Cinta adalah satu kata yang tidak pernah ada dalam hidup Ruby. Hati dan kehidupannya hanya ada rasa sakit, derita, amarah, kebencian dan dendam yang membara.
Sedangkan Kevin adalah satu nama yang tidak pernah masuk dalam daftar hidupnya.
Sayangnya kehadiran Kevin yang tanpa sengaja mampu menghidupkan rasa cinta dalam hati Ruby. Sekeras apapun Ruby menolak cinta itu, tapi hatinya berkata lain yang membuatnya semakin marah.
Cinta yang seharusnya indah namun membuat hidup Ruby semakin tersiksa. Ruby merasa telah mengkhianati Ibu dan prinsipnya untuk tidak akan jatuh cinta.
Akankah Ruby mengakui dan menerima cinta itu? Atau pergi dan menghilang membawa cinta yang semakin menyiksa hidupnnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Pagi ini Kevin dan teman-temannya sudah berkumpul di dapur, mereka sedang menyiapkan sarapan, karena tidak ada pelayan yang melayani mereka. Chef utamanya tentu saja Kevin, membuat teman-temannya terkejut bukan main, karena baru tahu jika Kevin bisa memasak.
"Boleh gak sih gue bilang kalau Tuhan itu gak adil," Gio sambil memotong wortel yang bentuknya berantakan.
Dino yang sedang mengupas udang menoleh. "Kenapa?" tanyanya penasaran.
Gio menatap Dino, Kevin, dan Steve yang sedang memotong brokoli. "Hidup Kevin itu terlalu sempurna." katanya menghela napas dalam-dalam. "Tajir, pinter, ganteng, bisa masak, balapan, cewek cakep. Hahhh, Lo gak bosen hidup lo baik-baik aja, Vin?" tanyanya. "Gue juga ganteng sih, tapi gak semuanya dalam hidup gue sempurna." sambung nya memuji diri sendiri.
"Bacot lo!" Dino melemparkan kepala udang pada Gio, sedangkan Steve hanya menggelengkan kepalanya dengan mulut terkunci, berusaha menahan tawanya yang hampir keluar.
"Hidup gue gak se-sempurna itu." sahut Kevin yang sedang menggoreng ayam. "Dan lo ...," Kevin menjeda kalimatnya, melihat hasil pekerjaan Gio. "Lo kalau potong wortel yang bener! Masa iya besar kecil kek gitu." protesnya.
Gio mencebikkan bibirnya. "Perkara potongan wortel aja harus sempurna," gumam Gio, melihat Steve yang beralih memotong jamur, dengan senyum samar diwajahnya.
Alika yang baru turun matanya langsung cerah melihat pemandangan didapur, apalagi sang kekasih menjadi pemeran utama, membuat Alika semakin jatuh cinta pada pria tampan itu.
Dengan senyum yang mengembang di bibirnya, Alika mendekati the boys. "Wahhh, kalian rajin banget ya." celetuk Alika. Gadis itu tidak pernah menyentuh peralatan dapur, karena Alia benar-benar memanjakannya.
"Vin, mumpung liburan masih panjang. Gimana kalau pulang dari sini, kita langsung nikah?" tanya Alika membuat para pria melihat kearah nya.
Alika tersenyum manis memperlihatkan deretan gigi putihnya. "Karena kamu itu calon suami idaman, banget" ia tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada Kevin.
"Gue bilang juga apa? Bener 'kan." ucap Gio.
Kevin hanya tersenyum tipis lalu kembali fokus dengan masakannya. Mendengar kata suami idaman, membuat Kevin teringat Ruby, wanita yang menolak mentah-mentah lamarannya.
"Lo dari pada diem aja, mending bantuin gue kupas udang biar cepat selesai." kata Dino melihat Alika hanya diam saja.
Alika berdecak kesal, namun berjalan kearah Dino. "Lo gak asik banget sih, gue kan gak bisa masak." keluh Alika.
"Gue gak nyuruh lo masak, kalau Lo gak mau bantuin, lo gak boleh ikut sarapan." sahut Dino, Alika mulai mengupas udang setelah melihat Dino melakukannya.
Di ujung tangga, Ruby menatap datar kearah dapur. Ia sama sekali tidak berminat masuk dapur, dan bergabung dengan yang lainya. Kemudian ia berjalan keluar villa untuk melihat-lihat pemandangan di pagi hari.
Setelah tiga puluh menit berlalu, mereka sudah selesai memasak dan bersiap untuk sarapan. Gio celingukan mencari keberadaan Ruby, sejak tadi belum melihat wanita pendiam itu.
"Gue panggil Ruby dulu, ya." ucap Gio hendak memanggil Ruby, namun baru beberapa langkah, ia melihat Ruby dari arah depan. "By, kamu dari mana?" tanya Gio heran. "Aku pikir kamu belum bangun." sambung Gio sambil tersenyum.
"Gue abis jalan-jalan di sekitar villa," jawab Ruby sambil berjalan.
"By, ayo makan. Hari ini kita makan masakan Kevin," seru Alika yang tengah menuangkan air putih dalam gelas.
Ruby tersenyum tipis, berjalan melewati Gio. Pria itu mengusap tengkuknya, melihat respon Ruby. Saat dirinya menggunakan bahasa aku, kamu. Ruby malah menjawabnya dengan Lo, gue.
Dengan menghela napas berat, Gio mengikuti Ruby menuju meja makan. "Masih banyak kesempatan," ucap Gio meyakinkan dirinya sendiri, untuk meluluhkan hati Ruby.
"Liat deh, masakan Kevin terlihat menggoda lidah. Rasanya pasti enak," puji Alika menarik tangan Ruby agar duduk disebelah bangkunya.
Ruby menatap datar makanan yang tersaji diatas meja, tidak di ragukan lagi kalau masakan Kevin memang enak. Sudah bertahun-tahun ia memakan makanan yang dimasak pria itu, apalagi saat mereka masih tinggal bersama.
"Ayo makan, tadi aku juga ikut potong wortel nya." kata Gio memberikan sayur capcay ke piring Ruby.
"Potong wortel ala kadarnya aja bangga." cibir Dino. "Gue yang kupas udang satu kilo biasa aja tuh," sambungnya sambil menggigit ayam goreng buatan Kevin.
"Berisik Lo!" balas Gio.
"Kalian tuh ya, baru kerja dikit aja udah heboh. Kevin sama Steve yang banyak kerja aja gak berisik." celetuk Alika, karena Kevin dan Steve memang hanya diam dan menikmati sarapan mereka.
"Tuh si dinosaurus yang mulai." sahut Gio.
Dan selama sarapan itu berlangsung, selama itu pula perdebatan Dino dan Gio terjadi. Kevin dan Steve tidak terlalu ambil pusing, karena mereka sudah sangat hafal sifat keduanya. Terkadang mereka juga beradu argument dengan Alika, karena gadis itu memang banyak bicara.
Sedangkan Ruby, kalian jangan berharap banyak dari wanita itu. Sebab ia sama sekali tidak perduli dengan perdebatan, ataupun topik yang di bahas oleh teman-temannya. Ruby menganggap jika suara berisik itu hanya sebagai angin lalu.
.....
Setelah selesai sarapan dan mandi, mereka kini berada di sebuah pacuan kuda yang tak jauh dari villa. Pacuan kuda itu juga milik keluarga Buana, yang jadi bagian dari kehidupan mereka bertahun-tahun. Karena menunggang kuda adalah hobi yang diwariskan dari generasi ke generasi, Rian sendiri memiliki pengalaman cukup luas dalam olahraga berkuda, ia pernah menjadi joki profesional, dan memenangkan beberapa perlombaan tingkat nasional dan internasional.
Berbeda dengan Kevin, sang putra. Ia lebih suka menarik gas motornya ketimbang menarik kekang kuda. Namun bukan berarti Kevin tidak suka menunggang kuda, ia juga sangat lihai saat beraksi di lintasan poddock.
"By, kita berdua naik kuda ini, ya" kata Gio menuntun seekor kuda berwarna putih.
Ruby mengerutkan keningnya, lalu melihat kearah kandang kuda. "Kenapa harus berdua, kan masih banyak kuda lainya." sahut Ruby.
Steve yang tak jauh dari mereka melipat bibirnya, saat mendengar kata-kata Ruby. Dalam hatinya memuji usaha Gio yang tidak menyerah mendekati Ruby.
"Kan biar romantis, By. Kayak mereka." Gio menunjuk Kevin yang sedang mengajari Alika menunggang kuda. Keduanya memang tampak romantis, dan bahagia.
"Kalau gitu lo harus cari wanita yang tidak bisa menunggang kuda, karena gue sangat bisa menunggang kuda." sahut Ruby berjalan menuju kandang kuda.
Gio menatap sendu kepergian Ruby, sepertinya wanita itu benar-benar tidak memberikan celah untuknya. "Udah gue bilang, mending lo nyerah." celetuk Steve sambil naik keatas kuda lalu pergi meninggalkan Gio. Membuat Gio semakin cemberut.
"Napa muke lo?" tanya Dino heran.
"Kepo lo." sahutnya sewot, ia juga mulai menunggang kuda dan mengelilingi indoor riding arena.
"Nyesel gue tanya," gumam Dino yang juga mulai menunggang kuda, dan bergabung dengan lainya.
Sedangkan di kandang kuda, Ruby terlihat tersenyum pada salah satu penjaga. "Terimakasih, Pak." ucapnya, Ruby menuntun seekor kuda hitam. Namun ia berjalan menuju keluar pacuan kuda, wanita itu mulai menunggang kuda dan menarik kuat kekangnya, hingga kuda itu berlari dengan kencang meninggalkan arena pacu kuda.
*
*
*
*
*
TBC
Happy reading 🤗
Terimakasih untuk kalian yang masih setia sampai bab ini🙌🏻
Iya alurnya memang lambat, karena author sangat menikmati menulis novel ini, tapi episode nya gak akan banyak kok. Seperti novel-novel author yang lainya, episode nya gak sampai ratusan. Terimakasih sudah menemani author sejauh ini, sehat selalu, murah rezeki, dan punya banyak uang 💰💰💰
Oh iya, kritik dan saran terbuka lebar yaaaaa
Sarangeeee sekebon jagung tetangga 🫰🏻🫰🏻🫰🏻