NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Pagi ini cuaca begitu cerah, karna sudah tak mengajar lagi, setelah sholat subuh Dian kembali tidur, mungkin juga karna kemarin emosinya begitu terkuras. Tapi dering ponselnya membangunkannya.

"Assalamu'alaikum sayang". Sapa Irul disebrang sana.

"Wa'alaikumussalam mas". Jawab Dian dengan suara khas bangun tidur.

"Loh, kamu belum bangun sayang". Tanya Irul heran.

"Abis sholat subuh tadi aku tidur lagi mas, ada apa mas". Ucap Dian.

"Kamu ngga lupa kan sayang kalo kita udah janjian ketemu di cafe Risa". Ucap Irul.

Dian yang mendengar ucapan Irul seketika tersadar dengan mata membola. Diapun langsung terduduk di kasur.

"Astaghfirullah mas maaf aku lupa". Ucap Dian sedikit panik.

"Iya sayang ngga papa, mas juga baru mau ke kantor kok ini, mungkin jam 11 siang mas sama yang lain ke cafenya". Ucap Irul.

"Ya udah mas hati hati yah, aku abis ini bakal langsung mandi kok, kita ketemu di cafe yah mas". Ucap Dian.

"Iya sayang, kamu ke cafenya naik apa, atau mau mas jemput aja, mas antar kamu ke cafe dulu baru mas ke kantor". Ucap Irul.

"Ngga usah mas, aku bisa naik taksi kok nanti, oia mas, aku ajak Aini juga boleh ngga mas". Tanya Dian.

"Boleh dong sayang, malah kalo rame kan seru, kamu juga jadinya bisa ngumpul sama sahabat kamu". Jawab Irul.

Irul pun memutuskan telfonnya setelah mengobrol dengan Dian. Dia akan langsung berangkat ke kantor, meski sudah tidak akan bekerja lagi, tapi Irul tetap berangkat pagi karna masih harus mengambil barang pribadinya di ruangannya.

Irul menuju ruang makan dimana kedua sahabatnya sedang makan lebih dulu.

"Kalian berdua pake mobil ya bro, gue mau naik motor aja". Ucap Irul setelah duduk di kursinya.

"Oke bro, kalo gitu kita ketemu di kantor aja yah". Ucap Umar yang sudah selesai dengan sarapannya.

"Siip". Jawab Irul.

Setelah Khalil menyelesaikan sarapannya, Umar dan Khalil langsung pamit kepada Irul untuk berangkat lebih dulu.

Sedangkan Irul masih memakan makanannya dengan tenang.

Di tempat Dian, setelah telfonan dengan Irul, dia langsung mandi dan bersiap ke cafe Risa, tidak lupa dia menghubungi Aini agar datang ke cafe Risa, dan Aini pun mengiyakan, Aini tidak akan melewatkan berkumpul dengan Dian yang sebentar lagi akan pindah ke kota B, meski tidak sulit untuk mereka bertemu karna jaraknya hanya setengah hari perjalanan, apalagi jika di tempuh lewat jalur udara.

Setelah mandi, Dian langsung memesan taksi untuk ke cafe Risa, karna Irul melarang Dian untuk naik ojek online, Dian pun menurut.

Sedangkan Irul yang sudah sampai di kantor segera memarkirkan motor sportnya, menyapa semua staf yang menyambutnya. Setelah sedikit berbincang dengan semua staf, Irul pamit sebentar untuk menyiapkan barang pribadinya yang akan dia bawa pulang, dengan di bantu oleh Umar dan Khalil Irul membawa barangnya ke dalam mobil yang dibawa Umar tadi.

"Terimakasih bro". Ucap Irul kepada kedua sahabatnya setelah memindahkan semua barangnya.

"Santai bro". Jawab Umar.

"Ya udah yuk ah masuk". Ucap Khalil karna mereka masih berdiri di samping mobil Irul.

Setelah masuk, terlihat semua staf kantor sudah berdiri. Irul pun memulai sambutan perpisahan kepada semua rekan kerjanya.

"Bismillah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh". Ucap Irul.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh". Jawab semua staf.

"Terimakasih saya ucapkan untuk semua rekan, terimakasih sudah menerima saya dengan baik, terimakasih atas kerjasamanya selama ini, meski kita belum lama berkerjasama, tapi saya salut dengan kekompakan kalian, dengan segala kerendahan hati saya, saya memohon maaf jika selama bekerja disini pernah menyinggung perasaan kalian semua, atau ada perkataan dan perilaku saya yang menyakiti kalian semua saya minta maaf". Ucap Irul.

"Saya akan melangsungkan pernikahan bulan depan di kota kelahiran saya di kota B, jika berkenan rekan semua bisa hadir di hari bahagia saya, dan untuk salam perpisahan dari saya, saya mengajak semuanya untuk datang ke Dama's cafe, disana saya juga akan mengenalkan calon istri saya". Tambah Irul.

Semua staf sedikit kaget dengan berita yang di sampaikan oleh Irul, mereka menjadi sangat penasaran dengan calon istri Irul, seperti apa wanita yang berhasil meluluhkan hati bapak lurah yang dingin itu, sedangkan Sandra yang sudah bisa menebak siapa wanita itu hanya dapat mengeram kesal, sedari tadi dia juga tidak bisa berdekatan dengan Irul karna Irul seperti sangat menghindarinya.

"Semoga acara pernikahan bapak lancar". Ucap salah satu staf.

"Aamiin, terimakasih doanya". Jawab Irul.

"Apa bapak tidak akan ke kota ini lagi". Tanya salah satu staf yang lain.

"Saya akan sering ke kota ini, karna selain makam kedua calon mertua saya ada disini, kedua sahabat saya juga masih disini, dan juga sahabat calon istri saya disini, keluarga sahabat calon istri saya sudah menganggap calon istri saya adalah bagian dari mereka, jadi pastinya saya akan sering datang ke kota ini".

Tiba tiba ponsel Irul berdering, setelah melihat siapa yang menelfonnya, Irul langsung mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum mas, aku udah ada di cafe Risa mas, disini juga udah ada Aini". Ucap Dian disebrang sana.

"Wa'alaikumussalam sayang, ya udah mas kesana sekarang, tunggu mas ya sayang". Jawab Irul.

Setelah telfon terputus, Irul pun langsung mengajak semua staf untuk menuju cafe Risa.

"Mari semua, calon istri saya sudah ada di cafe, kasian kalau dia menunggu lama". Ajak Irul.

Mereka semua pun melangkah keluar, saat di parkiran, tiba tiba Sandra mendekati Irul.

"Maaf pak, apa boleh saya menumpang lagi di mobil pak Irul". Tanya Sandra dengan suara yang di buat buat.

"Jangan tanya saya bu, karna Umar yang membawa mobilnya". Jawab Irul.

Sandra yang tidak paham maksud Irul langsung saja bertanya kepada Umar, tanpa tau bahwa Irul tidak ikut bersama Umar.

"Pak Umar boleh saya menumpang di mobil bapak". Tanya Sandra.

Umar sebenarnya malas dengan wanita ini, tapi dia terpaksa mengajak Sandra agar Sandra tidak mendekati Irul, jika Sandra tau Irul menggunakan motor, maka dapat dia pastikan Sandra akan memaksa Irul, dia tidak ingin sahabatnya mendapatkan masalah lagi. Yah, Umar dan Khalil tau tentang masalah Irul dan Dian kemarin, karna sahabatnya menceritakannya kepada mereka berdua.

"Boleh, silahkan masuk". Ucap Umar.

Sandra dengan semangat masuk ke dalam mobil, dia memilih duduk di belakang, karna yang dia tau Umar yang akan mengemudikan mobil, seandainya itu Irul, dia pasti akan duduk di depan di samping Irul. Tidak apa apa dia duduk bersama Khalil, asal dia tetap satu mobil dengan Irul.

Setelah Sandra masuk, Khalil pun masuk di susul oleh Umar.

Melihat Khalil yang memilih duduk di samping Umar, senyum Sandra pun terbit, pikirannya jika Khalil yang duduk di depan, berarti Irul akan duduk di belakang bersamanya.

"Loh kok pak Umar udah mau jalan, pak Irul kan belum masuk mobil". Tanya Sandra panik karna Umar sudah menghidupkan mesin mobil sedangkan Irul belum masuk.

"Siapa bilang Irul ikut gue, dia naik motor sendiri noh". Jawab Umar sambil menunjuk Irul yang sudah melajukan motornya.

"Pak Irul, pak". Sandra berteriak setelah menurunkan kaca mobil.

"Woy bisa diem ngga sih lu, kalo lu ngga bisa diem, mending lu turun". Ucap Khalil kesal.

Umar dan Khalil benar benar jengah dengan kelakuan wanita itu. Sudah tau Irul akan menikah, masih saja dia dekati, benar benar wanita yang tidak mempunyai rasa malu.

Sandra yang mendengar ucapan Khalil pun diam.

Irul sampai cafe lebih dulu, dia langsung menghampiri calon istrinya yang sedang asik mengobrol dengan kedua sahabatnya.

"Sayang". Sapa Irul lalu mengecup kepala Dian.

"Ya elah bang, ngga liat kita apa, main cium cium aja". Ucap Risa.

"Kamu tunggu Umar aja dek, ngga usah iri sama kita". Jawab Irul.

Risa memutar bola matanya karna kesal, sedangkan Aini tertawa melihat sahabatnya yang kesal dengan jawaban Irul.

"Mas kok dateng duluan, emang ngga bareng yang lain". Tanya Dian.

"Mas naik motor sayang". Jawab Irul setelah duduk di samping sang calon istri.

"oia bang Farel ngga ikut Ni". Tanya Irul kepada Aini.

"Bang Farel lagi ada pertemuan penting buat gantiin papa yang masih di luar kota bang". Jawab Aini.

Irul hanya mengangguk, dia mengerti kesibukan Farel, dia pun juga sama saat menjalankan perusahaan, lebih sibuk di banding saat dia bekerja di kelurahan. Sambil menunggu yang lain, Irul ikut mengobrol dengan calon istri dan kedua sahabat Dian yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

Tak lama, Umar dan yang lain pun datang, Risa yang melihat Sandra datang bersama Umar dan Khalil menatap kesal kepada Umar, sedangkan Umar yang melihat sorot mata Risa yang melotot kepadanya hanya dapat menyengir, bisa dia pastikan sang kekasih akan merajuk kepadanya.

"Yang lain silahkan mengambil tempat duduk". Ucap Irul.

Setelah semua duduk di kursi masing masing, Irul berjalan mendekat bersama Dian dengan tangan yang saling menggenggam.

"Semuanya, perkenalkan wanita cantik di samping saya ini adalah calon istri saya, Diandra Rukmana". Ucap Irul sambil meletakkan tangan Dian di depan dadanya.

"MasyaAllah cantik calon istrinya pak". Ucap salah satu staf.

"Terimakasih bu". Jawab Dian dengan senyum manis.

"Saya kenal dengan bu Dian, tapi mungkin bu Dian tidak kenal dengan saya, saya ayah dari salah satu murid ibu". Ucap salah satu staf.

"MasyaAllah benarkah, tapi saya sudah tidak mengajar lagi pak". Ucap Dian.

"Iya bu, sebagai istri kita memang lebih baik ikut kemana suami akan tinggal bu, saya juga bukan asli orang sini bu Dian, tapi ikut suami yang orang sini". Ucap salah satu staf yang lain.

Dian mengangguk sambil tersenyum menanggapinya.

"Baiklah, silahkan pesan saja ya pak.. bu.. silahkan di nikmati hidangannya, maaf saya tinggal, saya akan duduk di meja depan bersama sahabat sahabat kami, permisi". Ucap Irul.

Meski meja Irul dengan yang lain berbeda, tapi jaraknya tidak terlalu jauh, dia melakukan seperti itu karna tidak ingin Sandra mendekatinya.

Sedangkan Risa masih kesal dengan Umar karna memberi tumpangan pada Sandra. Bisa saja setelah tidak bisa mendapatkan Irul, Sandra akan mendekati Umar, dan Risa tidak akan membiarkan Umar untuk memberi celah sedikitpun kepada Sandra.

"Udah dong yank, maaf yah, abang kan niatnya cuman mau melindungi Irul". Ucap Umar.

"Ya udah, tapi pulangnya jangan satu mobil lagi, meskipun ada bang Khalil tapi aku tetep ngga suka yah". Ucap Risa.

"Iya yank iya". Jawab Umar.

Setelah pesanan mereka datang, mereka pun memakan makanan mereka dengan tenang, sedang di meja sana terlihat Sandra yang makan dengan suasana hati dongkol, dia benar benar sudah tidak bisa lagi mendekati Irul.

Sedangkan Khalil, makan dengan terus memandang sang kekasih yang sedang bekerja, sebenarnya dia sudah meminta izin sebelumnya kepada Risa agar mengizinkan Lisa untuk ikut bergabung dengan mereka, dan Risa pun mengizinkannya, tapi Lisa menolak, dia merasa tidak enak, dia tidak ingin memanfaatkan kebaikan Risa yang sudah sangat baik kepadanya.

"Udah, hargain keputusan dia, entar lu anter pulang, ajak jalan kemana kek". Ucap Irul yang mengerti perasaan Khalil.

"Gue ngga tega liat dia kerja keras gitu, sedangkan gue disini makan enak". Jawab Khalil.

"Lisa memang begitu bang, dia tidak akan dengan mudah menerima bantuan, dia tidak ingin di kasihani, abang harus jagain dia, kalo abang cuman main main, lebih baik abang jauhin Lisa, Lisa sudah seperti adik buat kami". Ucap Dian.

Aini dan Risa yang mendengar ucapan Dian pun mengangguk, mereka yang tau tentang kehidupan Lisa tidak akan membiarkan Khalil jika hanya akan bermain main, cukup tantenya yang menjadi beban hidup Lisa.

"Abang serius sama Lisa, saat akan menghadiri pernikahan kamu dan Irul nanti, abang akan ajak Lisa dan memperkenalkan Lisa dengan kedua orangtua abang". Ucap Khalil mantap.

"Gue percaya sama lu bro, kalo lu nyakitin Lisa, gue orang pertama yang akan ngasi lu pelajaran". Ucap Irul.

"Dan gue orang kedua yang bakal ngasi lu pelajaran juga". Tambah Umar.

"Iya iya, kalian ini kayak ngga kenal gue aja sih, emang pernah gue mainin cewek". Ucap Khalil sambil memutar bola matanya.

Setelah selesai makan, semua staf pamit untuk kembali ke kantor lebih dulu, Sandra mendekati Umar karna ingin kembali menumpang.

"Pak Umar, saya ikut balik ke kantor sama bapak yah". Ucap Sandra.

Risa langsung merangkul lengan sang kekasih, dan menatap Sandra dengan tatapan tajamnya.

"Maaf ya mbak Sandra, calon suami saya ngga balik ke kantor, jadi mbak silahkan balik ke kantor dengan yang lain". Ucap Risa ketus.

"Maaf ya, saya nanya sama pak Umar bukan sama kamu". Ucap Sandra dengan tidak tau malu.

Umar mengelus tangan sang kekasih yang memeluk lengannya, dia tidak ingin sang kekasih menarik urat hanya karna wanita yang tidak penting seperti Sandra.

"Benar yang di katakan sama calon istri saya, saya dan Khalil ngga balik ke kantor". Ucap Umar dengan wajah datarnya.

Sandra langsung pergi begitu saja, semua orang begitu menyebalkan di matanya.

"Dasar cewek ganjen, ngga bisa dapetin bang Irul, sekarang mau deketin bang Umar, bang Khalil hati hati, mungkin target dia selanjutnya adalah bang Khalil". Ucap Aini ikut kesal.

"Mana berani dia deketin abang, abang ini selalu ketus sama dia, ngga kayak mereka berdua yang suka ladenin si Sandra". Ucap Khalil membuat Irul dan Umar menatapnya tajam.

"Oo jadi gitu ya". Ucap Dian dan Risa kompak.

Dian menatap Irul galak, Risa langsung memberi jarak dengan Umar. Sedangkan kedua pria itu sudah panik.

"Kampret lu". Ucap Umar kepada Khalil.

Irul yang lebih dekat dengan Khalil melempar kunci motornya hingga mengenai kepala Khalil.

"Sakit woy". Ucap Khalil.

Aini yang berdiri di samping Khalil cekikikan melihat para pria itu.

"Sayang, kamu jangan percaya sama ucapan Khalil, dia tuh emang lagi cari temen buat ngelampiasin rasa kesepiannya sayang". Ucap Irul mencoba merayu Dian.

"Bener yank, kamu juga jangan percaya ama si kadal itu". Ucap Umar kepada Risa.

"Kalo bang Khalil kadal, kamu apa, buaya gitu". Jawab Risa ketus.

"Ya ampun yank, mana ada sih aku jadi buaya". Ucap Umar.

"Ish, tau ah, sana jauh jauh, kesel aku sama kamu". Ucap Risa.

"Aku mana bisa jauh sih yank dari kamu". Ucap Umar sambil mencolek dagu Risa.

Risa membuang muka dengan wajah yang memerah, dia tidak bisa menutupi salah tingkahnya karna ucapan Umar. Umar yang tau Risa salah tingkah pun semakin menggoda sang kekasih hingga akhirnya Risa luluh.

Sedangkan Dian dan Irul sudah kembali mesra sedari tadi, Dian tidak benar benar kesal dengan Irul, setelah kejadian dimana mereka bertengkar malam itu, Dian jadi lebih percaya dengan Irul sekarang, dia tidak akan segampang itu terprovokasi agar marah dengan calon suaminya itu, lagi pula dia juga tau bahwa Khalil hanya ingin mengerjai kedua sahabatnya.

"Beb aku pulang duluan ya, aku harus lanjut ngerjain pesanan kamu dan bang Irul". Ucap Aini kepada Dian.

"Beb, kamu belum kirimin foto seragam kita loh, aku mau liat". Ucap Risa kepada Aini.

"Oia, nanti aku kirimin, fotonya masih di ipad, sekalian kamu bisa tunjukin ke bang Umar sama bang Khalil, tunjukin juga ke Lisa". Jawab Aini.

"Iya, nanti abang yang tunjukin ke Lisa". Ucap Khalil.

"Ya udah beb, kamu hati hati yah, aku percayain hari bahagia aku sama kamu, dan aku yakin kamu ngga mungkin ngecewain aku sama mas Irul, aku juga penasaran sama seragam kalian". Ucap Dian.

"InsyaAllah, aku akan lakuin yang terbaik buat kamu sayangku, dan soal seragam kami, udah pasti bagus, yang lain ngga akan kecewa". Jawab Aini penuh percaya diri.

"Kita harus banyakin foto berdua nanti ya beb". Ucap Risa kepada Umar.

"Iya yank, bukan cuman berdua, tapi kita ber enam harus punya foto sebanyak mungkin". Jawab Umar.

"Iya, kalo perlu tamu yang lain jangan kita biarin foto bareng pengantin". Ucap Khalil.

"Ngga gitu juga kali bang, ya udah lah, aku pamit yah". Ucap Aini.

Aini memeluk kedua sahabatnya bergantian, sedangkan dengan ketiga pria yang sudah seperti abangnya sendiri, dia hanya melambaikan tangan. Yah, meski sudah menganggap mereka abang, tapi Aini tau batasan, dia menghargai perasaan kedua sahabatnya dan juga menjaga harga diri calon suaminya.

Setelah kepergian Aini, yang lain kembali duduk di kursi masing masing. Saat sedang mengobrol, Lisa lewat di dekat meja mereka, Khalil dengan sigap memanggil sang kekasih untuk mendekat.

Lisa pun menghampiri kekasihnya itu.

"Kamu belum makan siang ya yank". Tanya Khalil setelah mendudukkan Lisa di sampingnya.

"Abis ini bang". Jawab Lisa.

"Ini udah hampir lewat waktu istirahat Lis, kamu jangan biasakan makan terlambat, kakak ngga mau ya kamu sakit lagi". Ucap Risa.

Lisa menundukkan kepalanya.

"Ayo sayang kamu makan dulu yah, kamu mau pesan apa, abang akan pesenin". Tanya Khalil.

"Aku makan di dalem aja bang, ngga enak di liat sama pengunjung". Jawab Lisa.

"Udah Lis, kamu disini aja, jangan pedulikan orang lain, kita ngga minta makan sama mereka". Ucap Dian.

Lisa pun tidak membantah lagi, Khalil langsung memanggil Adit lalu memesan makanan untuk Lisa.

"Pulangnya nanti abang jemput ya yank, tapi entar abang pulang dulu ganti baju, kalo udah mau pulang kamu hubungin abang aja". Ucap Khalil sambil mengelus kepala Lisa.

"Abang Lisa malu ih". Ucap Lisa pelan.

"Kenapa malu, mereka aja suka umbar kemesraan di depan abang". Ucap Khalil.

Irul dan Umar hanya geleng kepala mendengar ucapan sahabat mereka, sedangkan Dian dan Risa cekikikan mendengar ucapan Khalil. Khalil seperti orang yang mengadu kepada ibunya.

Setelah makanan Lisa datang, Lisa pun langsung makan, dia tidak ingin terlalu lama karna harus kembali bekerja, Dian dan Risa merasa bahagia melihat Lisa dan Khalil, terlihat Khalil begitu menyayangi Lisa, Dian dan Risa memang begitu dekat dengan Lisa dan sudah menganggap Lisa seperti adik mereka.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!