Avery Edwards melampiaskan kemarahannya pada Lucas Aylmer. Tiba-tiba saja gadis itu mencium Lucas, hanya demi memperlihatkan jika bukan dia yang dicampakan oleh Alden, yang telah menjalin kisah cinta dengannya sedari masa sekolah menengah atas. Sementara Alden baru saja mulai bekerja, dan tertangkap basah berselingkuh. Tepat di hari kelulusan Avery. Sedang patah hati, malah dimintai pertanggung jawaban.
"Kau telah menciumku?" imbuh Lucas seraya berkata lagi, "Kau harus bertanggung jawab!"
Avery tidak habis pikir dengan pria yang sedang meminta pertanggungan jawaban darinya. Merasa dirinya masih terlalu muda, menikah bukanlah priorotas utamanya. Akankah Avery bisa lepas dari tuntutan Lucas, atau sebaliknya malah tunduk dan patuh akan ingin dan mau Lucas?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIRAKLIUS
Keduanya pun langsung melepaskan tangannya dari rambut lawan. “Dia yang mulai duluan!” imbuh Avery sambil menunjuk kepada Harper.
“Kesabaran adalah kuncinya Dewasa, ini adalah saat kita belajar untuk mengendalikan emosi dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin,” nasihat bijak Mary sambil bersedekap, memandangi kedua gadis itu.
“Oh, pantas saja kau menyiram kami dengan air dingin, agar kepala kami dingin!” imbuh Avery dengan sedikit bercanda.
“Dewasa bukan hanya soal usia, tapi juga soal sikap dan cara berpikir. Kalian perlu terus belajar dan berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa,” tambah kata nasihat Mary lagi kepada keduanya.
Harper tidak terima dinasihati oleh Mary. “Kau tidak pantas menasihati aku!” imbuhnya seraya pergi meninggalkan dapur.
Mary hanya menghela napas lalu melihat kepada Avery seraya berkata, "Menjadi dewasa berarti menerima bahwa hidup tidak selalu adil, namun kita tetap bertanggung jawab untuk memperbaikinya."
Avery pun langsung memeluk Mary, “Aku tahu, maafkan aku. Ini tidak akan terjadi lagi!”
Harper yang merasa tidak puas, langsung mencari Nyonya Stela untuk mengadukan tentang Mary dan Avery. “Dia bilang cara berpikirku tidak dewasa, memangnya dia pikir dia itu siapa. Berani-beraninya mengataiku seperti itu!”
Nyonya Stela mendengarkan dalam diam, sambil sibuk mewarnai bibirnya dengan gincu berwarna merah menyala. Harper memperhatikan lalu dia berkata, “Apa mau pergi?”
Merasa jika riasannya sudah sempurna, Nyonya Stela pun bangun dan berkata kepada Harper. “Tenang saja, sebentar lagi dia tidak akan ada di sini!”
Nyonya Stela pergi meninggalkan Harper yang terlihat bingung berpikir kira-kira ibunya itu akan pergi ke mana dan menemui siapa. “Apakah akan bertemu dengan pembunuh bayaran?”
Pada saat ini, Lucas menerima panggilan di ponselnya. “Hwang Jin menghubungi, dia bilang Tuannya menyediakan waktu di akhir pekan nanti. Karena saat ini di tempat mereka sedang sedikit mengalami masalah.”
“Masalah?” tanya Lucas.
“Mereka bilang banyak hantu-hantu yang datang ke wilayah mereka?” jawab Xander.
“Apa mereka memerlukan bantuan kita?” tanya Lucas lagi.
“Tidak, mereka bilang masih bisa tertangani,” ujar Xander.
Kesepakatan mereka yang terjadi di depan tanduk emas waktu itu, adalah jika salah satu dari mereka meminta bantuan, maka barulah bantuan akan dikirim secara penuh. Sementara itu, di Royale University. Vlad Tepes mendengar jika adiknya baru saja menyegel,salah satu pintu masuk ke dunia bawah.
Ingin mendapatkan dukungan dari dunia bawah, maka dia pun dengan rela hati membuka segel itu, demi menarik perhatian raja dunia bawah. “Aku datang untuk membuka segel ini!” imbuh Vlad Tepes kepada anjing berkepala tiga yang sedang berdiri di depan pintu.
“Aku menolong secara sukarela, dan sampaikan salamku kepada Hiraklius!” imbuh Vlad Tepes, sambil benar-benar membuka segel pintu itu sampai terbuka.
Berhasil membuka segel, Vlad Tepes pun tersenyum puas. Selama ini Hiraklius sulit dia jangkau, satu-satunya penguasa kegelapan yang tidak menerima bantuan dan tidak pernah meminta bantuan. Dia berharap bantuannya kali ini, bisa membuat Hiraklius untuk mempertimbangkan dirinya sebagai sekutu.
Dalam peperangan, mencari sekutu adalah hal yang biasa, Selain bisa membuat armada tempur semakin bertambah, juga bisa mendapatkan strategi perang yang bervariasi. Sementara itu, di hotel tempat Tuan Lynch menginap dia masih saja memandang sapu tangan berwarna biru yang dia pegang.
Tuan Lynch memperhatikan simbol yang ada di sapu tangan itu, dengan simbol yang terdapat di hampir semua lukisan tangan istrinya. Teringat tentang lukisan, Tuan Lynch memutuskan untuk membawa semua lukisan istrinya itu dan menyimpannya sendiri.
Tuan Lynch merasa frustasi karena tidak tahu harus mencari tahu dari mana tentang simbol ini. Dia sudah mencoba untuk mencari tahu melalui internet tapi tidak menemukan. Bertanya kepada koleganya, tapi tetap tidak mendapatkan informasi apa-apa.
Pada saat ini ponsel Tuan Lynch berdering, itu adalah panggilan dari Nyonya Stela. “Sayang, bagaimana apakah sudah ada kabar baik tentang pertunangan harper dengan Aldein?”
Tuan Lynch terdiam sesaat sambil menatap pada sapu tangan yang ada di tangannya. Lalu dia menjawab, “Tidak perlu khawatir, mereka akan segera bertunangan dan menikah!”
“Aku akan menyiapkan segala sesuatunya dengan sempurna!” imbuh Nyonya Stela seraya menutup sambungan telponnya.
“Sudah dengar kan? Pernikahan itu akan terjadi. Jadi tugasmu adalah mengamankan jalan putriku untuk sampai ke jenjang pernikahan dengan keluarga Anselm,” imbuhnya sambil menyesap anggur putih dari gelas yang sedang dia pegang.
Pria yang sedang duduk di depannya pun mengangguk paham. Nyonya Stela berdiri Bersiap pergi, “Aku sudah ada janji dengan terapis salonku. Dan, ini fotonya!” imbuhnya sembari meletakan foto Mary di atas meja.
“Terserah bagaimana caranya, pastikan saja wanita itu menghilang dari pandangan kami!” imbuh Nyonya Stela seraya berlalu pergi.
Di Mansion Edwards,keesokan harinya. Harper langsung saja melompat senang ketika mendengar dia akan menjadi anggota keluarga Anselm. Dia pun langsung mengumpulkan para pelayan, termasuk Avery.
“Aku ingin Mansion ini bersih, tidak boleh ada debu. Akan segera ada makan malam antara keluarga Edwards dan Anselm!” imbuh Harper sambil memandang sarkas kepada Avery.
Dengan sedikit mendongakan dagunya dia berjalan ke arah Avery lalu berkata, “Kau akan menjadi penanggung jawab untuk acara makan malam dua keluarga nanti!”
“Selamat Nona Harper,” ujarnya dengan tersenyum tulus, lalu dia berkata dengan berbisik di daun telinga Harper. “Sampah yang sudah aku buang, tidak pernah aku ambil kembali!”
Kedua mata Harper terbelalak dengan ujaran sarkas Avery. Terkadang dia tidak mengerti dari mana Avery memiliki keberanian untuk selalu melawan dan membela dirinya. Harper menahan marah dihatinya, lalu dia berkata dengan manis tapi menyindir. “Nanti aku akan berikan seragam baru kepadamu, bagaimana pun juga kau adalah anggota keluarga. Aku tidak ingin kau nanti membuat malu.”
“Untuk apa aku merasa malu, yang pencuri kan bukan aku!” jawab Avery acuh tak acuh.
Beberapa pelayan wanita nampak mencubit-cubit sendiri tangan mereka sampai berwarna merah, karena merasa perkataan nona muda mereka itu terlalu lucu sekaligus berkelas. Harper tahu jika dirinya sedang jadi bahan tertawaan, dia pun langsung memberikan pelayan-pelayan itu pekerjaan berat.
Teringat dengan tiara bunga berlian, Avery pun bertanya. “Apa kau akan memakai tiara itu?”
“Tentu saja!”
“Benar-benar tidak tahu malu!” imbuh Avery merutuki Harper dalam hati. Tiba-tiba saja, terbesit ide untuk mengisengi Harper. “Aoa kau tahu kisah tentang tiara itu?”
“Eum…” jawab Harper sembari menggelengkan kepala.
“Jika memakai itu untuk bersenang-senang, maka kau akan dihantui roh penasaran selama tujuh hari berturu-turut!” imbuh Avery dengan memasang wajah serius.
“Bicara saja dengan cermin, kau pikir mudah menipuku!” imbuh marah Harper seraya pergi.
Jangan Lupa ya :
Vote
Like
Komen
Subscribe [tekan tanda love, untuk berlangganan buku]
Nilai Bintang 5
Tonton iklannya
Beri poin