NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Ibu susu / Ayah Darurat
Popularitas:33.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Sepuluh bulan lalu, Anna dijebak suaminya sendiri demi ambisi untuk perempuan lain. Tanpa sadar, ia dilemparkan ke kamar seorang pria asing, Kapten Dirga Lakshmana, komandan muda yang terkenal dingin dan mematikan. Aroma memabukkan yang disebarkan Dimas menggiring takdir gelap, malam itu, Anna yang tak sadarkan diri digagahi oleh pria yang bahkan tak pernah mengetahui siapa dirinya.

Pagi harinya, Dirga pergi tanpa jejak.
Sepuluh bulan kemudian, Anna melahirkan dan kehilangan segalanya.

Dimas dan selingkuhannya membuang dua bayi kembar yang baru lahir itu ke sebuah panti, lalu membohongi Anna bahwa bayinya meninggal. Hancur dan sendirian, Anna berusaha bangkit tanpa tahu bahwa anak-anaknya masih hidup. Dimas menceraikan Anna, lalu menikahi selingkuhan. Anna yang merasa dikhianati pergi meninggalkan Dimas, namun takdir mempertemukannya dengan Kapten Dirga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08. Dia milik Anna?

Malam itu, setelah berbicara dengan dokter rumah sakit melalui sambungan telepon, Kapten Dirga duduk termenung di ruang tamu panti asuhan. Amplop berisi salinan catatan kelahiran dan kematian dari rumah sakit tergeletak di meja kayu di depannya. Tangannya bergetar sedikit saat membuka satu per satu lembar dokumen itu.

Dirga mengernyit, dadanya terasa sesak. Ia membaca ulang, mencoba menemukan kejanggalan. Semuanya tampak rapi, terlalu rapi. Tidak ada tanda tangan dokter jaga, hanya cap rumah sakit dan tanda tangan kepala ruang bersalin.

“Sesuatu tidak beres…” gumamnya lirih.

Pagi harinya, Kapten Dirga memutuskan untuk turun langsung ke rumah sakit. Dengan seragam dinasnya, ia melangkah tegas menyusuri koridor menuju ruang administrasi. Para perawat menunduk hormat, sebagian mengenalinya sebagai perwira militer yang kerap menjadi donatur tetap untuk pasien miskin.

“Maaf, saya ingin bertemu dokter yang menangani pasien bernama Anna beberapa hari lalu,” ujarnya datar.

Dokter yang dipanggil tampak gugup ketika melihat berkas yang Dirga sodorkan. “I-iya, benar. Pasien itu melahirkan bayi kembar … tapi...”

“Tapi katanya meninggal?” potong Dirga, suaranya berat.

Sang dokter menelan ludah. “Ya … begitu laporan dari tim jaga malam itu. Saya tidak sempat memeriksa langsung karena sudah diambil alih kepala ruang.”

Kapten Dirga terdiam. Matanya tajam menatap dokter itu. Ada getaran kecil di wajah pria paruh baya tersebut, tanda ketidakjujuran yang sulit disembunyikan.

“Baiklah,” kata Dirga akhirnya, “saya hanya butuh sedikit waktu di laboratorium rumah sakit.”

Beberapa jam kemudian, Dirga berdiri di ruang steril laboratorium. Ia menyerahkan dua kantong kecil berisi helai rambut, satu milik bayi kembar di panti asuhan, satu lagi milik Anna yang ia ambil diam-diam dari sisir di kamar.

“Tolong buatkan tes DNA untuk keduanya,” ujarnya tenang, tapi matanya tajam.

“Dan hasilnya langsung ke saya. Tidak ke siapa pun.”

Petugas laboratorium mengangguk tanpa berani bertanya lebih jauh.

Dua hari berlalu.

Amplop putih bersegel akhirnya tiba di tangannya. Dirga membukanya perlahan di ruang kerjanya di markas. Deretan huruf tegas di laporan medis itu membuat napasnya tercekat.

Hasil menunjukkan kecocokan DNA antara bayi dan subjek wanita bernama Anna Prameswari sebesar 99,98%.

Dirga menutup mata, menahan debar yang bergemuruh di dadanya. Ia benar, bayi itu memang milik Anna. Tapi bagaimana bisa dinyatakan meninggal, sementara dua-duanya hidup dan kini berada di panti asuhan.

Dirga menatap jauh ke luar jendela, matanya dingin, pikirannya mulai menyusun potongan demi potongan misteri yang belum terungkap.

“Ada yang bermain kotor di rumah sakit ini,” gumamnya perlahan.

“Dan aku akan mencari tahu siapa.”

Sore itu, setelah membaca hasil tes DNA, Kapten Dirga langsung kembali ke rumah sakit. Langkahnya panjang, dingin, dan penuh tujuan. Ia bukan lagi hanya seorang perwira yang ingin membantu seorang wanita yang kehilangan anak, kini ia adalah seorang penyelidik yang sedang mengusut sebuah kejanggalan yang berbau kejahatan.

Dirga menghentikan langkah tepat di depan ruang arsip digital. Dua petugas menegakkan tubuh ketika melihatnya.

“Saya perlu rekaman CCTV malam tanggal ini,” katanya sambil menunjukkan tanggal persalinan Anna.

“Mulai dari ruang bersalin, lorong belakang, hingga pintu keluar staf.”

Salah satu petugas ragu. “Tapi, Kapten … rekaman malam itu sudah sebagian dihapus. Kepala ruang jaga bilang...”

Dirga menatapnya tajam.

“Tidak ada rekaman yang dihapus tanpa laporan resmi. Ayo tunjukkan.”

Petugas itu langsung menunduk, menyerah.

Ruang monitor dipenuhi layar gelap dan bergaris-garis. Sebagian video memang hilang, tapi tidak semuanya.

Dirga mencondongkan tubuh.

“Arahkan ke lorong sebelah ruang bersalin.”

Petugas menggeser timeline. Dan di salah satu layar, tampak seorang pria berseragam dokter keluar dari ruang bersalin membawa boks bayi kecil. Ia menengok ke kanan, lalu ke kiri, seperti memastikan tidak ada yang melihat, lalu ia menghilang ke pintu belakang yang jarang digunakan.

Dirga mengerut.

“Perbesar wajahnya.”

Saat gambar diperjelas, Dirga mencatat nametag di dada pria itu.

Dr. Arman Dokter Jaga Malam. Orang yang bukan dokter kandungan. Orang yang seharusnya tidak menangani bayi baru lahir. Orang yang juga menandatangani laporan kematian bayi Anna.

“Siapa yang terakhir kali berinteraksi dengan Dr. Arman malam itu?” tanya Dirga kemudian.

Petugas arsip menelusuri data.

“Ada transaksi di ruang dokter. Seseorang dari luar datang … mengantar paket.”

“Paket apa?”

Petugas menelan ludah. “Uang tunai dalam amplop besar, Kapten. Dan … nama penerima di buku tamu adalah Dimas.”

Darah Kapten Dirga seketika berdesir keras. Dirga memejamkan mata satu detik.

“Bawa saya ke staf penjaga malam itu,” ujarnya dingin.

Penjaga malam bernama Pak Aji tampak gugup saat melihat Kapten Dirga. Tangan tuanya bergetar ketika menyuguhkan teh.

“Saya … saya tidak tahu apa-apa, Kapten. Malam itu saya cuma disuruh diam.”

“Disuruh oleh siapa?”

Pak Aji menggigit bibir. “Oleh kepala ruang … dia bilang jangan campur urusan pasien bersalin. Katanya ada perintah khusus.”

“Perintah dari Dimas?”

Pak Aji tertegun, tubuhnya membeku. Dirga bersandar sedikit, suaranya rendah tapi menghantam.

“Jika Anda tidak bicara, berarti Anda terlibat. Dan saya bisa memanggil polisi militer malam ini juga.”

Pak Aji langsung menggeleng ketakutan.

“Saya … saya hanya melihat Dr. Arman membawa dua bayi keluar. Satu di boks, satu lagi…”

Ia menelan ludah.

“Di gendongannya. Yang digendong itu … menangis keras sekali.”

Dirga mengencangkan rahang.

“Dan?”

“Kemudian ada pria yang menunggu di belakang rumah sakit. Mereka bicara sebentar … lalu pergi tergesa-gesa. Saya tidak berani mendekat. Tapi sepertinya dia seorang perwira, dilihat dari pakaiannya,”

Dirga berdiri.

“Terima kasih. Tapi jika Anda berbohong, saya akan kembali.”

Saat keluar dari rumah sakit, Dirga merasakan angin malam menyentuh wajahnya. Tapi tubuhnya tegang, tidak ada lagi keraguan. Anak kembar itu bukan ditinggalkan. Tapi, diam diam dibuang oleh ayahnya, ketika Dirga menelusuri berkas persalinan Anna, dia melihat Dimas bertanggung jawab atas persalinan itu.

1
Dew666
🍡🍡🍡🍡
sri hastuti
horeee akhirnya ,hancur para pengkhianat itu, bagusss thor.
ayo basmi habis semuanya , biar kapten dirga dan anna bahagia
aamirandah ksh balasan yg setimpal dan berat 🙏💪
Lisa
Puji Tuhan misi penyelamatan Anna berjln dgn lancar..good job Dirga basmi smua keluarga Asmir..moga Anna segera pulih kembali pada kedua anaknya
iqha_24
menegangkan ceritanya 👍
Rohmi Yatun
haduuhh deg2an banget ni.. lanjut tboor🙏
Nar Sih
pertempuran sgra di mulai ,👍kapten sgra selamatkan anna
iqha_24
apakah nanti ada flashbacknya kk author knp keluarga Asmir segitu bencinya dengan keluarga Kapt Dirga
iqha_24: Ok kk Author makasih
total 2 replies
Lisa
Syukurlah Mayor Kevin dtg tepat waktu..ayo basmi Asmi & komplotannya itu..Dirga cpt selamatkan Anna..
Dew666
❤️‍🩹⭐️
sri hastuti
bagus kapten dirga ,ayo lawan mereka ,pengkhianat semua ,gulung komplotan mereka , ayo kalian ana sm kapten hrs bahagia ,saatnya menang atas kejahatan
kejahatan jangan dibiarkan terlalu lama thor , 🙏🙏🙏
Amel_
yeeesss akhirnya mayor Kevin sdh tiba , saatnya kehancuran kalian , lanjut lagi kak
Hikaru Natsumi Rei
kak author sehari up nya cuma sekali kah??
tiap jam berapa ya kak??
cerita nya aku suka banget🥰🥰🙏
Hikaru Natsumi Rei
cerita nya sangat menarik 💜💜💜
berharap update nya jangan lama2 🤭🙏💕
Hikaru Natsumi Rei: 🤭 oke kakak,, tetap semangat,, jaga kesehatan juga ya💪
total 2 replies
Lisa
Ayo Kak Author percepat langkah Mayor Kevin utk menghancurkan keluarga Asmir itu..segera bebaskan Anna..
iqha_24
sadis amat Asmirandah, tunggu pembalasan harus lebih sadis lg dong kk Author
Nar Sih
asmirandah bnr,,perempuan iblis ,ayo dirga cpt selamat kan anna ,kasihan sakit semua kasihan juga sikembar
sri hastuti
ayolah thor cpt dibongkar kejahatan para pengkianat, kasihan si kembar ,tumpas semua para pengkhianat itu, biar dirga sm anna bahagia dengn bayi2 nya 🙏🙏🙏
Nar Sih
tetap waspada dirga ,musuh mu sangat berbahaya ,semoga rencana mu berhasil
iqha_24
hmm tarik napas bacanya
Wulan Sari
semoga kapten Dirga berhasil dengan misinya yaaa kasihan Anna dan anak2nya, tolong Thor di buat bahagia nt akhirnya trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam 🙏
Wulan Sari: iya betul kasihan
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!