Istri Untuk Tuan Simon

Simon terdiam membatu.

Kecupan ringan dan lembut yang Laura lakukan di pipinya tadi, seolah mengaktifkan sesuatu yang sudah lama mati di dalam dirinya.

Dia sama sekali tidak bergerak, membeku seperti es, terdiam membisu.

Netranya membingkai Laura dalam figura indah, seolah dia melihat kembang api kesukaannya yang sudah lama tidak dia saksikan.

Debaran jantungnya seolah menjadi irama musik romansa yang sedang diputar. Waktu seolah berhenti berjalan, bahkan semilir angin pun terasa sangat lembut.

deg... deg... deg...

" Pffthhhh bwahahahahahahhahaha......." Tawa keras dan terbahak-bahak Danielle terdengar menggelegar di dalam mobil itu. Sontak Simon tersadar dari lamunannya dan sadar dengan apa yang baru saja terjadi.

"lihat wajah tuan Simon bwahahhahahahah.... ya ampun kenapa kau melamun wahai tuan muda, bwahahahhahahaha......" Dani tertawa terbahak-bahak, sama halnya dengan Hendry yang menahan dirinya agar tidak meledak seperti Dani.

Jujur saja, wajah Simon saat ini sangat konyol, seolah dia sedang syok karena dikecup di pipinya.

"Hahahah... tuan muda juga ternyata bisa syok," gumam Hendry yang terus menahan tawanya, meski sangat sulit pastinya.

Laura meringkuk sambil menutupi kepalanya, dia mengintip Simon dari balik jari-jarinya," tu...tuan.." Sontak gadis itu merosot dan duduk bersimpuh di kaki Simon.

Dia tahu kalau dia sudah bersalah dan bertingkah berlebihan. Tapi apa yang bisa disalahkan, dia merasa sangat bersyukur karena Simon memilihnya dan membawanya keluar dari rumah keluarga Raymond.

Gadis itu duduk bersimpuh di bawah kaki Simon, sambil memohon ampun karena telah lancang melakukan hal tak terduga itu pada Simon.

Siapa pun yang mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja di buat syok karena sangat tiba-tiba,siapa yang tidak terkejut apalagi yang mengecup adalah orang yang membuat jantung kita berdebar tidak karuan.

Laura duduk bersimpuh sambil memukuli kepalanya sendiri,," Maaf saya lancang tuan, ma..maafkan saya...." mohon gadis itu sambil gemetar karena takut Simon mengamuk dan mencekiknya seperti waktu lalu.

Hendry dan Dani juga terdiam karena tidak menerima respon sedikit pun dari Simon.

"Duduk di kursi!" ucap Simon dengan nada dingin.

Glekk...

Seolah pasokan udara mereka menipis, keheningan mencekam di dalam Van besar nan mewah itu.

Laura dengan kaki yang lemas dan gemetaran mengambil posisi paling jauh dari Simon, duduk sambil menundukkan kepala dan memelintir ujung kaosnya.

Gugup dan takut terkena marah.

"Apa kau sesenang itu!?" tanya Simon sambil menatap Laura, dia duduk sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap intens ke arah Laura yang sama sekali tidak berani menatap matanya.

" Ma..maaf tuan, saya keterlaluan, saya sudah terlalu berani, maafkan saya, tapi saya benar-benar berterima kasih, tapi terlalu bersemangat sampai... Sa..sampai saya lancang!!" seru Laura sambil mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya dan memohon maaf dari Simon.

Lagi-lagi pria itu terdiam, dia terus menatap Laura yang sedang memohon mohon maaf dari dirinya.

Hendry dan Dani hanya bisa menatap dari kaca mobil. Mereka juga sampai menahan nafas . akankah Simon marah pada Laura? Apa yang akan pria itu lakukan pada Laura yang lancang mengecup pipinya seperti itu?

“Tu... tuaan?” tanya Laura sambil memiringkan kepalanya dan mengintip Simon dari balik kedua tangannya.

“ Apa kau tidak takut padaku?”

Yang benar saja, dari semua pertanyaan, Simon malah menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya. Siapa yang tidak takut terhadap pria dengan tempramen buruk seperti Simon?

Belum lagi wajahnya yang bersiku siku dan tidak pernah tersenyum itu sungguh membuat resah dan tegang setiap saat. Mereka harus super berhati-hati.

Simon menarik tangan laura dan...

Greepppp...

Pria itu menari pinggang Laura dan membuat gadis itu duduk di atas kakinya dengan tangan kekarnya yang melingkar di pinggang Laura.

Deg deg deg....

Jantung Laura berdebar tidak karuan, wajahnya dengan Simon hanya berjarak beberapa centi meter saja, mereka sangat dekat, skinsip paling dekat yang pernah Laura lakukan dengan seorang pria seumur hidupnya.

Laura sampai mengulum bibirnya, pipinya panas dan merah karena ulah Simon.

Apalagi tangan pria itu mengusap pinggangnya dengan lembut, membuat desiran aliran darah dalam tubuh laura seolah diaktifkan.

“ Tu.. tuan.. maaf.. ja.. jangan pukul saya,” ucap Laura.

Gadis itu malah berpikir kalau Simon akan memukulnya atau mencekiknya lagi seperti hari itu karena dia sudah lancang.

Duukkk...ddukk...

Laura memukul kepalanya sendiri” Saya yang salah saya yang salah..” ujar gadis itu dengan polosnya memukuli kepalanya sendiri.

Simon menangkap tangan Laura dan menyimpannya dalam genggamannya, pria itu menatap kedua mata Laura dengan intens..

Seolah waktu berhenti berputar, bahkan Hendry dan Dani yang menyaksikan dari depan pun di buat salah tingkah dengan aura Simon yang jelas berbeda saat menatap laura.

“ Jawab aku yang benar, apa kau masih takut padaku?” tanya Simon sambil menatap wajah Laura.

Tatapan yang sangat dalam dari netra si pria tampan yang sedang menggenggam tangannya dan memeluk pinggangnya dengan erat.

Simon sendiri merasakan dengan jelas kalau jantungnya berdebar kencang, tubuhnya bereaksi, pipinya memerah bahkan sampai ke telinganya tetapi dia tidak peduli dengan hal itu.

Dia ingin memenuhi rasa penasarannya, menjawab pertanyaan aneh yang muncul di dalam kepalanya.

“ Apa kau takut padaku?” tanya Simon untuk yang ketiga kalinya. Hal yang sangat langka yang mungkin hanya bisa Simon lakukan terhadap Laura, dia biasanya tidak sesabar ini pada orang lain.

Bahkan pada temannya sendiri dia hanya bertanya satu kali jika tidak langsung di jawab maka dia pasti akan marah.

Laura mengulum bibirnya, matanya melihat ke arah Simon dengan tatapan takut dan ragu.

“ ma... masih takut,” jawabnya pelan lalu memalingkan pandangannya dari simon .

Mendengar jawaban Laura yang sudah Simon tebak sejak awal tidak lagi membuatnya terkejut, karena memang seperti itu lah orang terhadap dirinya.

“ ta.. tapi...” tiba-tiba laura menatap pria itu.

“ saya yakin kalau tuan itu orang baik, saya yakin tuan bukan orang yang menakutkan,” ucap gadis itu.

“ Karena saya tahu luka yang Anda rasakan tuan, jauh di dalam hati Anda paling dalam Anda terluka sangat dalam, Anda orang yang lemah lembut, sama seperti orangtua Anda,” lanjut gadis itu dalam batinnya.

Melihat rekaman video malam itu membuat Laura sadar dengan perbedaan yang dimiliki Simon saat ini dengan Simon di masa lalu.

Selama tujuh belas tahun dia tumbuh sebagai anak laki-laki ceria, hangat dan baik tetapi setelah kejadian naas itu, dia berubah total karena kekosongan di dalam jiwa dan hatinya.

“ Bagaimana kau bisa yakin?” tanya Simon.

“ karena tuan memilih menikah dengan saya yang hanya anak haram ini, Anda menyelamatkan saya dari rumah itu, Anda juga datang ke kamar saya karena khawatir saya sakit kan? Anda sampai mengecek suhu tubuh saya, Anda juga memakan masakan saya, itu artinya Anda orang yang baik,” ujar Laura.

“ hah... bagaimana bisa kau menilaiku baik hanya dengan cara seperti itu? Laura jangan terlalu naif, di dunia ini banyak penipu,” ucap Simon .

“ Lagi pula ma.. mana mungkin aku khawatir padamu, sudah sana kau!!” ketus Simon sambil sedikit mendorong Laura hingga...

Brukkk... jeleduggg...

Di jalanan yang berbatu, bertepatan lauray terjatuh karena dorongan dari Simon malah membuat kepalanya terjedot ke bagian mobil.

Dugghh...

“ Aakhhh....”

“ Nyonya Anda baik baik saja, maafkan saya...” teriak Hendry terkejut.

Simon sama terkejutnya sontak dia mendekati Laura dan duduk di samping gadis itu,” hei kau baik baik saja? Ada yang terluka? Apa kepalamu sakit, ada luka lain, astaga tubuhmu sangat ringan sampai di dorong sedikit saja kau terjatuh, maafkan aku... kau baik baik saja kan?” Simon sampai mengusap wajah Laura, memeriksa kepala gadis itu bahkan bagian tubuh lain juga dia periksa .

Semua orang di dalam mobil itu terdiam, Simon tidak pernah melakukan hal itu.

“ Hehehe.....” Laura tiba tiba tertawa. Membuat Simon terdiam di tempat dan langsung menarik tangannya dari wajah Laura.

“ Si.. sial...”

“ Cieee... si bos.. katanya gak khawatir, gak peduli, taunya... ekhmmm.... kemmhhh...” Dani dan Hendry tertawa cekikikan melihat tingkah bos mereka.

Sama dengan Laura, gadis itu tertawa dengan pipi merah merona menatap Simon yang jadi salah tingkah.

“ Tuan, Anda menggemaskan kalau malu seperti itu hahahah...”

" Diam, siapa yang menggemaskan!!!"

.

.

.

Like, vote dan komen

Ciee malu malu🤣🤣