kisah sekretaris yang nikah sama bos nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai?
Kondisi Hazel sudah setengah mabuk, namun Sherly tidak henti-hentinya memberikan minuman alkohol. Hazel yang tidak terbiasa "minum", merasa kewalahan atas dirinya sendiri. Kepalanya mulai sakit luar biasa.
Hazel menyandarkan punggungnya pada sofa, dia juga terus mengeluh pada Sherly tentang kedatangan pria bernama Andre, yang sampai detik ini belum terlihat kedatangannya. Entah dimana pria itu sekarang, Hazel hanya membutuhkan uangnya saja.
Dengan sebungkus alat pengaman yang ada di tangannya, Hazel berniat mencari pria kaya lainnya yang bersedia tidur dengannya malam ini. Tidak ada waktu lagi untuk menunggu, dia harus mendapatkan uangnya dengan segera.
Hazel bangun dari duduknya dan beralasan pergi ke toilet. Dengan langkah yang sedikit goyah, Hazel berjalan menghampiri kerumunan pria yang sedang menari-nari di tengah. Hazel tidak takut, sebab dia sudah bertekad untuk menghasilkan uang ditempat itu.
Kedatangan Hazel disambut tatapan nafsu, sebagian dari mereka kompak menghampirinya. Namun, seorang laki-laki tiba-tiba datang dan merebut Hazel tanpa permisi, dia menarik pinggang Hazel dan membawa Hazel ke pelukannya. Tindakan laki-laki itu mendapat tepuk tangan, karena dia lah yang mendapatkan Hazel malam ini.
"Hazel?" Laki-laki itu berbisik di telinganya. Hazel mendongak dan mencoba memperhatikan wajahnya dengan seksama,
"Je-Jean?."
"Ini Jean?" Hazel tersenyum, dia menangkup wajah Jean dengan bahagia. Bagaimana tidak, sekian lama tidak bertemu, tidak disangka mereka bertemu kembali di tempat itu.
Namun sedetik kemudian, Hazel termenung, dia menunduk dan hendak melepas tangan Jean yang melingkari pinggangnya. Tetapi Jean menahannya, Jean menangkup wajah Hazel dengan tangan lainnya,
"Lo mabuk, Zel!."
"Enggak. Aku nggak mabuk..."
"Lepasin, Jean." Ucap Hazel sambil terus melepaskan tangan Jean, namun laki-laki itu semakin mengikatnya,
"Kamu sombong nggak balas chat aku."
"Apa?." Jean mengernyit, dia baru ingat bahwa Hazel mengirimnya pesan singkat beberapa jam lalu.
"Sorry."
"Hehehe, jangan minta maaf. Kamu kan emang sombong."
"Ck, ayo pulang."
"Nggak mau. Aku mau cari uang disini."
"Uang apa, Zel? Disini bukan tempat cari uang."
"Iya! Aku kesini mau cari uang...yang banyak..."
"Aku mau tidur sama cowok yang bisa kasih aku uang, hehe."
"Lo disini sama siapa?."
"Sherly, kamu kenal, kan?."
"Sherly? Pela cur itu?."
"Jean? Kamu punya uang banyak, kan? Kasih aku dong..."
"Nanti aku kasih tubuh aku buat kam-"
"Hazel!." Jean membungkam mulut Hazel dengan tangannya "Lo ngomong apa sih! Lo ini mabuk!."
"Aku nggak mabuk, Sayaaang. Please" Hazel merajuk, dia memeluk Jean untuk menarik perhatiannya,
"Kamu tau nggak, Om-om yang aku tunggu, dia nggak dateng..."
"Tapi, karena kamu disini, aku pengen tidur sama kamu aja..."
"Nih, aku punya." Hazel membuka telapak tangannya, menunjukkan sebungkus alat pengaman pada Jean,
"Kamu pake, ya? Mau kan?."
"Enggak, Zel."
"Aaah, Jeaaan? Aku masih virgin, lho, hehehe."
"Gue anter lo pulang- Hmmp...."
Hazel membungkam bibir Jean dengan ciuman. Tanpa aba-aba, di hadapan semua orang.
Orang-orang itu bersorak dan tepuk tangan. Namun, sepertinya Jean tidak suka. Dia melepaskan Hazel dengan paksa, membuat Hazel terhuyung dan jatuh dipelukan pria lain.
"Kalo lo nggak mau, buat gue aja. Cewek sexy kayak gini lo tolak!" Ucap pria itu pada Jean,
"Ikut aku, Sayang" Pria itu membawa Hazel dengan pelukan mesra di pinggangnya.
Jean pun geram, dia menyusul dan langsung menarik pria itu sampai terjatuh, "Dia milik gue."
"Lo nolak dia, Bro! Udah lah! Dia milik gue malam ini!."
"Lo jangan cari masalah sama gue!."
"Jeaaan?" Hazel memeluk lengannya, dia meminta Jean untuk meredakan emosinya,
"Sayang? Mau sama aku atau dia?" Pria itu bertanya pada Hazel. Hazel menjawab dengan pelukan yang semakin erat dilengan Jean,
"Ok, tapi besok, kamu sama aku, ya? See you" Pria itu pergi dari tempatnya, Jean pun terus melayangkan tatapan sengitnya,
"Jangan marah lagi. Ayo ke kamar."
Hazel membawa Jean pergi dari sana, mereka menyusuri lorong menuju tempat penginapan yang terhubung dengan klub itu. Jean memperhatikan Hazel dengan lekat, dia tahu gadis ini dipengaruhi alkohol, itu sebabnya Hazel bersikap aneh dan tidak biasa.
"Emangnya gue setuju tidur sama lo?."
"Harus setuju! Kamu nggak bolehin aku tidur sama cowok lain kan!."
"Tapi nggak gini, Zel. Lo butuh uang berapa, sih?."
"Enam ratus juta!."
"Apa? Buat apa sebanyak itu?."
"Kamu jangan kepo, hehe. Ayo, kita masuk."
Mereka sudah tiba didepan salah satu kamar. Ya, kamar dengan nomor yang sudah dipesan atas nama Sherly. Temannya itu bilang, Hazel bisa membawa seseorang kedalam sana.
Di dalam kamar, Hazel menggulung rambutnya keatas, memperhatikan leher jenjangnya serta punggungnya yang seputih susu. Di suguhkan pemandangan seperti ini, Jean meneguk ludahnya. Dia semakin menyadari bahwa Hazel memang sangat cantik dan menggoda. Pantas saja banyak laki-laki yang menggodanya diluar sana.
Hendak menghampiri Jean yang duduk diatas tempat tidur, Hazel dikejutkan dengan dering ponselnya. Nama Sherly terpampang disana, Hazel menerimanya dengan segera,
"Apa, Sher? Om Andre datang? Ya udah, aku kesana, ya. Tunggu aku."
Hazel menutup ponselnya. Dengan riang gembira, Hazel bersiap untuk kembali keluar. Namun Hazel mendadak lupa, Jean sedang bersamanya.
Jean merasa kesal mendengar percakapan Hazel dengan Sherly. Laki-laki itu merebut ponsel Hazel dan langsung mengunci Hazel dihimpitan dinding,
"Lo udah bawa gue kesini dan sekarang lo mau pergi? Tidur sama cowok lain?."
"Kenapa? Kamu kan nggak mau, Jean?."
Jean menjawab ucapan Hazel dengan ciuman yang berlabuh di bibirnya. Ya, Jean harus tidur dengannya. Dia tidak mau Hazel membuka kakinya dibawah tubuh pria lain.
Paling tidak, setelah Hazel mendapatkan uangnya, dia harus membuat Hazel mengerti untuk tidak lagi datang ke tempat ini. Dan sekarang, dia harus memberikan yang Hazel inginkan.
Ciuman mereka masih berlanjut, semakin dalam dan hangat. Tangan Jean pun menyelinap masuk dan mulai menggerayangi tubuh Hazel dengan bebas.
Hazel men desah, dia mulai melayang. Dia menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar sentuhan.
Dengan pakaian Hazel yang sudah berantakan, Jean mengangkat Hazel ke tempat tidur. Dibawah kurungan tubuhnya, Hazel tersenyum menggoda, membuat Jean semakin tidak sabar melahap habis gadis cantik yang pernah mengisi hatinya ini.
Hazel menarik pakaian Jean, dia ingin menciuminya lagi. Ciuman panas dan brutal sebagai awalan dari permainan panjang mereka malam ini,
"Eungh..."
"Jean..."
...•••••...
Yuhuuuu bersambung lagi guyssss
Jangan lupa tinggalkan jejak seperti biasa okeeee ♥️💜