Tak disangka, Alfano Yudhistira seorang CEO angkuh terkena jebakan musuhnya yang memiliki dendam karena lelaki itu telah menghancurkan bisnisnya dengan memberikan obat yg menyebabkan Alfano bermalam bersama gadis yang tidak ia kenal.
Disisi lain, gadis itu merupakan karyawan swasta yang baru saja dipecat dari perusahan besar yang tak lain adalah perusahaan Alfano karena dikhianati oleh pacar sekaligus partner kerja. Ia bernama Asmara Raniata, gadis desa yg berhasil merantau di ibukota tapi naas, kegadisannya diambil oleh CEO mantan perusahaan tempat dia bekerja.
Apakah dari hubungan semalam itu menumbuhkan benih kehidupan dan membuat ikatan antara kedua manusia tak saling kenal menjadi takdir hidup bersama ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencang
Masih tetap sama posisi Asmara dengan Alfano, saling tatap dan berhadapan. Jaka yang melihat suasana canggung dan terasa dingin diantara bosnya dan wanita yg mereka cari, berusaha mencairkan suasana itu.
"Eheem eheem, selamat siang Asmara" sapa Jaka memberanikan diri menyapa wanita yg berdiri didepan Alfano.
Asmara tidak menjawab dan tetap tidak bergeming dari posisinya serta ekspresi wajah terlihat sangat marah namun ditahan.
"Apa yang mereka lakukan disini?" batin Asmara dengan menahan amarahnya untuk tidak keluar di restauran miliknya, melihat masih ada beberapa pelanggan yg menikmati makananya.
Bunga yang melihat dari posisi duduknya di kasir, merasa ada yg salah dengan Asmara hingga ia bisa melihat kecanggungan antara partner kerjanya itu dengan pelanggan. Ia pun memilih untuk menghampiri Asmara.
Pelayan yang melihat Bunga menghampiri Asmara pun, memilih untuk tidak ikut campur urusan para bos dan berjalan menuju dapur.
"Ada apa Asmara?" tanya Bunga sambil menepuk pundak wanita hamil itu, biar tidak keterusan terpaku diam ditempat.
"Ehmmm, gapapa kok Bun. Mereka pelanggan yang katanya mau kerjasama dengan restauran kita. Tapi kayaknya aku capek deh, aku mau ke ruang tamu dulu ya istirahat. Kamu bisa ngobrol sama mereka kan?" jawab Asmara tak bersemangat sambil mengelus perutnya yg terlihat membuncit.
Alfano dan Jaka seketika syok menyadari bahwa wanita yg mereka cari sedang hamil.
"Apa? Asmara hamil? Anak siapa itu?" batin Alfano terkejut ketika melihat tangan wanita yang ia cari mengelus perut yg membuncit.
Kedua lelaki itu memusatkan pandangan mereka pada perut Asmara dan hal itu diketahui oleh Bunga yg merasa aneh dengan pelanggan ini.
"Ehem ehem, maaf sebelumnya, apakah anda tidak pernah melihat wanita hamil?" sela Bunga yang tidak suka dengan tatapan tajam kedua pria yg tidak ia kenal menatap perut Asmara dengan tatapan aneh penuh curiga.
Alfano dan Jaka pun langsung tersentak dari lamunan mereka pada perut Asmara dan menjadi salah tingkah.
"Mohon maaf sebelumnya, atas ketidaksopanan kami" Jaka langsung meminta maaf atas sikap yg membuat wanita wanita didepannya tidak nyaman dengan keberadaan dirinya dan Alfano.
Bunga hanya mengerutkan kening, heran dengan pelanggan ini.
"Aku istirahat dulu ya" pamit Asmara membalikkan badannya dan meninggalkan tempat dimana ia bertemu dengan pria yg paling ia benci saat ini tanpa memperdulikannya.
"Tunggu Asmara!" seru Alfano ketika melihat Asmara akan melangkahkan kakinya menjauh.
Bunga makin merasa ada yg tidak beres dengan pelanggan ini dan menyuruh Asmara tetap melanjutkan tujuannya beristirahat dan dirinya yg akan berurusan dengan kedua lelaki didepannya.
"Mohon maaf, kepala dapur kami harus istirahat karena ia sudah memasak banyak makanan untuk pesanan siang ini. Mohon dimaklumi, jika ada yg ingin dibicarakan terkait kerjasama dengan restauran kami, anda bisa berbicara dengan saya karena saya kepala pemasaran" ucap Bunga tegas hingga Alfano pun tak bisa menghentikan Asmara untuk menjauhinya. Lelaki itu pun tak bisa menyusul wanita yg ia cari karena Bunga sudah menghalangi jalannya.
Mau tidak mau, Alfano duduk kembali dan Jaka pun mengikuti. Bunga mengambil kursi kosong di meja sebelah dan duduk bersama pelanggan itu.
Jaka akhirnya membuat suatu kerjasama yang tadi asal direncanakan dengan bosnya setelah merasakan makan siang yg mereka santap sesuai lidah. Tidak seperti rencana bisnis lainnya yg ia rencanakan secara matang bersama Alfano, berbagai pertimbangan sebelum memutuskan, kerjasama dengan Restauran Enak Kabeh ini terkesan spontan dan tidak banyak pertimbangan.
Awalnya memang ingin menggunakan jasa restauran ini suatu hari nanti jika perusahaan Batu Bara ada meeting atau pertemuan bisnis di Bandung entah kapan, tapi sekarang tujuannya ditambah lagi agar sering berkolaborasi dengan restauran dimana wanita yang bosnya cari berada.
Bunga pun mencoba memahami tawaran bisnis yang belum disepakati secara hukum atau tertulis dan merasa tawaran yang Jaka berikan cukup menarik untuk keduanya. Tanpa mengetahui latar belakang calon partnernya, Bunga pun menerima kerjasama dengan perusahaan Batu Bara dan melanjutkan obrolan bisnis antara Jaka dan Bunga. Alfano hanya termenung dan tidak berbicara sama sekali terkait kerjasama itu. Pikirannya saat ini hanya ada Asmara yg sedang mengelus perut buncit.
Didalam ruang tamu, Asmara masih mengatur nafas dan merilekskan tubuhnya dari keterkejutan bertemu lelaki yg telah menghamilinya dan telah membayar keperawanannya tanpa rasa bersalah.
"Aku tidak menyangka akan bertemu lelaki bre**sek itu disini!" kata Asmara penuh tekanan dan menahan air mata.
Tapi bayangan wajah Alfano ketika penuh nafsu menyetubuhi tubuhnya, membuat ia meremang. Entah karena perasaan takut atau membayangkan beberapa adegan waktu itu dan menyadari jika wanita itu juga menikmati sentuhan Alfano yg tidak sepenuhnya dilakukan secara kasar namun jika diingat sebenernya lelaki itu cukup berhati hati meskipun tidak dipungkiri tetap saja menyakitkan jika dilakukan secara paksa.
Karena tubuhnya yang tegang dan pikirannya tidak tenang, membuat perutnya terasa lebih kencang. Di usia kandungan si kembar berjalan 4 bulan, mungkin janin bisa merasakan emosi dari ibunya.
"Aaakhw!" rintih Asmara karena perutnya yg terasa kencang bisa dibilang mungkin kram hamil membuat wanita itu sulit mengatur duduknya.
"Maafkan momi, sayang. Rileks yuuk" lirih Asmara mengelus perutnya agar lentur kembali. Ambil nafas buang nafas, ambil nafas lagi buang nafas. Asmara lakukan berulang kali sampai rasa kencangnya memudar hingga ia tidak merasakan kesakitan untuk bergerak.
"Alhamdulillah, anak momi pengertian banget sih. Maafin ya, tadi momi syok aja ketemu sama lelaki yang membuat kalian ada. Jangan marah sama momi ya kalau momi membenci dia" kata Asmara sambil tetap mengelus perutnya yang sudah terasa normal kembali.
Asmara pun menyandarkan tubuhnya yg sabgat lelah di kursi sofa hingga ia tertidur.