Nita merasa sangat terpuruk saat tahu kekasih dan sahabatnya telah mengkhianatinya, akhirnya dia terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Nathan Gabriel adalah pria yang di jodohkan dengan Nita. Demi menghormati ibunya, Nathan menerima Nita sebagai istrinya tetapi pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama setahun.
Mereka akan bercerai karena kekasih Nathan kembali dari luar negeri. Nathan akan menikah dengan kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, setelah sidang perceraian baru saja usai, Nita mengatakan perasaannya pada mantan suaminya itu bahwa ia mencintainya.
Bagiamana tanggapan Nathan setelah mengetahui perasaan Nita?
Lima tahun kemudian, Nathan bertemu kembali dengan Nita yang kini sudah tampil sangat berbeda. Bertemu dengan mantan istri yang dulu mencintainya, bagaimana sikap Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Modus
Happy Reading.
Rara dan Nita sedang menyantap sarapannya dengan lahap. Rara tersenyum melihat keadaan Nita yang sepertinya sudah semakin membaik.
Yah, sejak kejadian tadi malam yang membuat moodnya buruk, Rara menjadi merasa sangat bersalah. Nita juga mendiamkannya setelah Nathan di usir pulang.
Tapi pagi ini entah mendapat angin musim gugur atau musim semi, mood Nita sudah terlihat biasa saja. Bahkan tadi sempat memasak untuk sarapan.
"Nit, hari ini kamu ada acara? main atau jalan-jalan kemana gitu? di sini udah hampir dua bulan tapi kamu gak pernah pergi refreshing," ucap Rara di sela sarapannya.
"Males, Ra. Jakarta, Bogor, Bandung, bahkan Jogja udah pernah, kalau pas libur kek gini enaknya tuh ya cuma tiduran di rumah, ngumpulin energi untuk beraktivitas esok hari, eh tapi keknya ntar siang aku mau ketemu sama Ara, sahabat ku waktu SMA dulu, kemarin pas acara resepsi pernikahan Vero aku gak sempet ketemu sama dia," ujar Nita.
"Mau ketemu di mana?"
"Di warung baksonya Mas Rizal, arah ke SMA ku dulu itu, loh! sekarang udah jadi kek restoran, aku belum kesana lagi, cuma ikutin IGnya Mas Rizal," jawab Nita meletakkan sendoknya dan mengambil air minum.
Rara hanya ber-oh ria. "Tadinya kalau gak ada kegiatan, mau aku ajak ke butik, tapi kalau udah ada acara ya gak jadi," ucap Rara.
"Memangnya hari Minggu gak libur?" tanya Nita.
"Libur sih, tapi ini mau lembur karena ada pesanan gaun pengantin dan seluruh keluarganya, biar bisa seragam gitu," jawab Rara.
"Wah, lumayan donk! gak kewalahan?" Rara menggeleng.
"Masih tiga bulan lagi, banyak waktu kok," jawab Rara.
Nita hanya mengangguk, kemudian membereskan meja makan karena sudah selesai sarapannya.
###
"Siang ini Nita akan pergi bertemu dengan sahabat baiknya di warung Bakso Mas Rizal, kira-kira jam satu siang."
"Warung Mas Rizal? Daerah mana, tuh?"
"Cuma deket-deket sini kok, kamu cari aja di google map, nanti ketemu."
"Oke deh, makasih infonya ya, Ra?"
"Iya, gue gak bakal bantu lo, itu juga karena lo udah jelasin semuanya ke gue kalau lo punya alasan, gue juga mau yang terbaik buat adik gue, awas kalau sampe lo menyakiti Nita lagi, bakal tak sunat lagi!"
Tuut!!
Nathan memandang ponselnya yang hanya tertera angka di layar. Tadi Rara menghubunginya karena ingin memberikan informasi kalau Nita akan bertemu dengan sahabat baiknya siang ini.
"Di matiin seenaknya sendiri, sepertinya gue harus nyariin jodoh buat lo, Ra! Jadi orang biar gak lempeng-lempeng amat hidupnya," gumam Nathan terkekeh.
Rara alias Aura Sukmawati memang betah menjanda setelah di tinggal suaminya meninggal. Menikah muda di umur 20 tahun dengan sang kekasih, namun sepertinya jodohnya hanya berjalan beberapa tahun dengan Satria.
Meskipun sudah beberapa tahun di tinggal pergi Satria, Rara masih betah menyendiri dan tidak berminta untuk mencari kekasih.
Dia hanya sibuk mengurus butik dan merancang gaun pengantin dan busana pesta modern.
Nathan langsung berjalan ke kamar mandi sambil tersenyum senang. Dia harus membersihkan diri dan berdandan yang rapi agar saat bertemu dengan Nita, mantan istrinya itu terpesona.
###
Nita tersenyum lebar ketika melihat Ara datang bersama suaminya, Revan. Mata Nita memicing melihat kedua sahabatnya itu yang akhirnya bisa bersama setelah berpisah bertahun-tahun dari kabar yang dia dengar.
"Ceilee,,, kalian nih bikin iri aja, dari SMA sampai umur seperempat abad, kalian masih bersama, apa gak gerah lo, Ra, di tempelin Revan mulu," ucap Nita terkekeh, menggoda sahabatnya itu.
"Eh, emang gue benalu? Nempel gini kan biar Ara baik-baik aja, noh, bibit gue lagi tumbuh berkembang di ladangnya," jawab Revan sambil mengelus perut sang istri yang sudah terlihat membuncit.
"Kok kadang, sih?" protes Ara.
"Rahim sayang, itukan cuma istilah kalau nanti Nita gak ngerti," jawab Revan membuat Ara mengerucutkan bibirnya.
Nita mengerling kan matanya ke arah sahabatnya itu.
"Iya-iya, si Most Wanted di SMAN Harapan 1, yang bucin nya minta ampun sama Ara, kalian bikin iri para jomblo kek gue, ngenes kan!" Nita memasang tampang sedih dan membuat kedua pasangan itu tertawa.
"Duduk, Van, Ara, gue panggil Mas Rizal dulu, ya?"
Ara dan Revan duduk di hadapan Nita, sedang seorang pelayan mendatangi meja mereka untuk memberikan daftar menu yang tersedia.
"Wah, sekarang udah ada pegawai, dulu kalau mau pesen, pake teriak -teriak, 'Mas Rizal, bakso beranak dua porsi!' ujar Nita terkekeh.
"Tapi sekarang udah ada daftar menunya, jadi lebih gampang, sih!" lanjutnya.
Kemudian Nita memesankan 3 porsi bakso tetelan yang menjadi menu andalan di warung bakso Mas Rizal.
"Gimana kabar lo, Nit? Udah punya pacar belum?" tanya Ara yang sedikit penasaran dengan kehidupan Nita yang memang diketahui sebagian sahabatnya bahwa dia adalah seorang janda.
"Gak punya, gue males kalau harus berhubungan apalagi berkomitmen sama mahluk yang namanya cowok! trauma gue, Ra!"
Ara dan Revan saling berpandangan. "Apa gara-gara perceraian itu, lo jadi trauma? kan tidak semua cowok sama, Nit!" ucap Ara yang di angguki oleh Revan.
"Contohnya gue," ujar Revan memamerkan diri.
"Gue mau tanya sama kalian berdua, bolehkan?" Ara langsung mengangguk.
"Tentu saja boleh, emangnya mau tanya apa?"
Nita menarik nafas dalam-dalam. " Kalau Revan dulu pernah janji sama elo, Ra, bakal nikahin elo setahun lagi, tapi setelah kalian berpisah kemudian Revan dijodohkan, dan terpaksa harus nurut sama orangtua, sikap lo gimana Van? Ra?"
"Kalau gue tetep nepati janji gue ke Ara, nikahun dia dan nolak perjodohan itu," jawab Revan.
Nita menghela nafas, sepertinya sikap Revan sama dengan sikap Nathan waktu itu, seharusnya Nita tidak perlu memikirkan hal itu lagi, kan!
"Wah, kebetulan sekali, kamu di sini, Ta?" Nathan datang dengan tiba-tiba dan duduk di samping Nita tanpa rasa canggung, membuat ketiga orang itu melongo.
"Nathan? kok kamu ada di sini?" tanya Nita.
"Aku emang udah biasa ke sini, ke warung baksonya Mas Rizal, mau makan siang," jawan Nathan tanpa dosa.
Revan menatap Nathan kemudian berbisik di telinga Ara. "Sepertinya pria itu sedang modus!"
Bersambung.
Aku bakal up 2 bab lagi kalau banyak yang komentar dan kasih bunga 🥺🌹☕