Season 2 dari novel Lahir kembali untuk memeluk kalian
Menceritakan kisah romansa anak-anak Andrew Pratama yang sudah beranjak dewasa ikuti kisah mereka ya cuss lanjut...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Happy reading 👉👉
Sementara itu di kontrakan Alvin, mereka semua sedang sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
"Gak nyangka masakan mu enak juga Ren, kalau tau tadi malam aku akan memakannya juga" Ucap Gilang sambil menyantap makanan yang tadi di panaskan Alvin.
"Hehehe biasa aja Lang, kalau kamu sudah makan masakan Alvin kamu juga akan menganggap masakan ku biasa saja" Ucap Rendra sambil terkekeh, kemampuannya memang lebih rendah dari pada Alvin.
"Benarkah? Lain kali kalau aku ingin mencobanya, bolehkan Al? " Ucap Gilang pada Alvin. "Boleh saja asalkan kamu yang membelikan bahan-bahan nya" Ucap Alvin menggoda Gilang dan ternyata di anggap serius oleh Gilang.
"Tenang saja aku akan membeli bahannya, kamu tinggal menuliskan daftarnya saja" Ucap Gilang.
"Hehehehe Aku hanya bercanda mana mungkin aku meminta tamu untuk membawa bahan makanan sendiri" Ucap Alvin sambil terkekeh.
"Tidak pokoknya lain kali, kamu tinggal kirimkan bahan-bahan nya, mana mungkin aku memanfaatkan kalian. Keluarga ku masih cukup mampu untuk sekedar membeli bahan-bahan makanan" Ucap Gilang yang orang tuanya cukup kaya karena
memiliki sebuah perusahaan.
"Baiklah kalau begitu, kalau aku terus menolak terlihat gak sopan" Ucap Alvin yang akhirnya membiarkan Gilang membawa bahan-bahan makanan sendiri karena mereka juga akan memakannya.
Setelah lima belas menit mereka semua sudah selesai sarapan dan akan segera berangkat ke sekolah.
"Ayo berangkat semuanya, kalian pasti jarang kan datang pagi-pagi ke sekolah" Ucap Alvin.
"Hehehe tau aja kamu Al, kami selalu datang lima menit sebelum jam masuk, ini rekor kami datang ke sekolah sepagi ini" Ucap Bima saat mereka sudah ada di dalam mobil.
"Ngomong-ngomong kamu masih bisa kan Al mengikuti balapan besok malam? Kalau tidak bisa kami akan membatalkan pendaftaran mu" Ucap Gilang yang ingin tahu apa Alvin sudah bisa mengikuti balapan dengan kondisi tubuhnya yang kurang fit.
"Bisa, kalian tenang saja aku sudah merasa baikan. Besok pasti sudah dalam kondisi prima" Ucap Alvin yang merasa tubuh nya hampir pulih total, lagipula dia sangat membutuhkan hadiah dari balapan itu.
Sepuluh menit kemudian mereka sudah tiba di sekolah yang masih sepi, karena baru setengah tujuh pagi.
"Wah benar-benar rekor ini, aku belum pernah datang ke sekolah saat masih sepi seperti ini" Ucap Nandi setelah turun dari mobil.
"Ha ha ha ha selamat untuk kalian karena telah berhasil memecahkan rekor" Ucap Rendra sambil tertawa. Setelah itu mereka langsung menuju papan pengumuman untuk mencari kelas mereka, setelah sampai di papan pengumuman mereka
langsung mencari nama mereka, dan kebetulan mereka berada di kelas yang sama yaitu kelas sepuluh A.
"Wah kita semua satu kelas, seperti kita sedang beruntung" Ucap Gilang yang sangat senang bisa satu kelas dengan sahabat barunya.
"Kamu benar ayo kita ke kelas biar lebih enak ngobrol nya" Ucap Alvin sambil berjalan ke arah ruang kelas mereka, Alvin bisa tau di mana ruang kelas mereka karena saat pengenalan
lingkungan sekolah dia langsung menghafalnya.
"Wah masih kosong nih kelas, bisa milih meja dan kursi yang bagus dong" Ucap Rendra
Plak!!
"Sama saja bego, semua kursi dan mejanya sama" Ucap Alvin setelah menggeplak tangan Rendra.
"Hehehe kamu mengganggu saja Al, pokoknya aku akan mencari meja dan kursi yang alkan menemani ku selama satu tahun ini.
" Terserah kamu sajalah, cari sepuasmu" Ucap Alvin sambil duduk di barisan paling belakang, ketiga teman barunya ikut duduk di barisan paling belakang, sementara Rendra masih
sibuk mengecek satu per satu meja dan kursi diruangan kelas itu.
Setelah beberapa saat mencari akhirnya Rendra menemukan meja dan kursi yang di inginkan nya dan membawa meja dan kursi itu kesamping meja Alvin dan mengganti nya.
"Kamu ini hanya merepotkan diri sendiri saja Ren, aku lihat gak ada perbedaan meja dan kursi yang kamu pilih itu dengan punyaku" Ucap Alvin yang heran melihat tingkah Rendra yang selalu seperti itu sejak sekolah dasar.
"Kamu tidak mengerti, aku seperti memiliki ikatan batin dengan meja dan kursi yang aku pilih" Ucap Rendra yang sudah selesai mengganti meja dan kursi di samping Alvin.
"Terserah kamu saja Ren, asal kamu bahagia" Ucap Alvin.
"Eh Al, aku punya saran nih" Ucap Gilang yang menghampiri Alvin dan Rendra. "Saran apa Lang?" Ucap Alvin
"Bagaiman kalau kita membentuk sebuah geng dan kamu menjadi ketuanya" Ucap Gilang yang menyarankan membentuk sebuah geng.
"Setuju" Ucap Bima dan Nandi bersamaan.
"Untuk apa buat geng, nanti kita di cap sebagai pembuat onar" Ucap Alvin yang masih belum menyetujui membentuk sebuah geng.
"Geng kita tidak alkan membuat onar, kita khusus membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan, tapi jika ada yang mengusik kita duluan, kita akan libas" Ucap Gilang menjelaskan kalau geng mereka bukan geng yang suka membuat onar. "Lagipula besok malam kamu akan ikut balapan, gak keren nanti kalau namamu gak ada embel-embel gengnya" Lanjut Gilang
"Baiklah kalau tujuan kita membentuk geng baik aku setuju,
mulai sekarang kita akan di kenal dengan " THE FALCON" Yang akan seperti elang yang terbang bebas di langit, kita selalu membantu yang lemah, dan melawan yang jahat" Ucap Alvin akhirnya membentuk sebuah geng sebagai landasan awalnya, dia juga bisa berlatih mengurus sebuah geng, kalau suatu saat nanti Cheline menyerahkan perusahaan atau geng mawar berduri dia bisa mengurusnya.
"Baik mulai sekarang kita akan di kenal sebagai The Falcon" Ucap Gilang Tidak lama setelah itu murid-murid baru mulai berdatangan termasuk Diandra yang ternyata satu kelas dengan Alvin dan tentu saja Azalea yang sedang di rumah sakit juga satu kelas dengan mereka.
"Al!! Syukurlah kamu sudah bersekolah, itu artinya keadaan mu
tidak terlalu parah, aku sangat khawatir saat mendengar kamu
pingsan kemarin" Ucap Diandra sambil berdiri di hadapan Alvin.
"Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan ku Dian, aku baik-baik saja hanya sedikit deman dan sekarang sudah mulai baikan" Ucap Alvin sambil tersenyum pada Diandra.
"Astaga naga, serius ini Alvin kalau lagi tersenyum bisa bikin meleleh" Batin Diandra.
"Kamu minggir aku mau duduk di samping Alvin" Ucap Diandra pada Rendra yang sudah duduk dengan tenang di kursi nya.
"Gak mau, aku sudah nyaman di sini kamu cari meja yang lain" Ucap Rendra yang tidak akan menyerah kan meja dan kursi yang dengan susah payah dia pindah kan itu.
"Dasar pelit, jadi cowok kok pelit amat" Ucap Diandra yang terpaksa duduk di depan Alvin karena Rendra tidak mau pindah.
Dengan kecantikan Diandra banyak pria yang ingin duduk di
samping nya, tapi langsung di usir dan di beri tatapan dingin, dia sudah menyiapkan tempat di samping nya untuk Azalea, kalau ada murid perempuan yang ingin duduk di sana dia akan menolak dengan sopan dan mengatakan kalau sudah ada yang menempati. Tidak lama setelah semua murid baru masuk bel sekolah pun berbunyi menandakan semua murid harus masuk ke dalam kelas. Setelah bel berbunyi semua murid langsung masuk ke dalam kelas, setelah menunggu beberapa saat pintu ruangan kelas Alvin terbuka, seorang guru wanita yang masih muda masuk kedalam kelas, penampilan guru itu sangat cantik dan membuat semua murid laki-laki bersorak kecuali Alvin dia sudah terbiasa melihat wanita yang lebih cantik dari guru itu yaitu kakanya Cheline, ibunya juga masih awet muda, jadi Alvin biasa-biasa saja.
Bersambung...