Lanjutan kisah Cinta Simon Dan Maria di Kisah Klasik Remaja. mau baca dulu silahkan biar ga bingung hehe..
kisah kehebatan Simon sang CEO dan Hacker Cantik Jenius bernama Maria.
mereka adalah pasangan suami istri yang masih muda.
Menikah di usia muda tentu saja menjadi tantangan tersendiri, apakah pernikahan mereka selalu berjalan bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kencan
Maria menggeliat dari tidurnya, suara alarm adzan ashar membangunkannya dari tidur panjangnya. Hanya 3 jam sebenarnya, namun terasa lebih nyenyak karena bantuan obat dari sang ibu.
Seperti biasanya, tangan kekar itu melingkar di pinggangnya, erat.
Maria menatap suaminya yang tidur, wajah yang selama hampir 1 bulan ini tidak berani ia tatap kini berada dihadapannya.
Hatinya tak sesakit sebelumnya, dan ia bersyukur akan hal itu. Mungkin memang sudah saat nya semuanya kembali seperti dulu? Tapi apakah bisa? Bayangan rekaman dari alat penyadap itu kembali terngiang di benaknya. Namun dengan segera Maria menggelengkan kepalanya.
Jin Dasim akan semakin senang jika dia semakin lama mendiamkan suaminya.
“K..kak..” ucapnya sambil mengusap pelan pipi Simon.
Simon henya menyentuh tangan Maria di pipinya lalu menggenggamnya dan menciumnya sekilas.
“Aku masih ngantuk, sebentar lagi yaa..” ucapnya sambil memejamkan mata.
“Yaudah aku shalat duluan..” Maria mengangkat lengan Simon yang melingkar di pinggangnya dan mulai beranjak menuju kamar mandi.
Setelah membersihkan diri dia mulai melaksanakan shalat asharnya.
Maria membolak balikan al - Qurannya. Dia mencari ayat tentang pernikahan yang ingin dia baca dan dalami lagi.
Setelah membaca arti dan memahami kandungan dari ayat itu, Maria menutup mushaf nya lalu membuka mukena nya.
Suaminya masih tertidur disana. Dia menghampiri sang suami dan membangunkannya.
“Kakk.. shalat dulu,” bisiknya di telinga Simon
“Hmm… udah jam berapa?” tanya Simon sambil membuka matanya. Sebenarnya dia tak benar benar tertidur ketika mendengar Maria melantunkan Al-qur’an dengan begitu merdunya, sambil beberapa kali mengulangi ayat yang membuat hatinya tercubit.
Seharusnya, sebagai imam dalam rumah tangganya, dialah yang membimbing Maria dalam mendalami Q.S Annisa ayat 34 - 35.
“Jam empat lebih sepuluh” jawab Maria pelan.
Simon bangun dari tidurnya dan menatap istrinya, rambut yang di gerai kerena masih sedikit basah menambah kecantikan Maria,
“Cantik sekali istriku ini..” ucapnya sambil mengelus pipi Maria dan mendekatkan diri ke wajahnya.
Maria tak menolak, sampai saat suaminya mencium bibirnya dalam dan penuh kerinduan.
“Shalat dulu kak..” bisiknya sambil mengatur nafas setelah ciuman panjang mereka.
Simon mengangguk.
“Siap siap gih.. Dandan yang cantik, aku mau ajak kamu ke suatu tempat” ucapnya lalu mengecup kening Maria.
Maria hanya mengangguk.
Simon beranjak menuju kamar mandi dan Maria beranjak menuju walk in closet untuk menyiapkan baju koko dan sarung untuk suaminya. Tak lupa juga pakaian ganti yang berwarna senada dengan miliknya.
Cukup lama Maria memilih baju untuk mereka gunakan, karena semuanya terasa sudah sering mereka pakai.
Akhirnya pilihannya jatuh pada tunik berwarna cream dan juga kemeja senada. Maria lalu ke lemari aksesoris dan mengambil jam tangan untuk suaminya, jam tangan dengan brand ternama limited edition kado dari salah satu pamannya. Dia juga mengambil jaket couple keluaran terbaru yang kemarin dia beli di Bali.
Maria mengetuk ngetuk dagunya, kini dia beralih ke rak hijab nya. Memilih dengan teliti aksesoris yang akan dia gunakan. Setelah memilih menggunakan pashmina berwarna hitam dan bros kecil berwarna silver.
Setelah itu dia menuju rak sepatu nya, kali ini pilihannya jatuh pada sepatu kets couple berwarna Mocca.
Simon yang sedari tadi sudah keluar dari kamar mandinya tersenyum senang melihat bagaimana Maria berjalan kesana kemari menyiapkan semua outfit mereka.
“Baju koko nya mana sayang?” tanya Simon
Maria berbalik, dia lalu mengambil baju koko dan sarung dan menyerahkannya kepada sang suami.
“Ini kak,”
“Makasih..”
Setelah 20 menit Simon menyelesaikan tilawahnya dan Maria menyelesaikan make upnya. Mereka sudah siap untuk pergi.
“Kita mau kemana?” tanya Maria
“Kencan” jawab Simon sambil tersenyum.
“Cantik banget istri akuu..” Simon mencium puncak kepala Maria.
“Wangi juga, aku suka” bisiknya lalu memeluk istri yang sudah 3 hari tak dia temui itu padahal mereka satu atap.
Maria hanya mengangguk, Simon meraih pinggangnya dan berjalan bersama menuju luar rumah.
Ternyata Briyan baru saja tiba. Dia tersenyum melihat sang anak yang sudah mulai akur dengan suaminya.
“Papa..” Maria tersenyum sumringah dan memeluk ayahnya.
“Baru keluar dari goa eh?” goda Briyan
“Aku kerja kalau papa lupaa..”
“Iya yaa.. Kerja sampe mengabaikan suaminya, kasihan loh suami kamuu” ledek Briyan
“Gapapa pa.. Berkat goa itu sekarang dia mau aku peluk” ucap Simon lalu kembali memeluk Maria.
Briyan tersenyum.
“Mau kemana?” tanya Briyan
“Kencan” jawab Simon ceria
“Kalau gitu papa sama mama mau pamit, karena besok papa harus ke Cimahi untuk mengontrol proyek dan papa butuh mama.. Gapapa kan sayang?”
“Iya paa” jawab Maria,
“Makasih atas bantuanya pa, ma..” ucap Simon tulus
“Samasama sayang, apapun yang terjadi kami akan selalu mendukung kalian..” Sofia mengelus kepala anaknya sayang.
Setelah berpamitan, Simon dan Maria memasuki mobil mereka.
“Kakk..”
Ucap Maria memecah keheningan,
“Ya sayang?” jawab Simon meoleh sebentar lalu kembali fokus ke jalanan.
“Aku minta maaf..” ucap Maria
“No.. seharus nya aku yang minta maaf..”
“Aku udah maafin kakak,”
“Aku juga udah maafin kamu.. Kita baikan yaa?”
Simon menepikan mobilnya dan menatap Maria.
Maria mengangguk,
Simon lalu memeluknya erat.
Tak ada lagi tangisan diantara mereka, keduanya sudah benar benar memaafkan keadaan, walaupun membutuhkan waktu yang hampir satu bulan.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan.
“Nonton?” tanya Maria ketika mereka sampai di bioskop.
Simon mengangguk.
“Heem, yuk”
Mereka menikmati momen ‘kencan’ ala anak ABG itu, tapi bukan kah mereka juga masih muda? Jadi menonton bioskop memang wajar kan? Batin Maria mencari pembenaran.
Sesekali mereka tertawa karena genre film yang Simon pilih adalah film komedi.
Simon meraih handphone lalu memotret Maria yang sedang tertawa,
“Sayang lihat sini,” ucapnya sambil mengarahkan handphonenya ke arah mereka berdua
Cekrek,
Foto selfie mereka pun didapat.
“Cantik banget sih istri akuu” ucap Simon lalu menguploadnya di story IGnya yang mirror ke Whatsapp, face book bahkan aplikasi alumni.
Beragam balasan pun muncul, namun Simon memilih mengabaikannya.