Queensa, seorang gadis yang menjadi dingin karena terlalu banyak tersakiti. Dan Sasa, seorang gadis antik dan penakut yang sudah menjadi bahan bully sejak pertama kali masuk ke sekolahnya.
Dilihat dari segi manapun, tidak ada yang akan menyangka, jika kedua sosok itu adalah orang yang sama.
Berawal dari benci, dia menyadari jika perbedaab antara cinta dan benci hanya setipis kertas tisu. Dia jatuh cinta pada pria yang membullynya.
Lalu akankah kisah cinta mereka berjalan mulus, atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosemarry_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queensa "21"
...Seperti biasa ya bestie......
...Tinggalkan like, komen, vote dan juga masukkan ke favorit! Jangan lupa🤭😘...
...***** Happy Reading Bestie *****...
Tapi sayangnya, lagi-lagi keinginannya itu terhalang oleh penyamaran yang membuatnya hanya bisa tertawa dalam hati, melihat mereka yang di buat kesal setengah mati oleh Selena hanya dengan beberapa kata saja.
"Udah yuk Sa, kita cabut aja. Eneg gue liat orang-orang muka dua kayak mereka, bikin mual!" Selena menarik tangan Queensa dan mengajaknya untuk pergi ke kantin.
Sesampainya di kantin, mereka berdua pun memesan makan siang untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan, dangdutan atau apalah itu di dalam sana.
Queen masih fokus dengan buku di tangannya, sambil sesekali melirik ke arah Selena yang sedang asyik dengan ponselnya.
"Gue tau gue itu cantik, Sa. Tapi jangan lo liatin terus. Ntar lo naksir gue kan berabe, gue masih normal." Canda Selena yang kemudian tertawaan renyah dan membuat Queensa ikut terkekeh sambil geleng-geleng kepala.
*
Di sisi lain, Varo yang sedang tidak mood untuk sekolah pun, membolos dan kini sudah sampai di depan rumahnya.
Tadinya dia ingin pergi ke tempat tongkrongannya, tapi entah kenapa rasanya dia malas untuk melakukan apapun, alhasil dia memilih untuk pulang dan tidur.
Tapi entah sedang sial atau apa, saat dia membuka pintu utama mansion milik keluarganya, sebuah vas melayang ke arahnya dengan cepat.
Varo yang terkejut pun, tak sempat menghidarinya sama sekali.
Vas itu pecah berkeping-keping dan berserakan di lantai, bersamaan dengan tetes demi tetes darah yang keluar dari luka di kepala Varo.
Tapi seperti tak terjadi apa-apa, Varo sama sekali tidak terlihat kesakitan. Dia juga sama sekali tak berniat mencari tau apa yang terjadi, karena dia sudah bisa menerka semuanya.
Terlebih saat dia kembali mendengar suara-suara yang selalu membuatnya sangat muak, saat menginjakkan kakinya di tempat yang orang-orang sebut dengan rumah itu.
Karena baginya, tempat itu tak lebih sekedar neraka dunia untuk seorang Varo.
"Kenapa kau selalu saja egois!?"
"Kau yang tidak becus mengurus rumah!"
Varo menghela nafas panjang, dan bedarirlalu ke lantai atas di mana kamarnya berada.
Dia sama sekali tak perduli dengan suara barang-barang pecah dan keributan yang di dengarnya.
Karena yang dia inginkan saat ini, hanyalah segera menyapa ranjang empuknya dan berkelana ke alam mimpi.
Namun sayangnya, niatnya itu harus gagal saat dia mendengar suara yang memanggil namanya.
"Alvaro! Kenapa kau sudah pulang, brengsek! Sekolah seenaknya, apa kau tidak bisa seperti kakakmu!? Dia selalu bisa menjadi kebanggaanku!"
"Cih! Kalau begitu gali saja kuburannya dan puji dia! Jangan memaksaku untuk menjadi sepertinya, karena aku bukan dia!" Setelah mengatakan hal itu, Varo pun kembali melangkahkan kakinya menuju ke kamar.
"Kau lihat itu? Begitukah caramu mendidik anakmu!"
"Meskipun Varo bukan anak kandungmu, tapi kau tak bisa memperlakukannya seperti itu! Kau juga bertanggung jawab mendidiknya, bukan cuma aku!"
...*******...
...Jangan lupa like, komen, vote dan sumbangkan sedikit poin kalian ya guys.🙈...
...Dukungan kalian adalah hal terindah yang selalu membuatku bahagia.🤣...
...Novel yang satu ini novel ringan ya guys, jadi maklumin aja kalau alurnya memang agak lambat....
...Kalau kalian nyari yang konfliknya berat seberat beban hidup author, kalian salah tempat.🙊...
semangat Thor
Ry Benci Pakpol Mampir