NovelToon NovelToon
PEMERAN PEMBANTU

PEMERAN PEMBANTU

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Petualangan / Tamat / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita
Popularitas:7.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mira Akira

Ia mengalami kematian konyol setelah mencaci maki sebuah novel sampah berjudul "Keajaiban Cinta Capella". Kemudian, ia menyadari bahwa dirinya menjelma menjadi Adhara, seorang tokoh sampingan dalam novel sampah itu.

Sayangnya, Adhara mengalami kematian konyol karena terlibat dalam kerusuhan.
Kerusuhan itu bermula dari Capella, si tokoh utama yang tak mau dijadikan permaisuri oleh kaisar.

Demi kelangsungan hidupnya, ia harus membuat Capella jatuh cinta dengan Kaisar Negeri Bintang. Kesulitan bertambah saat terjadi banyak perubahan alur cerita dari novel aslinya.


Mampukah ia mencegah kematiannya sebagai Adhara, pemeran pembantu dari dunia novel yang berjudul "Keajaiban Cinta Capella"?

"Mungkin ini hanya jalan agar kita bisa bertemu lagi, dan saling mencintai dengan cara yang lebih bahagia."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Akira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KASUS KOTA DUBHE 3: TAK BAIK JIKA KAU TAHU BANYAK HAL

“Apa Mintaka mencuri benda ini?”

Menkalinan yang baru datang langsung mengeluarkan pendapatnya. Ia memegang kartu emas kekaisaran itu, dan menimbang-nimbangnya.

Baru saja ia ingin mengomentari lagi, Spica segera meraih kembali kartu emas itu.

Kelemahan dari kartu emas ini ialah tak tertulis nama pemiliknya di sana. Tetapi, jika seseorang memiliki kartu ini, maka ia bisa keluar masuk istana tanpa izin. Berarti kasus ini mungkin saja terhubung dengan para pejabat kekaisaran.

“Hamba sudah menggeledah bawahan hamba untuk mengetahui keberadaan kartu emas mereka. Dan tak ada satu pun dari mereka yang kehilangan kartu tersebut,” jelas Menkalinan pada Aldebaran.

“Kartu tersebut terpendam di tanah, seolah sudah lama berada di rumah ini.”

Aldebaran menatap kartu emas yanga ada di tangan Spica dengan cermat, “Pemilik kartu ini ialah orang yang sering melakukan latihan pedang dan turun ke medan perang.”

“Mohon maaf, Yang Mulia. Darimana pemikiran tersebut muncul?” tanya Adhara yang tak mengerti.

“Ada goresan pedang di bagian bawah kartu. Dari goresannya itu dibuat dengan sangat cepat dengan pedang tajam,” kali ini Regor yang menjawab.

Adhara dan Spica mengamati goresan tersebut, tetapi mereka berdua semeskali tak memahami apa maksud dari Regor. Goresan itu hanya terlihat cukup dalam dan lurus, seolah yang menggores terlebih dahulu menggambarnya dengan penggaris.

“Kemungkinan besar benda ini milik pria yang ditolong oleh Mintaka.”

Jika seperti itu, berarti pria tersebut ialah seorang prajurit kekaisaran Negeri Bintang. Pria itu mungkin tak menyadari kartu emas miliknya terjatuh di rumah Mintaka, dan Mintaka menyimpannya dalam lubang dalam tanah. Mintaka menyimpannya dengan harapan pria itu akan datang untuk mengambilnya kembali.

Adhara tak punya pilihan lain, selain mencurigai Regor untuk saat ini.

Namun Spica tiba-tiba menariknya dan membisikkan sesuatu pada Adhara. Mendengar bisikan Spica, mata Adhara melotot dengan tidak elinya.

Apa Spica sudah gila?

Ia mengusap wajahnya sendiri untuk menghilangkan frustasi. Adhara tak mau mempercayai ini, tetapi apa yang diucapkan Spica tadi membuatnya takut untuk membayangkannya.

Apa yang harus ia lakukan?

Perubahan wajah Adhara disadari oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk Aldebaran. Aldebaran dengan cepat memerintahkan Regor, dengan isyarat mata, untuk memastikan keadaan Adhara.

Regor mendatangi Adhara yang tengah panik. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Adhara membersihkan tangannya yang kotor. Bahkan gadis ini tak sadar telah mengusap wajahnya sendiri dengan tangan kotornya. Regor berpikir seharusnya Adhara tak pernah datang ke kota Dubhe.

PLAK

Regor terkejut ketika Adhara menepis tangan Regor yang terulur padanya. Bukan hanya Regor, Adhara yang melakukannya pun merasa terkejut dengan tindakannya sendiri. Ia menjauh dari Regor seolah pria itu adalah hama.

“Maa..f, Regor,” suara Adhara terdengar sangat kecil.

Adhara mengangkat kepalanya dan menatap pada Spica yang menggelengkan kepalanya pada Adhara. Melihat itu, Adhara mencoba menenangkan dirinya. Ia menatap Aldebaran yang ternyata juga tengah menatapnya.

Dengan cepat, Adhara berlari menuju Aldebaran. Entah darimana keberanian Adhara ini muncul, bahkan Menkalinan mencoba menahan mulutnya agar tak terbuka.

“Ada ap…?”

Grepp…

Adhara menarik bahu Aldebaran agar membungkuk, memaksa kepala Aldebaran untuk sejajar dengan tubuh Adhara. Ia bahkan tak perduli dengan tangannya yang kotor ketika memegang bahu Aldebaran.

Mulut Menkalinan kali ini telah terbuka lebar.

Adhara mendekatkan bibirnya ke telinga Aldebaran, “Aku tunggu di penginapan.”

Meskipun itu bisikan, namun yang lain bisa mendengarnya. Mereka merasa kagum dengan level keberanian Adhara. Gadis ini sudah memaksa seorang penguasa tertinggi untuk merendahkan tubuhnya, kemudian berbisik dengan seduktif di telinganya.

Menkalinan tidak bisa membuang pikiran iya-iya yang muncul.

Setelah mengatakan hal tersebut, Adhara segera menarik tangan Spica dan menjauh dari TKP.

Adhara berlalu bersama Spica tanpa menghiraukan Regor yang berada di dekat Spica. Wajah Regor sedikit berubah. Namun ketika Aldebaran mendekat, ia kembali seperti Regor yang biasanya.

***

Adhara menggosokkan kedua telapak tangannya untuk menghilangkan dingin. Merasa sepi, ia menatap pemandangan penginapan yang sedikit gersang. Angin malam menerbangkan ujung gaun tidur Adhara yang berwarna putih. Rambut panjangnya juga ikut menari bersama angin.

Suara gemercik air terdengar di telinganya. Seingat Adhara, ia sempat melihat sungai kecil di dekat penginapan. Mungkin besok ia harus mengajak Spica untuk bermain di sana. Mereka perlu istirahat sebentar dari kasus ini.

Kedua tangannya bergerak untuk memegang dagunya, sekadar menghilangkan penat karena terlalu lama diam. Spica telah tertidur dengan pulas. Bahkan Adhara yakin, meskipun ada gempa, Spica mungkin hanya akan bersembunyi di bawah meja dan tertidur lagi.

Dingin semakin menusuk tulang, ia memutuskan untuk kembali tidur. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika menyadari bahwa ada sosok yang muncul di balik gelapnya malam.

Ia melihat dengan teliti , dan menemukan seorang gadis kecil berdiri di balik pohon. Mata gadis kecil itu menatap langsung pada Adhara. Saat ini, di luar penginapan gelap. Hanya ada lentera penginapan yang menyala. Tetapi bagaimana bisa ia melihat gadis itu tengah tersenyum tipis padanya. Adhara merasa merinding tiba-tiba.

Ingatannya tentang Mintaka muncul. Menurut gadis bercadar, Mintaka akan muncul pada orang-orang yang mengganggunya. Menakuti orang tersebut, lalu tak lama orang-orang yang melihat arwah Mintaka akan menghilang.

Gawat!

Ia harus mencari Aldebaran.

Baru saja ia ingin berlari ke dalam, sebuah tangan membekap mulutnya dengan kencang. Ia perlahan jatuh dalam kegelapan.

***

Adhara bukanlah orang yang bodoh, dan tak menyadari situasi pelik yang ia alami.

Pertama kali ia membuka matanya, ia sudah berada dalam sebuah ruangan yang misterius. Adhara memperhatikan sekelilingnya. Ia tak bisa menebak dimana ia berada sekarang. Ruangan ini hanya mendapat cahaya dari balik lubang angin. Berkat cahaya bulan, ruangan ini sedikit mendapat sumbangan penerangan.

Adhara dapat mendengar suara tetesan air yang menyentuh tong besi, dan samar-samar tercium bau anyir.

Mau tak mau ia mendengus dengan kesialan yang terus menimpanya. Sejak awal, ia sangat mengetahui bahwa ia tak pernah punya keberuntungan yang banyak. Namun bukan berarti ia bisa selalu sabar dan menerima kesialan yang dialaminya.

Bahkan lengannya baru saja sembuh, dan sekarang ia berada pada tempat antah berantah. Adhara bahkan merasa skeptis untuk bisa keluar dari tempat ini. Bahkan bau anyir ini sudah membuat Adhara membayangkan hal yang tidak-tidak berada di dekatnya.

Jangan bilang sekarang di dekatnya ada genangan darah. Atau, bangkai?

Adhara mengomel dalam hati.

Harusnya tadi dia memaksa untuk tidur bersama dengan Aldebaran saja. Di dunia seperti jaring laba-laba ini, ia tak bisa meributkan soal malu dan sebagainya. Salah-salah ia melangkah, ia akan terjebak dalam kekacauan.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Sekarang ia sedang diikat, dan tengah bersender di sebuah dinding yang terasa dingin. Adhara merasa mual, membayangkan betapa tebalnya lumut di dinding tersebut. Ia perlahan menggerakan mulutnya, dan ternyata ia tak dibungkam.

“…….”

Huh? Suaraku mana?

Adhara yakin ia sudah membuka mulutnya untuk berteriak. Namun suaranya tak keluar. Sekeras apapun ia memaksa suaranya untuk keluar, tak ada satu pun yang keluar.

Ia mencoba menyanyi lagu potong bebek angsa, namun suara sumbangnya juga tak keluar.

Apa yang terjadi dengan suaraku?

Ia pernah menonton salah satu anime yang menceritakan tentang seorang anak laki-laki SMA yang bisa melihat hantu, kemampuan itu ia dapat dari neneknya.

Dalam salah satu episodenya, anak laki-laki itu dicuri suaranya oleh siluman, sehingga suaranya tak bisa keluar. Ia mungkin saja mengalami hal yang sama dengan anak laki-laki itu.

Apa arwah Mintaka mencuri suaranya?

Adhara menebak bahwa di tempat inilah orang-orang yang melihat arwah Mintaka itu dikurung. Menurut laporan, dalam 2-3 hari mayat orang-orang yang hilang itu akan ditemukan di dekat perbatasan kota Dubhe. Berarti Adhara hanya punya waktu 2-3 hari untuk bisa keluar dari tempat ini.

Ia mencoba mengamati keadaannya sendiri untuk memastikan bahwa seluruh organ tubuhnya masih ada pada tempatnya. Adhara mencoba menggerakkan kakinya, dan mendesah lega saat menyadari bahwa kakinya bergerak. Selain suaranya, semuanya masih aman.

Namun ia segera tersentak ketika mengingat proses penculikan dirinya.

Adhara terkekeh kesal.

Tak mungkin ada arwah gentayangan yang bisa menculik orang. Jika ini ulah arwah, maka Adhara tak mungkin bisa menyentuh tangan penculiknya tadi. Saat mulutnya dibekap, ia sempat mencakar tangan penculik tersebut.

Kasus ini tidak ada hubungannya dengan arwah gentayangan.

“Apakah Nona kecil ini sudah menyimpulkan semuanya?”

Suara itu tiba-tiba terdengar dalam kegelapan. Jantung Adhara nyaris melompat karena kaget. Dia tidak sendirian di ruangan ini.

Ada orang lain yang bersamanya, dan mengamatinya. Semua tindakannya rupanya telah diperhatikan sejak tadi oleh orang gila ini.

Adhara memejamkan matanya untuk berdoa. Ia berharap tiba-tiba ada keajaiban dunia, seperti orang ini tersandung batu lalu jatuh, kepalanya terkena batu, dan pingsan.

Apa pun… Jangan buat orang ini mendekat.

“Suaramu sangat indah, Nona. Tetapi tak baik jika kau tahu banyak hal. Itu bisa membuat orang lain ingin membungkam suaramu.”

Spica benar. Pelakunya bukanlah arwah Mintaka.

Perlahan suara langkah kaki mendekat. Adhara semakin berkeringat dingin setiap kali mendengarnya. Tak lama, Adhara dapat melihat cahaya dari lentera yang dinyalakan. Dengan cahaya lentera itu, sosok seorang pria yang tegap dengan rambut abu mudanya.

Sejak awal, mereka selalu bersama pelakunya.

Aku tak mau mati!!!!

***

Haii.. Terima kasih sudah mencapai ep ini. Unik ya, bagaimana bisa story abal ini lanjut terus. Itu mungkin karena meski cerita ini tak keren, tetapi masih punya pembaca yang bersedia menyumbangkan waktunya untuk membaca.

Sejauh ini, terima kasih ya buat yang terus mengikuti cerita ini 🙏

1
Bzaa
😘🥰
Bzaa
cerita masa lalu yg bgtu memilukan
Bzaa
oooh ternyata bukan g star,
yg matanya terluka kan aldebaran, smga bener tebakan aku😊
Bzaa
OMG, apakah g-star? bukan aldebaran?
Bzaa
bodyguard bayangan
Laluna
/Sob//Sob//Sob//Sob/
Laluna
Luar biasa
Bzaa
😘
Bzaa
semoga masih ada boncapny😆
Bzaa
wkwkkkwk.... ternyata musim seminya kaisar sama kyk kita.
Bzaa
aamiin
Bzaa
wkwkkwk Andhara mulutmu harimau mu... aummmmm
Bzaa
senangnya.... happy happy
Bzaa
semoga di alam sana Agena san sirius bisa berbaikan dan bersatu kembali
Bzaa
semoga setelah ini, Andhara bs focus di istana ngurusin bapak dan anak-anak sapiny😄😁,
otor sehat dan sukses ya
Bzaa
syukurlah, ku pikir Andhara pergi lagi..
Bzaa
sedihnya... ternyata setelah melahirkan si kembar, Andhara kembali pergi.
Bzaa
aihhhhh kenapa itu
Bzaa
Kaisar lgi nyari penyaluran🤣
Bzaa
sedih banget, Canis akan terganti dgn nama baru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!