Sudah merasakan hidup nyaman di dunia misi yang lama bertahun-tahun, setelah tiba-tiba sistem menghilang dan tidak dapat dihubungi.
Namun tiba-tiba saja Xia An Yi terbangun dan sudah berada di dalam tubuh orang yang berbeda.
Lanjutan selengkapnya, bisa langsung baca saja ya Kakak😁.
Jangan pelit buat kasih like dan komentarnya setelah membaca ya Kakak. Terima kasih😉.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima
Puas membeli barang-barang, An Yi dan Dawei berjalan untuk kembali ke kediaman Xia.
"Nona, di depan ada kedai kue. Apa Nona ingin membeli beberapa?" ucap Dawei.
"Sepertinya terdengar enak, kita juga belum makan,"
Dawei mengangguk seraya tersenyum.
Dua wanita itu lalu berjalan mendekati kedai penjual kue yang tak jauh dari mereka. Namun, langkah mereka terhenti, saat melihat seorang laki-laki yang tengah melihat ke arah An Yi.
"No.... Nona, Yang Mulia Putra Mahkota ada di depan. Ba...Bagaimana ini?" ucap Dawei pelan.
"Meskipun dia adalah Putra Mahkota, tapi dia belum naik tahta. Jadi kenapa jika dia ada di sini juga?"
"Nona, kau..."
"Sudahlah, kau berkata ingin membeli kue. Sekarang kita ke sana!"
Xia An Yi kembali berjalan diikuti Dawei di belakangnya dengan takut.
"Bukankah ini adalah Nona Xia, yang tidak beretika itu?" ucap Putra Mahkota dengan datar.
An Yi menatap Putra Mahkota, "Salam pada Yang Mulia Putra Mahkota,"
"Apakah Nona Xia..."
"Maafkan saya, Yang Mulia. Bukan saya bermaksud lancang, tetapi saat ini saya sedang terburu-buru. Jadi saya tidak dapat menemani Yang Mulia berbicara terlalu lama,"
"Terburu-buru? Bukankah karena kau merasa takut padaku dan juga marah, karena aku sekarang lebih menyukai Lu'er daripada dirimu?"
Xia An Yi tersenyum mendengar perkataan Putra Mahkota.
"Sepertinya Yang Mulia salah paham. Saya terburu-buru ingin membelikan Pelayan saya kue, dan mengenai bagaimana perasaan Yang Mulia terhadap Xia Lu Mei, itu bukanlah urusan saya. Karena orang yang memiliki otak, tidak akan mengurusi hal yang tidak berguna,"
"Kau!"
An Yi membungkukkan badannya, lalu melewati Putra Mahkota yang terkejut melihat sikap An Yi padanya.
Putra Mahkota berbalik, dan melihat An Yi berhenti di depan kedai penjual kue. Dia melihat An Yi membeli beberapa kue yang seingat dia, sering dia belikan untuknya.
"Ternyata benar, kau masih saja tidak memiliki etika! Beraninya mengabaikanku demi membeli kue-kue itu untuk Pelayan rendahanmu!"
Putra Mahkota berbalik dan berjalan lagi, "Untuk apa kau memikirkan wanita yang tidak mengerti etika? Lebih baik aku kembali. Beberapa hari lagi adalah hari melihat bunga, aku harus menyiapkan diri bertemu dengan Lu'er. Dia pasti juga akan ikut datang ke istana,"
Di sisi lain, An Yi dan Dawei sudah berada di dalam kereta kuda yang mereka sewa.
"Makanlah kue yang sudah kita beli tadi!" ucap An Yi.
"Nona, saya ingat itu adalah kue yang dulu sering Putra Mahkota belikan untukmu," ucap Dawei.
"Aku tidak ingat kue mana yang sering dia belikan. Yang aku tahu, jika kue yang kita beli rasanya enak semua,"
"Syukurlah kalau Nona menyukai semua kue yang kita beli,"
"Jika kita keluar lain kali, kita harus membelinya lagi,"
"Ah, benar! Dua hari lagi akan ada acara hari melihat bunga di taman istana kerajaan,"
"Benarkah? Tetapi saat kita menemui Ibu, Ibu tidak mengatakan apapun mengenai hari melihat bunga itu,"
"Mungkin Nyonya tidak ingin Nona pergi ke istana. Bagaimanapun Putra Mahkota dan Yang Mulia Ratu pasti jiga ada di perjamuan itu. Mereka sudah tidak lagi menyukai Nona, sejak Nona terkenal sebagai wanita yang tidak beretika,"
An Yi terdiam, "Yang dikatakan oleh Dawei benar, jadi lebih baik aku..."
[Nona, kau harus pergi ke istana! Ingat untuk melakukan tugas kedua. Membuat Putra Mahkota menyukaimu, dan membuatnya patah hati hingga dia tidak ingin menikah dengan wanita lain!]
"Aku tahu, tetapi aku ingin melakukannya perlahan. Karena aku ingin membuat Selir Xu sedikit tertekan di dalam kediaman Xia, dan mengembalikan otoritas rumah tangga pada Ibuku terlebih dulu,"
Tu Tu hanya diam, dia tidak mengerti jalan pikiran An Yi. Sudah tahu jika ada jalan untuk mendekati Putra Mahkota, tetapi justru disia-siakan.
Dengan diam-diam mengatai An Yi, Tu Tu memakan wortel kesukaannya.
"Jangan mencoba untuk mengataiku dengan diam-diam, Xiao Tu!" ucap An Yi pada kelinci sistem.
[Uhuk, uhuk! Ba...Bagaimana kau bisa tahu kalau aku, aaaah! Tidak, tidak. Aku sama sekali tidak berkata apa-apa!]
An Yi hanya diam, dia sangat tahu bagaimana sistem kecilnya. Jadi dia tentu saja mengerti jika Xiao Tu sedang mengumpat di dalam hati.
Kereta kuda telah berhenti, An Yi dan Dawei turun dari kereta kuda itu.
Setelah memberi uang, mereka masuk ke dalam sambil membawa barang-barang yang telah mereka beli.
"Xia An Yi!"
Suara yang cukup keras terdengar, An Yi dan Dawei menoleh ke arah sumber suara.
"Tu....Tuan besar. Nona, kita harus bagaimana?" ucap Dawei.
"Kau kembalilah, dan kunci pintu juga jendela kamar dengan baik. Jangan biarkan satu tikus pun masuk ke dalam!"
"Tapi Nona...."
"Cepat pergi!"
"Baik, baik!"
Dengan cepat Dawei berjalan menuju tempat tinggal An Yi, sambil membawa semua barang-barang yang mereka beli.
Xia An Yi sendiri berjalan menuju aula keluarga, di mana Tuan Xia berdiri di depan pintu aula itu.
"Ayah, tidak baik berteriak di dalam kediaman. Akan sangat memalukan jika orang yang berada diluar mendengarnya," ucap An Yi setelah berdiri di depan Tuan Xia.
"Lancang! Kau sudah berani berbicara seperti itu padaku!"
"An Yi hanya mengingatkan saja. Ayah adalah seorang Menteri yang sangat disegani, bukankah tidak baik jika orang luar mendengar teriakan Ayah?"
Tuan Xia terdiam, namum tatapan matanya masih tetap sama pada An Yi.
"Apa yang kau lakukan di luar begitu lama? Dan kenapa kau tidak meminta izin terlebih dulu pada Bibi Xu?" ucap Tuan Xia.
"Kenapa aku harus meminta izin terlebih dulu pada Selir Xu? Ibuku mengizinkan aku keluar kapanpun, dan berapa lama aku keluar, Ibu tidak keberatan,"
"Xia An Yi, kau sudah semakin lancang! Beraninya kau memanggil dia Selir Xu!"
"Jadi apakah aku harus memanggil dia Nyonya Xia? Dia hanyalah Selir di rumah ini, dan bahkan sampai sekarang aku tidak mengakuinya menjadi anggota keluarga ini!"
"Xia An Yi!"
"Tuan Menteri Xia, demi wanita yang membuat istri sah di kediaman ini sakit, demi wanita yang sudah membuat nama baik anakmu sendiri rusak, kau berteriak padaku. Kau berteriak pada anak dari istri sah mu sendiri?"
"Lancang!"
Plak!
An Yi terdiam, meski wajahnya saat ini terasa sangat sakit dan panas akibat tamparan Tuan Xia, namun dia tetap berdiri sambil menatap Tuan Xia.
Tuan Xia menatap tangannya yang gemetar, karena terbawa emosi dan memukul Xia An Yi.
"Yi.... Yi'er, Ayah..."
"Selama Anda tidak bisa mengajari Selir dan anaknya mengenai posisi mereka di kediaman ini, jangan pernah menggunakan kata Ayah di depanku!"
An Yi memberi hormat, lalu berjalan dengan langkah lebar menuju tempat tinggalnya.
Sementara tuan Xia menatap tangan kanannya yang telah memukul An Yi.
"Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku sampai hilang kendali dan memukul Putriku sendiri?" ucap Tuan Xia dengan pelan.
An Yi berjalan dengan tatapan yang lurus, tatapannya sangat dingin dan tajam.
[Nona, apa kau baik-baik saja?]
"Ya, tentu saja. Ini hanya tamparan ringan, dan aku pasti akan membuat Ayah tercinta itu menyesal karena telah melakukannya demi seorang Selir dan anaknya itu!"
Xiao Tu menarik kedua telinganya ke bawah, dan memeganginya seolah sedang memeluk ekornya sendiri.