Badboy Yang Menyebalkan

Sepulang sekolah, Arkan menepati janjinya untuk langsung pulang ke rumah. Tentu saja hal itu membuat Alisha senang bukan main.

Setelah makan siang, Arkan, Kean, Sean, Bastian dan Daren langsung masuk ke kamar Arkan untuk bermain PS.

Sementara Arkan sendiri berbaring di atas kasurnya sambil mengerutkan dahinya mencoba berpikir.

"Kenapa lo Ar? Muka lo gitu amat. Mana dari tadi gelisah terus puter sana puter sini udah kayak helikopter " celetuk Kean asal.

"Iyah dari tadi pagi juga di sekolah diem-diem bae semenjak lo gak jadi ke rooftop. Kenapa lo kesambet beneran?" tanya Bastian.

Arkan menghela nafasnya lalu bangkit dari kasur dan duduk di pinggir kasur.

"Gue lagi bingung deh," jawab Arkan.

"Bingung kenapa?" kata Kean mengubah atensinya ke arah Arkan.

"Lo pada tau kan tadi pagi gue gak jadi ke atap?" kata Arkan kepada teman-temannya.

Mereka menganggukan kepalanya kecuali Sean karena memang dia tidak tau karena tidak sekelas.

"Tadi pagi gue lewat uks gue denger suara desah-*******. Gue pikir ada yang mesum di uks eh taunya si Kamila, dia lagi ngobatin lukanya!"

"Luka apa?" tanya Sean.

"Gue gak tau tapi di tangannya banyak memar biru dia kayak orang kesakitan banget, nah pas gue liat kepalanya juga memar biru eh di sadar kan abis itu langsung di tutupin pake rambutnya! Pas di tanya katanya jatoh?!" kata Arkan.

Bastian hanya tertawa kecil mendengar perkataan Arkan.

"Aelah gue pikir ada apa... Ya mungkin si Kamila beneran jatoh, care banget lo sama dia. Jangan-jangan lo beneran suka sama

tuh cewe galak lagi. Makanya jangan

keseringan godain tuh anak cinta juga kan lo akhirnya," kata Bastian meledek.

"Ngawur! Gue cuman penasaran doang anjir, masalahnya kalo orang jatoh memarnya gak akan di semuanya dong gak sembuh-sembuh lagi," kaya Arkan.

"Gue juga liat bibirnya luka, makin pensaran gue, masa iya si Kamila di siksa," kata Arkan sambil berpikir dengan kemungkinan kemungkinan yang terjadi.

Sean tiba-tiba menjentikkan tangannya lalu berseru, "Bang, gue baru inget."

"Ape?" tanya Kean.

"Lo tau Livia kan Bang? Anak ips yang sering ngejar-ngejar lo?" tanya Sean kepada Arkan membuat pemuda itu menganggukan kepalanya.

"Kenapa?"

"Dia sodara tirinya Kamila, kalo gak salah nyokapnya Kamila kan udah gak ada tuh nah bokapnya nikah lagi sama janda. Nah jandanya itu bawa anak, anaknya itu Livia jadi mereka sodaraan. Dari yang gue denger banyak yang bilang mereka itu gak

akur malah ada yang gosip kalo Livia iri sama Kamila gara-gara Kamila lebih cantik dari Livia."

Arkan terkejut mendengar berita dari Sean

dia juga baru tau jika Kamila memiliki saudara tiri apalagi itu Livia.

"Dih bocil tau gosip dari mana lo?" tanya Kean tidak percaya pada adiknya itu.

"Seriusan ini bukan gosip kayaknya. Cuma anak-anak cowok aja gak pernah dengar gosip kayak gini. Ya maklumlah ya, dunia cewek kan gimana kita gak tau," kata Sean.

"Berarti Lo udah berubah haluan, sekarang hobby sama anak-anak cewek itu? Dih bikin malu anak GRAVENDAL bawaannya gosip," kata Kean sambil menoyor kepala Sean.

"Oy, ini kepala gue udah dipitrahin... main keplak aja. Gue kan cuman ngasih tahu apa yang gue tahu. Itu juga gue tahu gara-gara waktu itu gue sempet nongkrong di kantin.

Terus, udah gitu ada cewek-cewek yang lagi ngegosipin si Livia sama si Kamila. Katanya si Livia sama Kamila itu habis berantem," kata Sean lagi sedikit kesal karena kakaknya itu tidak percaya padanya.

"Alah gaya lo, yang pitrahin bokap gue juga," kata Sean lagi.

"Serah lo Kean serah!"

Tak...

"Gue abang lo, Kean Kean?! Lo pikir gue temen lo," kata Kean kesal sambil berkacak pinggang.

Arkan terdiam saja mendengar keributan itu dia menyanggah tangannya menggunakan dagu seakan tengah berpikir.

"Masa iyah sih Kamila di siksa sama Ibu tirinya, kan yang gak akur Kamila sama Livia bukan ibunva!" kata Arkan masih dengan wajah penasarannya.

"Iya siapa tahu aja kan, si Kamila di rumahnya digebukin gitu sama si Livia sama ibu tirinya. Kan banyak tuh di film-film yang kayak begitu," saut Bastian ikut menimpali.

"Ye.. Lo kebanyakan nonton drama film ikan terbang, sih. Jadi lo mikirnya si Kamila digebukin sama ibu tirinya," kata Daren.

"Itu mah hobinya Sean!" saut Kean sambil tertawa.

Tawa mereka semua pun pecah mendengar perkataan Kean. Dan Sean hanya bisa teriam sambil menahan rasa kesal karena ia sering dibully oleh mereka.

Maklum Sean adalah yang paling kecil di antara mereka.

Mendengar perkataan Bastian, Arkan pun langsung turun dari kasur.

"Lo mau ke mana?" tanya Bastian saat melihat Arkan turun dari kasur.

"Enggak ke mana-mana, mau ke kamar nyokap bentar."

Arkan langsung melangkah ke kamar Alisha. la mengetuk pintu kamar ibunya itu.

Tok.. Tok... Tok..

"Bund, Abang masuk yah," kata Arkan.

Tidak ada sautan dari dalam. Arkan membuka pintu tapi ternyata sang Ibu tidak ada. Arkan masuk, dan benar di atas meja sang Bunda ada benda yang sama dengan yang tadi ia temukan di UKS. Benda itu concealer.

Arkan pun langsung meraih benda itu kemudian mencari Alisha. Arkan kemnudian melangkah mencari sang ibu. Saat ia melewati kamar Kayla, terdengar suara Alisha dari dalam kamar itu, ibunya itu pasti sedang bermain dengan adiknya.

la pun langsung melangkah dan membuka pintu kamar, sehingga membuat Alisha dan Kayla langsung menatapnya dengan judes.

"Ih Abang main masuk aja, emang gak bisa ketok pintu dulu? Ini kan kamar aku. Abang gak sopan ih, kata Bunda kita harus punya sopan santun. Ketok pintu dulu kalo ada

jawaban baru masuk," protes Kayla dengan suara cempreng dan cadelnya.

Arkan hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Adiknya ini memang sedikit cerewet dan sangat kritis.

"Hilih, iyah deh Abang minta maaf, tadi Abang cariin Bunda ke mana-mana gak ada taunya ada di kamar bocil," kata Arkan sedikit meledek Kayla.

"Ih Abang, aku bukan bocil tau aku udah besar.. Iyah kan Bunda?" Kayla menatap kepada Alisha.

Alisha tersenyum lalu menganggukan kepalanya saja, putrinya itu jika Kamila menjawab tidak dia akan terus bertanya.

"Terus kenapa kamu nyariin Bunda? Mau minta duit ya?" tuduh Alisha.

Arkan menggelengkan kepalanya.

"Enggak, Bundaku Sayang. Emangnya kalau nyarin Bunda cuman mau minta duit doang?" kata Arkan.

"Kebiasaan kamu kan gitu. kalau nggak minta duit... Pasti ada maunya yang lain," kata Alisha sedikit kesal.

Arkan terkekeh mendengar jawaban ibunya itu.

"Eh.. itu kenapa concealer Bunda dibawa-bawa?" tanya Alisha saat melihat benda miliknya ada di tangan putra sulungnya.

"Oh iya aku sampe lupa, ini Bund aku mau nanya. Ini tuh sebenernya buat apa sih?" tanya Arkan sambil memperlihatkan concealer yang ada di tangannya.