Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Kalzen 21
Menjelang sore, Zenvia menuju ke ruangan gym yang ada di penthouse. Kal sudah menunggunya di sana.
"Mengapa kau tak mengganti bajumu?" tanya Kal ketika melihat Zenvia tak mengganti bajunya dengan baju olah raga.
"Aku sudah membelikan beberapa baju olah raga untukmu tadi," lanjut Kal.
"Aku lebih nyaman pakai ini," jawab Zenvia.
"Ganti sekarang juga," kata Kal.
"Lengannya terlalu terbuka untukku. Aku tak nyaman memakainya," jawab Zenvia.
Lalu Kal berdiri dari duduknya dan melangkah pelan ke arah Zenvia.
Zenvia memundurkan kakinya dan kemudian berbalik menuju pintu.
"Baiklah," kata Zenvia karena ia sudah hafal dengan tatapan mata mengintimidasi itu.
Zenvia keluar dan Kal hanya menyunggingkan senyum tipisnya.
Zenvia menuju kamarnya dan langsung mengambil baju olah raga yang hanya bertali di bagian bahunya.
Zenvia membuka bajunya dan kemudian memakainya. Lalu ia berdiri di depan cermin dan melihat tanda merah di bahu belakangnya.
Zenvia sudah menceritakan tentang hal ini pada Kal. Cerita bahwa mereka mencarinya karena tanda merah di bagian tulang belikatnya itu.
Zenvia mengusap tanda merah yang seperti bekas luka itu. Dan ia tahu bahwa itu bukanlah tanda lahir. Melainkan bekas luka karena benda panas. Dan ia sendiri tak tahu dari mana luka itu berasal.
"Mungkin dengan melihat tanda merah ini, dia akan meraaa jijik padaku dan tak terlalu mendekatiku lagi," gumam Zenvia pelan.
*
Lima belas menit kemudian, Zenvia masuk kembali ke dalam ruangan
Kal melihat ke arahnya dan menyuruhnya melakukan gerakan pemanasan sebelum memulai olah raga di treadmill.
Setelah beberapa menit, Kal menyuruh Zenvia naik ke atas treadmill dan Kal melihat tanda bekas luka di bahu belakang Zenvia.
Kal memegang lengan Zenvia dan menyentuh tanda itu. Zenvia merasa terkejut karena hal itu.
"Inikah tandanya?" tanya Kal.
Zenvia sedikit menjauh tapi Kal tetap menahannya dengan masih memegang lengannya.
Kal kembali mengusap tanda bekas luka itu. Dan itu membuat Zenvia mendongak ke arah Kal.
"Aku tak suka kau menyentuhku," ucap Zenvia jujur.
"Kau bisa menghilangkam bekas luka ini jika kau mau," sahut Kal yang tak menggubris protesan Zenvia.
Zenvia masih terdiam.
"Kau bisa melalukan operasi plastik untuk menghilangkannya karena bekasnya tak terlalu dalam," lanjut Kal.
"Aku bisa memintanya pada Mommy," kata Kal lagi.
"A-apakah bisa hilang?" tanya Zenvia akhirnya.
"Tentu saja. Kau mau?" tanya Kal.
Zenvia mengangguk cepat.
"Baiklah, aku akan mengatakan hal ini pada Mommy besok," kata Kal.
"Sekarang, lepaskan tanganku," kata Zenvia.
Kal tersenyum dan melepaskan lengan Zenvia sangat perlahan hingga gerakan itu seperti sedang membelai lengan halusnya.
Gerakan kecil itu membuat tubuh Zenvia bergetar dan dadanya berdebar. Dia mengutuk dirinya sendiri karena merasakan hal itu akibat sentuhan Kal.
"Naiklah," kata Kal pada Zenvia.
Lalu Zenvia kembali fokus dan naik ke atas treadmill.
Kal berdiri di belakamg Zenvia dan mereset setelah di tombol treadmill.
"Kau bisa melakukannya dari samping bawah, Kal," kata Zenvia pelan ketika dada Kal menyentuh punggungnya.
"Aku lebih suka seperti ini," sahut Kal yang nafasnya terasa di bahu Zenvia.
Zenvia seperti akan kehilangan nafasnya jika Kal semakin lama berdiri di belakangnya.
"Kal," ucap Zenvia ketika Kal tak selesai selesai mereset tombol treadmillnya.
"Wait, aku mencari kecepatan yang cocok untukmu," jawab Kal di mana Zenvia tak percaya dengan ucapan Kal itu.
(Babang Kal El cari cari kesempatan mulu yak..wkwkwk)