artinya itu.

Jantung Rayno mencelos.

Dari arah berlawanan, truk besar lain muncul, melaju cepat.

Waktu seolah melambat.

TIIINNN!

POOOMM!

Rayno menekan klakson sekuat tenaga. Bersamaan dengan suara klakson truk dari arah berlawanan

“Vexia! Jangan—!”

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Dek Sri
lanjut
anonim
Rayno - lucu juga sampai mengingat tanggal datangnya tamu bulanan Vexia.
Langsung semangat empat lima bercocok tanam. Siapa tahu besuk tamunya tidak datang 😄 - yang datang kehidupan baru - bisa jadi kan Vexia hamil.

Dani telah menyelidiki - sindikat mereka cukup besar.
Ternyata pria yang melecehkan Vexia waktu di villa itulah si pencuri berlian.

Dikhawatirkan mereka balas dendam.
Penjagaan Vexia diperketat.
Kakek Gumilang khawatir dengan keselamatan Vexia.

Pasangan duo rubah betina tak ada habisnya mencari masalah.
Endang Sulistiyowati
Ternyata lawannya ga main2 ini. Tetap waspada ya Rayno Vexia.
Rango berebut berlian mahal sama Vexia, Bilqis berebut batu giok harga fantastis sama Rayno.

Si ulat bulu ngerencanain apalagi sih? Duo rusuh ga ada kapok2nya
septiana
kamu jangan macem-macem Vega.. kamu sekarang sudah tau siapa Vexia,jangan sampai kamu kehilangan nyawa gara2 nurutin perintah Bilqis.
abimasta
vega sebaiknya jangan mau lagi kerjasama dengan bilqis,
Siti Jumiati
lanjut kan nana
anonim
Rango pilihanmu salah - menghitung rugi besar kalau berlian diserahkan pada pemilik aslinya. Sudah tahu maju untuk mengambil kembali berlian - peluang menang tipis.

Berakhir menyerah dengan tubuh babak belur.

Para staf yang sehari-hari diruangan yang sama tidak tahu Vexia yang sebenarnya.
Rango yang sekelas mafia saja heran siapa Vexia. Dilindungi banyak penjaga, bahkan bisa memimpin mereka.

Rayno marah karena khawatir keselamatan Vexia - kecupan singkat mendarat di bibir Rayno.

Vexia tak mau membahas lebih lanjut. Alamat tidur terpisah kalau Rayno masih membahas.

Marahnya Rayno wajar - ketakutan seorang suami ketika istrinya terancam nyawanya.
Eva Wahyuni
si Vega ini nggak ada kapok² nya ya..
padahal kemarin dah hampir koit😆😆😆.. mau aja disuruh² ma si Bilqis..
KLO nanti ketahuan ketakutan lagi 😆😆😆
mery harwati
Ibunya Bilqis bagian dari sidikat Rango & Billy klop dah, makanya Bilqis dengan mudah bisa menghubungi Billy agar melecehkan Vexia di villa saat liburan ke pantai, pasti doongg ada campur tangan emaknya Bilqis secara untuk bisa mendapatkan akses ke Billy gak mudah kan 😉
Upi Raswan
cewek badasnya kecapean, terus ketemu pawangny berubah jadi kucing manis deeh hihi
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Kak Nana... 🙏🙏🙏😁
Fadillah Ahmad
Nah kan sudah aku duga, dari kalimatnya saja, sudah jelas, bahwa mereka akan balas dendam. Aduh bagaimana ini. Aku jadi Khawatie Rayno lengah mengawasi istrinya. Aduh.
Fadillah Ahmad
Oh, Jadi Si Rango dan anak buahnya ini adalah Sub-plot ya kak Nana? yang masih ada hubungannya dengan Plot Utama, benarkah begitu kak? 😁
Felycia R. Fernandez: jangan² bos mafia nya ibunya Bilqis kk Fadillah..
soalnya mamake tau bener permata2 berharga
total 1 replies
Hanima
lanjut kk nana
Dew666
👩‍❤️‍👩🌹
Sri Hendrayani
ndak kapok2 siulet bulu ini
Bhadra Pelangi
bagus banget ceritanya
LU514N4
weeeehhhhhh cepat lah tangkap vega nya 🤣🤣🤣
abimasta
lanjut thor
septiana
lanjut kak, semangat 💪🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!