Jeandra tanpa sengaja bertemu dengan Azkara yang membutuhkan bantuan nya. tanpa mereka duga itu adalah awal ketertarikan mereka.
akankan benar cinta bersemi karena seringnya bertemu..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK의 할루 아내, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kau milikku
"Jean butuh mas azka.. " Jeandra langsung menarik kerah kemeja Azkara dan langsung melumat bibir Azkara dengan rakus.
Azkara yang sudah menahan pun akhirnya pun ikut menikmati apa yang dilakukan istrinya. Tanpa diduga Jeandra malah menarik Azkara untuk berbaring sehingga kini posisi Jeandra ada di atas Azkara dengan bibir yang masih menyatu. Tangan jeandra tak berhenti meraba tubuh Azkara dan mencoba melepaskan kancing kemaja yang dipakai oleh Azkara
Setelah semua kancing terbuka Jeandra mulai menciumi dada bidang sang suami dan turun ke bawah. Azkara hanya bisa memejamkan mata menikmati sensasi yang diberikan oleh istrinya, padahal Azkara sangat ingin menikmati tubuh sang istri saat ini juga...
tangan jeandra masih bergerak membuka sabuk pinggang Azkara dan membuka resletingnya. Jeandra mengusapkan tangannya pada sesuatu yang mengembung disana membuat Azkara membuka matanya
"sayang..." Azkara mencoba menghentikan aksi Jeandra. Ia sangat takut kalau apa yang akan ia lakukan setelahnya membuat nya dibenci oleh Jeandra. Namun Jeandra malah semakin menjadi. Ia menciumi benda yang bergerak didalam boxer sang suami.
Azkara langsung menarik Jeandra dan merubah posisi mereka. Kini Azkara sudah berada diatas sedangkan Jeandra sudah terbaring di ranjang.
"sudah sampai sini saja ya sayang, mas ngga mau kamu benci sama mas kalau kita lanjutkan" setelah mengatakan itu Azkara langsung berjalan ke kamar mandi untuk menenangkan sesuatu yang sudah terbangun.....
Azkara berdiri di bawah guyuran air shower yang dingin untuk meredakan hasratnya. Tak di pungkiri ia yang terbakar nafsu apalagi saat istrinya mulai menyentuh titik-titik sensitifnya.
Dibawah guyuran air dingin, tiba-tiba saja sebuah tangan memeluk Azkara dari belakang. Azkara yang sudah menidurkan senjatanya yang bereaksi karena perbuatan istrinya tadi, kini merasakan ia kembali bereaksi saat merasakan punggungnya yang menyentuh sesuatu yang lembut dan kenyal secara langsung.
"sayang" Azkara tak bisa berkata lagi saat 1 tangan Jeandra mulai meraba dadanya, dan 1 lagi mulai turun menggenggam senjatanya yang sudah kembali berdiri tegak.
"mas azka ngga mau sama jean?" tanya Jeandra ditengah aktifitasnya menjahili suaminya
"kamu ngomong apa sih yang... Mas cuma ngga mau kamu benci sama mas karena melakukannya"
"tapi Jean mau mas"
Dengan terpaksa Azkara mematikan air shower yang masih mengalir dan berbalik ke arah sang istri. Azkara kaget karena saat ini Jeandra sudah tak memakai apa-apa dengan wajah yang merona
"kamu yakin..?" tanya Azkara yang sudah tak bisa lagi mengelak kalau ia pun menginginkan istrinya, Jeandra pun mengangguk.
Setelah itu Azkara langsung menyambar bibir mungil sang istri yang sangat menggodanya. Azkara mengangkat tubuh mungil istrinya dan menggendongnya ala koala. Azkara berjalan ke luar kamar mandi dan duduk di pinggir ranjang dengan masih menggendong Jeandra.
"apa mas boleh minta hak mas..?" tanya Azkara sambil menatap bola mata abu-abu milik sang istri
Jeandra mengangguk ia pun sudah sangat ingin suaminya melakukan hal yang lebih pada dirinya, toh mereka sudah sah.
Azkara mulai menciumi leher istrinya dengan perlahan, Azkara ingat kalau ini adalah momen pertama untuk mereka, Azkara tak ingin buru-buru dan membuat nya tak menikmati prosesnya. Tangan Azkara malah sudah berada di salah satu gunung kembar Jeandra yang ternyata cukup berisi untuk ukuran badan mungil Jeandra.
Jeandra memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya menikmati sentuhan suaminya. Azkara tak tinggal diam ia memasukan pucuk ceri kedalam mulutnya dam mulai mengemutnya dan membuat Jeandra meremang dan reflek tangannya menarik rambut Azkara agar lebih menenggelamkan kepalanya.
.
"Tante... Kenapa tante ngga bilang kalau Jeandra sudah menikah..?" teriak pras pada mama mirna.
Pras langsung menemui mama mirna dirumahnya, setelah Azkara menghentikannya membawa Jeandra diparkiran tadi.
"siapa yang bilang kalau jean sudah menikah.?" tanya mama mirna bingung
"tante hampir saja membuat perusahaan papi bangkrut karena rencana tante. Untung saja suaminya bisa memaafkan pras tadi"
"APA YANG KAMU LAKUKAN SAMA JEAN MIRNA" teriak papa sakha yang baru pulang dan mendengar obrolan pras juga istrinya
"yah.. Ayah koq sudah pulang..?" tanya mirna tanpa menjawab pertanyaan suaminya dengan takut
"jawab pertanyaan saya..." bentaknya lagi
"bukan apa-apa yah, mama hanya mau pras lebih dekat dengan jean, toh mereka nanti kan akan menikah" jawabnya mencoba tenang apalagi melihat raut muka suaminya yang marah
"pras, apa yang kalian rencanakan terhadap jean. Om sudah bilang kan kalau jean tidak bisa menikah dengan kamu.." papa sakha beralih bertanya pada pria muda di sana karena ia yakin kalau istrinya tak akan mau jujur
"tante mirna bilang kalau tante akan membuat jean menjadi milik saya dan ngga akan menolak menikah sama saya" jelas pras yang merasa ciut melihat kemarahan dimata pak sakha
"dengan cara apa?" tanya papa sakha memastikan. di sana mama mirna sudah ketakutan jika pras akan mengatakan semua nya pada suaminya
"tante bilang akan membuat jean tak sadar dan saya bisa membawanya ke hotel dengan mudah"
"dasar kalian..." papa sakha bingung dengan apa yang akan ia kata kan pada 2 orang di sana. "kamu sudah bertemu dengan suaminya jean?" tanyanya pada pras, dan pras mengangguk "kamu tau kan kalau jean sudah ada yang punya, jadi saya harap kamu tak lagi mengganggu jean dan berharap jean jadi istri kamu"
"ia om, saya juga ngga mau bisnis papi hancur hanya karena saya yang ingin bersama jean. Saya sadar diri. Maafkan saya om. Kalau gitu saya mohon pamit. Sampaikan permintaan maaf saya pada jean juga suaminya" setelahnya pras pergi dari rumah pak sakha
"dan kamu... Mulai hari ini saya jatuhkan talak tiga pada kamu mirna wati dan telah putuslah kewajiban saya sebagai suami."
Bagai tersambar petir disiang bolong, mirna mendapatkan talak dari suaminya. Dengan gontai ia mendekati suaminya berharap belas kasih darinya
"yah.. Ayah jangan bilang seperti itu, mama... Mama minta maaf kalo mama salah." mirna bersimpuh di kaki pak sakha karena kakinya lemas tak bisa menopang bobot tubuhnya saat mendengar kata talak dari pria yang sudah bersamanya selama 10 tahun
"semua sudah berakhir mirna, segera pergi dari rumah ini. Bawa semua barang kamu. Dan karena kita hanya menikah siri jadi kamu tidak mendapatkan harta gono gini, tapi saya izin kan kamu membawa semua perhiasan kamu selama kamu menjadi istri saya" ucapnya tanpa melihat ke arah mirna
"yah... Maaf yah... Maafin mama yah... Gimana nasib mama sama amara setelah ini yah..." rengek mama mirna
"bi sum... Tolong bantu bu mirna mengemasi semua barangnya, lihat apa yang ia bawa. Jangan biarkan ia membawa apapun selain barang-barangnya. Karena mulai hari ini mirna bukan lagi istri saya dan juga minta bi ningsih mengemasi barang amara karena saya tidak mau melihat mereka berdua di ruman ini lagi"
Papa sakha langsung berjalan meninggalkan mirna yang masih menangis memanggil nama sakha berharap pria paruh baya itu memaafkannya dan membatalkan niatnya untuk menceraikannya
Mama mirna langsung menelpon amara menceritakan apa yang terjadi dan meminta amara untuk segera pulang dan membujuk ayah sambungnya.
jean tuh d luar ekspektasi