Pembalasan Queensany
"Astithnayiyun!, Astithnayiyun!," seru salah seorang lelaki di tengah tengah ratusan tamu
undangan malam itu.
Lelaki itu berdiri tepat di barisan depan dengan tatapan bangga dan juga kagum dengan sosok wanita yang menjadi bintang utama di balik alasan di adakan nya pesta itu.
Bersamaan dengan itu, gemuruh tepuk tangan menggema di ruangan pesta saat seorang gadis bergaun merah jambu tengah naik ke atas panggung.
Semua pandangan tertuju pada seorang gadis cantik berjilbab lengkap dengan busana panjang wanita muslimah khas negara Suriah di era tahun 1500 an.
"Congratulation Queensany!, Congratulation!, hari ini kau benar benar membuktikan, bahwa kau memang arsitektur terbaik di negara Suriah!," seru seorang lelaki ber jas dengan gaya Eropa mencoba menyibak gerombolan para tamu undangan demi memberi ucapan selamat secara langsung pada gadis hebat yang tak lain ialah Queensany.
Tanpa bersusah payah, semua orang segera memberi jalan kepada nya tanpa di minta.
"Mister terlalu berlebihan, but.., I say thank you telah bersedia datang ke pesta ku ini," seru Queensany dengan wajah begitu bahagia mengetahui bahwa orang terpenting dalam keberhasilan bisnis nya telah menyempatkan hadir di sela sela kesibukan nya sebagai orang ternama di Eropa.
Terlebih, malam itu adalah malam pesta pertama bagi Queensany.
Sebuah Pesta perayaan atas keberhasilan besar nya dalam meniti karir di bidang kearsitekan.
Sebuah pijakan besar yang berhasil ia raih, yang bahkan bisa membuat status sosial nya yang berasal dari kalangan biasa berubah menjadi kalangan atas.
Queensany menyeka air mata nya saat mengingat perjuangan nya dahulu sampai berhasil pada titik itu.
Bahkan aura Queensany begitu terpancar malam itu, ia begitu nampak bertalenta, cantik dan mempesona, hingga banyak pasang mata yang begitu terpesona kepada nya.
Di usia yang masih terbilang muda, dia sudah berhasil menduduki puncak karir yang selalu ia impikan sejak berada di rumah panti asuhan.
Ya, Queensany memang wanita hebat, namun masa kecil nya sudah ia habiskan dengan penuh duka dan kesedihan.
Sejak ayah nya gugur dalam medan perang, dengan terpaksa sang ibu harus meninggalkan nya di sebuah panti asuhan demi kehidupan yang lebih layak untuk sang putri.
Kepedihan hidup nya tidak berhenti di situ, saat tahun ke 5 ia berada di panti asuhan, sang ibu di kabarkan telah meninggal dunia di atas tanah peperangan di mana sang ayah di nyatakan hilang beberapa tahun silam.
Sejak saat itu, tekad menjadi kuat dan sukses dalam diri Queensany begitu besar, hingga membawa nya sukses di usia muda, ia bahkan tak pernah berfikir untuk membenci sang ibu, ia malah tetap memiliki rasa bangga terhadap kedua orang tua nya yang telah tiada.
"Next time, aku akan membawa you ke negara kelahiran ku, aku akan memastikan kau akan merancang rumah baru ku tahun depan," seru Mister Michael penuh harap sembari menyembulkan asap rokok nya ke udara.
Ucapan nya ia ungkap kan dengan penuh keyakinan dan harapan besar pada Queensany, hingga membuat Queensany begitu bersyukur saat itu.
"Insyaallah," sahut Queensany tak sabar dengan tantangan yang akan di beban kan Mister Michael pada nya.
Seketika terbesit dalam bayangan nya, begitu bahagia nya ia saat waktu itu tiba, ia bisa menginjakkan kaki di tanah Eropa, salah satu tempat yang ingin sekali ia kunjungi dan juga sekaligus tempat yang akan menjadi batu loncatan nya untuk membesarkan nama nya hingga terkenal luas di seluruh dunia.
"Ukhti, di mana suami mu?," tanya seorang tamu undangan membuat Queensany sedikit menyembunyikan kesedihan nya.
Pasal nya, meskipun kini dia telah mampu meraih semua nya, ia tetap tak pandai bergaul dan mengenal seorang pria, bahkan untuk menjalin hubungan percintaan, terlebih lagi untuk melangkah ke jenjang pernikahan.
"La Umma, saya belum menikah," ucap Queensany membuat seorang lelaki muda di sudut ruangan menatap tajam ke arah nya.
Sejak awal pesta di mulai, tatapan lelaki itu memang tak sekalipun berpaling dari sosok Queensany.
Ia juga selalu mengikuti pergerakan Queensany dari jauh kemanapun ia berjalan.
Seperti perlakuan seorang penggemar berat kepada sang idola.
"Cepatlah menikah, apa lagi yang kau tunggu?, karir mu sebagai arsitek ternama apakah belum cukup?," gurau seorang tamu undangan sembari memberikan segelas jus pada Queensany.
Sontak ucapan nya membuat pipi Queensany bersemu merah.
Tak bisa di pungkiri, dalam hati kecil nya pun itu adalah salah satu impian terbesar nya.
"Semoga Allah mendengar doa dan harapan baik kalian semua untuk ku, insyaallah," sahut Queensany tak menyadari bahwa banyak para pemuda di pesta itu juga menginginkan diri nya akan hal itu.
Ada arti lain dari tatapan mereka pada wanita luar biasa itu.
Ada yang menatap nya dengan niat tulus menikahi nya, namun tak memiliki keberanian untuk mengungkap kan nya.
Ada yang menatap nya dengan gairah nafsu.
Dan ada yang menatap nya hanya dengan sebuah perasaan kagum saja.
Dan ada juga yang menatap nya dengan penuh siasat licik.
~Berkenalan dengan sang penakluk hati~
"Masyaallah, huff!," keluh Queensany menyempatkan diri duduk beristirahat di tengah riuh nya pesta perayaan puncak karir nya itu.
Ia berusaha memilih tempat duduk yang sedikit jauh dari keriuhan pesta yang ada.
Hanya untuk melepas penat dan meneguk segelas jus kesukaan nya tanpa gangguan dari siapapun.
"Menjadi orang hebat ternyata juga melelahkan," keluh Queensany berbicara dengan diri nya sendiri.
Sejenak, ia memandang ke arah para tamu nya yang begitu banyak, bahkan mayoritas dari mereka bukan lah orang sembarangan.
"Lihatlah Abi, Ummi, aku sudah menjadi orang sukses saat ini, jika aku memiliki seorang anak nanti nya aku sudah mampu menunjang kehidupan nya, dan tak akan tercekik kondisi sulit seperti Ummi dahulu yang harus meninggalkan ku di panti asuhan hanya agar aku bisa makan sesuap nasi, padahal aku tahu Ummi juga kelaparan dan frustasi di luar sana, meskipun banyak cibiran buruk dari semua orang tentang kalian, aku tetap menyayangi kalian, Ummi, Abi," ucap lirih Queensany sembari menyeka air mata nya.
"Boleh aku duduk di sini?," ucap sebuah suara tiba tiba mencoba mendekati nya.
"Silahkan," sahut Queensany mencoba se ramah mungkin dengan para tamu nya tanpa terkecuali.
Queensany memang orang yang mudah bergaul dan ramah kepada semua orang, ia tak pernah memandang seseorang dari strata sosial nya dan apa yang ia punya di dunia ini.
Hal itu juga yang menjadi salah satu alasan Queensany dengan mudah mendapatkan beragam ilmu kearsitekan dari semua orang hebat yang pernah ia kenal sebelum nya.
"Nama ku Yossep, Yossep Kristos," seru lelaki itu memperkenalkan diri nya dengan penuh percaya diri.
Namun ia masih menjaga batasan nya agar Queensany merasa nyaman untuk dekat dan berkenalan dengan nya.
"Queensany," sahut Queensany singkat sembari memainkan gelas jus di tangan nya.
"Selamat atas pencapaian mu ini, aku begitu salut dengan sebuah kesuksesan, terlebih kesuksesan yang berhasil di raih kaum si Fulan," seru Yossep dengan kata kata manis nya.
"Syukhron," ucap Queensany tersenyum nan manis nya.
"Tapi, apakah wanita hebat ini mau berteman dengan lelaki biasa seperti ku?," tanya Yossep memulai pendekatan nya.
"Dalam islam, derajat kita sama, kita juga di ciptakan untuk saling melengkapi, dan aku tidak keberatan untuk berteman dengan siapapun," ucap Queensany membuat Yossep tertawa.
"Apa ucapan ku salah?," tanya Queensany keheranan sembari mengeryitkan kening.
"La, aku cuma senang karna ternyata pemikiran kita se frekuensi," seru Yossep membuat Queensany mulai nyaman mengobrol dengan nya.
"Kalau boleh tahu, apa kesibukan mu?," tanya Queensany penasaran, karna tampilan Yossep serta Falwa yang ia kenakan tidak menunjukkan bahwa ia adalah orang biasa.
"Aku?, aku seorang pebisnis properti, ya semacam mengurusi penjualan tanah dan bangunan," seru Yossep mulai menarik perhatian Queensany dengan cerita hidup nya.
"Wow!, itu pekerjaan yang luar biasa menurut ku ,dan pekerjaan itu belum banyak orang yang bisa menguasai nya" sahut Queensany semakin tertarik dengan sosok lelaki di samping nya.
"Tapi tidak ada apa apa nya di banding karir mu," ucap Yossep membuat Queensany tersipu malu.
"Kau terlalu berlebihan Yossep," ucap Queensany mulai menikmati obrolan mereka.
"Kalau boleh tahu, apa cita cita mu saat memilih bidang kearsitekan?," tanya Yossep mencoba seakrab mungkin dengan Queensany.
"Hanya sebatas cita cita, dan ada satu hal..!," seru Queensany.
"Apa itu?," tanya Yossep kembali.
"Aku bermimpi memiliki sebuah kastil ku sendiri suatu hari nanti," ucap Queensany membuat sebuah ide terlintas di pikiran Yossep.
"Kau tahu Queensany!, dari dulu aku juga sangat ingin membuat kastil ku sendiri," seru Yossep membuat Queensany semakin ingin tahu kelanjutan cerita dari Yossep.
"Benarkah?, Lalu?," tanya Queensany penasaran.
"Aku masih mencari seseorang yang memang handal dalam proses pembangunan nya, aku ingin kastil ku berdiri tanpa kurang suatu apapun," seru Yossep memancing hasrat Queensany.
"Benarkah?, apa aku bisa menawarkan jasa ku untuk itu?, apakah aku pantas untuk melakukan nya?," cerca Queensany begitu bersemangat sembari tanpa sadar wajah mereka kini menjadi beradu pandang dengan jarak yang begitu dekat.
"Itu suatu kehormatan bagi ku," seru Yossep begitu senang karna telah menyelesaikan langkah awal nya dengan mudah.
Langkah awal untuk menggaet seorang wanita kaya agar terjerat cinta dengan nya.
Tidak salah jika orang orang banyak menyebutnya sebagai seorang lelaki penakluk hati wanita.
"Baiklah, kabari aku jika kau membutuhkan ku," seru Queensany tanpa berburuk sangka apapun terhadap lelaki yang baru saja ia kenal itu.
"Aku akan menghubungi mu besok," seru Yossep membuat Queensany tercengang dan hampir tersedak saat meneguk sisa jus di gelas nya.
"Secepat itu?," tanya Queensany heran.
"Yap!, tapi bukan untuk merancang pembangunan kastil, tapi untuk makan malam bersama ku, kamu mau?," seru Yossep dengan rayuan maut nya.
"Thob'an," ucap Queensany begitu membuat Yossep senang.
Bagus!, tinggal sebentar lagi, kekayaan mu akan jadi milik ku, batin Yossep ternyata mempunyai niat terselubung saat mendekati Queensany.
Awal nya, Yossep juga sedikit terlena akan kecantikan Queensany, namun ambisi awal nya lebih kuat dari rasa ketertarikan nya pada sosok Queensany.
Sejak saat itu, hubungan mereka semakin dekat dan erat.
Yossep terus mendekati Queensany hingga membuat Queensany begitu tergila gila dengan sosok Yossep.
Di mata Queensany saat itu, Yossep adalah seorang lelaki yang sempurna dan tak ada lelaki lain yang sebanding dengan nya.
~Kastil maut~
"Ayolah Bos!, fulus itu akan aku kembalikan secepat nya," ucap Yossep dengan nada memohon.
"Kau berlagak sok kaya!, padahal utang mu sudah menumpuk pada ku!," sentak seorang lelaki bertubuh kekar itu sembari melempar sekoper uang kepada Yossep.
Meskipun ucapan lelaki kekar itu begitu kasar kepada Yossep, tapi setiap permintaan Yossep selalu ia penuhi, karna ia tahu, Yossep selalu memenuhi janji nya dengan membayar lebih uang yang telah ia pinjam.
Lelaki itu juga orang yang paling paham bagaimana licik nya Yossep kepada para wanita yang hanya Yossep dekati untuk meraup kekayaan mereka saja.
Namun aneh nya, Yossep bisa setia dengan satu wanita, wanita yang selalu ia puja puja sejak lama, wanita cantik yang ia kenal saat ia bekerja di negara Jerman beberapa tahun silam.
Berselang dua hari kemudian, kastil yang di janjikan Yossep benar benar ia bangun dalam jangka waktu pembangunan yang juga tak memakan waktu lama.
"Kastil mu akan segera selesai jika pembangunan nya terus lancar seperti ini," ujar Queensany begitu bangga menatap rancangan nya kala itu, beratus ratus rancangan telah ia selesaikan, tapi rancangan nya kala itu membuat hati nya ikut berbahagia, sebab Yossep telah menjanjikan kastil itu untuk hadiah pernikahan mereka kelak.
"Aku tak sabar menunggu waktu itu tiba, kastil ini akan menjadi rumah baru kita kelak," ucap Yossep memeluk Queensany namun dengan tatapan mata yang memandang wanita lain yang berdiri tak jauh dari kastil nya.
Tenanglah Hanny, ku pastikan ini yang terakhir, dia cuma alat untuk kebahagiaan kita di masa depan, batin Yossep.
Tepat 3 bulan sesudah nya, kastil telah benar benar berdiri dengan kokoh.
Dan tepat di hari itu, acara pernikahan pun di gelar dengan megah di halaman kastil.
Kebahagiaan di raut wajah Queensany tak bisa di lukiskan dengan kata kata lagi.
Berbalut gaun putih indah dengan sebuah mahkota bunga di atas jilbab nya, Queensany mampu menyihir semua tamu undangan yang datang.
Mereka menikah di depan sang penghulu sesuai prosesi pernikahan dalam agama mereka.
Kata sah begitu menusuk ke telinga Queensany, membuat tangisan nya pecah saat itu juga.
Akhir nya!, Ummi, Abi, batin Queensany segera memeluk Yossep yang sudah resmi menjadi suami nya.
Ucapan selamat tak henti henti nya terucap untuk kehidupan baru mereka.
Tarian suka cita terus saja menghiasi pesta itu hingga petang tiba.
Hari itu semua nya berjalan dengan lancar dan meriah hingga pesta usai.
"Aku mencintai mu," ucap Yossep sembari menggendong pengantin wanita nya masuk ke dalam kastil saat acara telah benar benar usai.
Queensany dengan bahagia segera melingkarkan tangan nya di leher sang suami dan merebahkan kepala nya di dada Yossep.
Ia begitu menikmati hari itu tanpa terlewat sedetik pun.
Namun tanpa Queensany sadari, sudah ada seorang wanita yang bersembunyi di dalam kastil, memperhatikan nya dan menunggu nya sejak lama.
"Sayang, aku punya satu permintaan lagi dari mu," ucap Yossep mengeluarkan sebuah dokumen dari laci meja nya.
Begitu tercengang nya Queensany saat membuka dan membaca setiap kata dalam dokumen itu.
"Itu hanya usaha ku untuk berjaga jaga, jikalau aku atau kau meninggal lebih dulu, harta kita tidak akan di perebutkan siapapun, hanya milik kita, milik anak anak kita," ucap Yossep mencoba membujuk Queensany yang masih diam tak bereaksi apapun.
"Aku percaya pada mu imam ku," sahut Queensany dengan mantap langsung membubuhkan tanda tangan nya tepat di materai dokumen itu tanpa bertanya apapun lagi.
"Akhir nya," seru sebuah suara keluar dari balik kamar mandi yang sudah tak sabar menunggu hari itu tiba.
"S- siapa kamu?," seru Queensany terkejut, terlebih setelah Yossep malah berjalan santai mendekati wanita itu.
"Sayang, bisa kau jelaskan pada nya," ucap wanita berambut pirang itu membuat Queensany terbelalak tak percaya menatap ke arah sang suami.
"Dia Kristani, Kristani Maria Delpa, kekasih ku," ucap Yossep menyerahkan dokumen kuasa itu kepada Kristani.
"Kau jahat!," sentak Queensany tak percaya.
"Kehidupan itu terkadang pahit sayang," ucap Yossep sembari tertawa dengan lepas nya.
"Kami harus rela menghabiskan uang kami demi membangun kastil ini demi memikat mu, tapi usaha kami ternyata tak sia sia," seru Kristani sembari mengeluarkan sebilah pisau dari balik punggung nya, kilauan pisau itu begitu membuat tatapan Queensany tak berkedip.
Ada firasat buruk yang terbesit dalam hati nya saat itu.
"Apa yang ingin kalian lakukan?, menyingkir dari ku!," sentak Queensany berusaha berlari dan menghindar dari kedua manusia licik itu
Sembari melempar setiap barang yang ia temui, ia mencoba menghadang jalan Yossep dan Kristani yang begitu ingin menangkap nya.
"Kemarilah sayang, kau tak mau menghabiskan malam pertama kita di kamar pengantin?," seru Yossep terus mengejar Queensany ke seluruh bagian kastil.
Membiarkan Queensany berulang ulang kali terjatuh hingga membuat gaun pengantin nya sobek tak karuan.
Berkali kali Kristani dan Yossep berhasil mencekal Queensany, namun berkali kali juga Queensany berhasil melepaskan diri.
"Ya Allah!, Kenapa semua pintu terkunci?," keluh Queensany terus berlari sampai ke area bawah tanah kastil.
Namun akhir nya, Queensany tak bisa berkutik lagi saat Kristani menemukan nya dan menutup jalan keluar dari gudang bawah tanah itu juga.
"Kau mau kemana?, mari kita bermain gadis tolol!," sentak Kristani terus memainkan pisau di tangan nya.
"Apa salah ku pada kalian?," seru Queensany terus mencari cara untuk keluar dari kastil.
"Salah mu adalah karna kau memiliki banyak uang!," seru Kristani tertawa sembari menginjak bagian bawah gaun pengantin Queensany hingga lagi lagi membuat Queensany jatuh tersungkur.
"Sudahlah!, cepat kita selesaikan ini," seru Yossep menarik tubuh Queensany dan mendekap nya hingga tak bisa berkutik lagi.
"Rasakan ini!," seru Kristani menancapkan pisau ke perut Queensany berulang ulang kali tanpa ragu sedikit pun.
Bahkan kucuran darah Queensany tak membuat nya iba sebagai sesama perempuan.
Ketamakan sungguh sudah membutakan akal pikiran mereka.
"Tidak!," teriak Queensany yang terakhir, sebelum pisau yang di bawa oleh Kristani dan Yossep berhasil mencabut nyawa nya dengan cara yang mengenaskan.
Namun sebelum ia benar benar menutup mata, kuku jari nya sempat menggoreskan luka cakaran di leher Kristani.
"Ah!, sial!," sentak Kristani sembari menendang raga Queensany yang sudah lemas tak berdaya tanpa nyawa sembari menutup luka nya dengan satu tangan.
"Kita urus luka mu nanti, sebaik nya kita kubur dia dulu," ucap Yossep menarik raga Queensany dengan kasar nya dan segera mengambil cangkul yang sudah ia siapkan jauh jauh hari sebelum nya.
Dengan raga yang tak lagi bernyawa, serta gaun pengantin yang berubah menjadi berwarna merah darah. Yossep dan Kristani mencoba mengubur Queensany di gudang bawah tanah dan mengabarkan fitnah kembali di esok hari bahwa Queensany telah kabur dengan pria lain di malam pernikahan mereka.
Hingga fitnah itu tercatat di buku sejarah sebagai catatan kotor seorang arsitek hebat yang merelakan karir dan suami yang baru ia nikahi demi lelaki lain.
Namun alam pun masih adil kepada Queensany.
Dalam kurun waktu 300 tahun di masa depan, seorang bayi terlahir sebagai reinkarnasi Queensany, dengan ingatan yang jelas akan masa kelam nya di masa lalu.
Assalammualaikum🤗
Hari ini othor launcing novel baru lagi ya.
Semoga suka, dan mohon dukungan nya🙏.
Jika ada salah kata mohon di ingatkan jangan di bully😅, terima kasih..
Happy reading.
Astithnayiyun( luar biasa).
Ummi( panggilan untuk seorang ibu).
Umma( panggilan untuk wanita yang sudah tua atau lebih tua dari kita).
La(tidak).
Abi( sebutan untuk ayah).
Fulus( uang).
Thob'an (mau).
Falwa(baju mewah khas Suriah yang terbuat dari bulu bayi domba).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Noviyanti
mampir kesini..
2023-02-16
1