PEMERAN PEMBANTU
Selamat membaca.
Ini adalah novel pertamaku, dan masih banyak kekurangannya. Jadi, mohon kritik dan sarannya ya 😊
*** PEMERAN PEMBANTU ***
“Dasar novel sampah!”
Bagaimana bisa hanya karena cinta tak terbalas seorang kaisar hebat dan bijaksana menjadi seorang bajing*n?
Benar-benar novel sampah yang penuh dengan ke-bucinan tokoh antagonisnya.
Novel ini mungkin ditulis penulisnya dengan mengorbankan urat malunya.
Setelah memaki-maki isi novel yang baru selesai dibaca, ia baru bisa tidur dengan nyenyak. Berharap mendapat mimpi berfaedah, bukan bermimpi tentang alur kacau novel yang jasadnya sudah ia abadikan di tempat sampah.
Baru sebentar tertidur, kakinya menendang botol minum—yang sialnya—langsung menumpah ke stop kontak yang tak jauh darinya. Kakinya yang tersentuh genangan air yang mengalirkan listrik langsung kaku. Dan ia tersetrum dengan konyolnya…..
Tuhan mungkin memberinya jalan terbaik…
Sejak awal nasibnya sudah tak begitu bagus. Terlahir dari keluarga yang kacau dan tak damai. Padahal baru saja ia berhasil keluar dari rumah yang selalu penuh dengan teriakan ayahnya, dan ia harus meninggal dengan konyolnya di kamar kost-nya sendiri. Apalagi ia meninggal karena kecerobohannya sendiri.
Seandainya ia punya alur hidup yang lebih baik……
***
“Lihat itu.”
Sepasang mata bulat dan cantik menatapnya secara langsung. Membangunkannya dari tidurnya yang tenang. Menyadari bahwa jarak antara dirinya dengan mata itu terlalu dekat, ia menoleh ke samping. Namun matanya langsung terpaku pada pemandangan yang ada di sekitarnya.
Dimana ini?
“Aku sudah bilang kalau Rigel tak bisa menemukan kita kalau bersembunyi di sini,” sepasang mata cantik itu tidak sendiri, tetapi juga ditemani dengan senyum manis yang memikat.
Tapi, Rigel?
“Oh tidak! Rigel datang.”
Ia tersentak ketika tangannya ditarik paksa oleh pemilik mata cantik itu. Apa-apaan ini? Meski cantik kalau kasar kan bikin emosi juga.
“Lepaskan!”
Huh? Tunggu dulu…
Ia menyentuh lehernya cepat. Bahasa apa yang baru saja ia gunakan?
“Kenapa, Adhara?”
Adhara? Pemilik mata cantik ini memanggilnya Adhara?
Dengan cepat ia memperhatikan dirinya sendiri. Lengan halus dan putih pucat yang dilapisi dengan lengan gaun biru malam tertangkap oleh matanya.
Dalam mimpi-pun ia tak berani bermimpi mempunyai lengan yang secantik ini, tapi…
Sekarang ia menggerakkan tangannya, tangan cantik itu yang bergerak.
Tunggu..
Otaknya sepertinya rusak.
Sejak kapan tangan kering dan kusam miliknya jadi secantik ini. Ia tak punya uang untuk perawatan, dan bukannya dia baru saja meninggal?
“Adhara?”
Plakk..
“ADHARA!!”
Brukk…
Ia meringis kesakitan dan memegang pipinya sendiri. Sepertinya ia memukulnya terlalu keras, dan ini benar-benar sakit.
“Sakit," ia mengeluh. Badan ini sangat lemah.
“Kenapa kau menampar wajahmu sendiri?”
“Tidak, kau…”
Kau ini siapa sih sebenarnya?
“Aku sudah bilang jangan bermain-main lagi.”
Seorang pria muda mendekati mereka dengan wajah yang terlihat kesal. Pria muda itu terlihat bersih dan lembut. Meski terlihat kesal, tetapi tak ada raut membenci di wajahnya.
“Rigel, aku bosan berada di rumah. Aku ingin ke istana dan bertemu ayah.”
“Tidak boleh,” Pria muda bernama Rigel itu dengan cepat menjawab.
“Istana sedang sibuk karena Pangeran Keempat naik tahta.”
Tuhan, apa lagi ini? Pembicaraan ini rasanya familiar.
“Rigel?”
Rigel dan Capella menoleh kearahnya secara bersamaan.
“Pangeran Keempat menjadi kaisar?” tanyanya tidak yakin.
“Pangeran Keempat memang masih muda, tetapi ia pantas menjadi kaisar," jawab pria muda itu dengan cepat.
Tentu saja Pangeran Keempat pantas. Bahkan sangat pantas. Beberapa tahun ke depan, Negeri Bintang akan mencapai kejayaan melebihi kejayaan yang pernah dicapai sebelumnya.
Bukan hanya itu, Negeri lainnya akan tunduk di bawah kekuasaan Negeri Bintang, dan masih banyak yang dicapai oleh pemerintahan Pangeran Keempat.
Ia sangat tahu kisah ini….
Ini tak lebih dari sekadar cerita ‘bucin’ dari seorang Kaisar. Ia sekarang tengah berada dalam kekacauan alur sebuah novel berjudul ‘Keajaiban Cinta Capella’.
Pemilik mata cantik di depannya ini adalah protagonis dari novel sampah itu. Seorang puteri Perdana Menteri yang jelita hingga membuat Kaisar Negeri Bintang tergila-gila padanya.
Namun Kaisar Negeri Bintang bukanlah pasangan yang ditentukan oleh penulisnya untuk Capella.
Dengan kata lain, Kaisar hanyalah seorang tokoh antagonis yang menghalangi Capella bersama cinta sejatinya.
Dan mimpi buruknya, ia hanya seekor serangga dalam novel ini. Ia hanyalah tokoh yang mati dengan konyolnya di tengah kerusuhan.
Benar-benar mimpi buruk. Baru kemarin ia harus menerima kematian konyolnya karena kecerobohannya sendiri. Kemudian, sekarang ia terlahir kembali sebagai tokoh yang harus pasrah menerima perannya yang konyol.
Kenapa ia bisa ada dalam novel sampah ini?
Ia harus jadi batu loncatan Capella. Ia tahu bahwa sekarang ia adalah Adhara, anak kedua Perdana Menteri yang tidak penting.
Adhara tidak secerdas kakaknya, Rigel yang nantinya menjadi penasihat kerajaan. Ia juga tidak secantik dan semenarik Capella yang nantinya dipilih Kaisar sebagai permaisurinya.
Dalam novel Adhara meninggal ketika membantu adiknya, Capella melarikan diri dari istana. Bukan meninggal secara heroik seperti yang diceritakan. Nyatanya Adhara meninggal terpeleset saat mencari Capella di istana.
Berkat kematian konyol tersebut, Adhara membantu Capella melarikan diri dari istana.
Ahh.. mungkin Adhara sedikit membantu. Berkat keributan yang ditimbulkan Adhara, penjaga kerajaan mulai teralih pada jasadnya yang konyol.
Kemudian, penulis dengan berlebihannya mengatakan demi membalaskan kematian Adhara yang heroik, Capella bersama cinta sejatinya menumbuhkan kekuatan untuk melawan Kaisar Negeri Bintang.
Singkatnya, dengan kematian konyol Adhara, Capella untuk menyelamatkan keluarganya dari amukan Kaisar Negeri Bintang yang bucin.
Brukk..
“Adhara.”
Rigel terkejut melihat adiknya tiba-tiba terduduk lesu di tanah. Seingatnya adik keduanya ini cukup gila kebersihan. Tetapi kini adiknya ini bahkan duduk sambil memukul-mukul tanah dengan kasar.
“Aku tak mau mati.”
“Huh?” Rigel menarik Adhara yang terlihat sangat depresi.
Ia tentu saja tak mau mati lagi. Sekarang di dalam alur kacau ini, ia akan mati lagi.
Apa yang harus ia lakukan? Menerimanya, lalu mati konyol.
Tidak…
Adhara mencoba mengingat-ingat alur cerita novel sampah itu dengan baik. Ia harus menyelamatkan hidupnya di sini, harus… Pikirkan tentang akar masalah kematiannya.
Capella, tentu saja…
Jika Capella juga mencinta Kaisar Negeri Bintang maka semua baik-baik saja.
Ia harus tetap hidup meski harus mengubah alur novel ini. Lagipula novel ini penuh dengan lubang kekacauan.
Penulis novel ‘Keajaiban Cinta Capella’ ini harusnya berterima kasih padanya karena ia berusaha memperbaiki kekacauan ini.
Novel ini jelas penuh lubang.
Tidak ada alasan spesifik mengapa Capella tidak mencintai Kaisar Negeri Bintang. Padahal Kaisar sangat sempurna. Pria idaman yang cuma ada dalam novel. Pria idaman yang mungkin sangat di-bucini oleh penulisnya.
Bahkan Capella dengan berlebihannya berbicara tentang arti cinta pada Kaisar hingga Kaisar memutuskan untuk mengurungnya agar tak bertemu dengan cinta sejatinya.
Mulai sekarang ia adalah Adhara Canis. Motivasinya ialah membuat Capella jatuh cinta dengan Kaisar Negeri Bintang.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 344 Episodes
Comments
Dian_ode
hahaha. aku baca ulang thor novelnya. rindu dengan ceritanya.
2024-10-19
0
Meli Astria
aku udah baca 3x....karena cerita nya bagus banget....
2024-09-29
2
ikaindra🌺
aku kembali lagi..kangen banget sama kak mira
2024-09-04
0