ISTRI KECIL TUAN VAMPIR
Dengan masih mengantuk, Avery membuka pintu kamarnya, “Oh ya ampun kau masih tertidur, hari ini adalah hari wisudamu bukan?” ujar Marry.
“Bolehkah jika tidak ikut!” imbuh malas Avery lagi.
“Kau sudah melewatkan pesta perpisahan sekolahmu, mengapa malah mau melewatkan hari wisudamu?” ujar Marry.
“Aku lihat beberapa hari yang lalu kau membawa baju togamu,” ujar Marry lagi.
Avery bergeming, Kepala pelayan yang setia itu pun berkata lagi, “Tuan Lynch dan Nyonya Stela tidak ada di sini, Mereka sedang dalam perjalanan bisnis, jadi kau bisa dengan tenang pergi ke acara wisudamu.”
“Eum …” imbuh Avery sembari menggigit bibir bawahnya.
“Ayo! Tunggu apalagi, kau akan terlambat jika masih diam saja,” ujar Marry seraya mendorong Avery ke kamar mandi.
Marry tidak bisa membiarkan Avery melewatkan hari wisudanya, karena dia tahu jika gadis itu pasti telah meraih predikat lulusan terbaik, memiliki nilai-nilai mata pelajaran yang tinggi. Jadi dia berpikir mana bisa gadis itu melewatkan momen berharga dalam hidupnya itu
Avery pun telah siap, dia langsung memakai baju toganya itu, Marry mengambil topi toga gadis itu lalu membantu memasukkannya ke dalam tas ransel Avery, juga memasukkan bekal kotak sarapan yang berisi sandwich dan sekotak susu.
Avery pun memeluk Marry seraya berkata, “Terima kasih, kau terbaik.”
“ya, ya , ya kau ini gadis kecil nakal, jika tidak diingatkan maka kau akan melepaskan momen terindahmu ini!” teriak Marry kepada Avery yang sudah mulai mengayuh sepedanya menuju ke sekolah.
Avery mengayuh sepedanya dengan kencang, Di sekolah, Sarah sedair tadi sudah terlihat tidak tenang, “Hish ke mana perginya dia, Oh Ya Tuhan pidatonya akan segera dimulai. Tapi, dia malah belum datang.”
Melihat dari kejauhan sosok yang datang adalah Avery, maka Sarah pun merasa lega, dia langsung berlari menuruni tangga halaman sekolah, “Kenapa terlambat?” tanya Sarah dengan nada sedikit protes.
“Lupakan sepedamu, kita letakan di sini saja, tidak akan ada yang mau mencuri sepeda tuamu ini!” ujar Sarah seraya menarik tangan Avery.
Mereka berdua berlari kencang menuju ke Aula wisuda, Sarah langsung membuka pintu Aula tepat ketika MC acara wisuda memanggil nama Avery, “Aku harap kau sudah menyiapkan pidatomu,” ujar Sarah seraya sedikit mendorong teman baiknya itu ke depan.
“Pidato,” gumam pelan Avery dengan hati yang berdegup kencang.
Berniat tidak hadir, jadi gadis itu benar-benar tidak menyiapkan sebuah naskah pidato perpisahan, Avery pun menaiki tangga panggung wisuda sekolah. Kepala sekolah memberikan sertifikat diploma kepadanya seraya mengucapkan selamat, lalu mempersilakan ke podium untuk memberikan sepatah dua patah kata pidato.
Avery tersenyum seraya mengambil napas panjang, “Terima kasih …” ini adalah kalimat yang keluar dari mulutnya.
Terlihat Sarah menepuk keningnya ketika melihat kegugupan kawan baiknya itu seraya bergumam gemas, “Oh ya ampun, dia benar-benar tidak menyiapkan sebuah pidato.”
Avery menarik napas sekali lagi lalu menyambung kata terima kasih tadi, “ Terima kasih karena sudah menerimaku menjadi salah satu bagian dari kalian, ini benar-benar menjadi suatu kehormatan terbesar di dalam hidup-ku.”
“Kita sudah saling kenal sepanjang hidup kita dan sekarang kita akan berpisah. Beberapa akan mengingat dan beberapa akan saling melupakan, tetapi kita akan selalu memiliki bagian dari satu sama lain di dalam diri kita. "
Sarah langsung berdiri bertepuk tangan dengan kencang, karena dia tahu jika semenit yang lalu temannya itu tidak tahu akan berpidato tentang apa, tapi semenit kemudian kata-kata indah itu muncul di otak kawannya itu, Sarah benar-benar terharu sekaligus terkagum.
Semua yang hadir langsung menatap kepada Sarah, Avery menggigit bibir bawahnya lagi melihat sikap spontan dari Nona muda Wayne itu. “Terima kasih,” imbuh Avery seraya menutup pidato singkatnya dan pergi menuruni anak tangga panggung wisudanya.
Tepuk tangan yang riuh ramai, menandakan jika penampilan gadis itu terlihat cantik menawan, Acara wisuda pun selesai. Avery, Sarah dan beberapa temannya mengambil foto Bersama. “Selamat tinggal, semoga sukses ya,” ujar mereka saling memberi selamat di hari mereka bertemu.
“Ayo, saatnya kita berpesta,” ajak Sarah seraya menarik tangan Avery. Sebuah mobil BMW telah menunggu mereka, “Ayo, kita naik!” ajak sarah lagi.
Mereka bedua pun masuk ke mobil. “Kita mau pergi ke mana?” tanya Avery.
“Tentu saja ke pesta, kan sudah aku bilang tadi. Aku juga sudah membawakan gaun untukmu!” imbuh Sarah lagi.
Ini pertama kalinya Avery berbalut gaun seperti Nona Muda. Tidak memakan waktu lama, mereka pun tiba di tempat pesta, ini adalah sebuah Grand ballroom. Sebelum masuk Sarah menarik Avery ke toilet. “Ayo, kita harus merias wajah kita dulu!” imbuh Sarah.
Tidak memakan waktu lama, mereka pun selesai merias wajah mereka. Ketika mereka masuk, perhatian semua orang yang berada di sana pun tertuju kepada Sarah dan Avery.
Jika mereka sering melihat Sarah, tapi tidak dengan Avery yang memang tidak pernah hadir di acara seperti ini, “Siapa gadis yang ada di sebelah Nona Wayne?” ujar salah satu pria yang ada di sana.
“Jika aku tahu, maka saat ini dia sudah menjadi kekasihku,” jawab yang lainnya menimpali perkataan pria itu.
“Apa dia selama ini tinggal di luar negeri, mengapa kita baru melihatnya,” bisik-bisik mereka lagi.
Avery menarik sedikit lengan Sarah seraya berbisik, “Sebenarnya ini acara apa?”
“Orang terkaya, dan yang tidak kalah penting, dia sangat menawan, bisa dibilang dia itu pria idaman seluruh negeri. Kaya, tampan, dan rendah hati. Tidak ada lagi orang yang seperti dia, dia adalah pria langka.
“Apa kau menyukai pria ini?” tanya Avery penasaran.
“Tentu saja tidak, aku tidak suka pria yang terlalu tinggi dariku. Itu akan menyusahkan hatiku,” jawab Sarah yang enggan memiliki pria dengan kategori yang dia sebutkan tadi, dia enggan bersaing dengan seluruh negeri. Tapi, tidak dipungkiri jika pria tampan memang sedap indah di pandang.
“Lalu untuk apa kau ke sini?” tanya Avery lagi dengan sedikit bingung.
“Hash … ayo kita bersenang-senang saja, ok,” ajak Sarah seraya menarik Avery untuk lebih masuk ke dalam, dia pun berkata, “Lihat di sana, banyak pria-pria tampan. Ayo tersenyumlah!”
Benar saja, ketika Avery tersenyum kepada mereka, beberapa pria itu menghampiri kedua gadis itu. Mereka saling berbincang, melempar tawa dan canda. Saling bersulang.
Sedang asyik menikmati pesta, tiba-tiba ada suara yang dia kenal, “Hei … sepertinya aku mengenalmu.”
“Paloma,” ujar Avery dalam hati seraya meletakan kue keju yang baru saja dia ingin makan.
“Eum … kau itu … eum …” ujar paloma lagi seraya memandang ke arah Sarah yang sedang di kelilingi oleh pria-pria tampan.
“Oh ya ampun, kau adalah Avery Edwards” ujar Paloma seraya menutup mulutnya dengan satu tangan, karena terkejut.
“Hei, lihatlah kutu buku di sekolah sedang ingin berpesta,” ujar sarkas Paloma seraya memanggil teman-temannya.
“Bisa-bisanya dia dengan penuh percaya diri datang kesini!” ejek Mia lalu berkata lagi, “Apa kau ingin makan enak gratis di sini?”
Mendengar perkataan Mia semuanya pun tertawa mengejek. Avery pun berdiri, “Memangnya, kalian juga tidak makan gratis di sini?” ujarnya sembari melemparkan senyuman sarkas.
Dari kejauhan Sarah melihat jika Avery sedang dibuli. Dia pun menyudahi pembicaraannya dengan para pria yang sedang mengaguminya, lalu segera menghampiri membantu Avery
“Oh ya ampun, mengapa aku melihat banyak lalat di sini!” ujar sarkas sarah sembari mengambil salah satu piring yang berisi kue.
“Sudah jangan kau makan, bisa mengganggu pencernaanmu,” ujar Sarah lagi seraya berkata lagi, “Ayo, lama-lama di sini bisa membuat kita muntah, selain lalat ada juga bau sampah yang menyengat.”
“Ha ha ha, lucu sekali kalian ini. Sampah… Kau ini hanyalah sampah yang dibuang!” ujar sarkas Paloma sambil memandang kepada Avery.
“Sampah sepertimu memang pantas dibuang, Lihatlah di sana, Bukankah itu Tunanganmu! . Dia tampak lebih cocok dengan Harper, Kakak tirimu!”
Avery bergeming sesaat, melihat tunangannya merangkul pinggul ramping Harper dengan mesra. “T-tidak mungkin!” imbuhnya seraya melangkah pergi mendekati Alden Alnsem.
Tangan Avery ditarik oleh Paloma, “Kau pikir mau ke mana Hah!” ujar marahnya sambil menahan Avery untuk menemui kakak sepupunya itu.
“Apa kau tidak paham, jika bukan karena perjodohan maka Alden tidak akan sudi menjadi tunanganmu!” ujar Sarkas Paloma.
Avery menghempaskan tangan Paloma yang sengaja menancapkan kuku panjangnya di lengannya. Sepatu hak tinggi yang sedang di pakai Paloma, mengganggu keseimbangannya sehingga dia pun terjatuh di lantai.
Sarah melihat lengan Avery sedikit tergores, Dia pun memicingkan matanya seraya berkata, “Dasar ular!”
Mia melihat Avery membuat Paloma jatuh, dia segera saja ingin menampar Avery. Tapi, Sarah langsung memegang tangan Mia, dan malah mulai mengajaknya bergumul di lantai, “Kalian pikir kalian ini siapa Hah! Putri Diana? Mimpi saja kalian,” ujar Sarah seraya menghempaskan Mia ke lantai juga.
Avery langsung saja melerai. Tapi, malah ditarik oleh Edna sehingga gaun backless Avery sedikit robek dan malah semakin memperlihatkan kulit putihnya itu. Acara yang sedang berjalan hikmat terhenti karena semua mata memandang ke area pergulatan para gadis itu.
Harper yang mengenali jika itu adalah adik tirinya , dia langsung saja berlari sambil menarik Alden ke arah gadis-gadis yang sedang bergulat itu, “Demi Tuhan Avery, apa keonaran adalah nama tengahmu. Mengapa selalu mencari masalah!” hardik Harper.
Rupa Sarah dan Avery benar-benar berantakan kacau, Paloma, Mia dan Edna juga sama kacaunya. Harper langsung saja menarik kasar tangan Avery, “Pulang!” ujarnya dengan marah seraya menarik Adik tirinya itu, Avery hanya bisa terdiam.
Namun, tiba-tiba Avery menghempaskan tangannya dan menerabas ketiga gadis yang suka merundungnya itu, sebelah sepatunya hilang , dia pun berjalan dengan sedikit terpincang lalu melepaskan sepatunya, bertelanjang kaki.
Dengan hati yang penuh marah, dia berjalan lurus ke depan tidak memandang ke kanan kiri atau pun ke belakang. Hatinya begitu sakit, Stela telah mencuri Lynch Edward dari ibunya, sekarang Harper, putri dari Stela malah mencuri tunangannya.
Langkahnya terhenti Ketika Avery menabrak seseorang. Dia pun mendongak dan melihat wajah tampan yang terlihat indah seperti dipahat dengan sempurna, sangat tampan. Tanpa pikir Panjang dia pun langsung berjinjit, menarik kerah pria itu agar mau sedikit menundukan kepalanya.
“cup” Avery baru saja mengkecup cium bibir pria tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🥵🥵🥵
ehhh 😂😂
kamu asal aja eve
2024-10-16
0
🥵🥵🥵
beruntung nya Avery memiliki sahabat seperti Sarah
2024-10-16
0
🥵🥵🥵
terlalu banyak saingan 😊
jadi suka hanya untuk dikagumi saja ya
2024-10-16
0