Luna Evelyn, gadis malang yang tidak diinginkan ayah kandungnya sendiri karena sang ayah memiliki anak dari wanita lain selain ibunya, membuat Luna menjadi gadis broken home.
Sejak memutuskan pergi dari rumah keluarga Sucipto, Luna harus mencari uang sendiri demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hingga suatu malam ia bertemu dengan Arkana Wijaya, seorang pengusaha muda terkaya, pemilik perusahaan Arkanata Dinasty Corp.
Bukannya membaik, Arkana justru membuat Luna semakin terjatuh dalam jurang kegelapan. Tidak hanya menginjak harga dirinya, pria itu bahkan menjerat Luna dalam ikatan rumit yang ia ciptakan, sehingga membuat hidup Luna semakin kelam dan menyedihkan.
"Dua puluh milyar! Jumlah itu adalah hargamu yang terakhir kalinya, Luna."
-Arkana Wijaya-
Bagaimana Luna melewati kehidupan kelamnya? Dan apakah ia akan berhasil membalas dendam kepada keluarga Sucipto atau semakin tenggelam dalam kegelapan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Wanita Penghibur
"Kau masih perawan?" tanya Arkana setelah usai melakukan adegan panasnya bersama seorang gadis yang masih berada di bawah kungkungannya.
"Iya Tuan," sahut Luna sambil menahan airmata agar tidak jatuh begitu saja.
Arkana menatapnya sejenak, lalu bangkit dari atas tubuh Luna. Ia mengenakan bathrobe lalu duduk di sudut ruangan sambil menghidupkan rokoknya.
"Surprise sekali, aku mendapatkan perawan seperti mu," ucap Arkana.
Luna hanya diam tanpa menjawabnya. Gadis itu lalu bangkit dan mengenakan lagi pakaiannya satu persatu.
Luna Evelyn, adalah seorang pelayan sebuah bar yang dipaksa untuk melayani Arkana Wijaya, ketika malam itu tanpa sengaja Luna menumpahkan anggur yang dibawanya ke celana Arkana.
Bukan..bukan karena Arkana menghukum Luna perkara menumpahkan anggur, tapi ia memang sedang haus. Haus akan kegilaan adegan panas bersama seorang wanita yang telah lama tak ia lakukan sejak kematian ibunya.
Ia berjanji pada ibunya untuk menjaga wanita, sebagaimana dirinya menjaga sang ibu. Namun sayang, malam ini Arkana melanggar janjinya karena melihat ketidakberdayaan Luna.
"Saya sudah melayani Tuan, mohon bayarannya sesuai dengan yang Tuan ucapkan."
Arkana tersentak, matanya menatap Luna yang kini telah berdiri mengenakan pakaiannya dengan rapi kembali.
"Apa kau akan kembali melakukannya dengan orang lain?" tanya Arkana seraya mematikan rokoknya.
Luna menelan saliva nya dengan kasar. Ia tak pernah memiliki cita-cita menjadi wanita penghibur bagi laki-laki. Bekerja di bar hanyalah salah satu cara baginya untuk bertahan hidup, sebelum ia menerima pekerjaan yang lain.
Namun pria bernama Arkana Wijaya ini telah merenggut satu-satunya hal yang ia banggakan. Mau tidak mau Luna harus menjalani kehidupan selanjutnya dengan membawa dirinya yang baru.
"Maaf, saya bukan wanita penghibur, Tuan!" tegas Luna.
"Anda yang membuat saya kehilangan kesucian, pantaskah anda bertanya seperti itu?"
Arkana tersenyum miring seraya berjalan mendekati Luna. Ia membelai dagu gadis itu dan menatapnya lekat.
"Tak ku sangka bibir indah yang tadi digunakan untuk mendesah di bawahku, kini bisa melawanku dengan arogan," ujar Arkana dengan menyentuh dagu Luna.
"Bukankah wanita yang meminta bayaran setelah melayani pria adalah wanita penghibur?"
Luna terhenyak. Ia memang tidak ingin menjadi wanita penghibur. Namun, malam ini Arkana telah melakukan pelecehan kepadanya hingga kesuciannya hilang. Haruskah ia terima begitu saja?
Semua telah terjadi, satu-satunya cara untuk merubah nasib adalah memanfaatkan kekayaan pria itu untuk kepentingannya.
"Baiklah, aku tidak suka mendengar panggilan itu, Tuan! Anda tahu sendiri bahwa saya masih suci saat anda menyentuh saya. Jika anda tidak bersedia memberikan saya kompensasi atas apa yang anda lakukan terhadap saya, maka saya akan membawa ini ke jalur hukum!" tegas Luna.
Arkana menautkan alisnya, beberapa detik setelah itu ia pun tertawa. Tawa yang terdengar sedikit mengejek, entah apa maksud pria itu. Luna hanya memperhatikannya dengan hati yang kesal.
"Nona Luna Evelyn, kamu pikir kamu siapa bisa melaporkan masalah sepele ini kepada polisi hm?" tanya Arkana dengan suara yang meremehkan.
Ia menarik pinggang Luna hingga tubuh mungil itu bersentuhan dengan tubuhnya.
"Polisi hanya akan menertawakan mu, sayang. Kamu pikir kamu bisa melawanku?"
Luna pun geram. Ia sadar ia hanya orang kecil yang tak memiliki kekuatan jika dibandingkan dengan seorang Arkana, yang begitu kaya di kota tersebut.
Namun menyerah dari menuntut hak juga tak ingin Luna lakukan. Biar bagaimanapun, Luna merasa sangat dirugikan. Tetapi pria di hadapannya ini terlalu arogan dan sepertinya juga tidak berperasaan.
"Lalu, anda ingin apa?" tanya Luna tanpa basa-basi.
Ia ingin segera pergi dari ruangan panas ini, dan melupakan segalanya.
Mendengar pertanyaan Luna, Arkana kembali tersenyum tipis lalu melepaskan dekapannya pada wanita itu.
Ia mengambil ponselnya kemudian mulai sibuk mengetik sesuatu didalamnya. Beberapa detik kemudian, ia memberikan ponsel itu kepada Luna.
"Masukkan nomor rekeningmu, Luna."
Luna tercekat, namun kemudian ia menurutinya. Luna mengisi nomor rekening miliknya di sana. Dan ya, ponsel itu kembali ke tangan Arkana.
Hingga beberapa detik kemudian, ponsel Luna berbunyi menandakan ada notifikasi masuk.
2 milyar.
Luna membelalakkan matanya melihat nominal pada notifikasi yang baru saja masuk itu. Uang sebesar 2 milyar dikirim oleh nomor rekening atas nama Arkana Wijaya.
Besar sekali.
Arkana menatap Luna sejenak lalu kembali menarik gadis itu dalam dekapannya.
"Itu hanya DP Luna. Selanjutnya aku mau kau menjadi wanitaku dan selalu siap kapanpun aku membutuhkanmu."
"Apa??" Luna tercekat.
"Dengan menerima uang itu, artinya kau menyanggupi keinginanku, Luna. Dan aku juga akan memberikan uang bulanan kepadamu jika kau menjadi wanitaku," ujar Arkana dengan tanpa beban.
Sebelum Luna menjawab, Arkana pun meneruskan kalimatnya.
"Tapi jika kau tidak mau, maka kau tidak mendapatkan apa-apa malam ini."
Luna terdiam, nafasnya naik turun memikirkan ucapan Arkana. Pria itu pun menatapnya dengan tajam.
"Bagaimana Luna? Apa kau menyetujuinya?"
tekan kan juga sama arka kalau dia tidak boleh menikahkan maya selama kamu di sisi nya atau sampai kamu lulus kuliah...
dan buat Arkana mengejarmu sampe tergila2.