NovelToon NovelToon
Jandaku, I Love You

Jandaku, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:94k
Nilai: 5
Nama Author: Delima Rhujiwati

Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan bagiku,

Tahun pun telah berlalu dan waktu telah menjawab segala perbuatan seseorang.

Cinta itu datang kembali namun tidak sendiri, suamiku yang telah mencampakkan diriku dengan talak tiga yang ku terima secara mendadak. Kini Dia datang kembali di saat sebuah cinta yang lain telah menghampiri diriku yang sebenarnya telah menutup hati untuk siapapun..

Siapa yang harus aku pilih? Sedangkan hati ini masih ragu untuk melangkah kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nilai Harga Diri

Bangkai yang sudah tertutup sekian bulan kini tercium juga baunya, tapi dasar Rahma yang memiliki kecerdikan dan kepandaian dalam menutupi seluruh kebusukannya tetap saja tidak merasa salah maupun gentar bagaimana kelangsungan rumahtangganya.

"Iwan, benarkah yang kamu katakan tadi! Rahma hamil bukan anakmu, dan bukan cucuku!" Kembali Bu Lestari menanyakan kebenaran yang selama ini tersimpan rapat tanpa ia ketahui.

"Dia sudah jahat kepada kita, sudah semena-mena bahkan sesuka hatinya mengatur kehidupan ibu dengan yessi, ini nggak betul Iwan!"

Bu Lestari berusaha bangkit dari posisi tidurnya, namun kepalanya yang masih terasa pusing dan kembali merebahkan tubuhnya kesofa kembali.

"Sudah Bu, semua sudah terlanjur dan ini tidak mudah untuk begitu saja kembali seperti semula, aku akan menerima apapun itu asal ibu dan Yessi tidak terlantar." Sanggah Iwan sembari berdiri dan melangkah mencari keberadaan Rahma yang sedak tadi masuk kamar dan tidak keluar-keluar.

"Huh... Berani-beraninya dia menipu dan mengatur-atur kehidupanku yang tidak seharusnya dia ikut campur," Bu Lestari tetap saja bersungut pelan tidak terima dengan kelakuan dan perbuatan Rahma kepada dirinya selama ini.

"Rahma, kamu mau kemana? Aku tidak mengijinkan dirimu pergi kemanapun dalam kondisi seperti ini!" Iwan memeluk tubuh Rahma dengan perut yang membuncit dan sedang berkemas dengan kopor besar.

"Aku tau aku salah mas, tapi tidak seharusnya kamu menjatuhkan diriku pada ibu, aku akan pulang, aku juga bosan hidup disini dengan para benalu seperti mereka," Rahma tidak perduli dengan tatapan Iwan yang sedang kalut, maju salah mundur bahkan dirinya sudah hancur.

Rahma mendorong kopor besarnya, dan berjalan menuju pintu keluar. Bu Lestari yang mengetahuinya mengikuti dalam diam apa yang telah Iwan dan Rahma lakukan.

"Rahma kamu tidak akan pergi dari rumah ini, Kamu istriku dan aku melarangmu untuk pergi!" Suara Iwan memecah kesunyian sore itu.

"Biarkan saja dia pergi dari sini, Iwan! Toh dia selama ini dia tidak jujur dan selalu memberikan penekanan kepadaku dan Yessi!" Teriak Bu Lestari sambil berkacak pinggang di sudut ruangan itu.

"Ibu! Sebaiknya ibu jangan ikut campur masalah ini!" Bu Lestari tetap saja menimpali pembicaraan, walaupun Iwan sudah menegurnya untuk diam.

"Tapi Iwan, bukankah bayi dalam kandungannya itu bukan anakmu! Lalu untuk apa kamu pertahankan? Biarkan dia pergi!" Semakin sengit saja suara Bu Lestari.

"Ibu! Disini saya adalah kepala keluarga, dan bayi dalam kandungan Rahma tidak bersalah apa-apa, ibu lebih baik diam saja!" Iwan kembali menegaskan ucapannya dengan suara yang semakin lantang, untung saja rumah besar itu bertembok tinggi dan mengelilingi bangunan sehingga sekeras apapun teriakan Iwan dan Bu Lestari, akan sangat sulit terdengar olah tetangga sekitarnya.

"Kamu...!"

Iwan tidak menghiraukan suara Bu Lestari, tapi berjalan dan meraih tangan Rahma dan menariknya dalam pelukannya.

Tentu saja Rahma kembali berada diatas awang-awang lagi, apapun itu keinginannya tetap terwujud bahwa Iwan dan keluarganya berada dalam kendalinya dan bayi dalam kandungannya tetap aman dan mendapat pengakuan.

Bu Lestari seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, kenapa anaknya menjadi selemah ini, mau tidak mau Bu Lestari hanya berdiam diri saja dan melihat tontonan didepan matanya dengan perasaan marah namun enggan untuk meluapkan ketika mendengar bentakan iwan, nyalinya menjadi ciut dan rasa nelangsa membuatnya tidak mampu menahan air matanya yang lolos di pipi tuanya yang semakin keriput.

"Mas! Aku akan tetap tinggal disini dan menjamin kehidupan ibu, namun dengan satu syarat! Cerita ini tidak sampai terdengar oleh siapapun termasuk Yessi!" Pinta Rahma dengan nada sungguh-sungguh.

"Sebab sekali bocor, aku tidak segan-segan untuk menarik seluruh kepemilikan papaku, dan mas Iwan tentu saja akan menjadi pengangguran dengan menanggung anak gadis dan seorang ibu, lalu kita cerai!"

"Lah Rahma kamu tidak bisa begitu dong, kau sudah menjadikan putraku sebagai kambing hitam menutupi kehamilanmu, masa iya kamu juga akan menyengsarakan suamimu," Adu mulut antara menantu dan mertua sepertinya tidak bisa di elakkan lagi, semua saling mementingkan ego dan keinginan masing-masing.

"Sayang... Kenapa ibumu susah mengerti," Rahma akhirnya kembali melakukan trik sandiwaranya yang selalu ia jalankan dengan menangis dan merasa dirinya adalah pesakitan yang butuh perlindungan.

Iwan meraih tangan Rahma dan menuntun masuk kedalam kamar, namun sebelum lenyap dari pandangan Bu lestari, " Ibu sebaiknya simpan rapat rapat rahasia ini, aku tidak ingin Yessi mengetahuinya atau ibu menyesal nantinya," Iwan yang sudah buntu otaknya, tidak mampu memikirkan tentang harga diri ataupun jalan berikutnya.

Walaupun ia sudah mengetahui status bayi dalam kandungan Rahma, tapi dia tidak mampu berbuat lebih tegas lagi.

Senyum miring di bibir Rahma melukiskan kemenangan, berjalan sembari mengelus perutnya yang sudah semakin membuncit.

"Huh... Wanita seperti itu saja kamu pertahankan, kamu laki-laki lemah Iwan! Pokoknya aku harus mengambil hati Lintang, dan cucuku, setidaknya aku bisa mengambil Shasy dan bisa kembali kerumah ini sebagai cucuku yang pertama," batin otak plin-plan Bu Lestari kembali mengatur strategi, antar rasa dongkol dan penyesalan kini campur aduk menjadi satu.

Sementara didalam kamar Rahma merasa Iwan telah mengoyak harga dirinya, hingga terjadi pertengkaran didalam kamar itu.

"Kamu keterlaluan Rahma, kenapa kamu tega mendustai aku dan keluargaku, aku mencintaimu tapi kami mempermainkan hatiku, dimana harga diriku, Rahma?" Iwan duduk dipinggir tempat tidur dan meremas kepalanya sendiri.

"Telah ku korbankan keutuhan rumah tangga ku dengan Lintang bahkan anakku, darah dagingku sendiri. Aku lebih memilih kamu daripada mereka, tapi apa ini semua? Sandiwara mu keterlaluan Rahma!"

"Lalu, mas sekarang menyesal? Oke kita cerai! Dan aku akan mengatakan kepada papaku agar mengambil seluruh aset perusahaan yang selama ini menunjang kehidupan kalian!" Rahma tetap merasa di atas angin walaupun telah berbuat kesalahan fatal, karena kunci dalam rumah tangga mertuanya adalah uang dan kehormatan saja.

"Aku mencintaimu mas! Bukan semata karena aku ingin menjadikan kamu sebagai tumbal untuk mengakui anak yang aku kandung, untuk yang ini aku benar-benar minta maaf!" Tangis Rahma kembali pecah, kali ini rasa takut meruntuhkan benteng keegoisannya.

"Aahhkk..... Sakit ouhh mass tolong...!" Tiba-tiba saja Rahma memegang perutnya dan meng erang kesakitan, darah segar bersama cairan merah meleleh dari pangkal pahanya.

"Ibu...ibu tolong, Rahma bertahanlah, aku akan menelepon dokter!" Sontak saja Iwan terkejut dan berlari keruang tamu sambil berteriak, sedangkan Bu Lestari juga berlarian gugup karena teriakan iwan.

"Hah kamu kenapa Rahma, ya ampun kalian baru gelud apa gimana sih kok sampai begini?" Bu Lestari walaupun sudah dibikin geram dan marah oleh Rahma namun sisi kemanusiaan Bu Lestari timbul juga untuk segera menolong Rahma yang sedang kesakitan.

"Ibu maafkan Rahma, sakit Bu oohh...! "

"Sabar Rahma, Iwan akan membawamu ke rumah sakit, bertahanlah!" Bu Lestari mengelus punggung Rahma dan mengusap keringat dingin di kening Rahma.

🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️

Lah....😳prematur nggak sih itu bayi Mak 🤭, tuh kurma pelan-pelan ya mak. biar semangat jempolnya plus komen mesrah donk!

To be continued 😉 dan Salam Sayang Selalu by RR 😘

1
P 417 0
ikutan ngintip🙏🙏🙏
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
duh Bu ....kapan ya tobatmu, emang dasar sombong itu gak ada obatnya ya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yesi.....niat jahatmu balik kedirimi sendiri, sadarrrrr yessss
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
amit amit liciknya si Darius
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
harusnya bersukur dapat Tante Shinta Darius, modal keringett aja dah terjamin hidup muu, hemmmmm dasar serakah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jabang bayi dasar bule lamprettt cap badakk
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yessi bener bener kurang ajarrrrrrr
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jujurrr saja linnnnnn
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
hadehhhh......nabung Yee, mumpung ada kucuran dana, ingat hari depannmu
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun dariusss, ....awas ketahuan,di kebiriiiii kau yaa
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun jangan jangan LEKER kui alias bule kere, modal tampang doang🤭🤭🤭
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
kapokkkk....ngilu gakkk, dasarrr mata keranjangggg
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
behhhhh.....itu bule incerannya sasy....dia morhotin Tate girangggg terus gendaan sama sasi kah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜: ehhh Yessi
total 1 replies
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
so sweeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttt 🥰
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun nanassss nanassssss, wahhhhhh.....bikin pingin aja nihh ini pengantin baruuu7u
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
astaga pejantannn tangguh, bikin pinginnn oiiiiiiiiii
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
mentang mentang pengantin baru 😂😂😂
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
oalahhhh yessssss ....cari yang sigle kek, ku suka pajadi pelakoooooirrrrr
awassss lohhh anumu ntar di sambel sama bini sahnya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
akhirnya uhhh ihhhhhh mendesahhhhh......kepedesannbbnn🙈
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
sabarr Ten mantennnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!