Shafira Sakina Mecca. Gadis cantik, yang baru berumur dua puluh satu tahun. Harus menerima perjodohan dengan pemuda bernama Zayn Athalla yang sudah berumur dua puluh lima tahun.
"Fira, aku tidak menyukai wanita seperti mu, karena yang pantas bersanding denganku hanya para gadis seksi dan menggoda. Bukan serba tertutup seperti mu." ucap Zayn begitu melihat Fira masuk kedalam kamar pengantin mereka. Yaitu di kediaman orang tua Zayn.
"Astaghfirullah, Mas! Kamu---"
"Besok kita akan pindah ke rumah pribadiku, kau tidak boleh ikut campur urusanku, karena pernikahan ini hanya untuk sementara." sela pemuda itu yang benar-benar ingin melampiaskan amarahnya pada sang istri.
Gara-garanya Fira menerima perjodohan mereka. Padahal dia sendiri saja juga tidak bisa menolaknya.
Lalu akan seperti apa kisah rumah tangga mereka? Sanggupkah Fira hidup bersama suaminya yang merupakan Casanova? Apalagi mantan kekasih suaminya hadir kembali dan ingin mengajak Zayn hidup bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan Ke Pesta.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
...HAPPY READING......
.
.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tujuh belas menit. Mobil Mercedes Benz milik Zayn sudah hampir sampai di kampus tempat istrinya menimba ilmu selama dua tahun belakangan ini.
"Mas, turunkan aku di depan gerbang saja. Aku bisa berjalan sendiri masuk kedalam." ucap Fira karena tidak ingin kedatangannya degan Zayn malah membuat teman-teman satu kampusnya bicara yang tidak-tidak lagi.
Sedangkan berangkat bersama Pak Rudi saja sudah berbagai cibiran yang dia dapatkan. Padahal mobil yang digunakan tidak lah semahal mobil milik suaminya, yang diibaratkan barang edisi terbatas.
Sangat jarang ada orang yang memakai mobil bermerk Mercedez Benz. Jangankan para anak-anak kampus. Dikalangan para pebisnis saja boleh dihitung yang memakainya.
"Kenapa?" tanya Zayn degan suara dinginnya. "Apakah ada yang kau sembunyikan? Atau kau takut ketahuan oleh kekasihmu jika aku yang mengantarmu?" berbagai pertanyaan langsung ditodongkan oleh Zayn.
Salah Shafira yang mengatakan cukup turunkan dia di depan gerbang kampus. Jadinya Zayn menaruh curiga hal yang tidak-tidak.
"Tidak-tidak! Aku tidak menyembunyikan sesuatu, Mas. Hanya saja aku takut menjadi fitnah karena Mas yang mengantarku." Fira menjawab dengan cepat seraya mengelengkan kepalanya.
"Fitnah!" ulang Zayn mengulangi perkataan istrinya. "Apa yang membuat adanya Fitnah? Bukannya aku suamimu?" ucapnya yang terlalu jengkel karena seolah-olah Shafira lagi melarangnya datang ke kampus sang istri.
Jadinya Zayn berpikir bahwa Fira lagi menyembunyikan status mereka dari kekasihnya.
Tanpa Zayn sadari dia juga mengaku sebagai suami Shafira. Padahal biasanya dia mana mau berkata seperti itu.
"Mereka hanya salah paham, karena selama ini aku selalu berangkat mengunakan taksi atau kendaraan umum lainnya. Namun, semenjak kita menikah aku berangkat selalu diantar oleh sopir. Jadi mereka---"
"Jadi kau ingin menyalahkan papa karena sudah memberimu mobil. Sehingga kau difitnah gara-gara hal itu? Fira mereka tidak akan berkata macam-macam kalau tidak ada bukti." seru Zayn memotong ucapan istrinya lagi.
Saat ini mobil mereka sudah masuk kedalam kampus bergengsi di ibu kota mereka. Begitu melihat mobil bermerk Mercedez Benz yang datang. Semua mata menatap kearah roda empat tersebut.
"Mas, mereka hanya salah paham padaku. Aku juga tidak menyalakan papa atau siapapun. Hanya Allah yang mengetahui aku berbohong atau tidak. Jadi aku tidak perlu membuktikan bahwa aku ini benar atau salah," tidak ingin berdebat dengan suaminya.
Shafira tetap menjawab dengan kata lemah lembut. Dia tidak mau bertengkar gara-gara hal yang akhirnya akan membawa banyak orang dan menambah dosanya karena hal tersebut.
Saat Zayn baru akan bicara lagi. Tiba-tiba Shafira meraih tangan pemuda itu untuk dia cium dengan takzim. Ini adalah kali kedua dia melakukannya setelah mereka menikah.
Satu bulan lalu Shafira selalu mau berpamitan dengan cara seperti itu. Namun, Zayn menolak karena merasa jijik pada istrinya.
"Aku keluar dulu, terima kasih sudah mengantarku dan Mas berangkatnya hati-hati. Jangan lupa untuk makan tepat waktu." pesan Fira langsung keluar dari mobil suaminya.
Tidak perduli jika dia menjadi tatapan dari para murid yang tidak menyukainya.
Sementara itu Zayn yang mendapatkan ucapan baik dari gadis yang dia benci hanya diam saja. Belum langsung menjalankan kendaraan mewahnya meninggalkan kampus tersebut.
"Apa ini... ada apa denganku?" gumam Zayn sebelum menjalankan kendaraan mewah itu menuju perusahaannya.
"Wah-wah! Sepertinya kau mendapatkan mangsa baru, Fira." ucap salah satu siswi. Dia juga tidak menyukai Fira karena pemuda yang dia sukai selalu menolaknya.
"Mangsa apa? Kenapa kalian selalu mengusik sahabatku?" seru seorang gadis yang merupakan sahabat Fira. Meskipun mereka beda agama. Namun, hubungan keduanya sangat akrab seperti mana saudara sendiri.
Jadi bila ada yang berani menindas Shafira. Yuniar selalu menjadi benteng untuk sahabatnya.
"Yun, sudahlah! Biarkan saja mereka mau bilang apa. Yang penting aku tidak pernah melakukan apa yang mereka tuduhkan." Fira langsung mengandeng tangan Yuni karena tahu jika dibiarkan akan menjadi pertengkaran lagi.
"Tapi Fira, mereka tidak akan berhenti memfitnah dirimu. Sebelum mulutnya aku robek satu persatu." jawab Yuni yang selalu tidak bisa menahan emosi bila mendengar sahabatnya dihina.
"Sudahlah! Ayo kita masuk. Apakah kamu sudah lama menunggu ku?" Fira tersenyum seraya mengandeng tangan sang sahabat yang akhirnya mengalah demi permintaannya.
"Iya, aku sudah menunggu sejak tadi. Oya, Fira, eum... siapa yang mengantarmu? Apakah dia suami tampan mu?" tanya Yuni tersenyum melihat raut wajah Fira yang tersenyum saat dia berkata suami tampan.
Soalnya Yuni memang mengetahui bahwa Fira sudah menikah. Namun, bertemu dengan suami sahabatnya belum pernah. Ketika hari Fira menikah gadis itu ada halangan. Sehingga tidak bisa hadir di hari bahagia sahabatnya.
"Iya, hari ini Pak Rudi tidak bisa mengantarku karena adik beliau meninggal dunia. Jadinya Mas Zayn yang mengantarku." jawab Fira tersenyum.
"Wah, apakah kalian sudah berbaikan?"
"Aku tidak berbaikan, karena kami tidak pernah bermusuhan. Hanya saja dia tidak pernah menerima diriku." jawab Fira degan menghela nafas dalam-dalam.
"Tapi hari ini dia mau mengantar mu. Itu berarti ada kemajuan pada hubungan kalian berdua." ucap Yuni sambil mereka melangkah masuk kedalam gedung tersebut.
Namun, baru saja mereka mau masuk. Seseorang sudah memangil nama mereka berdua.
"Fira, Yuni! Tunggu sebentar, aku mau memberikan undangan Pesta ulang tahunku malam Minggu ini." ucap seorang siswi yang sangat cantik dan seksi.
"Pesta ulang tahun?" jawab Yuni dan Fira secara bersamaan.
"Iya, malam Minggu ini aku akan ulang tahun. Semua anak-anak kampus juga aku undang. Nanti pestanya akan dihadiri oleh para kolega bisnis papi ku. Jadi aku mohon agar kalian berdua datang ya?" pinta gadis bernama Pinkan itu seraya memaksa agar Fira menerima undangan tersebut karena dia sudah memiliki rencana buat mempermalukan Shafira.
"Pinkan, mohon maaf, ya. Aku harus meminta izin pada---"
"Jika kamu tidak mau datang, maka aku akan bilang pada teman-teman bahwa kau tidak bisa hadir karena membenci ku." sela Pinkan tidak kehabisan ide.
...BERSAMBUNG......