NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

APA SALAHKU

Satu jam lagi sebelum waktunya pulang, Maya masih menunggu kabar dari pria yang mengajaknya untuk bertemu sore ini. Rencana makan bakso dengan Dina di warung Kang Somad harus di tunda besok hari, selain sore ini Maya tidak bisa karena ada janji.

Tante Rossa pun hari ini tidak datang ke butiq untuk meyerahkan amplop berisikan gaji selama sebulan yang biasa mereka terima setiap awal bulannya. Dari terakhir Maya membalas pesannya tadi siang, sampai detik ini pesannya belum juga terbaca. Apa lagi mengirim pesan balik untuknya.

Di lihatnya jarum jam sudah mengarah di angka 4. Sesuai jam kerja, setiap jam 5 berakhir sudah jam kerja Maya dan Dina. Kalau tidak sedang ada orderan yang mengharuskan menambah jam kerja, Tante Rossa tidak pernah mengijinkan butiq buka sampai petang dengan alasan keamanan dan keselamatan.

"May, Tante Rossa kenapa gak datang ya?" Dina bertanya sambil duduk memeluk lututnya yang di tekuk

"Mungkin sedang ada urusan Din."

"Tidak kasih kabar ke kamu, May?"

"Tidak, Din.."

"Biasanya selalu mengirim pesan kalau tidak bisa datang. Apa Tante Rossa sakit ya?"

"Semoga sehat Din.."

"Yahhh.. Malam minggu kelabu donkk? Udah gak gajian, gak ketemu gebetan lagi."

"Masih ada hari esok Din."

"Sedep bener omonganmu May.."

Menunggu satu jam berakhir keduanya memilih keluar untuk menghirup udara segar, menikmati keramaian, wara wiri lalu lalang kendaraan yang melintas di jalan kenangan. Sambil bercanda gurai dengan para pekerja dari rumah makan.

Salah satu motor matic yang di kendarai sesosok pria dengan tubuh kekar berseragam keamanan, membunyikan klakson nyaring di sertai kedipan cantik hampir mirip saat sedang kelilipan, membuat hati Dina kelepekan bak ikan Mujaer loncat dari empang.

Maya yang melihat interaksi keduanya hanya tertawa cekikikan menyaksikan temannya sedang kasmaran. Ibarat pucuk di cinta ulampun tiba, seperti itulah gambaran hati seorang Dina, Sungguh pemandangan yang menyejukkan buat Maya.

Tetapi seketika, tawa itu hilang berganti dengan raut wajah sendu, saat melihat mobil milik Papa mertuanya dan mobil Herman berhenti di depan restoran sushi yang berada di seberang jalan kembar tepat berhadapan dengan Ros Butiq.

Dari kejauhan, Maya bisa melihat dengan jelas, Tika dan Herman turun dari mobil, di susul Mama Hani dan Papa Azhar.

Sedangkan dari mobil Papa Azhar, keluar dua pasangan suami istri, adik kembar laki-laki Haris. Rani dan Reksa, Nina dan Rendi. Keluarga Maulana beserta anak menantunya itu tampak Harmonis, masuk bersama-sama ke dalam restoran dengan berjalan beriringan.

Saat Maya belum memutus pandangannya, Herman suami dari Tika sempat menengok ke belakang, menatap ke arah Maya. Pria itu memandang Maya dengan pandangan tak biasa, sebelum tangannya di tarik oleh wanita hamil yang berjalan di sampingnya.

Maya langsung masuk ke dalam dengan perasaan sedih. Ia meremat dadanya agar tetap bisa bernapas dengan leluasa. Tetapi air mata itu tidak bisa di tahannya, saat menyaksikan keluarga dari suaminya tengah menikmati kebersamaan bersama. Tanpa ada yang menghiraukannya, apa lagi mau bertanya kabarnya. Bahkan tidak ada dari mereka yang memberinya kabar kondisinya Haris saat ini. Sedangkan nomor kontak Haris sudah tidak bisa di hubungi semenjak keberangkatannya.

Maya meyeka air matanya saat suara dering ponselnya hanya sebatas misscall, bersamaan adanya notif pesan dari layar. Ternyata Herman menghubungi dan mengiriminya pesan singkat.

[ May, kalau sudah selesai, bergabunglah kemari. Aku mengundangmu, hari ini Tika mengajak merayakan ulang tahunku dengan makan bersama.

Tidak ingin membalas pesan, apa lagi mengucapkan selamat. Maya segera bersiap-siap untuk segera menutup butiq secepatnya. Di samping rasa kecewanya yang teramat dalam, Maya ingin segera pulang untuk menenangkan hatinya.

"Din, tas-mu.. Ayok pulang.." Maya memberikan tas milik Dina yang di bawanya dari dalam, dan menarik rollingdoor setelah mengunci pintu kaca.

"May, AC sudah kamu matikan kan?"

Menerima tasnya, Dina bertanya tugas yang biasa di kerjakannya saat datang dan pulang.

"Sudah.."

"May, kamu kenapa?" Dina bertanya saat melihat mata Maya memerah. Berdua berjalan kaki bersama seperti biasanya untuk sampai ke depan jalan.

"Kamu baik-baik saja kan?"

Dina bertanya kembali. Ia berfikir, adakah yang terlewatkan dari pantauannya. Tiba-tiba Maya masuk dan keluar dengan mata yang memerah.

"Baik, Din.. Aku hanya ingin cepat pulang, tiba-tiba kepalaku pusing."

Salah satu sifat Maya yang sangat di kenal oleh Dina, temannya itu tidak akan bercerita sesuatu hal yang terjadi pada dirinya kalau tidak di paksa harus bercerita.

"Ya, sudah May, besok saja ceritanya ya.. Hati-hati May.."

Maya dan Dina berpisah karena angkutan umum yang di naikinya berbeda jurusan. Maya mendapatkan angkotnya 5 menit setelah Dina. Maya duduk di kursi panjang dengan mendekap tas cangklongnya. Ia masih dapat melihat dengan jelas tawa lebar dari mulut Mama Hani saat bicara dengan kedua menantu perempuannya, istri dari Reksa dan Rendi.

"Apa salahku? Sehingga Mama begitu tidak sukanya kepadaku?" Maya bertanya di dalam hatinya.

Suara dering ponsel kembali bersuara, membuyarkan lamunannya.

Maya berpikir Herman yang kembali menghubunginya, dengan kesal Maya mengangkat telfon tanpa melihat nama si penghubung.

"Terimakasih undangannya Mas.. Silahkan, di lanjutkan saja makan-makannya.."

"May.."

Deggg..

Maya terkejut, saat mendengar suara pria yang berbeda dan itu bukan Herman. Maya langsung melihat layar panggilan, matanya membulat ketika mengetahui yang menghubungi adalah pria yang di beri nama Abang.

"A.. Abang.." Maya sedikit terbata menjawabnya

"Ya, aku May.. Kamu kenapa?"

"Sekarang ada dimana?"

°°°°°

Mulai dari jam 4 Lingga sudah tidak konsen dengan pembahasan yang di sampaikan para pemimpin kepala cabang setiap management. Hingga jam 5 tepat, saat rapat selesai dari dua sesi pertemuan. Tanpa basa basi, Lingga segera keluar menyambar kunci mobil dan jaketnya di dalam ruang kerjanya. Pria itu terburu-buru bergegas turun, berlari kecil saat pintu lift terbuka dengan lebar.

Menghidupkan mesin, Lingga melajukan Audinya ke jalan raya yang cukup lumayan senggang, tidak ada drama kemacetan, entah karena waktu yang sudah mulai berputar ke arah jam 6. Atau memang sore ini jalan raya memang dalam keadaan longgar. Tangan kanan berada di kemudi, tangan kiri membuka ponselnya dengan mata bergantian antara ponsel dan fokus menatap ke depan. Lingga mencoba menghubungi Maya dan mendengar suara sedikit keras dari sang wanita saat menerima panggilannya.

"May.."

"A.. Abang." Lingga dapat mendengar suara Maya yang terkejut dan terbata.

"Ya, aku May.. Kamu kenapa?"

"Sekarang ada dimana?"

Suara maskulin itu sempat membuat Maya terdiam untuk beberapa saat.

"May.." Lingga memanggilnya kembali.

"Ya, Bang.." Maya tersadar dan meresponnya.

"Kamu dimana?"

"Maya di angkot."

"Angkot?"

"iya.."

"Sudah sampai mana?"

"Sebentar lagi perempatan lampu merah."

Maya menjelaskan jalan yang tengah di laluinya kepada Lingga.

"Berhenti di situ, May, kamu cari tempat untuk menungguku, 15 menit lagi aku sampai.."

Memutus panggilan, Lingga berputar arah, menuju jalan timur yang di sampaikan Maya dengan menambah kecepatan laju Audi-nya.

"Kiri Pak.." Maya memberhentikan angkot yang di naikinya setelah melewati perempatan lampu merah pas di depan Jayamart.

****

Bersambung ❤️

Mohon dukungannya teman-teman

1
Mari Anah
Luar biasa
Mari Anah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Mari Anah
lanjut thor
altanum
ketika semua hepi ending jadi ikut hepi.dari awal cerita menderita akhirnya jadi hepi.
makasih untuk nya ceritanya thor.semangat terus berkarya thor
SUSANTI SUTISNA
baguuus bangeeet ceritanya... ditunggu karya2 barunya /Heart/
Mari Anah
cerita y seru thor,bikin nagih pngn baca trs😊😊lanjut thor
Andietha Amanda
Luar biasa
Mimin Maryani
lexus sama dina aja thor...
Mari Anah
sedih bgt thor baca y😢😢part ini mengandung bawang
Mimin Maryani
kak non esse ayo donk bikin karya baru lagi, yg 2 ini udah the best banget. aku selalu nunggu karya kaka selanjut nya lohh..
𝐀⃝🥀🍁sҽlҽղα❣️
bah bengek Alisa keknya ankknya Lusiana sma mantan lakinya deh🤧pantes aja kelakuannnya gajauh beda ma emaknya ,bibitnya punya sifat licik egois mau menang sndiri y ankny jga begitu ga jauh beda lah
𝐀⃝🥀🍁sҽlҽղα❣️
di part ini ko ikutan cedih sii🥺🥺akhirnya Lingga dteng jga menemui ibu kandungnya Rossa😭kuy peluk Ibumu Lingg🥺🥺
Mari Anah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/dasar si maya
𝓐𝓵𝓮𝓽𝓱𝓪
bner" pilihan yg sangay berat untuk Maya😭😭
jd kmana Maya pergi kasian sekali sih,
Stien
Luar biasa
🍁sҽlҽղα❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
emg Haris g bisa introspeksi diri egois🤧🤧stelah mengabaikan Maya selama ini dteng" ngamuk kyk org kesetanan🤧🤧yg sabar May masih ada Lingga yg akan membatumu
𝐀⃝🥀🍁sҽlҽղα❣️
ahh So Sweet bngt sih Lingga😭😭😭😭🤣🤣😘😘beruntung bngt kamu May bisa ktemu calsum macam Lingga nih🤧🤧jgn smpai lepas pokoknyaa
Mari Anah
seru ky y nih thor,aku mampir ya
𝐀⃝🥀🍁sҽlҽղα❣️
haduh namaku ada dsni🏃‍♀🏃‍♀
Anita
waduh
kang oleh tampannya ngalahin sultan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!