syahnala (Nala) gadis yang dulunya periang berubah menjadi gadis pendiam karena trauma masa kecil dan penghianatan oleh orang-orang terdekatnya, menyebabkan dia hidup dalam kegelapan. hingga suatu hari Nala menemukan cahaya kehidupan tentang tujuan hidup Nala selalu berfikir dan mencari tahu apa tujuan dia hidup, jika sedari kecil dia tak di inginkan dan kenapa orang-orang bisa tersenyum dengan manis padanya sedangkan dia lupa bagaimana caranya tersenyum dan berterima kasih.
Nala harus mendapatkan senyumannya kembali dia juga harus berusaha sendiri untuk menghindari rasa traumanya mampukah dia menghilangkan kesedihannya. Perlahan Nala mulai
menemukan arti kehidupan tetapi jika dia ingin kehidupan seperti mimpinya itu dia harus menemukan rumah yang layak dia tinggali, rumah yang membuat nyaman yang membantunya menghilangkan rasa takutnya.
Mendapatkan rumah yang layak di
Cover by =pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bluefly9, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan
Di pagi hari di rumah Nala.
"kakak, mau ke sekolah bareng siapa" tanya dini padaku
"hmmm entahlah, kemarin sih kak Arya ngajak ke sekolah bareng tapi dari semalam kak Arya ngilang" ucapku dengan wajah sedih
"gitu yaa, jadi orang yang beliin kakak boneka itu bukan kak Arya" tanya dini
"bukan, dia orang yang aneh makanya nama bonekanya juga aneh" ucapku berbisik pada dini
Kami berdua berjalan menuruni tangga, disana sudah ada bi Inah yang menyiapkan makanan.
"loh kok BI Inah nyiapin banyak makanan sih, kan dirumah cuman ada Nala, dini, pak Pardi, dan bi Inah" ucapku bingung
"iya non, bibi lagi bahagia banget soalnya non Nala udah balik lagi kaya dulu, jadi bibi mau merayakan makanya bibi masak makanan kesukaan non Nala" ucap bi Inah terlihat sangat bahagia
"bibi terlalu lebay tahu nggak, tapi karena bibi udah effort buat nyiapin semuanya jadi Nala bakalan makan masakan bi Inah" ucapku sembari tersenyum
"sebenarnya aku suka kak Nala balik lagi senyuman nya tapi kok aku ngerasa merinding yaa" ucap dini sembari memeriksa kedua tangannya
"iya non dini bibi juga, tapi bibi senang juga sih" ucap bi Inah
"hmm udah deh yuk kita makan" ajak ku
Baru saja aku mengambil sebuah piring pak Pardi tiba-tiba masuk dan berkata,
"non Nala ada temannya tuh di depan" ucap pak Pardi sembari menunjuk ke arah pintu
"berarti kak Nala barang kak Arya dong" ucap dini
"hemmm mungkin, Nala keluar dulu yaa" ucapku sembari berjalan keluar rumah
"kak Raka" ucapku
"iya" jawab kak Raka
"kak Raka sendiri" tanyaku penasaran
"tadi nya si mau ramean ajak sekampung cuman mobil gue nggak muat" ucap kak Raka bercanda
"mulai deh garing nya" ucapku kesal
"kak Raka udah makan belum" tanyaku
"belum kenapa, Lo mau masakin gue, nggak usah ntar Lo kasih racun lagi" ucap kak Raka
"dihh pede banget, Nala itu mau nawarin kak Raka makan di rumah Nala soalnya BI Inah mask banyak banget tapi dirumah cuman kita ber 4 aja takutnya makanannya nggak habis ntar malah basi lagi" jelas ku
"boleh deh kalau kamu maksa" ucap kak Raka sembari berjalan di depan ku
"dihh pede banget siapa juga yang mau maks" ucapku kesal
Aku membawa kak Arya ke meja makan,
"Masya Allah ganteng banget non" ucap bi Inah
"sebenarnya saya waktu muda juga seganteng ini tau Inah" ucap pak Pardi
"oh kak Raka yaa, ayok kak gabung masakannya BI Inah enak loh" tawar dini
"OHH jelas enak banget, kamu mau yang mana sini bibi siapin" ucap bi Inah penuh semangat
"BI Inah dan pak Pardi kenapa sih kok ngeliatin kak Raka gitu amat" ucapku bingung
"yaa susah emang kalau orang ganteng mah, diem aja udah bikin orang terpesona" ucap kak Raka sembari memainkan rambutnya kebelakang
"kak Raka kalau bicara sekali lagi, Nala bakalan siram kak Raka pakai saus tiram ini" ucapku kesal
"aduh jangan atuh non, kasihan nanti wajah gantengnya teh hilang" ucap bi Inah
"BI Inah kok cara bicaranya aneh gitu" ucapku dengan wajah bingung
"BI Inah lagi tebar pesona sama kak Raka itu kak" ucap dini tertawa kecil
"apaan sih kak Raka jelek gitu juga kok" ucapku kesal
"iya pak Pardi juga setuju, sih raka-raka itu teh nggak seganteng pak Pardi" ucap pak Pardi tak kalah kesal
"nah Nala setuju, gantungan juga pak Pardi" ucapku
"bilang aja Lo cemburu gue di dekati sama BI Inah, jangan cemburu gitu dong sayang hati aku cuman buat kamu kok" ucap kak Raka sembari menaikan sebelah alisnya
Ucapan kak Raka barusan benar-benar membuatku kesal, aku pun mengambil begitu banyak sambal kedalam makanan ku.
"eh eh maaf atuh bibi permisi dulu, maaf non Nala awas kepedasan" ucap bi Inah berlalu pergi
"kak, kakak kalau cemburu juga lihat-lihat sekitar, itu sambal banyak banget" ucap dini yang semakin membuatku kesal
"apaan sih dek, diam nggak" ucapku kesal
tiba-tiba sebuah tangan memegangi tanganku, aku melihat ke arah kak Raka yang kini sudah berada di sampingku.
"kan aku udah bilang jangan cemburu sayang, tuh lihat piring kamu penuh sama sambal" ucap kak Raka sembari melihat kepiring ku
Benar sekarang piringku penuh dengan sambal bahkan aku yakin sekuat apapun seseorang memakan sambal dia pasti akan sakit perut, ini hampir memenuhi piring ku, tapi karena malu aku malah berdiri dan menginjak kaki kak Raka dengan sangat kita lalu hendak naik ke atas.
"aduh Nala" ucap kak Raka penuh penekanan
"kak Nala mau ke mana" tanya dini
"ambil tas, kakak juga udah kenyang" ucapku dengan nada kesal.
Kini aku sudah berada di dalam kamar, wajah ku nampak merah bahkan kini merahnya telah sampai di leherku, aku merasa begitu panas padahal di dalam kamarku ac-nya sedang menyala, kata-kata dari mulut kak Raka masih teringat di dalam kepalaku.
Sayang, cemburu, huh rasanya aku ingin mencekik kak Raka sekarang, aku melihat ke arah boneka panda yang kak Raka belikan untukku.
"tuan kamu itu gila yaa, bunuh orang itu dosa nggak sih Jaenab, huh aku kesal banget sama kak raka" ucapku sembari memukul-mukul boneka panda itu
"non Nala nggak mau berangkat sekarang? Nanti terlambat non" ucap bi Inah
Mendengar itu aku langsung bergegas mengambil tas lalu berlari menuruni tangga,
"pelan-pelan kali Nala, ntar Lo jatuh lagi daripada jatuh dari tangga lebih baik jatuh cinta iya kan dini" ucap kak Raka yang semakin membuatku kesal
"hehehe iya kak, tapi kayaknya udah deh kak, kak Nala udah kayak kepiting rebus tuh" bisik dini pada Raka
Aku berjalan melewati Raka tak menghiraukan nya karena aku masih kesal, sebenarnya aku tak ingin pergi sekolah bareng kak Raka karena aku benar-benar kesal padanya, tetapi tidak ada pilihan lain karena kami sudah mau terlambat, alhasil aku kini berada di dalam mobil Kak Raka.
AC di dalam mobil itu menyala tetapi hawanya tetap terasa panas, bagaimana tidak bukannya meminta maaf dia malah masih menggoda ku yang membuat aku semakin kesal.
"udah dong sayang jangan marah" ucap kak Raka dengan cenggiran
kamu sudah sampai di sekolah, sebelum keluar dari mobil aku sempat mencubit paha kak Raka sekeras mungkin, lalu berlari meninggalkan nya sendiri.
Kini aku telah berada di kelas, aku memasuki kelas dengan perasaan bahagia karena aku berhasil membuat kak Raka kesakitan.
"Nala, Lo nggak kesambet kan" tanya Tasya dengan wajah takut
"nggak kok aman" balasku dengan senyuman
"kayaknya enggak deh" ucap Tasya semakin panik
"beneran Tasya aman" balasku
"kalau boleh tahu apa yang buat Lo senang banget" tanya Tasya penasaran
"gue habis cubit kak Raka, dan kamu harus nya tadi lihat gimana ekspresi kak Raka itu benar-benar sangat lucu" ucapku sembari tertawa
"kak Raka ya? Ehh tapi kak Arya sama Alya nggak masuk sekolah loh hari ini" ucap Tasya
"hah kenapa, pantas aja yang jemput aku kak Raka bukan kak Arya" ucap ku
"Lo ingat kan kemarin waktu kita berantem sama Alya" ucap Tasya
"iya" balasku
"nah habis itu ternyata Alya marah banget, dan Alya itu kalau marah susah banget mengendalikan emosinya. Jadi karena Alya marah banget dia berniat untuk bolos tapi saat Alya keluar gerbang ada sebuah mobil yang melaju menabrak Alya, hal itu membuat Alya langsung di larikan kerumah sakit,dan kak Arya menjaga Alya di rumah sakit" jelas Tasya
"berarti Alya ketabrak gara-gara aku yaa" tanyaku
"bukan Nala itu pure kecelakaan" ucap Tasya
Tapi aku benar-benar merasa bersalah, aku yakin Alya kesal karena aku, hingga dia berniat bolos dan tak sengaja tertabrak oleh mobil itu.
Apakah jika aku menjenguk Alya dia tak akan marah padaku? Aku hanya ingin meminta maaf padanya.
kunjungi karyaku jg ya
jgn lupa mampir ya thor
mampir yu Thor di wanita tangguh
mampir yuk di karyaku
ijin follow yaa dan jangan lupa follback /Smile/