Aurel Apriliani seorang adalah seorang guru olahraga yang disegani, karena ia tegas dan baik hati ia sudah banyak mengikuti lomba olahraga seperti taekwondo dan karate.
Tetapi ia malah meninggal hanya terpeleset karena meninjak kulit pisang dan kepalanya terbentur di beton.
Bukannya ke surga atau ke neraka setelah meninggal tapi malah masuk kedalam tubuh gadis lemah yang di tindas oleh keluarganya sendiri. Tahun 90an yang kekurangan makanan dan didesa terpencil pula
Gadis itu akan di nikahkan dengan anak kepala desa yang cacat, untuk menggantikan sepupunya karena tidak mau menikah dengan pria cacat tersebut.
Tanpa sengaja Aurel mendapatkan keberuntungan yaitu ruang angkasa dari gelang yang di pakai gadis itu juga gelangnya yang ada di dunianya dulu.
Bagaimana aurel menghadapi kehidupan nya ditahun 90an yang kurang makanan dan hidup didesa terpencil
***
Kisah ini hanya fiktif belaka, tidak sesuai dengan sejarah, kehidupan dalam cerita ini hanya berlatar belakang didalam didesa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Berkunjung kerumah Kepala Desa
"Ada apa bibi tidak biasanya kamu seperti ini" kata Aurel sambil memperhatikan bibinya itu.
"Tadi Kepala desa datang kerumah ingin bertemu denganmu, tapi kamu tidak ada dirumah jadi mereka hanya menitip pesan supaya kamu ke rumahnya karena mereka sangat ingin bertemu denganmu hari ini, ooh cepatlah mandi jangan tunda lagi" kata Bibi Lina semangat.
Tentu saja dia semangat semakin cepat Aurel menikah semakin cepat dia bisa menguasai rumah ini, Aurel tahu tujuan bibinya itu tapi dia mengabaikannya saja.
Karena ia sendiri juga ingin bertemu dengan Kepala desa, ada sesuatu yang ingin ia sampaikan kepadanya, bila pernikahan ini berlanjut kepala desa harus memenuhi syaratnya.
Kalau tidak dia akan membatalkan perjodohan ini, dan tidak melanjutkan perjodohannya, karena ini bukan urusannya jika batal siska lah yang kerepotan.
Lagian dia juga tidak mengenal william karena dalam ingatan Aurel asli tidak ada kenangan tentang William, jadi untuk apa repot-repot menikah dengan pria cacat.
Awalnya Aurel mau menyetujuinya pernikahan ini hanya untuk mencari perlindungan, setelah dia sukses sudah ada pegangan dia bisa bercerai, jika suaminya nanti tidak menghargai dirinya, jika suaminya menerima dirinya dia bisa pertimbangkan apakah pernikahan ini lanjut atau tidak.
Jika tempat perlindungan yang tuju tidak menerima ia bersaudara untuk apa di lanjutkan, Aurel bisa mencari perlindungan di tempat lain. Dan dia juga bisa berjuang sendiri karena dia punya ruang ajaib.
Tidak lama setelah itu Aurel berangkat kerumah Kepala desa, dia hanya berpakaian sederhana dan bersih tidak adw tambalnya, karena dia sudah membeli baju baru tapi ia hanya membeli yang harganya termurah, tentu kualitas kainnya sesuai harganya, tidak bagus tapi masih bisa di pakai.
Saat sampai dirumah kepala desa,, Aurel sudah di sambut dengan Bibi Lia sangat antusias, karena dia menunggu dekat gerbang, dia sudah tidak sabar menunggu Aurel.
"Aurel kamu sudah datang, cepat masuk disini panas" kata Bibi Lia menyambut Aurel sambil tersenyum ceria.
"Selamat siang bibi, maaf ya bibi tadi aku tidak ada dirumah, ada apa ya bibi ingin bertemu denganku" kata Aurel sopan dan tersenyum kepada bibi Lia, lalu ia duduk diruangan tamu. Kepala desa juga sudah ada disana sedangkan William entah dimana dirinya.
"Kami hanya ingin bertemu denganmu untuk membahas masalah pernikahan apakah benar-benar kamu menyetujuinya, soalnya kamu tahu sendiri keadaan anak bibi bagaimana" ucap bibi Lia lembut sambil menggenggam tangan Aurel karena dia duduk berdekatan dengan Aurel.
"Iya, benar bibi paman aku menyetujuinya sendiri, tetapi aku mempunyai syarat, jika paman dan bibi tidak keberatan aku lanjut, tapi jika bibi keberatan aku mundur" kata Aurel dengan lembut dan membalas genggaman tangan bibi lia sambil tersenyum kepada Lia.
"Apa syaratnya jika kami sanggup kami terima, jika kami tidak sanggup memenuhi syarat nak Aurel kita cari jalan bersama bagaimana cara mengatasinya" kata kepala desa kepada Aurel dengan tegas, karena dia sebagai kepala desa jika tidak tegas dia tidak bisa mengatur warga desa yang berbagai macam sifat.
"Syaratnya tidak sulit jika aku menikah adik aku harus ikut dengan ku kemanapun aku pergi, dia masih kecil aku tidak tega meninggalkannya sendirian di rumah itu" kata Aurel juga tegas tetapi tetap sopan karena ini masalah kehidupan adiknya, dia hanya punya satu saudara yang harus dia perjuangkan.
"Kami kira apa syaratnya serius sekali, kalau masalah adikmu, rencananya kami juga mengajaknya, itu juga yang akan kami berbicara denganmu selain masalah pernikahan, karena kami tau keadaan keluargamu, kamu jangan khawatir kami sudah membicarakan masalah ini bersama-sama, jadi semua orang setuju" kata kepala desa tersenyum, wajah tegasnya tadi sudah menghilang dia sekarang hanya seorang ayah yang sedang berbicara dengan putrinya.
"Jadi bibi paman kalian setuju, terimakasih paman bibi" kata Aurel bahagia senyum bahagia nampak dari bibir indahnya. Matanya memerah karena haru dia tidak akan berpisah dengan adiknya, ia juga sudah ada sandaran mulai sekarang, tentu saja dia bahagia.
Kepala desa dan istrinya juga tersenyum mereka sudah membahas soal ini kepada istrinya tentang adik Aurel, menambah anak satu lagi apa salahnya, rumah mereka memiliki banyak kamar, mereka hanya memiliki satu anak laki-laki, yang belum menikah, jadi mereka setuju saja dengan syarat itu, mereka juga menyukai Bram.
"Karena masalahnya sudah selesai, mari kita bicara soalnya pernikahan kapan harinya yang bagus, kalau menurut bibi secepatnya lebih baik, kamu juga bisa cepat pindah kesini" kata Lia kepada Aurel ia menepuk-nepuk tangan Aurel dengan lembut.
"Aku menurut saja bibi, semuanya kau serahkan kepada bibi, tapi bibi aku tidak ingin ada pesta cukup mendaftar pernikahan ku di kantor sipil supaya diakui oleh negara, lalu kita undang saja yang kerabat -kerabat saja" kata Aurel sopan dan penuh hati-hati takut ide nya tidak terima karena kepala desa pasti memiliki orang-orang penting atau pejabat-pejabat yang perlu di undang.
"Pemikiranmu sama dengan William dia juga tidak setuju jika kita mengadakan pesta, baiklah bagaimana kalau kita undang warga desa yang kenalan baik saja dengan kita, untuk mengadakan syukuran supaya warga desa mengetahui bahwa kalian sudah menikah, jadi tidak ada yang bergosip di luar sana" kata bibi lia juga setuju dengan usul Aurel.
"Bagaimana besok kalian berdua mendaftar pernikahan kalian ke kantor sipil, dan mengambil surat nikah kalian sekaligus, dan hari Jum'at kita adakan syukuran, bagaimana menurutmu nak apakah kamu setuju mendaftarkan pernikahan besok" kata lia hati-hati dan penuh harap supaya Aurel menyetujuinya.
" bagaimana dengan bang William bibi apakah dia setuju, soalnya selama ini tunangannya kak siska dia juga tidak mengenalku, tiba-tiba pernikahannya di gantikan dengan orang lain" kata Aurel kepada mereka berdua, karena dari tadi dia tidak melihat Wiliam dia sudah yakin William tidak mau bertemu dengannya.
"Dia sudah menyerahkan semuanya pada kami, jadi kami hanya tunggu persetujuan darimu saja, jika kamu setuju kita bisa ke kantor sipil besok, soalnya William tidak bisa ke kantor denganmu kamu tahu sendirikan keadaan nya" ucap Lia dengan lembut, sambil menjelaskan semuanya
Aurel hanya tersenyum kepada mereka sambil berpikir " jadi dia menyerahkan semuanya kepada orang tuannya, berarti dia juga enggan melakukan pernikahan ini, mungkin karena bukan kak siska yang menikah dengannya, apa dia secinta itu pada kak siska sehingga bertemu denganku saja dia tidak mau, hah aku hanya sebagai pengganti apa yang aku harapkan, aku menikah juga punya tujuan lain supaya dapat perlindungan. "