Pergi Atau Menetap

...Jika pergi maka kenangan kita mau diapakan? lantas kalau menetap, mana yang mau kau perbaiki?...

..._Alana_...

~Alana POV~

Saat aku sedang di rumah Putra pikiranku hanya tertuju ke Archio. Aku gak bisa menepis rasa khawatirku.

Meskipun aku awalnya menolak kehadiran dirinya, namun sejujurnya dalam hati ini tidak bisa melupakan semua kenangan yang telah kami lewati bersama.

"Maafkan aku Iyo. Aku tadi terpaksa ngelakuin itu karena aku masih kecewa dan sakit hati sama kamu. Sebenarnya aku juga gak tega ngelakuin itu, hanya saja keadaan yang memaksa aku buat harus melakukannya."

"Daripada aku memikirkannya lebih baik aku mandi, kan sebentar lagi bunda akan pulang".

~Alana POV end~

Alana bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dan tanpa disadari Putra mendengar semua ucapan Alana dari balik pintu yang bercat coklat itu.

Ia tersenyum penuh arti karena usahanya untuk menjauhkan mereka perlahan mulai berhasil.

Ia langsung bergegas masuk ke dalam kamar Alana karena ingin menjahili gadis itu.

Ia duduk di pinggi kasur tersebut sambil menunggu gadis itu.

Tiba-tiba...... Ceklek...

Alana keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya dan sependek pahanya, sehingga menampilkan paha mulusnya serta sebagian dada bagian atasnya.

Alana belum menyadari akan kehadiran Putra, dan tanpa berpikir panjang ia langsung membuka handuknya dan menampilkan tubuh tanpa busana itu alias naked.

Putra kaget karena awalnya ia kira bahwa Alana menyadari kehadirannya, namun semua diluar nalarnya.

Ia meneguk ludah dengan susah karena melihat tubuh Alana yang tanpa busana dan sangat seksi.

Bagian bawahnya mulai mengeras, ia lalu berjalan menuju ke arah Alana dan langsung memeluk tubuh wanita itu sambil mencium bahu gadis itu.

Alana sontak kaget karena mendapat pergerakan tiba-tiba dari Putra.

Ia terkejut bukan main. Ia tidak menyangka bahwa Putra ada di dalam kamarnya.

Tanpa pikir panjang, tangan kekar Putra mulai berjalan menuju ke bukit kembar milik Alana. Ia langsung saja meremas payudara gadis itu dengan penuh gairah.

"Shhhh" desah Alana.

Karena mendengar desahan itu, Putra makin dibuat kalang kabut. Tangannya langsung turun ke bawah, di area selangkangan Alana.

Ternyata dibawah sana sudah basah, seolah meminta Putra agar cepat memasukinya.

Tanpa aba-aba Putra langsung memasukkan dua jarinya, yakni jari tengah dan telunjuk kedalam lubang milik Alana.

"Milikmu sudah longgar Alana, dan sangat becek" kata Putra dengan senyuman yang sangat sulit diartikan.

Alana yang mendengar itu menjadi malu namun ia juga sangat terangsang serta ingin agar Putra memasukkan miliknya kedalam lubangnya.

Putra semakin mempercepat gerakan tangannya, ia tidak peduli jika Alana sudah tidak bisa menahan gairahnya. Ia ingin bermain-main dengan gadis itu dulu karena gadis itu sudah mempermainkan perasaannya.

"Putra jangan main-main dengan aku, akh" desis Alana karena sedang menahan suara erangannya.

"Aku tidak bermain-main denganmu sayang, ini bentuk hukuman karena kamu tadi sudah mencium ku lalu pergi begitu saja. Jadi sekarang terima balasannya" balas Putra sambil tertawa namun tawanya bergetar karena ia sedang memainkan jari-jarinya didalam lubang Alana.

Kalau kau tidak ingin memasuki ku maka aku yang akan memasuki mu, balas Alana karena sudah tidak bisa menahan dirinya.

Putra kaget mendengarnya, karena selama ini yang ia lihat Alana itu sosok gadis yang polos. Ternyata Alana hanya polos di depannya saja.

Langsung saja Putra menarik Alana dan mendorongnya hingga ia jatuh di atas ranjang king sizenya.

Takut ketahuan bundanya, Putra langsung menuju pintu kamar lalu mengunci tersebut agar adegan panas mereka tidak diketahui oleh sang bunda.

(Fyi : kamar Alana itu kedap suara, jadi apa yang terjadi di dalam kamar tersebut tidak akan kedengaran di luar.)

Putra kembali menatap tubuh tanpa busana Alana dengan nyalang bagai singa yang mendapat mendapat mangsa dan siap untuk menerkam.

Ia langsung menindih tubuh gadis itu lalu melumat bibirnya, tidak lupa dengan tangannya yang bergerak liar ke arah payudara gadis itu dan meremasnya.

Sialnya Alana tidak bisa menolak sentuhan Putra terhadap dirinya. Ia merasa bahwa dirinya sudah seperti jalang yang bisa dicicipi semua orang.

Namun ia juga menyukai sentuhan laki-laki ini karena kesannya sangat lembut, berbeda dengan Archio yang mainnya kadang kasar. Apalagi kalau dalam mode emosi, ia pasti akan bermain dengan gadis itu selama 5 jam atau bahkan bisa lebih tetapi secara kasar.

Tetapi berbeda dengan Putra, ia bermain secara lembut bahkan mainnya tanpa pengaman.

Putra langsung membuka pakaiannya dan menampilkan tubuh kekar berotot itu dihadapan Alana. Meskipun bagian bawahnya masih tertutup oleh celana dalam, Alana bisa melihat bahwa milik laki-laki itu sudah mengeras seolah siap untuk menggejotkan nya kedalam milik Alana.

Alana tanpa sadar memegang pusaka Putra yang sudah mengeras itu dan laki-laki itu kaget akan kelakuan gadis itu.

Tanpa berbicara Alana langsung menurunkan celana dalam milik laki-laki itu dan menampilkan pusaka besarnya yang sudah menegang. Alana lalu bangkit dari tidurnya dan menuju ke milik Putra.

Tanpa disuruh Alana langsung memasukkan senjata laki-laki itu kedalam mulutnya sambil mengemut perlahan.

Karena tidak bisa menahannya, Putra langsung mengeluarkan cairan putih kental. Tanpa merasa jijik Alana langsung menelan cairan yang muncrat itu.

Ia menjilat tiap cairan yang keluar.

Alana lalu mengocok senjata Putra perlahan kemudian ia mempercepat gerakan tangannya.

Putra yang tidak bisa menahannya langsung saja berteriak nama Alana.

Karena perbuatan Alana, Putra langsung bergegas mendorong tubuh gadis itu lalu menyetubuhinya.

Ia memasukan juniornya kedalam lob*ng gadis itu lalu memaju mundurkan pinggulnya dengan penuh irama.

Ouhhh, f*st*r.... Akh Pu....trahhhhhhhh. Desah gadis itu memanggil namanya.

Putra yang mendengar itu langsung mempercepat gerakannya agar masuk org*sme.

Sebut namaku sayang, sahut Putra sambil memukul pant*t wanita itu tetapi tidak keras.

Ouhhh Putrahhhhhhhh aku ingin keluar.

Keluarlah sayang, mari keluar bersama.

Tapi jangan keluarin di dalam yahhhh, akh.

Akuhhh jugahh tauhhh kokhhhh, ahhhh.

Mereka pun akhirnya keluar bersama namun saat mau keluar, Putra sudah mencabut senjatanya dari lob*ng gadis itu dan mengeluarkan cairannya nya diatas perut gadis itu.

Lalu ia turun kebawah dan menjilat cairan milik gadis itu yang sedang mengalir keluar bak air kencing.

Ia tersenyum kemenangan karena bisa mencicipi gadis itu, dan ia akan merebut kebahagiaan Archio lewat Alana.

"Archio lu bakal nyesel karena pernah hancurin wanita yang sangat gue cintai, dan lu juga harus ngerasain apa yang gue rasain" ujar Putra dalam hatinya.

Kamu harus jadi milikku seutuhnya Alana, kalo nggak aku gak segan-segan buat hancur-in keluarga lu. Lanjutnya membatin.

Bodoh? Memang Alana adalah gadis bodoh yang tidak tahu apa-apa. Ia tidak tahu jika Putra hanya membalaskan dendamnya kepada Archio lewat Alana.

Dan Archio tau akan hal itu sehingga ia tidak ingin Alana mendekati Putra, namun gadis itu malah dengan bodohnya memberikan dirinya untuk menjadi bahan balas dendam.

Setelah melakukan adegan panas itu, Putra langsung memakai pakaiannya dan pergi begitu saja dari kamar Alana.

Untung saja bundanya belum pulang berbelanja.

Alana yang stengah sadar jadi malu mengingat kegiatan ia dengan Putra barusan.

Pipinya bersemu merah karena malu.

Ya ampun gue malu banget, mau taruh dimana muka gue kalau ketemu sama Putra.

Huaaaaaaaa, pekiknya sambil menutup wajahnya dengan selimut.

Akhirnya ia bergegas menuju lemari untuk melihat pakaian untuk digunakan.

Yah bundanya Putra ternyata telah menyiapkan pakaian untuk Alana.

Ia tidak heran lagi karena mengingat keluarga Putra juga tidak terlalu miskin-miskin amat.

Skip＞＞

1 Minggu berlalu dan kelas 12 telah selesai mengikuti ujian Nasional.

Event prom night pun sedang di persiapkan karena akan dilaksanakan bulan depan. Bagi mereka anggota OSIS meskipun kegiatannya bulan depan tetapi persiapannya harus sebelum hari H agar terlaksana dengan lancar.

Hubungan Alana dan Archio sudah mulai merenggang. Archio mulai mengabaikannya. Mereka pernah berpapasan saat mau ke kantin. Saat Alana ingin berhenti dan mengajaknya berbicara, ia langsung pergi begitu saja tanpa memandang wajah Alana.

Alana menjadi kesal dibuatnya apalagi yang salah itu Archio, bukan dirinya. Namun laki-laki itu bertingkah seolah Alana yang salah.

Dasar pria tak berperasaan, dia kira aku gak bisa kayak gitu? Tunggu aja pembalasanku. Kata Alana seraya pergi dari situ.

Ia tidak jadi pergi ke kantin karena mood-nya yang tiba-tiba buruk setelah bertemu dengan Archio.