Sofia Anderson lahir dari keluarga kaya raya namun ia di besarkan dan hidup sederhana bersama seorang pria yang menculiknya sewaktu masih kecil karena sebuah dendam masa lalu.
16 tahun kemudian sang penculik mulai menyadari kesalahannya dan ingin menyerahkan Sofia pada orang tua kandungnya. Lantas memindahkan gadis itu ke universitas milik keluarganya berharap ada keajaiban disana.
Namun tingkat sosial yang berbeda membuat Sofia mendapatkan banyak sekali bullyan dari teman-temannya, belum lagi ayah angkatnya (sang penculik) yang tiba-tiba menghembuskan napas terakhirnya sebelum mengatakan rahasia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~21
"Maksud kamu ?" Ariel langsung menatap gadis yang duduk di sebelahnya itu.
"Apa kau mencintaiku ?" ucap Jessica to the point dan itu langsung membuat Ariel tergelak lantas mengacak rambut gadis itu.
"Aku serius." ucap Jessica lagi yang sontak menghentikan pria itu mengacak-acak rambutnya.
"Bisakah kita berbicara dengan serius, aku sudah 18 tahun dan aku bukan anak kecil lagi yang bisa kamu ledek sesuka hatimu." imbuh Jessica menatap serius pemuda tampan di sebelahnya itu.
Ariel menghela napasnya sejenak, kemudian menatap gadis itu lalu mengulurkan tangannya untuk mengangkat dagunya hingga kini wajah keduanya nampak saling bertemu.
"Kamu sangat cantik Jessy dan aku yakin di luar sana banyak pria yang menginginkanmu." ucapnya memulai pembicaraan.
"Apa itu berarti kau tak menginginkanku ?" tanya Jessica kemudian.
"Jessy dengarkan aku, kita tumbuh bersama-sama selama ini dan perasaan yang ku miliki terhadapmu...." Ariel langsung menjeda ucapannya saat Jessica tiba-tiba menyelanya.
"Hanya sebagai adik, benarkan ?" ucapnya kemudian yang langsung di angguki oleh pria itu.
"Apa kamu masih menyukai Helena ?" imbuh Jessica lagi.
"Itu sudah lama berlalu, lagipula hubungan kami tidak mungkin di lanjutkan." sahut Ariel dengan wajah sendunya.
"Apa karena kak Daniel ?" tanya Jessica penasaran, sebelumnya ia mendengar rumor dari Rebeca kakak tingkat di kampusnya itu jika dua sahabat itu pernah menyukai gadis yang sama.
"Itu tidak benar, aku hanya ragu aku menyukainya atau tidak." sela Ariel kemudian.
"Kenapa ragu? kata orang perasaan cinta akan menimbulkan getaran di sini ?" timpal Jessica seraya memegang dadanya.
"Jika dada kakak bergetar saat memikirkannya itu namanya cinta." imbuhnya lagi dan itu membuat Ariel nampak terdiam.
"Baiklah, kalau begitu apa jantungmu juga bergetar saat memikirkanku ?" ucapnya kemudian seraya menatap lekat gadis di sebelahnya itu.
Jessica balas menatapnya lalu menggelengkan kepalanya. "Aku belum merasakan itu, mungkin perasaanku terhadapmu selama ini adalah rasa kagum tapi kata Daddy perasaan itu akan muncul dengan sendirinya saat kita sering bersama." terangnya kemudian.
"Kita hampir 18 tahun bersama jika kamu lupa." celetuk Ariel dan itu membuat Jessica langsung tergelak.
"Tapi kita tak bisa menolak perjodohan itu." ucap Jessica dengan wajah muramnya.
"Tentu saja bisa asal kita mau bekerja sama." timpal Ariel yang langsung membuat gadis itu nampak mengernyit tak mengerti.
"Maksud kakak ?" ucapnya menanggapi.
"Kenapa tidak mencoba mencari siapa cinta sejati kita? mungkin saja seseorang di luar sana mampu menggetarkan hati kita. Namun jika sampai pada akhirnya tidak bertemu mungkin kita memang di takdirkan untuk bersama." ucap Ariel dan langsung di angguki oleh gadis itu.
"Baiklah, deal." Jessica langsung mengulurkan tangannya, entah kenapa ada perasaan lega di hatinya setelah berbicara dari hati ke hati dengan pria itu.
Perjodohan mereka semenjak kecil sungguh tanpa ia sadari menjadi beban tersendiri baginya, antara menjadi putri yang patuh atau menjadi anak pembangkang demi mencari jati diri.
Namun kini ia merasa lega karena ada dukungan penuh dari pria itu, sosok pria yang ia kagumi sejak kecil karena selalu melindunginya.
Keesokan harinya....
"Sofia, cepatlah nona Brigitta menunggumu di ruangannya." ucap Lucy saat Sofia baru datang.
"Apa ada masalah ?" tanya Sofia dengan wajah penasaran.
"Hm, ayo cepat." Lucy langsung menarik tangan gadis itu.
Sesampainya di ruangan kepala bagian kebersihan itu nampak beberapa karyawan juga sudah berkumpul di sana.
"I-ini ?" tanya Sofia saat atasannya itu memberikan sebuah amplop padanya.
"Buka dan bacalah !!" perintah wanita itu yang langsung membuat Sofia segera membuka amplop tersebut.
Setelah membacanya gadis itu nampak melebarkan matanya. "SP3? apa itu berarti aku di pecat hanya karena sehelai rambut ?" tanyanya tak mengerti, karena setahunya SP3 adalah peringatan terakhir dan bisa saja ia langsung di pecat.
"Harusnya seperti itu tapi entah kenapa CEO memberikan mu sebuah kesempatan." ucap nona Brigitta yang sontak membuat Sofia nampak lega.
"Jadi aku tidak di pecat ?" ucapnya memastikan.
"Jangan senang dulu karena kamu hanya akan mendapatkan separuh gaji bulan ini dan itu sudah menjadi peraturan yang berlaku." tegas nona Brigitta.
"Tidak apa-apa nona Brigitta, aku bersyukur masih di beri kesempatan bekerja di sini. Aku berjanji akan bekerja lebih teliti lagi." timpal Sofia yang terlihat sangat senang.
"Baiklah kalau begitu silakan kembali bekerja ke area masing-masing." ucap nona Brigitta setelah itu.
Kemudian mereka semua segera berlalu meninggalkan ruangan tersebut dan mulai pekerjaannya pagi itu.
"Sofia, maaf aku tak bisa mendampingimu lagi membersihkan ruangan CEO." ucap Lucy saat menghampiri Sofia yang sedang menyiapkan alat kebersihannya.
"Nona Brigitta melarangku." imbuhnya lagi.
"Itu tak masalah, Lucy. Terima kasih sudah membantuku kemarin." Sofia nampak mengulas senyumnya menatap sahabat barunya itu.
"Berhati-hatilah Sofia, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu." timpal Lucy dengan nada memohon.
"Tentu saja, kamu jangan khawatir." sahut Sofia, kemudian mereka segera berpisah menuju area pekerjaannya masing-masing.
"Sofia, tunggu !!" ucap seseorang pria hingga menghentikan langkah Sofia.
"Juan, apa yang kamu lakukan di sini ?" ucap Sofia saat melihat Juan sedang berjalan mendekatinya.
"Kenapa kamu setuju dengan pemotongan gajimu, Sofia ?" tanya Juan kemudian.
"Aku tidak masalah Juan, lagipula bukankah itu sudah tertera dalam peraturan yang berlaku ?" sahut Sofia menanggapi.
"Tapi itu tidak ada di peraturan perusahaan atau kontrak kerja, Sofia. Aku curiga ini hanya akal-akalan nona Brigitta untuk memerasmu." ucap Juan dengan nada emosi.
"Apa kamu yakin itu bukan peraturan yang CEO buat ?" tanya Sofia penasaran.
"Tentu saja bukan Sofia, aku sudah bekerja sejak perusahaan ini di buka." sahut Juan meyakinkan.
Sofia nampak terdiam sejenak mencerna setiap perkataan pria itu. "Aku tidak apa-apa Juan, jika itu memang yang terjadi aku yakin suatu saat pasti akan terbongkar jadi tolong berikan aku jalan karena aku harus membersihkan ruangan CEO sekarang juga." timpalnya kemudian.
"Tentu saja." sahut Juan lantas menggeser tubuhnya agar gadis itu bisa lewat.
"Entah terbuat dari apa hatimu, Sofia. Banyak sekali ketidakadilan yang kamu alami di sini tapi kamu tetap tersenyum menerimanya." gumam Juan seraya melihat kepergian gadis itu.
Sesampainya di ruangan sang CEO Sofia segera membersihkannya, gadis itu nampak terkejut saat melihat sehelai rambut yang berada di atas meja atasannya tersebut.
Pasti gara-gara rambut itu ia mendapatkan SP3 dan pemotongan gaji, kemudian ia segera mengambilnya lalu membuangnya ke dalam tempat sampah.
Setelah memastikan ruangan tersebut bersih, Sofia nampak mengganti parfum ruangan itu dengan aroma vanila. "Semoga CEO suka dengan aromanya, sangat menenangkan dan juga hangat." gumamnya.
Lantas ia segera beralih menuju ke toilet, menutup sedikit pintunya lantas segera membersihkan tempat itu dan tanpa gadis itu sadari nampak seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Audrey, berikan laporan keuangan satu tahun terakhir selama saya berada di luar negeri !!" perintah Ariel yang baru masuk ke dalam ruangannya, namun langkahnya langsung terhenti saat sebuah aroma asing menusuk hidungnya dan tentu saja itu membuat Audrey nampak menelan ludahnya.
"Sofia, kamu dalam masalah."
james scott menghukum dg tdk tersenyum krn anaknya yg hilang..aneh gak.. tapi lihat anaknya malah mengumpat dan gak ada simpati2 nya blas sama sofiya. benar kata sofia..dasar org kaya sombong
bikin emosi😏
bikin ketawa😜
bikin nangis😭
makasih k atas rezeki karya sebagus ini, semoga di RL kehidupan KK selalu sehat, bahagia, lancar rezeki usahanya
Aamiin 🤲