Agen Rahasia Jadi Putri Teraniaya

"Tuh dengar baik-baik Nyonya Andini Johnson, putri kesayanganmu bilang mereka melakukan atas dasar suka sama suka. Bukan karena aku yang memaksa apalagi mengancam. Aku sudah merekamnya jika Nyonya belum sempat dengar. Sudah saya kirim juga ke ponsel kalian semua, termasuk ke grup Sekolah. Chelsea nama besarmu akan semakin terkenal."

"Tidak... Ini tidak boleh terjadi. Dasar sialan, pasti semua kerjaanmu Lexa." Ucap Chelsea dengan amarahnya.

"Sudah selesai kan Pak Kepala, saya boleh masuk kelas atau disuruh pulang? Bosan lihat drama murahan ini. Tapi satu pesan saya, jika hamil di luar nikah tetap boleh sekolah maka saya akan membakar Sekolah ini."

Alexa melenggang keluar ruangan Kepala Sekolah dengan senyum yang mengembang. Tidak lupa, dia menyeret paksa saudara kembarnya yang terlihat linglung.

"Ayo Lex, ngapain bengong di sini kayak sapi ompong. Kita tidak ada urusan dengan mereka, lebih baik ayo masuk kelas." Untuk pertama kalinya Alexa merangkul dengan sayang lengan saudara kembarnya.

Pemandangan itu tentu saja membuat banyak orang terkejut, tapi hanya sebentar karena mereka tahu jika kini hubungan saudara kembar itu membaik setelah kebusukan Chelsea terbongkar. Alex pun tidak menepis rangkulan tangan Alexa dari tubuhnya. Tapi justru ada rasa hangat yang menjalar di hatinya. Rasa yang sudah lama hilang karena Chelsea.

Kembali ke ruangan Kepala Sekolah, pak Firman masih dihakimi oleh istrinya yang bernama Fransisca Dewi seorang pemilik butik meskipun tidak terlalu terkenal tapi cukup diminati semua kalangan. Apalagi, latar belakang keluarga istri pak Firman di atas rata-rata. Bukan konglomerat tapi lumayan kaya, sedangkan pak Firman berasal dari keluarga biasa.

"Jadi karena peraturan di Sekolah ini sangat ketat, di atas saya juga masih ada yang berwenang memantau ketertiban Sekolah untuk itu dengan berat hati Chelsea kami keluarkan dari Sekolah ini. Tidak hanya itu juga, karena Sekolah kita ini menjadi role mode Sekolah lain maka berita ini tidak bisa ditutupi lagi."

"Mau tidak mau, nama Chelsea akan kami blacklist dari seluruh sekolahan di kota ini. Dan untul pak Firman, sama seperti Chelsea Anda dinon aktifkan dari jabatan anda sebagai guru. Dan surat keputusan ini akan kami teruskan hingga Dinas teratas yang terkait. Masalah lain seperti hubungan antara Chelsea dan Pak Firman..."

"Kami tidak mau tau, karena itu bukan ranah kami lagi. Dan untuk Ibu Fransisca terima kasih atas kehadirannya hari ini. Saya rasa cukup sekian pertemuan kita hari ini, untuk Tuan Darius saya harap Anda lebih bijak sebagai kepala keluarga, maaf tapi selama ini Alexa lebih berprestasi tapi lebih banyak dibully."

"Chelsea sering mencontek dan memaksa Alexa mengerjakan tugas rumahnya. Dan dia juga mendapatkan nilai pelajaran Matematika bagus karena memiliki hubungan dengan Pak Firman. Maaf, karena saya juga lalai dalam memantau seluruh murid di Sekolah ini. Saya selaku pribadi meminta maaf karena Alexa mengalami banyak kesakitan beruntung Alexa masih bisa selamat."

"Maaf, bukan maksud saya mengusir tapi sekarang juga saya harus ke Dinas Pendidikan dan juga Dinas perlindungan anak untuk melaporkan masalah ini. Saya tinggal dulu, permisi." Ucap Pak Kepala Sekolah.

Papa Darius pun beranjak dari ruangan dan melangkah menuju mobilnya. Dia harus segera ke perusahaan karena ada meeting siang nanti.

Sementara itu, di dalam ruangan Kepala Sekolah masih ada 4 orang yang saling menatap tajam.

"Pak Firman, kapan menikahi saya?" Tanya Chelsea berani bahkan terkesan tidak punya malu. Ibu Fransisca hanya menggelengkan kepalanya tanpa bicara.

"Aku tidak akan menikahi kamu, gadis rongsokan bekas pakai banyak orang." Ucap sarkas Pak Firman.

"Asal Nyonya Johnson tahu, saat pertama saya memakainya dia sudah sangat longgar. Seperti milik wanita yang pernah mengeluarkan kepala bayi. Dia yang merayu saya, seolah hal itu sudah biasa dia lakukan. Tidak ada perasaan canggung atau gugup, dia bergerak memuaskan saya dengan sangat lincah." Pak Firman membuka kartu kebusukan Chelsea.

"Dan sampai kapanpun saya tidak akan menikahi dia. Terserah mau seperti apa hidupnya, dan saya lebih baik dipenjara dari pada harus bersanding dengan gadis liar dan busuk seperti putri Anda. Jujur saya sangat menyayangkan sikap Anda pada Alexa, dia gadis baik, lembut, sopan santun dan berprestasi tapi justru Anda abaikan."

"Demi anak titipan yang punya karakter manipulatif sepertinya. Saya permisi dulu, karena saya juga harus menyelesaikan masalah rumah tangga saya." Pak Firman pun meninggalkan Chelsea dan Mama Andini untuk mengejar istrinya yang sudah lebih dulu pulang ketika mendengar Chelsea minta pertanggung jawaban. Sebenarnya Pak Firman masih sangat mencintai istrinya itu.

Tapi hanya karena nafsu sesaat, semua hal menjadi rusak. Rumah tangga, karir yang dibangunnya susah payah semua hancur tanpa sisa.

"Kenapa kamu melakukan semua ini Chelsea? Apa yang kurang, semua perhatian kami sudah tercurah hanya kepadamu. Bahkan Mama mengabaikan Alexa, demi selalu membela kamu. Tapi kenapa kamu membuat Mama malu?"

"Karena Mama tidak adil kepadaku, Mama membuangku untuk menutupi rasa malu. Kenapa Ma, kenapa harus aku yang disingkirkan. Kalau saja mereka tidak meninggal, aku masih tidak tahu kebenaran yang kalian semua sembunyikan. Bukankah aku sama seperti Mama, seorang Jalang?"

Deg

Jantung Mama Andini berdebar tak karuan, apakah Chelsea tahu kebenarannya?

"Kenapa, mama kaget ternyata aku tahu siapa diriku bagi Mama? Aku tahu Ma, sudah sejak lama, dan selama ini aku salut dengan Mama yang masih memakai topeng di hadapan Papa. Pria tua yang tulus mencintai, tapi berakhir dikhianati. Sungguh miris. Tapi Mama tenang saja, rahasia besar Mama aku simpan rapat."

"Asalkan Mama memuluskan semua rencanaku."

"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Mama Andini dengan air mata yang mengalir. Air mata penyesalan yang entah kapan akan berakhir.

"Aku hanya ingin menghancurkan hidup Alexa, gagalkan rencana pernikahan dia dengan Axton. Dan jadikan aku sebagai penggantinya. Terserah rencana Mama seperti apa, aku tak peduli."

"Aku juga akan menggugurkan kandunganku lagi, kali ini aku ingin Dokter yang menangani sekalian bisa membuatku perawan kembali." Ucap Chelsea.

"Jadi benar, kamu sudah sering melakukannya dengan banyak pria. Dan kehamilan ini bukan yang pertama?" Tanya Mama Andini dengan lemas.

"Hmmm... Sekitar 3 atau 5 ya, aku lupa." Jawabnya enteng.

"Astaga, sejak kapan?" Tanya Mama Andini menatap sedih putri angkatnya.

"Sejak aku tahu hubungan kita rumit, aku frustasi, aku merasa tidak diinginkan, dan dibuang. Tapi sekarang semua itu tidak penting lagi, aku menikmati hidupku yang sekarang. Bebas berekspresi menjadi diriku sendiri. Tanpa ada yang melarang, bukankah Mama akan selalu mendukungku?"

"Tapi tidak dengan menjual diri sayang, itu tidak benar." Tangis Mama Andini pecah, seluruh persendiannya terasa lemas seperti tak bertulang.

"Siapa yang menjual diri, aku melakukannya karena suka. Aku tak butuh uang mereka, toh selama ini keuanganku sudah Mama jamin. Jadi tanpa dibayar pun jika aku mau, akan aku lakukan."

Mama Andini memegang jantungnya, putri yang dia banggakan, dia sayangi ternyata tak lebih dari bunga bangkai. Cantik hanya jika dilihat dari jauh, tapi bau busuknya menyengat hingga hanya lalat yang mau mendekat. Apa ini karma?

"Sekarang ayo kita pulang Ma, aku tidak butuh lagi sekolah. Toh aku sudah punya segalanya."

"Ada Mama yang akan menjamin seluruh hidupku bukan? Dan ada papa dengan seluruh kekayaannya. Sebagai penebus dosa, aku ingin hanya aku yang mewarisi kekayaan kalian. Kalau perlu usir Alexa dari rumah itu, dia tidak penting untuk kalian kan? Untuk apa dipelihara. Buang-buang uang saja. Kalau Alex biar saja dia."

"Alex itu mencintai aku Ma, dan dia bilang akan menikahiku. Tapi sekarang aku sudah berubah pikiran, aku lebih memilik menikah dengan Axton. Dia lebih tampan, lebih keren dan lebih kaya. Dan lebih dewasa, pasti sangat memuaskan di atas ranjang." Ucap Chelsea yang semakin lama semakin ngawur, sepertinya Chelsea mengalami gangguan.

"Ayo pulang, kita harus ke Rumah Sakit sekarang." Ajak Mama Andini pada Chelsea. Melihat tingkah dan perkataan Chelsea yang menyimpang, Mama Andini menduga jika putrinya itu mengalami kelaian mental. Entah apa namanya, Mama Andini akan memastikannya pada psikolog kenalannya dulu. Orang yang sama yang pernah menangani mentalnya saat mengalami gangguan.