NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

Begitu menemukan keberadaan Evelyn, Baron segera menyusul gadis nakalnya. Sepanjang perjalanan raut muka pria itu sangat menakutkan. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, Baron sudah tidak sabar menangkap basah Evelyn. Hanya dalam sepuluh menit Baron berhasil sampai ke kafe tersebut yang harusnya membutuhkan waktu tempuh dua puluh menit. Pria itu seperti orang kesetanan saat mengendarai mobil.

Evelyn tidak tahu bahwa dalam hitungan detik ia akan mengalami pengalaman paling buruk dalam hidupnya. "Kenapa Katy lama sekali? Sudah semakin malam, aku bisa terlambat pulang kalau begini." keluh Evelyn karena temannya begitu lama di kamar mandi.

Pak Devan menatapnya, "Kenapa begitu terburu-buru, masih jam delapan. Orangtuamu tidak mungkin marah jika kau pulang tiga puluh menit lagi bukan?"

Evelyn menggeleng, "Aku tinggal di rumah saudaraku Pak Devan. Aku dititipkan oleh Papaku untuk sementara karena harus menemani Mamaku operasi di Amerika. Selama di rumah itu aku harus mengikuti peraturan, salah satunya tidak boleh pulang terlambat." jelas Evelyn.

Pak Devan mengangguk, "Aku mengerti. Saat pulang nanti aku dan Katy akan mengikutimu dan bicara dengan saudaramu."

Sebagai orang yang lebih dewasa Pak Devan merasa ikut bertanggungjawab atas ini.

"Tidak perlu!"

Bukan Evelyn yang menjawab, melainkan sosok bertubuh tinggi di belakang Baron yang tengah menyorot keduanya dengan tajam.

Tubuh Evelyn menegang saat mendengar suara itu. Ia memutar kepalanya perlahan dan menemukan Baron yang masih mengenakan setelan baju kerjanya. Wajah Baron tidak menyenangkan membuat Evelyn meringis.

"Kak Baron." Evelyn tersenyum canggung. "Sori aku lupa memberi tahu padamu. Ini Pak Devan sepupu jauh Katy, dia sedang membantu kami mengerjakan tugas akhir kuliah." ucap Evelyn agar Baron tidak salah paham.

Namun kecemburuan Baron sudah membabi buta. Obsesi yang dia miliki kepada Evelyn suda semakin besar. Sehingga ketika melihat Evelyn bersama pria lain, tangannya sangat panas ingin menghantam wajah Pak Devan.

"Evelyn, cepat bereskan barangmu dan keluar dari tempat ini." wajah Baron sangat mengerikan serta nada bicaranya yang date membuat Evelyn berhenti tersenyum.

"Kak Baron?" Evelyn mengira Baron hanya marah kecil kepadanya, akan tetapi ekspresi Baron tidak demikian. Dalam waktu singkat itu ia berpikir apakah kesalahannya begitu fatal sampai Baron semarah ini. Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, Evelyn membereskan tablet dan bukunya ke dalam tas nya.

Interaksi keduanya tidak lepas dari pandangan Pak Devan. Ia menyadari hubungan keduanya tidak biasa.

"Apakah ini Tuan Badger?" Pak Devan mengangkat alisnya dengan senyum lebar.

Baron yang sebelumnya memperhatikan gerakan Evelyn menoleh pada pria matang yang duduk di depan gadisnya. Tatapannya menusuk tajam membuat Pak Devan mendengus. Ia seperti ketahuan selingkuh dengan Evelyn dibuat Baron.

"Benar sekali Pak Devano Rodriguez." kini Baron tersenyum miring saat memindai Pak Devan. "Apa yang Pak Devan lakukan di sini bersama kekasihku?"

Evelyn tersentak akan ucapan Baron sementara Pak Devan menyeringai. Namun Baron tidak peduli denga reaksi mereka, ia hanya ingin menyatakan kepemilikannya di depan Pak Devan yang dianggapnya sebagai saingan.

"Setahu saya anda bukanlah dosen Evelyn. Apa yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswinya di luar kampus? Sejauh yang saya tahu, dosen dan mahasiswa dilarang melakukan pertemuan di luar lingkungan kampus."

"Bukankah kekasihmu sudah menjelaskannya tadi?" Pak Devan bersandar di kursinya sambil bersedekap.

Baron menahan tangannya agar tidak melayang pada Pak Devan. Pak Devan berlagak sombong di depannya dan ia membenci hal itu.

Katy menghampiri mereka dan bingung akan suasana yang mencekam itu. "Kat, aku harus pulang, kita bisa lanjutkan besok." ucap Evelyn pada Katy.

"Tapi kenapa?" Katy yang terlambat memahami situasi masih bingung. "Siapa pria ini?"

"Akan kujelaskan besok. Aku harus pulang sekarang."

Evelyn menyadari hubungan Baron dengan Pak Devan tidak begitu baik. Maka dari itu ia tidak mau berlama-lama di sini yang mana membuat situasi memburuk.

"Pak Devan, saya harus pulang. Terima kasih sudah membantu kami."

Pak Devan mengangguk sambil tersenyum padanya, "Sama-sama Evelyn. Kalau masih belum mengerti kau bisa menghubungi saya."

Pak Devan sengaja memantik emosi Baron dengan ucapannya itu.

"Baik Pak. Kalau begitu saya pergi dulu. Bye Kat." pamit Evelyn. Ia berjalan melewati Baron dan sempat kontak mata dengannya.

Baron mengikutinya tanpa mengatakan sepatah kata kepada Pak Devan dan Katy, kecuali melayangkan tatapan tidak suka yang kentara.

"Apa yang terjadi Kak Devan?" Katy masih bingung.

Pak Devan mengangkat bahunya, "Silahkan tanya temanmu besok."

Baron mengejar Evelyn dengan langkahnya yang panjang dan cepat. Ia berhasil mendahului Evelyn, "Masuk ke mobilku!" perintah pria itu sebelum Evelyn masuk ke dalam mobilnya.

Evelyn menutup pintu mobilnya kembali lalu mengikuti Baron ke mobilnya. Begitu keduanya di dalam mobil, Baron menundukkan kepalanya sambil tangannya memegang erat stir mobil. Helaan nafas panjang terdengar oleh Evelyn.

"Evelyn, tidak biasanya kau melanggar aturan. Tapi kenapa sekali melanggar kau malah bertemu laki-laki lain?" Baron masih menunduk sambil meredam emosinya. Ia tidak ingin kebablasan sehingga membuat Evelyn takut padanya.

Kening Evelyn berkerut, sikap Baron menunjukkan seolah dirinya sedang ketahuan selingkuh. Padahal faktanya sudah jelas bahwa Pak Devan hanya ingin membantu mereka, lagi pula Katy juga ada di sana. Selain itu, Evelyn merasa hubungannya dengan Baron bukanlah pasangan kekasih yang membuat pria itu cemburu padanya.

"Kak Baron, aku mengakui kesalahanku yang tidak memberitahumu bahwa aku keluar sampai malam. tetapi aku perlu mengingatkanmu bahwa aku bukanlah pasanganmu sehingga kau bersikap tidak sopan kepada Pak Devan barusan."

Evelyn berharap Baron menyadari hal itu dan menyesal akan perbuatannya. Namun, ucapan itu seperti menyiram bensin ke dalam kobaran api. Baron langsung menoleh padanya. Pria itu menyeringai, ia tidak menyangka Evelyn tidak menganggap serius hubungan mereka. Memang keduanya tidak memiliki hubungan yang jelas dan tidak pernah terucap kata cinta di sana. Tapi Evelyn harusnya mengerti ucapannya sejak awal. Sekali dia memberi kesempatan padanya maka gadis itu tidak boleh memandang pria lain selain dirinya.

Baron tertawa kecil seraya telapak tangannya perlahan menempel di pipi Evelyn. Ibu jarinya mengusap bibir bawah Evelyn. "Sepertinya kau masih belum mengerti ucapanku gadis nakal."

Baron menarik tangannya kemudian memasang seat belt Evelyn tanpa melepaskan tatapannya dari gadis itu. Ia menyalakan mobilnya seraya berkata, "Tutup matamu."

Pria itu menancap gas dengan kecepatan tinggi membuat Evelyn hampir terhuyung ke depan. Gadis itu pada akhirnya menurut dan memejamkan matanya ketika Baron membelah jalanan kota dengan kecepatan tinggi.

"Kak Baron berhenti. Aku takut."

Baron tidak peduli dengan ketakutan gadis itu. Mata Baron menatap lurus ke depan sambil menyalip mobil di depannya dengan kecepatan tinggi

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!