Jika merindukan orang yang sudah tiada adalah hal menyakitkan, mungkin tidak selamanya seperti itu yang di rasakan oleh seseorang.
Dia merindukannya tapi di satu sisi ia ingin menjauh dan pergi darinya demi kebahagian orang yang ia sayangi.
Dan semua kenangan yang pernah tercipta akan kah hilang seiring dengan luka yang sudah terlalu lama bertahta???
Selamat datang di tulisan receh Mak Othor 😊
Biar ngga gagal paham, silahkan mampir ke Riang (sadar diri) lebih dulu 🙏🙏🙏
semoga di minati teman-teman readers ya 🤗 mohon kritik dan sarannya.
Terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Malam kian larut. Sebuah mobil melaju stabil di jalan raya yang sedang mengarah ke sebuah kabupaten di daerah Jawa barat.
Saat ini, Ganesh yang mengambil alih kemudi. Dia membiarkan mamang nya untuk beristirahat. Dan bibi serta dua bocil itu tertidur di bangku belakang.
Ponselnya berdering. Di lihatnya nama kontak di layar pipih itu.
"Tumben si mamang kecil telpon?", monolog Ganesh. Ia pun memasang handsfree dan mengangkat panggilan tersebut.
[Assalamualaikum Mang Galih]
[Walaikumsalam. Abah sama ibu udah tidur, ngga usah manggil mamang juga. Aku lebih muda dari kamu!]
Galih terdengar kesal, sedang Ganesh terkekeh puas.
[Faktanya, saya ini keponakan mang Galih kan? Walau pun saya lebih tua? Tapi secara nasab, secara silsilah keluarga...tetap dong...]
[Dah lah, bahas yang lebih penting!]
Ganesh memilih untuk mengikuti Galih yang ingin berbicara serius , katanya sih gitu!
[Soal apa sih, penting banget kayaknya? Lagi galau, di langkahin sama Bik Lia?]
[Ishhh ...nih anak emang! Gak lah, perlu di garis bawahi, kami kembar ngga ada istilah langkah melangkahi]
[Hahahaha iya, terus apa???]
[Aku ngga sengaja nguping obrolan Lia sama si kembar. Lia bilang dia suka sama Shakiel. Cuma katanya Shakiel yang ngga peka, jadi berpaling deh sama Kak Diaz. Tapi...aku kasian kalo ternyata kak Diaz yang udah berapa kali patah hati, cuma jadi pelarian Lia]
[Ya ampun bro...bro...pelarian apaan sih?? Mereka udah mau nikah kali, kalo lari ya capek!]
[Ishhh...capek emang kalo ngomong sama kamu tuh. Dah lah! Ati-ati bawa mobilnya. Inget tuh, ada kakak-kakak sama ponakan-ponakan ku!]
[Lha...pake di ingetin segala! Mereka sodaraku juga??!]
[Hahahah ya udah, bye! Assalamualaikum ]
[Walaikumsalam]
Ganesh menggelengkan kepalanya. Nyatanya obrolannya dengan sang paman muda nya tak mengganggu istirahat keluarga pamannya itu.
Ganesh kembali memiliki ide cemerlang ,menurutnya!
Ia mengetuk-ngetukkan jarinya di kemudi sambil tersenyum dan berpikir yang agak lain.
"Oke bro, gimana reaksi Lo kalo cinta pertama Lo mau nikah! Patah hati apa ngga ya??", monolog Ganesh. Ia mengetik pesan pada Galih untuk mengirimkan foto undangan pernikahan Lia dan Diaz padanya.
Galih sempat misuh-misuh karena dia harus keluar dari kamarnya untuk mencari sisa kartu undangan itu. Tapi tetap saja ia mengirimkan foto itu pada Ganesh.
Ganesh yang sebelumnya sudah meminta nomor Shakiel pada Syam pun tersenyum jahil.
"Bangun tidur pasti syok tuh bocah! Udah terpaksa sekamar sama papanya, eh...liat undangan pernikahan dari sang pujaan hati yang terlanjur di pendam. Doble kill kan ! Songong sih ,Lo!!"
"Aa Nesh nomong cama capa?", tanya Shaka tiba-tiba.
"Astaghfirullah Shaka, bikin Aa kaget aja deh! Bobo lagi, masih jauh rumah neneknya!", kaya Ganesh.
"Tapi Aa dangan nomong ndili ya. Aka bisikan!", protes Shaka.
"Ishhh...perasaan udah pelan juga! Ya udah, Aa diem nih ngga ngomong apa-apa. Shaka bobo lagi tuh kaya Ica!", pinta Ganesh. Bocil itu pun menurut. Ia membaringkan kepalanya di pangkuan Riang yang duduk di antara Risya dan Shaka.
Ganesh pun memasang headset nya untuk mendengarkan musik agar tidak mengantuk.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Tubuh Ziyad masih lemah, tapi melihat sang istri bisa menolehkan kepalanya ke arahnya ia sangat bahagia.
Di tambah lagi, anak lelaki yang selama ini ia ingin temui ada di sini. Bahkan ia dengan damainya tidur di atas sofa yang ada di antara brankarnya dan Citra.
"Ya Allah apa ini mimpi? Jika iya, tolong jangan bangun kan aku!", kata Ziyad lirih. Lelaki tampan itu tersenyum pada Citra yang sedang menatap ke arahnya. Terlihat sesekali bola matanya bergerak dan seolah sedang melihat Shakiel yang masih terlelap.
Ziyad sedang mengingat-ingat sekaligus untuk meyakinkan dirinya jika ini bukan sebuah mimpi.
Ia mulai mengingat dirinya yang dehidrasi karena diare tadi. Dan saat ada yang akan memapahnya, ia jatuh pingsan.
Yang lebih mengejutkan jutsru adalah ...yang memapahnya itu darah dagingnya sendiri.
"Ini bukan mimpi!!", Ziyad berusaha bangun. Meski lemas, dia berusaha untuk turun dari ranjangnya.
Karena tubuhnya yang belum sepenuhnya fit, tangan Ziyad tak mampu meraih botol infus. Dan detik itu juga, botol itu terjatuh. Jarum yang tertancap di tangan Ziyad pun terlepas hingga darah keluar dari tangannya.
Debug!!
Suara benda jatuh membangunkan Shakiel yang yang tadi tertidur lelap. Dan saat ia terbangun ,ia melihat papanya yang sedang berdiri menatapnya.
Shakiel tak mau membalas tatapan itu. Ia memilih berdiri tapi ternyata kakinya menyentuh botol infus yang sudah terlepas.
Ziyad masih menatap Shakiel dengan pandangan sendu.
Helaan nafas keluar dari mulut Shakiel. Ia mengambil botol infus itu. Dan setelahnya menyeret Ziyad untuk kembali ke brankarnya.
Wajah Shakiel tak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia hanya memasang kembali jarum yang terlepas dari tangan Ziyad.
Ziyad masih terus menatap putranya. Suntikan jarum di tempat yang baru seolah sama sekali tak Ziyad rasakan.
Mata Ziyad beralih pada Citra yang masih menoleh ke arahnya. Dan Ziyad bisa melihat pipi istrinya basah karena terpaan dari lampu di ruangan itu.
"Cit...Citra! Kamu bangun sayang!!", Ziyad tersenyum sekaligus terharu. Shakiel pun ikut menoleh dan benar ...ia melihat mama yang ia sayangi sedang meneteskan air matanya.
"Papa mau ke mama dulu, El!", kata Ziyad. Meski shakiel ingin sekali berteriak bahagia karena mamanya mau membuka matanya, ia masih berusaha jaim di depan laki-laki yang ia benci.
Coba...bisa tahan sampai kapan ya El??? 🤔🤔🤔
💕💕💕💕
Terimakasih 🙏🙏🙏🙏
shakiel said aku lagi yg kena.... ya allah tolong....😭😭😭😭
nabil said aku gak diajak nih.... bilangin kak nabila ntar... biar digentayangin🤣🤣🤣🤣🤣