Suami Miskin Ku

Berdiri di depan sebuah pintu besar bertuliskan 'Director's Room' entah kenapa jantung Ana berdebar begitu cepat dari biasa nya.

Padahal hal seperti ini atau bertemu dengan orang-orang penting sudah biasa bagi Ana selaku seorang model dan anak dari keluarga Gates.

"Saya ketuk pintu nya 'ya nona?" Izin Hendra sang petugas ruang kontrol yang mengantar Ana.

"Silahkan sir" Jawab Ana menarik napas nya begitu dalam kemudian menghembuskan nya perlahan.

Tok.. Tok.. Tok..

"Tuan, ini Hendra penanggung jawab ruang kontrol" Ujar pria itu setelah ketukan ketiga nya berhenti.

"Masuk!"

Mendengar itu Hendra pun menatap Ana yang terlihat tegang. "Mari nona" Ajak nya membuka pintu tersebut.

Ana mengangguk dan kembali menarik napas nya, kenapa rasanya ia gugup sekali? Batin nya merasa aneh pada diri nya sendiri

Kaki Ana pun melangkah memasuki ruangan itu di iringi petugas ruang kontrol tersebut yang berada di belakang nya dan kembali menutup pintu.

"Tuan.." Sapa Hendra membungkuk hormat.

Ana pun itu membungkuk sesaat sebelum mata nya menangkap sosok pria tegas yang berdiri di samping kursi kebesaran yang menghadap ke arah jendela ruangan itu. Lebih tepat nya ada seseorang di balik kursi itu yang membelakangi diri nya.

"Kamu boleh pergi" Ujar pria yang berdiri itu menatap ke arah Hendra.

"Baik tuan Alex" Hendra kembali membungkuk sopan sebelum akhirnya mata pria itu tertuju pada Ana. "Saya duluan nona" Pamit nya.

"Baik, terima kasih sudah mengantar saya, sir" Jawab Ana.

Hendra mengangguk kemudian pria itu melangkah keluar dari ruangan luas itu sampai akhirnya pintu kembali tertutup rapat menyisakan Ana dan dua orang di balik meja kerja itu.

"Selamat siang tuan, perkenalkan saya Anastasya Gates. Kedatangan saya ke sini sebelum nya sudah di konfirmasi oleh sir Hendra dan saya mohon bantuan nya" Ujar sopan Ana kembali menunduk sopan selama beberapa saat.

Pria bernama Alex yang berdiri di samping kursi itu mengangguk. Kemudian mata nya melihat ke arah kursi dimana Ana dapat melihat tangan kekar yang bertengger pada penyanggah kursi tersebut.

Seperti berbicara sesuatu namun Ana tidak bisa mendengar dengan jelas suara pria di balik sandaran kursi itu, sampai akhirnya pria bernama Alex itu kembali menatap nya.

"Bisa tolong nona jelaskan, untuk apa nona ingin melihat rekaman CCTV buta ini?" Tanya Alex, tentu penuh kesopanan mau bagaimana pun di hadapan nya bukan wanita biasa.

Tidak ada rasa malu lagi yang tersisa dan Ana yakin bahwa mungkin seluruh staf di sini mengetahui kejadian pada malam itu.

"Seperti yang tuan ketahui bahwa pesta pertunangan yang di gelar pada tanggal dua puluh tiga bulan kemarin gagal karena terjadi suatu masalah yang sangat serius" Jelas Ana menarik napas sesaat.

"Dan saya ingin memeriksa rekaman CCTV yang berada di dalam kamar yang saya tempati untuk memastikan sesuatu" Lanjut nya tanpa keraguan.

Mendengar itu Alex kembali menatap ke arah seorang pria yang duduk di kursi kebesaran tersebut dengan tubuh sedikit membungkuk saat tangan pria itu mengode nya.

Kedua nya saling berbisik membuat Ana jengah. "Bukan kah tidak sopan seperti ini? Kenapa tidak berbalik saja dan bicara langsung pada ku huh?!" Gerutu sebal Ana.

Karena baru kali ini ia menemukan orang seperti di hadapan nya ini setelah bertahun-tahun banyak bertemu dengan orang-orang penting bahkan pejabat negara.

"Baiklah mari kita duduk di sana, nona" Ujar Alex yang berjalan ke arah nya dengan tangan yang membawa laptop.

Ana mengangguk. "Baik tuan" Kemudian mengikuti langkah Alex yang membawa nya duduk di sofa besar dan lebar itu.

Duduk tenang memperhatikan Alex yang tengah mengutak-atik laptop tersebut hingga akhirnya sebuah rekaman CCTV yang cukup buram terlihat di kamar yang menjadi tempat Ana bersiap.

"Rekaman di setiap CCTV kamar tidak memiliki tingkat kejernihan seperti CCTV lain, karena kami sangat menghargai privasi para penghuni menggunakan CCTV buta ini" Jelas Alex.

Ana kembali mengangguk mengerti. Kini mata nya mulai memperhatikan rekaman yang di percepat itu sampai akhirnya terlihat bagian dimana Cila memberikan sebotol air pada nya.

"Tolong di pause" Pinta Ana yang tentu langsung di hentikan oleh Alex pada bagian tersebut.

"Air ini.. Apa mungkin?" Gumam Ana yang tentu dapat di dengar oleh Alex. "Apa ada CCTV di dalam kamar mandi?" Tanya nya.

Alex terdiam tidak langsung menjawab membuat Ana merasa pertanyaan nya sangat bodoh. Namun selang beberapa detik kemudian saat diri nya hendak kembali bersuara, tiba-tiba saja Alex bersuara.

"Ada" Jawab nya yang berhasil membuat mata Ana melebar kaget. "Bukan seperti ini atau seperti rekaman lain nya, tetapi di dalam kamar mandi hanya terlihat siluet merah atau lebih tepat nya pendeteksi pergerakan" Lanjut nya.

Mata Ana masih melebar tidak percaya.

"Hal ini baru kami terapkan beberapa bulan lalu setelah mendengar banyak kasus pembunuhan di dalam kamar mandi hotel" Jelas Alex yang berhasil membuat kepala Ana mengangguk mengerti.

Memang belakangan ini marak terjadi pembunuhan di dalam kamar mandi hotel, karena kamar mandi adalah tempat yang aman untuk para pembunuh melancarkan aksi nya.

"Bisa saya melihat nya?" Tanya Ana.

"Sebentar, saya tanyakan pada direktur terlebih dahulu"

"Baik"

Alex pun beranjak menuju kursi kebesaran yang masih membelakangi Ana, membuat wanita itu kembali menggerutu di dalam hati nya.

"Pasti wajah nya jelek, penuh jerawat, bopeng dan sudah pasti tua!"

"Tapi tangan nya terlihat sangat kekar, berarti dia belum tua dan mungkin benar wajah nya sangat jelek hingga malu untuk menampakkan nya di depan ku!"

Setelah berbicara dengan seorang pria di kursi itu, Alex pun kembali mendekati Ana. "Direktur mengizinkan nya nona. Tetapi kami tidak memiliki banyak waktu karena sebentar lagi direktur ada rapat" Jelas nya.

Ana mengangguk mengerti membuat Alex dengan cepat kembali mengutak-atik laptop nya hingga muncul lah siluet tubuh seorang wanita yang baru saja memasuki kamar mandi.

"Itu botol air?" Tanya Ana menajamkan pengelihatan nya saat melihat sesuatu di tangan bayangan itu berwarna biru.

"Benar nona deteksi air berwarna biru" Jawab Alex.

Ana pun terus memperhatikan detik demi detik hingga tiba lah tangan wanita itu seperti mengambil sesuatu di dalam tas nya.

"Apa itu?" Tanya bingung Ana saat terlihat bayangan kuning kecil.

"Seperti nya sebuah cairan yang pasti nya bukan air biasa nona"

Ana melirik sejenak Alex, cukup kagum dengan sistem CCTV ini terlebih lagi penjelasan Alex. Hingga akhir mata nya menangkap pergerakan dimana wanita itu menyuntik botol tersebut hingga cairan berwarna kuning itu menyatu dengan warna biru.

"Ini..!!" Seru kaget Ana.

"Seperti nya ini wanita yang dengan wanita yang memberikan nona minum" Alex kembali mengetik sesuatu hingga muncul lah rekaman dimana Cila keluar dari kamar mandi dan menaruh botol air di antara botol lain nya.

"Cila.." Gumam Ana tak menyangka.

...****************...