Di usia muda, Clarissa harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan ibunya. Tapi suatu hari, dia mendapat kabar jika penyakit ibunya kambuh dan harus segera dioperasi.
Dengan putus asa, gadis yang biasa dipanggil Icha itu mencoba mencari pinjaman. Tapi tidak ada satupun yang mau membantu.
Hingga akhirnya dokter Ridwan yang menangani ibunya mencoba membantunya dengan memperkenalkan Icha dengan seorang Ceo yang bernama Alex.
"Aku akan membayar biaya pengobatan ibumu dan melunasi semua hutangmu asalkan kau mau melahirkan pewaris untukku."
Akankah Icha menerima tawaran Alex? Dan bagaimana kehidupan Icha selanjutnya?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan alur itu hanya kebetulan semata. Terimakasih dan Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit
Alex menggeliat dan membuka matanya. Dia melihat jam yang menempel di dinding kamar yang ternyata sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dia melihat Icha yang masih meringkuk di bawah selimut dengan posisi membelakanginya. Sejenak dia merasa bersalah, tapi mengingat senyuman wanita itu pada pria lain, membuatnya mendengus kesal.
Dia beranjak dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi. Alex berdiri di depan cermin wastafel dan melihat bayangan dirinya di sana. Entah mengapa dia merasa aneh dengan dirinya. Dia marah saat Icha dekat dengan pria lain. Bahkan hatinya merasa panas dan rasanya ingin menghajar pria itu
"Tidak mungkin aku menyukainya, kan? Tidak!! Itu tidak mungkin." gumamnya bermonolog. Dia berdiri di bawah shower dan mengguyur tubuhnya. Bayangan Icha yang menangis meminta ampun di bawah kendalinya tiba-tiba muncul. Dia merasa sangat bersalah. Tapi tidak dipungkiri, dia merasakan nikmat yang teramat sangat. Bahkan jika bukan karena Icha yang terus meminta ampun, mungkin dia tidak akan pernah berhenti melakukannya.
"Ada apa denganku? Kenapa aku merasa candu akan tubuhnya? Bahkan aku tidak rela jika ada pria lain yang meliriknya." batin Alex. Dia segera menyelesaikan ritual mandinya. Mereka harus segera pulang karena hari sudah malam. Tapi sebelum itu, mungkin lebih baik jika mereka makan malam terlebih dahulu di luar. Dia yakin Icha sangat lapar. Apalagi tenaga mereka terkuras habis dan mereka melewatkan makan siang.
Alex keluar dari kamar mandi. Dia melihat Icha dengan posisi yang sama. Dia menghela nafas panjang dan mulai berpakaian.
Selesai berpakaian, Alex naik ke tempat tidur dan berbicara di telinga Icha, "Bangun Baby!! Apa kau tidak lapar, hm?" Tidak ada respon, Icha masih terlelap dalam tidurnya.
"Jangan membuat kesabaran ku habis, sayang. Atau aku akan menerkam mu sekarang juga." Alex mencium sekilas bahu mulus Icha. Tapi hal itu tidak membuat Icha terganggu.
Merasa ada yang aneh, Alex menarik bahu Icha hingga wanita itu terlentang. Dia menempelkan punggung tangannya di kening wanita itu. "Oh my God!! Badan mu panas sekali Cha." pekik Alex. Dia terlihat panik dan berjalan kesana kemari karena tidak tahu harus berbuat apa.
Untuk pertama kalinya, Alex terlihat begitu khawatir pada orang lain selain ibunya. Bahkan dengan Selena yang sahabatnya saja, Alex tidak pernah menunjukkan hal itu.
"Aku harus bagaimana sekarang? Aku tidak tahu harus berbuat apa." Alex memikirkan cara untuk menolong Icha. Hingga dia teringat Ridwan, sahabat sekaligus dokter di rumah sakit besar.
Alex mengambil ponselnya di atas nakas dan mencari kontak milik Ridwan. Dia menempelkan ponsel di telinganya setelah menekan kontak Ridwan.
Tuut Tuut
"Ayo Wan, angkat!!" gumam Alex
Setelah beberapa kali terdengar nada sambung, akhirnya Ridwan menjawab telepon Alex. " Iya Al, ada apa?"
"Ke perusahaan ku sekarang!!! Cepat!!"
...****************...
"Bagaimana? Dia sakit apa? Kenapa dia belum juga sadar? Apa....
"Bisakah kau diam? Kau membuatku tidak bisa berkonsentrasi, Al." potong Ridwan. Dia sedang memeriksa Icha dengan hati-hati. Sesekali dia tersenyum melihat Alex yang terlihat khawatir. Dia yakin jika pria itu sudah mulai jatuh cinta pada Icha. Hanya saja Alex belum menyadarinya.
"Apa kau bisa lebih cepat memeriksanya? Kenapa lama sekali?" gerutu Alex
"Ck.." Ridwan membereskan peralatannya dan menuliskan resep untuk Icha. "Dia hanya demam dan kelelahan. Ini resep nya. Kau bisa membelinya di apotek."
Alex menerima resep yang di berikan Ridwan dan menatap Icha. "Kenapa dia belum juga sadar?" tanya Alex
"Sudah aku bilang, kan. Dia kelelahan. Memangnya berapa kali kau melakukannya?"
"Tidak banyak. Aku melakukan ya dari pagi hingga siang hari." jawab Alex tanpa dosa
Ridwan membelalakkan kedua matanya. Pantas Icha kelelahan, ternyata dia harus melayani Alex begitu lama. Benar-benar tenaga kuda.
"Jangan terlalu sering melakukannya. Dia masih kecil, Al. Apalagi kau melakukannya dengan kasar." seru Ridwan
"Dia bukan anak kecil lagi. Dia bahkan sudah bisa mencetak anak kecil. Lagipula, jika aku tidak sering melakukannya, bagaimana Icha bisa hamil? Ya aku akui, aku salah karena terlalu kasar."
"Dasar gila!! Ya sudah, aku pulang dulu." Ridwan meninggalkan Alex yang masih berdiri memandangi Icha. Dia semakin yakin jika Alex menyukai Icha. Sepertinya rencananya untuk membuat Alex mengenal cinta, telah berhasil. Icha wanita yang baik dan lemah lembut. Dan Icha sangat cocok untuk Alex yang keras kepala. Dia yakin Icha bisa mencairkan hati Alex yang membeku.
Kini di dalam ruangan itu tersisa Alex dan Icha yang masih memejamkan matanya. Pria itu mendekat dan mengusap pelan pipi wanita itu. "Mau sampai kapan kau tidur, hm? Kita harus pulang, baby." seru Alex
Perlahan kedua mata Icha terbuka. Dia melihat Alex yang begitu dekat dengannya. Reflek, Icha beringsut mundur. "Maafkan saya, Tuan. Saya janji tidak akan melakukan kesalahan lagi." seru Icha ketakutan.
Hati Alex teriris melihat Icha yang ketakutan. Dia meraih tubuh mungil wanita itu kedalam pelukannya. "Aku pegang ucapanmu. Maaf, sudah membuatmu takut. Kau sampai sakit karena melayaniku."
Perlahan Icha membalas pelukan Alex. Tubuhnya yang menggigil kedinginan kini merasa hangat. "Hangat." lirih Icha
"Kau kedinginan?" tanya Alex yang dijawab anggukan oleh Icha.
"Aku akan memelukmu, tapi nanti. Sekarang kita harus pulang dulu. Aku juga harus membeli obat untuk mu." lanjut Alex
Icha mengurai pelukannya. Dia melihat dirinya yang sudah memakai pakaian lengkap. Dia yakin jika yang memakaikannya baju adalah Alex. Perlahan Icha turun dari tempat tidur, tapi tiba-tiba tubuhnya melayang karena Alex menggendongnya ala bridal.
"Kyaaa .." pekik Icha. "Tu_tuan, saya bisa....
"Kau sedang sakit. Jadi menurut lah!!" potong Alex
Icha hanya bisa diam. Dia merasa senang Alex perhatian padanya. Dia terlihat sangat hangat dan hal itu membuatnya nyaman.
Alex membawa Icha ke tempat parkir dan membantunya masuk kedalam mobil. Setelahnya, dia mengitari mobil dan masuk di belakang kemudi.
"Apa kau menginginkan sesuatu?" tanya Alex saat mulai menjalankan mobilnya.
Icha menggelengkan kepalanya. Dia hanya ingin istirahat saja karena sekujur tubuhnya terasa sakit dan juga dingin.
Alex merasa iba melihat wanitanya sakit karena ulahnya. Dia menepikan mobilnya di depan Apotek dan membeli obat untuk Icha. Setelahnya dia membeli beberapa bahan makanan di supermarket. Dia berencana untuk membuatkan bubur ayam untuk Icha.
Tidak butuh waktu lama, mobil yang di kendarai Alex sampai di apartemen. Lagi-lagi, Alex menggendong Icha ala bridal dengan kantung belanjaan di tangannya. Dia meminta Icha untuk menekan sandi saat mereka sampai di depan pintu apartemen. Dia bahkan langsung membawa Icha ke kamar dan membaringkannya di tempat tidur.
"Jangan banyak bergerak!! Aku akan membuatkan mu bubur. Kau harus makan karena kau belum makan sama sekali dari tadi siang. Apa kau mengerti?" seru Alex yang lagi-lagi di jawab dengan anggukan pelan dari Icha.
Alex tersenyum tipis dan pergi ke dapur untuk membuat bubur. Ini pertama kalinya, dia membuatkan makanan untuk orang lain. Bahkan untuk ibunya sendiri saja, dia belum pernah membuatnya.
Dengan telaten, Alex meracik bumbu dan daging. Dia akan membuat bubur Ayam. Dan dia yakin Icha akan menyukainya.
Dan tidak butuh lama, Bubur ala Chef Alex sudah jadi. Dia membawanya ke kamar dan berharap Icha belum tidur. Kalaupun sudah tidur, dia akan membangunnya nanti.
Alex membuka pintu kamarnya dan ternyata, Icha duduk bersandar headboard. Alex tersenyum dan duduk di tepi tempat tidur
"Aku sudah membuatkan mu bubur. ayo di makan mumpung masih hangat." seru Alex.
"Terimakasih Tuan." Icha mengambil mangkuk berisi bubur di atas nampan. Tapi Alex tiba-tiba merebutnya. Pria itu meniup pelan bubur tersebut dan meminta Icha untuk membuka mulutnya.
"Buka mulut mu!! Aku akan menyuapi mu." pinta Alex
Dengan telaten, Alex menyuapi Icha. dan setelah nya, dia memberikan obat untuk Icha. "Sekarang kau istirahatlah!! Aku akan menjagamu."
"Tapi kau bilang akan memelukku." lirih Icha yang masih terdengar oleh Alex. Pria itu tersenyum dan masuk kedalam selimut yang sama dengan Icha. Dia merengkuh tubuh Icha dan memeluknya. "Tidurlah!!"
Icha tersenyum dan membalas pelukan Alex. Dan tidak butuh waktu lama, Icha terlelap mengarungi mimpi indahnya.
"Good night, honey." seru Alex
moga c Alex bucin 🤔 biar ngk semena mena 🤦😠
kasian Icha ,🤦😒
nyimak...