NovelToon NovelToon
Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:380.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Wiji

"Shaka! Nimas sedang hamil anakku. Tolong nikahi dia, jaga dia seperti kau jaga orang yang kau cintai. Ada darahku yang mengalir di janin yang sedang di kandung. Terima kasih."

Itu adalah amanah terakhir dari Bryan, Kakak dari Shaka. Sejak saat itu Shaka benar-benar menjalankan amanah dari sang Kakak meskipun ia sendiri sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama dua tahun.

Tidak mudah bagi Shaka saat sedang menjalani apa yang sudah di amanahkan oleh Bryan. Berbagai tentangan dari sang kekasih dan juga kedua orang tuanya tak bisa ia hindari.

Mampukah Shaka menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita yang bahkan belum ia kenal? Sampai kapan Shaka kuat menjalankan amanah yang di limpahkan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Hinaan Yang Gagal

Pagi ini, Nimas sedang berdiri di bawah kamar hotel dengan menatap cermin di depannya. Kebaya putih dan berbagai riasan yang menempel di wajah dan juga kepalanya membuat Nimas membuat jadi sosok yang anggun dan lebih dewasa, namun tidak mengurangi kesan ayunya.

"Ada yang kurang atau nggak cocok di hati?" tanya perias.

"Sudah cukup. Ini lebih dari cukup," jawab Nimas dengan manis.

Harus bahagia Nimas. Kamu menikah dengan Shaka bukan berarti kamu melupakan cinta pertamamu. Kamu mengingat Bryan di hati dan pikiranmu bukan berarti kamu tidak bisa menghargai Shaka. Shaka dan Bryan memang orang berbeda, tapi kamu harus menyediakan ruang yang sama besarnya di hati kamu. Bismillah.

Setelah cukup dirias, Nimas diapit oleh kedua orang tuanya untuk bergabung dengan yang lain. Sudah ada Shaka, pak penghulu dan beberapa keluarga dari Shaka yang memenuhi ruangan besar itu. Keluarga Nimas memang tak banyak yang diberi tahu karena pernikahan yang mendadak ini.

Jantung yang semula baik-baik saja tiba gaduh saat saat langkah kakinya menapaki ruangan yang banyak hiasan bunga di sana sini. Nimas sesekali melirik seluruh sudut ruangan yang serba bunga pink. Senyum bahagia tidak bisa disembunyikan gadis itu. Ia sangat menyukai konsep pernikahan yang ia pilih dan beruntungnya Shaka benar-benar mengabulkannya.

Jika Nimas berbinar karena konsep yang sedang menemani acara sakralnya, lain halnya dengan Shaka yang juga nampak berbinar saat melihat Nimas. Gadis yang akan menjadi istrinya dalam hitungan jam itu sangat memesona dirinya.

"Nimas, kamu cantik," ujar Shaka dengan bisikan.

Nimas seketika menundukkan kepala karena tersipu. Entah bagaimana bentuk wajahnya saat ini, riasan make up dan wajah yang merah merona bercampur menjadi satu.

"Apa kalian sudah siap? Bisa kita mulai ijab qobulnya?"

"Siap, Pak," jawab Shaka dengan mantap.

Di dua detik berikutnya tangan Shaka sudah menjabat tangan Pak Penghulu dan untaian kalimat indah yang menggambarkan janjinya pada Tuhan itu terdengar dengan lantang, tegas, dan lancar.

SAH

Satu kata itu akhirnya terdengar jelas di telinga keduanya, bahkan semua orang yang berada si sana mendengar kata itu.

Shaka dan Nimas melanjutkan rangkaian ritual seperti pada umumnya.  Setiap gerak gerik Shaka dan Nimas hanya di tatap oleh tatapan kebencian dan amarah dari kedua orang tua Shaka dan juga Raisa yang entah kenapa gadis itu malah turut hadir di sana, bukankah itu akan menyakitkan untuknya? Mengapa ia memaksa untuk datang?

Pukul dua belas siang, Shaka mengajak Nimas untuk istirahat di kamar. Selain untuk istirahat mereka juga akan mengganti gaun yang seharusnya dipakai untuk resepsi yang umumnya digelar malam hari. Sengaja Shaka langsung melanjutkan resepsi setelah akad agar Nimas tak terlalu lelah dengan acara yang pernikahannya sendiri.

Jam istirahat bagi pengantin itu digunakan dengan sangat baik oleh kedua orang tua Shaka. Mereka duduk bergabung dengan kedua besannya yang juga memakai pakaian yang sama dengan mereka.

"Kita belum memperkenalkan diri. Tidak elok rasanya jika kita tidak kenal satu sama lain. Kita, kan besan meskipun dari level yang berbeda. Yah, setidaknya harus tahu nama. Saya Marissa dan ini suami saya, Malik."

Sedikit terkejut dengan ucapan Bu Marissa, namun kedua orang tua Nimas memasang wajah biasa dan tidak menganggap ucapan Bu Marissa serius. Hanya lelucon saja. Lelucon yang tidak lucu lebih tepatnya.

"Saya Rahma dan suami Saya Ridwan. Senang bisa berbesan dengan kalian," ujar Bu Rahma seraya menyodorkan tangan pertanda pengenalan.

Namun, pergerakan tangan yang dilakukan Bu Rahma tidak disambut baik oleh keduanya, justru tatapan mengejek mereka lempar. Dan lemparan itu cukup diterima oleh kedua orang tua Nimas. Dengan perlahan Bu Rahma menurunkan tangannya.

"Jelas kalian senang besanan dengan kami. Kami orang beduit, level kami berada jauh di atas kalian. Semua orang yang seperti kalian, sudah pasti senang jika besanan dengan kami. Tapi sayangnya kami tidak, karena kalian hanya semacam benalu yang menempel di sebuah pohon. Tidak ada untungnya." Bu Marissa berucap seakan dirinya suci tak berdosa.

Sakit hati? Tentu saja, tidak ada satupun manusia yang akan baik-baik saja jika dihina seperti itu. Dan hal yang wajar jika kedua orang tua Nimas menanggapi hinaan itu dengan amarah, tapi keduanya memilih untuk tidak melakukan itu. Mereka menanggapi dengan santai meskipun hatinya saat ini sedang teriris perih.

"Jika Anda merasa sangat jauh di atas level kami, seharusnya Anda tidak perlu mencari keuntungan lagi. Jika Anda sudah memiliki segalanya, seharusnya Anda tidak perlu mengharap orang lain memberi. Memangnya apa yang kurang sampai Anda menginginkan keuntungan dari kami yang berlevel rendah ini?" tutur Pak Ridwan dengan intonasi yang rendah dan ramah, namun tidak ada keramahtamahan dalam setiap katanya.

"Memang siapa yang mengharapkan sesuatu dari kalian? Ayo, Ma, kita pergi dari sini. Mereka memang besan kita, tapi bukan berarti kita harus bergaul dengan meraka. Untunglah rumah mereka jauh dari rumah kita, jadi nggak terlalu malu banget." Pak Malik yang bermulut ember menggerret istrinya dengan memberi tatapan kesal pada besannya.

"Yah, kenapa mereka begitu? Mereka sangat terlihat menilai seseorang dari harta, lalu kenapa mereka merestui pernikahan Shaka dengan anak kita?" tanya Bu Rahma bingung.

"Ayah juga nggak tahu. Mungkin Shaka yang berhasil meyakinkan kedua orang tuanya. Jangan dipikirkan, Bu. Yang penting Shaka sayang sama anak kita. Yang terpenting itu dia."

"Siapa bilang Shaka sayang sama anak kalian?" sahut Raisa yang sama tidak punya sopan santunnya. Entah bagaimana ceritanya Shaka bisa menggilai gadis itu dulunya.

"Orang tua Shaka terpaksa memberi restu pada mereka untuk menikah, karena Nimas hamil anak dari kakaknya Shaka. Perempuan yang di cintai Shaka itu saya," imbuh Raisa dengan jumawa.

Mati sesaat, itulah yang dirasakan oleh kedua orang tua Nimas. Nyawanya entah dibawa ke mana oleh ucapan Raisa. Dada keduanya terasa sesak dan sulit bernafas.

"Boleh kalian tanyakan sendiri nanti sama Shaka atau Nimas." Raisa pergi setelah merasa berhasil membuat kedua orang tua itu merasa syok.

"Ayo kita tanyakan ini pada mereka, Yah. Pernikahan yang serba mendadak harusnya membuat kita peka dengan hal ini," ucap Bu Rahma hendak pergi deri gedung.

"Jangan, jangan dulu. Kita tunggu sampai acara selesai. Kita tanyakan ini pada mereka baik-baik. Jangan pakai emosi, Bu. Kalau memang benar apa yang dikatakan perempuan tadi, itu artinya Shaka baik dan punya alasan kenapa menikahi Nimas di saat dia hamil anak dari kakaknya. Kita masih butuh penjelasan kenapa kakaknya tidak tanggung jawab. Itu artinya kita butuh waktu yang panjang dan banyak. Kalau kita lakukan sekarang, itu akan merusak acara ini. Kasihan Shaka, dia sudah baik."

"Dia baik karena merasa bersalah salah satu anggota keluarganya mengotori anak kita. Ibu nggak mau ada di sini, Ibu mau pulang." Bu Rahma pergi dengan berjalan tergesa-gesa keluar gedung, lalu di susul oleh Pak Ridwan.

1
Ratih Hermansyah
part ini mengandung bawang/Sob/sedih jg jadi bryan
Ahmad Nashrullah
aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh
Yani Mulyani
Biasa
Ogi Ngatama
baik
Marlina Pardede
p
Erlinda
nimas ini super super goblo..hadeeeh sorry Thor aq stop sampai disini
Erlinda
yg aq ga ngerti kenapa author nya selalu menciptakan sosok wanita bodoh dan lemah disiksa dan dilecehkan jujur aq yg sudah ratusan membaca novel online ini baru 7 novel yg luar biasa karakter cewek nya.ga lebay ga bodoh .ini seperti sinetron ku menangis deh
Erlinda
ya Allah dasar mertua iblis semoga kau mati ditabrak mobil sampai hancur berkeping keping..
Erlinda
si nimas ini kenapa sih kok keras kepala banget ga nurut kata suami .lama lama benci jg aq dgn sikap nimas yg bodoh bin tolol ini
Erlinda
hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel
Sri Sunarti
,lanjut
Dafila Nurul
bagus ceritanya tp banyak typo nya.
ayu irfan
Bu Marisa tega, pdhal ke cucu sendiri lo😢
ayu irfan
Shaka, kamu langka.
Susi Andriani
cintanya saka bikin aku baper😃😃😃
Susi Andriani
semangat mas saka💪💪💪
Susi Andriani
owalah ibu ibu jadi ibu itu ya mbok jangan jahat
Susi Andriani
mau aja aku mencekik ibunya saka
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sehar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!