Gadis Culun VS Kakak Kelas Sombong

"Gak ada tapi-tapian, Megan, kalian harus bertanggung jawab,apa kalian tidak tau? Perbuatan kalian ini benar-benar tidak terpuji kalian membuli adik kelas kalian sendiri,kalian yang seharusnya mencontohkan hal baik malah melakukan hal buruk ini sehingga membuat Lisa trauma dan belum bisa masuk sekolah."Ucap guru itu begitu marah kepada Megan dan yang lainnya.

"Maafin kami Bu, kami gak sengaja, beneran Bu."Ucap Megan.

"Gak ada yang bisa di maaf kan, kalian akan mendapatkan hukuman dari kepala sekolah, dan maaf ibu sebagai wali kelas kalian gak bisa berbuat banyak,dan rasiko hukuman terbesar adalah di keluarkan dari sekolah."Ucap guru itu.

Sontak hal ini membuat Megan dan kedua temannya kaget dengan jantung yabg berdegup kencang.

"Maaf Bu,aku ingin bertanya."Ucap Rian tiba-tiba berdiri dari duduknya.

"Iya Rian, katakan."Ucap Bu guru itu.

"Apa yang sebenarnya mereka lakukan kepada Lisa?"Tanya Rian kepada guru itu.

"Masalah ini ibu juga gak bisa ngejelasin sama kamu Rian, kamu bisa bertanya kepada Alfa atau siswa siswi lain."Jawab guru tersebut tidak ingin mengatakan kepada Rian.

"Baik Bu."Jawab Rian yabg sebenarnya kesal karena begitu sulit untuk mendapatkan informasi.

"Dan kamu juga Alfa, ibu harap kejadian kali ini bisa kamu ingat dan jadi pelajaran untuk kamu, kalau begitu anak-anak sekarang boleh keluar."Ucap Bu guru tersebut dan kemudian berjalan pergi meninggalkan kelas itu.

Setelah wali kelas mereka keluar, para siswa dan siswi pun juga ikut keluar, begitu juga dengan Megan dan dua teman nya, mereka berjalan keluar dari ruang kelas menuju ruang kapsek.

Dan kini tinggal lah Rian dan Alfa berdua di dalam kelas.

"Alfa, jawab gue, apa yang sebenarnya kalian lakukan kepada Lisa?"Tanya Rian yang saat ini sudah berdiri di depan meja Alfa.

"Lo bisa gak, gak nanya ini sama gue?"Tanya Alfa lagi.

"Gak bisa, karena kayaknya cuma Lo yabg tau semuanya soal ini."Ucap Rian.

"Gue gak tau."Jawab Alfa yang kemudian berdiri dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan Rian.

"Sial! Gak ada yang bisa jelasin sama gue gitu?"Ucap Rian memukul meja dengan kuat karena benar-benar emosi.

Namun tepat di saat itu ada satu siswa laki-laki yang masuk ke dalam kelas mereka untuk mengambil sesuatu dari tas nya.

"Tunggu!"Ucap Rian saat siswa itu hendak kembali keluar.

"Ada apa?"Tanya nya kepada Rian.

"Bisa jelasin ke gue apa yang di bicarakan ibu tadi?"Tanya Rian kepada teman sekelas nya tersebut.

"Ouhh itu ya, jadi gini, pas Lo pergi ke luar negeri itu, ada kejadian besar di sekolah kita, Megan itu ngefinah Lisa jadi simpenan om-om dengan nempelin foto Lisa sama seorang laki-laki yang ternyata itu adalah papa nya Lisa, jadi alfa yang belum tau apa-apa ngelihat tu foto dia jadi dia juga ikut ngebuli lisa ngehina Lisa dan ungkit soal hadiah mahal dari Lisa buat dia pas pesta ulang tahun itu, sampe tu papa nya Lisa dateng ke sekolah, nah sebelum itu Lisa yang marah banget dan gak tahan di hina dia sempat ngelawan dan nampar Alfa abis itu Lisa di bawa papa nya pulang sampe sekarang dia gak masuk sekolah, katanya sih trauma soal Alfa yabg ungkit Lisa yang gak punya mama."Ucap teman sekelas Rian yabg menjelaskan secara detail kepada Rian atas apa Yeng sebenarnya terjadi.

"Sekejam itu si Alfa?"Ucap Rian dengan emosi yang tidak tertahankan.

"Iya, gue juga gak nyangka, sekarang gue keluar dulu ya."Ucap teman sekelas Rian itu yang kemudian keluar dari kelas tersebut meningal kan Rian.

Sementara Rian yang saat ini sedang di kuasai emosi pun berjalan cepat menyusuri koridor sekolah untuk menemui Alfa di parkiran.

Setibanya di parkiran.

Bukh! Bukh! Tampa aba-aba dua pukulan dari tangan kekar Rian berhasil mendarat di pipi Alfa, sehingga membuat sudut bibirnya berdarah.

"Lo apa-apaan!"Ucap Alfa memegang bibir nya yang sakit akan pukulan dari Alfa.

"Lo yang apa-apaan! Maksud Lo apa bikin Lisa gak masuk sekolah! Maksud Lo apa ngehina dia?"Ucap Rian terlihat dengan emosi yang begitu kuat.

Sementara itu Alfa hanya diam, tidak tau apa yang harus dia jawab dan membela diri pun tidak mungkin karena dia memang salah.

"Keterlaluan Lo Al!"Ucap Rian yang kembali hendak memukul Alfa namun di tahan beberapa teman nya yang lain.

"Lepasin gua!"Ucap Rian yang saat itu benar-benar tidak bisa mengontrol emosi nya meskipun beberapa teman nya mencoba menenangkan nya.

"Maafin gue."Itu lah kata-kata yang bisa di ucap oleh Alfa saat ini.

"Maaf Lo bilang? Maaf Lo sama Lisa bukan sama gue!"Ucap Rian.

"Gue kecewa sama Lo Al."Ucap Rian yang kemudian meningal kan tempat parkir sekolah itu.

Baru kali ini siswa dan siswi sekolah melihat Rian dan Alfa berkelahi, padahal selama ini mereka begitu baik-baik saja dan tidak pernah bertengkar sedikit pun.

"Lo gak apa-apa kan Alfa?"Tanya Siwa lain.

"Gak apa-apa."Jawab Alfa yang kemudian masuk ke dalam mobil nya dan meningal kan sekolah tersebut.

Alfa pun memilih untuk pergi dari sekolah, karena ia tidak mungkin melanjutkan pelajaran dengan kondisi yang seperti ini.

"Arghhh! Sial!"Ucap Alfa memukul stir mobil nya di sepanjang jalan.

Saat ini Alfa benar-benar kehilangan akal,dia tidak tau apa yang harus dia lakukan saat ini, dan kemana dia akan pergi, dia tidak mungkin pulang di jam ini karena mama nya pasti akan sangat marah.

Rasa bersalah pun siang dan malam menghantui dirinya, ia yang tidak fokus mengendarai mobil pun memilih untuk memberhentikan mobilnya di tepi jalan yang sunyi.

Mata nya mulai tertuju kepada kotak jam tangan yang di berikan Lisa yabg sempat di bawa nya kemana-mana untuk mengobati rasa bersalah kepada Lisa.

Alfa meraih kotak jam tangan itu dan menatap nya.

"Maafin gue Lis, gue udah jahat sama Lo, Lo yang baik banget sama gue, Lo bener orang sombong kayak gue gak pantes bahagia,gue juga gak pantes di cintai cewek baik kayak Lo, sejak Lo gak masuk sekolah rasanya ada yang kurang Lis, gak ada lagi cewe culun yang selalu ngedeketin gue dengan berbagai macam cara."Ucap Alfa mengeluarkan seluruh isi hati nya saat menatap kotak jam tangan tersebut.

Siang itu Alfa lebih memilih diam di dalam mobil nya, merenungi semua kesalahan yang telah dia lakukan di dalam mobil nya.

Bersambung ....