NovelToon NovelToon
Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengganti / Obsesi
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Pahit nya kehidupan yang membelengguku seolah enggan sirna dimana keindahan yang dulu pernah singgah menemani hari-hari ku terhempas sudah kalah mendapati takdir yang begitu kejam merenggut semua yang ku miliki satu persatu sirna, kebahagiaan bersama keluarga lenyap, tapi aku harus bertahan demi seseorang yang sangat berarti untuk ku, meski jalan yang ku lalui lebih sulit lagi ketika menjadi seorang istri seorang yang begitu membenci diri ini. Tak ada kasih sayang bahkan hari-hari terisi dengan luka dan lara yang seolah tak berujung. Ya, sadar diri ini hanya lah sebatas pendamping yang tak pernah di anggap. Tapi aku harus ikhlas menjalani semua ini. Meski aku tak tahu sampai kapan aku berharap..
Adakah kebahagiaan lagi untuk ku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Ke Pabrik

Yoga menghentikan mobil tepat di depan lobi, suasana pabrik masih sepi, kebetulan baru beberapa karyawan yang datang.

"Selamat pagi pak.." sapa hormat security menghampiri mereka berdua. Yoga menyerahkan kunci mobil pada security supaya di parkir kan.

"Tolong bapak parkir mobil saya!" ujar Yoga.

"Baik pak" dengan segera security mengambil alih kunci mobil milik Yoga. Yoga dan Alana masuk ke dalam dan menuju ke tempat masing-masing, Yoga menuju ruangan nya sedangkan Alana menuju loker tempat menyimpan nya tas sekalian mengambil baju ganti miliknya. Sampai di loker Alana memerhatikan tempat ini sejenak, jujur dia juga rindu kebersamaan bersama teman-teman nya.

"Yumna.." mendengar nama nya di panggil oleh seorang membuat Alana menengok ke belakang.

"Bu Hana" sapa Alana pada Bu Hana.

"Selamat datang kembali Yumna? bagaimana kabar mu dan anak mu?" tanya Bu Hana.

"Terima kasih Bu, Alhamdulillah Emir sudah membaik" jawab Alana.

"Syukurlah, nanti kamu bersihin di area kantor ya, biar yang lain menghendle pabrik, karena nanti ada kunjungan dari investor yang ingin melihat langsung proses produksi" ujar Bu Hana memberi tahu Alana. Alana mengangguk.

"Baik Bu,"

"Ya sudah, saya kembali dulu, selamat bekerja Yumna!" ujar Bu sebelum beranjak. Alana membalas dengan anggukan. Sepeninggal Bu Hana Alana segera berganti baju ke ruang ganti, usai berganti baju Alana ke loker untuk menaruh baju ganti nya.

"Yumna.." panggil Tiara ketika masuk ke loker.

"Hai Tiara, apa kabar?" balas Alana. Tiara mendekat.

"Kamu yang apa kabar? bagaimana keadaan Emir?" tanya beruntun Tiara.

"Alhamdulillah baik, Emir juga Alhamdulillah sudah membaik sekarang" jawab Alana.

"Syukurlah, kita kira kamu tidak akan kembali bekerja, dan saat kita ke kontrakan mu katanya kamu pindah" ujar Tiara.

"Tidak mungkin aku bisa keluar dari pabrik" kata Alana tanpa sadar, sontak membuat Tiara menatap penuh tanya.

"Maksudmu?" tanya Tiara. Alana terkesiap dia buru-buru mencari alasan yang tepat.

"Em, mencari pekerjaan kan saat ini sangat susah, dan tidak mungkin aku risent sedangkan disini kalian dan Bu Hana sangat baik pada ku" itu adalah alasan yang klise, dan benar saja Tiara percaya.

'Tapi sayang bos kalian begitu jahat meski dia suamiku' lanjut Alana dalam batin.

"Benar Yumna, kalau gitu aku ganti baju dulu" pamit Tiara. Alana mengangguk, dan bersamaan itu partner nya datang kebetulan bersamaan.

"Selamat pagi.." sapa Alana terlebih dahulu pada teman-teman nya yang masuk ke loker.

"Pagi, Yumna" jawab Luna yang agak kaget melihat keberadaan Alana. Sontak Asep, Tirta dan bagus pun menyambut kembalinya Alana.

"Hai" balas Alana.

"Yumna, apa kabar?" tanya Asep menghampiri

"Akhirnya kamu kembali juga" di susul oleh Tirta dan Bagus.

"Kita itu kangen tahu sama kamu" lanjut Luna memeluk Alana.

"Sama aku juga kangen sama kalian" jawab Alana melerai pelukan Luna.

"Kalian siap-siap ke pabrik" ujar pak Yanto menghampiri mereka di loker.

"Baik pak" jawab serentak.

"Selamat pagi pak" Alana menyapa pak Yanto, pak Yanto membalas dengan anggukan.

"Semua bersiap membersihkan area pabrik sedangkan untuk kantor biar Alana yang mengerjakan" jelas pak Yanto.

"Siap pak" semua pun menuju pabrik sedangkan Alana menuju kantor.

"Yumna, kamu buatkan kopi untuk pak Yoga!" seru Bu Hana ketika berpapasan dengan Alana di pantry.

"Baik Bu" Alana segera membuat kopi dan diantar ke ruangan Yoga.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk!" pinta Yoga dari dalam. Dengan segera Alana membuka pintu dan masuk.

"Permisi pak, ini kopinya!" kata Alana seraya menaruh kopi di atas meja kerja Yoga. Yoga yang fokus pada berkas di tangan nya pun seketika mendongak menatap Alana.

"Terima kasih" jawab Yoga. Alana hanya mengangguk, setelah itu dia pamit keluar untuk melanjutkan pekerjaan nya.

"Jika kamu lelah beristirahat lah!" kata Yoga. Alana hanya mengangguk. Sebuah perhatian kecil yang Yoga berikan tapi semua itu tak menjadikan Alana terbuai, karena Alana tak ingin terlalu berharap yang tidak mungkin terjadi, pikiran Alana dia hanyalah istri penebus hutang sekaligus pemuas ranjang.

"Baik pak, permisi" jawab Alana dengan profesional. Yoga menatap kepergian Alana dengan diam, terlihat Yoga menghela nafas panjang dan kembali melanjutkan fokus pada berkas yang ada di tangan nya.

Alana menutup pintu bertepatan Bagas datang dan akan masuk menemui Yoga.

"Permisi" Alana berlalu meninggalkan lorong, menuju lobi untuk dia bersihkan. Sedangkan Bagas masuk ke dalam menemui Yoga.

"Apa kalian ada masalah lagi?" tanya Bagas menghampiri Yoga. Yoga tak menjawab hanya menatap datar pada Bagas. Tak ada jawaban Bagas pun beralih memberi tahu Yoga jika investor yang akan melihat pabrik sudah dalam perjalanan.

"Tuan Bahar sudah dalam perjalanan, kemungkinan beliau sampai lima belas menit lagi" Ujar Bagas memberitahu.

"Baguslah, setidak nya kita tak perlu menunggu mereka lama" timpal Yoga yang membumbuhi berkas yang dia baca.

"Hem,, beliau kesini sama anak perempuan nya, dan katanya pak Bahar mempercayakan semua pada Oliv" lanjut Bagas, sedangkan Yoga tak begitu tertarik dengan pembahasan itu, bagi Yoga semua itu tak penting yang terpenting dalam bisnis adalah kerja sama yang saling menguntungkan. Merasa tak di tanggapi Bagas pun membuang nafas.

"Bu Prapti mengirim pesan, barang-barang yang di kirim sudah sampai di panti, beliau juga mengharap kau berkunjung jika ada waktu senggang" lanjut Bagas memberitahu.

"Kamu dan istrimu saja yang mewakili ke sana, dan kirimkan salam ku untuk Bu Prapti" tanggap Yoga.

"Baiklah, tapi Bu Prapti itu mengharap kehadiran mu, mainlah di waktu senggang mu, kau bisa mengajak Alana dan memperkenalkan" saran Bagas. Yoga hanya diam menanggapi kemudian Bagas mengajak keluar Yoga untuk menyambut tuan Bahar. Mereka berdua berjalan menuju lobi, ketika di lobi pandangan Alana dan Yoga bertemu, Alana hanya menunduk, sedangkan Yoga nampak berhenti sejenak memperhatikan Alana yang membersihkan lantai.

"Berhentilah, sebentar lagi tamu akan datang, jika kau terus mengepel lantai akan licin" kata Yoga yang sejujurnya dia hanya ingin meringankan pekerjaan Alana, tapi entah kenapa kata yang keluar dari mulutnya selalu menusuk bagi Alana, dan itu juga di dengar oleh Bagas. Bagas hanya menggeleng kan kepala mendengar nya

"Baik pak" jawab Alana seraya bergegas ke tangga untuk membersihkan area tangga. Alana pikir tak mungkin kan tamu nya harus menaiki tangga kan ada lift.

"Lebih baik cari lah kata yang pas dari hati ke hati" bisik Bagas tapi tak di tanggapi oleh Yoga.

"Cepat jalan!" sarkas Yoga melangkah lebih dulu. Bagas hanya menghela nafas berat menghadapi bos sekaligus sahabatnya itu. Sedangkan Bu Hana dan pak Yanto fokus di pabrik memberikan arahan pada para pegawai.

"Selamat datang pak Bahar"

"Please to meet you Mas Galang"

1
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!