Aku yang sudah memberikan hati ku pada mu, malah berujung pengkhianatan dari mu, Jangan kau pikir kematian ku adalah akhir dari segala nya.
Ingat!, dendam ini akan ku bawa hingga tuhan memberiku kesempatan kedua di kehidupan selanjutnya, by Queensany.
Perjuangan seorang gadis yang terlahir kembali membawa dendam masa lalu nya membawa ia hidup dengan tujuan hanya untuk membalaskan dendam membara di hati nya.
Cinta segitiga ikut mewarnai perjalanan nya, lelaki yang seharus nya ia bunuh malah menumbuhkan rasa cinta dalam hati nya.
Akankah balas dendam nya akan ia tuntaskan ataukah hati nya malah luluh dan dengan mudah melupakan dendam di kehidupan nya yang lalu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pentin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21.
"Kau sudah merasa lebih baik sekarang?," tanya sang dokter saat melihat Mastany yang mulai tersadar dari pingsan nya.
"Aku di mana?," ucap lirih Mastany merasakan pusing yang begitu hebat nya, kepala nya seakan di tindih berkarung karung beras saat itu.
"Nyonya di rumah sakit, tuan Albert berkata nyonya tiba tiba pingsan tanpa sebab pagi tadi," ucap sang dokter sembari kedua tangan nya yang masih berusaha memeriksa perut Mastany di segala sisi.
Saat dokter selesai dengan pemeriksaan nya.
Mastany berusaha bangun dari pembaringan nya sembari mencoba dengan paksa keluar dari ruangan itu.
Saat itu juga, sang dokter langsung mencegah Mastany dan menyuruh nya tetap rileks di tempat nya berbaring.
"Aku hanya kelelahan dok, biarkan saya pulang," seru Mastany yang memang sedari awal tak suka dengan bau rumah sakit terlebih jarum suntik nya yang begitu terlihat tajam dan menakutkan di mata nya.
"Memang bagi seorang ibu hamil harus wajib beristirahat yang cukup selama kehamilan," seru sang dokter seketika membuat Mastany begitu syok mendengar nya.
Kedua mata nya langsung terbelalak sempurna dengan tubuh yang seakan hampir ambruk karna keseimbangan nya yang seketika itu hilang.
Melihat reaksi pasien nya, sang dokter mencoba mendekati nya kembali dan memapah nya untuk duduk rileks di sofa.
"Melihat reaksi mu, ku pikir nyonya belum tahu jika nyonya sedang hamil, aku benar kan?," tanya sang dokter membuat Mastany mencoba memalingkan muka nya dan mencoba mengontrol rasa gugup nya saat itu.
"Bagaimana kau bisa berfikiran begitu!, ini tubuh ku!, aku yang lebih tahu akan kondisi tubuh ku ini," seru Mastany mencoba menutupi tebakan sang dokter yang hampir semua yang di katakan itu adalah benar.
Bahwa memang dia tak pernah tahu bahwa ada sebuah janin yang sedang berkembang di dalam perut nya.
Kenapa aku tidak pernah berfikiran tentang hal itu?, bodoh!, jelas jelas aku sudah tak datang bulan selama 2 bulan ini!, keluh Mastany dalam hati sembari mengusap lembut perut nya yang masih nampak rata meskipun kandungan nya mungkin mulai memasuki awal bulan ketiga.
"Aku juga bisa menebak, bahwa Tuan Albert belum tahu akan hal ini, itu benar bukan?," tanya sang dokter sembari bergegas memeluk Mastany.
Tingkah nya membuat Mastany semakin kebingungan, dalam hati Mastany begitu takut jikalau sang dokter membongkar usia kandungan nya pada Albert, tapi melihat tingkah sang dokter ia seakan tak berfikir untuk melakukan itu.
Tapi jika sang dokter membocorkan usia kandungan Mastany saat itu, pasti nya Albert akan marah besar dan akan segera tahu bahwa itu bukanlah anak nya.
Pasal nya, usia kandungan nya kini melebihi usia pernikahan mereka yang masih berjalan 2 bulan.
"Mungkin kau takut tuan Albert akan menyakiti bayi mu bukan?, jadi kau menyembunyikan berita bahagia ini dari nya?," seru sang dokter seketika membuat Mastany mengangguk pelan.
Tak ada pilihan lain untuk Mastany saat itu selain mengikuti persepsi dokter pada nya saat itu.
Sesekali sang dokter mencoba meraba pipi Mastany dengan raut wajah yang terlihat begitu iba melihat nya.
"Apa ini sakit?," tanya sang dokter membuat Mastany mencoba menatap wajah nya dari pantulan cermin di samping nya.
Benar saja, ada bekas merah berbentuk telapak tangan di sana.
Membuat Mastany langsung memahami kenapa sang dokter bisa bertingkah aneh saat itu.
Saat mengetahui semua itu, Mastany langsung memasang wajah sedih dan seolah olah tertekan di hadapan sang dokter.
"Tuan Albert memang sering mempermainkan wanita, tapi aku baru kali ini melihat dia bisa se kasar ini pada wanita, terlebih kepada istri nya," ucap sang dokter semakin membuat Mastany terus berakting menangis di hadapan nya.
Keadaan ternyata masih memihak pada ku, batin Mastany sembari menyeka air mata nya dan mencoba terlihat sebagai wanita tertindas tak berdaya di hadapan sang dokter.
"Mau bagaimana lagi dok, bahkan saat kita belum resmi menikah, dia sudah menodai ku, setelah itu aku tak ada pilihan lain selain menikah dengan nya," ucap Mastany mencoba mengarang banyak kebohongan untuk mendapatkan semakin banyak simpati dari sang dokter.
"Tapi mungkin dia akan berubah saat mengetahui nyonya hamil, aku akan bantu mengatakan hal ini pada nya," seru sang dokter semakin terperangkap dalam sandiwara Mastany.
"Tapi tolong jangan coba jelaskan apapun pada nya, terlebih tentang usia kehamilan ku ini, ia akan berfikir ini bukan anak nya dan akan mulai menghajar ku lagi," seru Mastany bersikap se histeris mungkin di hadapan sang dokter.
"Aku paham kekhawatiran mu, aku tak akan bicara banyak pada nya, semoga saja dia mau menerima anak nya ini," sahut sang dokter tanpa curiga sedikitpun kepada Mastany.
------
"Bagaimana kondisi istri ku dok?," tanya Albert seketika saat diri nya telah di perbolehkan masuk ke ruang pemeriksaan.
Ia masih begitu cemas dan khawatir saat melihat istri nya hanya terdiam lemas tanpa bicara sepatah kata pun di atas ranjang pasien.
"Apa tuan melakukan kekerasan pada nya?," tanya sang dokter masih tak terima jika menemukan seorang suami yang semena mena memperlakukan istri nya.
Albert hanya diam sembari sesekali memandang wajah Mastany yang sengaja ia buat se menderita mungkin di hadapan Albert.
Hingga membuat lelaki itu menyesal karna berani menampar nya.
"Kenapa tuan melakukan itu?, apa alasan nya sampai tuan lepas kendali?," seru sang dokter terus mencecar Albert dengan bermacam macam pertanyaan.
Membuat nya sedikit kesal dan marah.
"Ya dok!, aku memang melakukan kesalahan, karna dia juga begitu berani menolak melayani ku pagi ini!," sahut Albert membuat hati sang dokter yang sesama perempuan ikut geram mendengar alasan itu.
"Apa Tuan sadar dengan ucapan tuan itu?, karna kemarahan tuan itu bisa membuat tuan hampir kehilangan calon bayi tuan sendiri!," seru sang dokter membuat Albert tercengang cukup lama.
"A- apa maksud dokter istri ku hamil?," tanya Albert sembari menatap Mastany yang seakan tak sudi memandang balik ke arah nya.
"Wajar untuk seorang wanita akan kehilangan nafsu **** nya ketika ia sedang hamil tuan, hormon nya masih labil, dia akan merasa lelah dan bosan sepanjang waktu, peran suami di saat itu sangat penting tuan, jadi mengertilah!," seru sang dokter menjelaskan dengan penuh emosi.
"Dokter tak tahu betapa bahagia nya aku dengan kabar ini, percayalah dok!, aku akan menjaga istri dan calon anak ku dengan sebaik mungkin, aku tak akan mengulang kebodohan yang sama di masa depan," seru Albert bergegas memeluk Mastany sembari mengecup bibir ranum Mastany berulang ulang kali.
Membuat Mastany tersenyum menatap sang dokter dengan berakting memasang raut wajah seakan telah berhasil lepas dari maut.
Namun dalam hati, Mastany begitu tertawa bahagia karna sekali lagi dunia kembali berpihak pada nya.
Bahkan sang dokter membela dirinya dan menolong nya tanpa paksaan sedikitpun dari nya.
Yekka, kita akan memiliki seorang bayi mungil sebentar lagi, batin Mastany dengan mata yang mulai basah.
Ia tak menyangka akan bisa merasakan kebahagiaan itu, begitu di cintai oleh seseorang bahkan tak lama lagi ia akan menjadi seorang ibu yang tak pernah ia bayangkan selama ia di beri kesempatan hidup tuk kedua kali oleh sang maha esa.
Bersamaan dengan itu, tanpa mereka sadari Yekka ternyata menatap mereka dari kejauhan.
Air mata bahagia nya tak henti henti nya mengalir dari kedua pelupuk mata nya saat mendengar kabar bahagia dari sang dokter bahwa Mastany tengah mengandung saat itu.
Terima kasih Mastany, aku janji akan melindungi mu setiap waktu tanpa membiarkan kau terluka sedikitpun, aku juga tak akan membiarkan tangan kotor Albert kembali menampar pipi mu itu, tak akan lagi!, aku berjanji padamu, batin Yekka bergegas pergi dari sana sebelum Albert menyadari keberadaan nya.
tapi apapun itu, ceritamu keren thor.