NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

**Pagi di Apartemen Levi**

Matahari pagi menyinari apartemen, membangunkan Lia dari tidurnya. Dia merenggangkan tubuh dan mendapati Levi sudah duduk di meja makan dengan secangkir kopi, menatap layar laptopnya.

Lia berjalan mendekat, menatap Levi yang tampak tenggelam dalam pikirannya. “Pagi, Levi. Kamu kelihatan serius sekali pagi ini.”

Levi mengalihkan pandangan dari layar dan tersenyum pada Lia. “Pagi, Lia. Hanya memikirkan beberapa hal tentang operasi semalam dan rencana bisnis yang harus diselesaikan hari ini.”

Lia duduk di samping Levi, meletakkan tangannya di bahu Levi. “Jangan terlalu memaksakan diri. Kamu butuh istirahat setelah malam yang panjang.”

Levi menghela napas dan meraih tangan Lia, merasakan kehangatan dari sentuhannya. “Aku tahu. Tapi ada banyak hal yang harus diselesaikan.”

Lia memberikan senyuman yang menenangkan. “Aku akan membuatkan sarapan. Setelah itu, kita bisa berbicara lebih banyak tentang rencana kita hari ini.”

Levi menatap Lia dengan penuh rasa terima kasih. “Kamu selalu tahu bagaimana membuat segalanya lebih baik.”

**Di Kampus Universitas Harapan**

Di kampus, suasana sibuk dengan mahasiswa yang bergegas menuju kelas masing-masing. Lia, bersama Abi dan Rina, sedang berdiskusi tentang proyek kelompok mereka di taman kampus.

Rina, dengan semangat yang tinggi, menatap Lia dan Abi. “Kita harus mulai proyek ini secepat mungkin. Ada banyak yang harus kita lakukan, terutama untuk bagian penelitian.”

Abi mengangguk setuju. “Benar. Kita bisa membagi tugas untuk mempercepat prosesnya. Lia, bagaimana kalau kamu menangani bagian analisis data?”

Lia mengangguk. “Tentu. Aku bisa mulai mengumpulkan data dari sumber yang kita tentukan.”

Rina menatap Lia dan Abi dengan senyum lebar. “Bagus! Kita akan menjadi tim yang hebat.”

Saat mereka berbicara, tiba-tiba Abi menerima pesan di ponselnya. Dia melihatnya dan wajahnya berubah menjadi serius.

“Ada apa, Abi?” tanya Lia, melihat perubahan di wajah Abi.

Abi ragu sejenak sebelum menjawab. “Ayahku mengalami kecelakaan tadi pagi. Aku harus ke rumah sakit sekarang.”

Lia terkejut dan merasa khawatir. “Oh tidak, aku turut prihatin. Kamu perlu bantuan untuk pergi ke rumah sakit?”

Abi menggelengkan kepala. “Terima kasih, Lia. Aku bisa pergi sendiri. Aku hanya berharap dia baik-baik saja.”

Lia menatap Abi dengan simpati. “Semoga ayahmu cepat pulih. Beri tahu kami jika ada yang bisa kami bantu.”

Abi tersenyum tipis, terlihat terharu oleh perhatian Lia. “Aku akan. Terima kasih, Lia.”

Setelah Abi pergi, Rina menatap Lia dengan tatapan ingin tahu. “Kamu dan Abi tampaknya sangat dekat. Apa kamu pernah berpikir untuk memberinya kesempatan?”

Lia terkejut dengan pertanyaan Rina. “Tidak, Rina. Aku sudah memiliki seseorang yang sangat aku cintai. Abi hanya teman.”

Rina mengangguk memahami. “Aku mengerti. Tapi kamu harus berhati-hati, Lia. Terkadang perasaan bisa berubah.”

Lia menatap Rina dengan serius. “Aku tahu apa yang aku rasakan. Levi adalah orang yang aku pilih.”

**Sore di Kantor Nata Samudra Corp**

Di kantor, Levi duduk di meja kerjanya, tenggelam dalam tumpukan dokumen dan laporan. Telepon di mejanya berdering, mengalihkan perhatiannya.

Levi mengangkat telepon. “Levi di sini.”

Di ujung telepon, suara Ervin terdengar serius. “Levi, kita ada masalah. Seseorang membocorkan informasi tentang operasi kita kepada pihak berwenang. Kita harus segera menyelidiki siapa yang melakukannya.”

Levi merasakan gelombang ketegangan. “Apa ada petunjuk tentang siapa yang bertanggung jawab?”

“Belum banyak, tapi kita memiliki beberapa nama yang mencurigakan. Aku akan terus menggali informasi,” jawab Ervin.

Levi menghela napas panjang. “Baiklah. Berikan semua informasi yang kamu dapat secepatnya. Kita harus menutup kebocoran ini sebelum menjadi lebih buruk.”

**Malam di Apartemen Levi**

Malam itu, Levi pulang dengan wajah yang penuh kelelahan dan kekhawatiran. Lia sedang duduk di sofa, menonton berita di televisi. Dia segera melihat perubahan di wajah Levi.

“Ada masalah lagi?” tanya Lia dengan penuh perhatian.

Levi duduk di sebelah Lia, meraih remote dan mematikan televisi. “Ada kebocoran informasi tentang operasi kita. Ervin sedang menyelidikinya.”

Lia merasa cemas. “Itu berita buruk. Apa ada yang bisa aku lakukan untuk membantu?”

Levi menggenggam tangan Lia dengan erat. “Tidak, Lia. Ini terlalu berbahaya. Aku hanya butuh kamu di sini, mendukungku seperti biasanya.”

Lia mengangguk, memberikan senyuman yang penuh pengertian. “Aku selalu ada untukmu, Levi. Kita akan melalui ini bersama.”

Levi merasakan sedikit kelegaan dalam hatinya. “Terima kasih, Lia. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpamu.”

**Malam di Rumah Sakit**

Sementara itu, di rumah sakit, Abi duduk di ruang tunggu dengan wajah cemas. Dokter keluar dari ruang perawatan, membawa kabar tentang kondisi ayahnya.

“Bagaimana keadaannya, Dokter?” tanya Abi dengan cemas.

Dokter tersenyum tipis. “Ayahmu dalam kondisi stabil sekarang. Kami berhasil menstabilkannya, tapi dia perlu istirahat total selama beberapa hari ke depan.”

Abi menghela napas lega. “Terima kasih, Dokter. Aku sangat bersyukur.”

Dokter menepuk bahu Abi. “Jaga dia baik-baik. Kami akan terus memantaunya.”

Abi merasa beban berat di hatinya sedikit terangkat. Dia memutuskan untuk mengirim pesan kepada Lia, memberitahukan bahwa ayahnya dalam kondisi stabil.

**Pagi Berikutnya di Apartemen Levi**

Pagi berikutnya, Lia sedang bersiap untuk berangkat ke kampus ketika ponselnya berbunyi. Dia melihat pesan dari Abi dan merasa lega mengetahui ayah Abi sudah stabil.

“Abi bilang ayahnya sudah stabil,” kata Lia kepada Levi, yang sedang bersiap untuk ke kantor.

Levi mengangguk. “Itu kabar baik. Aku senang mendengarnya.”

Lia menatap Levi dengan senyum. “Semoga hari ini berjalan lancar untukmu.”

Levi meraih tas kerjanya dan menatap Lia. “Aku juga berharap begitu. Kamu juga hati-hati di kampus, ya?”

Lia mengangguk. “Aku akan. Sampai nanti, Levi.”

Mereka saling mencium sebelum berangkat, membawa harapan dan kekhawatiran masing-masing ke hari yang baru.

---

bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!