Seorang gadis bernama Alisya putri yang kini masih duduk di kelas satu sekolah menengah atas, terpaksa harus menikah dengan pria yang di jodohkan dengan kakaknya. Alisya rela berkorban demi kakaknya yang bercita cita menjadi dokter. apakah Alisya mampu menjalani kehidupannya sebagai seorang istri di usia yang terbilang sangat muda, karena umurnya memang belum genap berusia tujuh belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur seranjang.
Sesampainya di hotel, Kheano segera membuka pintu kamar hotel. saat keduanya tengah berdiri di ambang pintu terlihat sebuah pemandangan yang membuat keduanya kembali canggung. bagaimana tidak canggung, jika saat ini keduanya di hadapkan pada sebuah ranjang khas pengantin dengan taburan bunga mawar merah, serta lilin lilin putih yang sengaja di nyalakan dengan bentuk Happy married sebelum kedatangan mereka.
Tidak bisa di pungkiri bukan hanya Alisya yang merasa canggung tapi Kheano pun sama, hingga beberapa saat kemudian Kheano berdeham untuk menetralisir perasaannya.
"Ehem..." Alisya beralih memandang ke arah suaminya, saat pria itu berdehem.
"Sebaiknya kamu duluan yang mandi!!" Mata Alisya membulat sempurna mendengar seruan Kheano.
"Jangan jangan dia mau macam macam lagi, sampai nyuruh aku cepat mandi." batin Alisya.
Melihat raut wajah Alisya, Kheano bisa menebak apa yang ada di kepala Alisya saat ini.
"Saya hanya menyuruhmu mandi, jadi buang jauh jauh pikiran kotormu itu!! lagi pula harus berapa kali sih saya bilang, kalau saya sama sekali tidak tergoda dengan_" Kheano menggantung kalimatnya sementara sorot matanya tertuju pada dua buah benda kenyal milik Alisya yang masih dengan balutan pakaian pengantin.
"Iya iya...." Alisya pun berlalu ke kamar mandi. sementara Kheano merebahkan tubuhnya di sisi ranjang. menunggu Alisya mandi lalu ia pun akan mandi.
Sudah hampir setengah jam Alisya belum juga keluar dari kamar mandi, hingga membuat Kheano yang kesal karena kegerahan mulai mengetuk pintu.
Untuk beberapa saat tak ada suara dari kamar mandi, sampai Alisya yang masih berbalut kebaya lengkapnya keluar.
"Astaga...kamu belum mandi juga, jadi kamu ngapain aja tadi di dalam??" ujar Kheano kesal, saat melihat Alisya masih berpakaian lengkap.
"Alisya kesulitan untuk membuka ini kak" Alisya menunjuk ke arah sanggul di kepalanya.
"Kenapa nggak bilang dari tadi sih" masih dengan raut wajah kesal Kheano membantu Alisya melepas sanggul serta beberapa aksesoris di kepalanya.
Kheano yang kini berdiri di belakang Alisya bisa melihat dengan jelas leher jenjang istrinya. sebagai laki laki normal tidak di pungkiri jiwa kelakuan Kheano bangkit saat menyaksikan keindahan nyata di depan mata. hingga untuk beberapa saat pikiran Kheano melayang jauh, sebelum suara Alisya membuyarkan semuanya.
"Sudah apa belum sih kak??lama banget sih." mendengar ucapan Alisya membuat Kheano kembali berdehem agar tidak menimbulkan kecurigaan gadis itu.
"Sudah." akhirnya setelah melewati beberapa drama akhirnya Kheano bisa melepas semua aksesoris di kepala Alisya.
Alisya tersenyum " makasih ya kak." Ucap Alisya tulus.
"Hem" Kheano semakin tidak mengerti dengan kondisi jantungnya saat ini, hingga hanya jawaban singkat itu yang di berikan pada Alisya.
Setengah jam kemudian Alisya keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian lengkap serta sebuah handuk kecil di kepalanya. melihat Alisya sudah selesai mandi Kheano pun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Usai mandi Kheano pun sama dengan Alisya ia sudah mengenakan piyamanya.
"Kamu belum tidur??tanya Kheano saat melihat Alisya masih sibuk berkutat dengan skin care nya di depan meja rias.
"Belum ngantuk" jawab Alisya yang sebenarnya sengaja berlama lama di depan meja rias.
Setelah hening sesaat Alisya kembali bersuara.
"Kak..."~Alisya menatap wajah Kheano dari pantulan cermin meja rias.
"Hem" jawab Kheano tanpa berpaling dari ponselnya.
"Apa malam ini kita tidur seranjang??" tanya Alisya.
"Mau gimana lagi, disini hanya ada satu tempat tidur. tidak mungkin juga kan saya harus tidur di lantai." jawab Kheano mengingat tidak ada sofa di kamar hotel tersebut. atau lebih tepatnya pegawai hotel sengaja mengeluarkan sofa yang harusnya ada di kamar tersebut.
Alisya naik ke ranjang king size di mana Kheano lebih dulu merebahkan tubuhnya di sana. mungkin karena lelah keduanya pun terlelap.
Pukul setengah lima Kheano yang lebih dulu Bangun, segera berlalu ke kamar mandi karena sebentar lagi waktunya sholat subuh. sementara Alisya yang mendengar gemericik air pun terbangun dari tidurnya.
"kakak sudah mandi?? kenapa tidak membangunkan Alisya tadi??" ucap Alisya ketika Kheano baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap.
"Bukannya tidak membangunkan kamu, hanya kamu nya saja yang tidurnya kayak kebo" sahut Kheano.
Tadi sebelum berlalu ke kamar mandi Kheano sempat beberapa kali membangunkan Alisya, melihat gadis itu masih lelap dalam tidurnya, hingga Kheano berinisiatif membangunkan Alisya setelah habis mandi. walaupun tidak melakukan ritual malam pertama namun Kheano sudah terbiasa mandi lebih dulu sebelum melakukan sholat subuh.
"Ya sudah...mandi sana!! kita sholat berjamaah!!" lanjut Kheano yang kini telah menggelar sajadah.
"Iya kak." Alisya pun turun dari tempat tidur dan berlalu ke kamar mandi, walaupun masih dengan langkah gontai.
Selesai mandi dan bersiap Alisya pun segera menggelar sajadah di belakang saf Suaminya, untuk pertama kalinya mereka Sholat berjamaah sebagai sepasang suami istri. usai sholat Alisya yang biasa usai sholat selalu mencium punggung tangan ayahnya, kini berganti mencium punggung tangan suaminya.walau sedikit kikuk karena ini kali pertama mereka berjamaah, namun sebagai istri Alisya tetap melakukannya dengan takzim.
"Kak" panggil Alisya ketika Kheano sedang melepas sarung berwarna kotak kotak miliknya.
"Hem" sahut Kheano tanpa mengalihkan pandangannya pada Alisya.
"Hari ini rencananya kita mau di hotel saja atau mau jalan??" pertanyaan istrinya membuat Kheano yang tadinya agar cuek segera beralih menatap lekat ke arah Alisya.
"Memangnya kamu mau kita kemana?? atau jangan-jangan kamu maunya kita tetap berduaan di sini??" ujar Kheano dengan wajah datar.
"Enggak kok kak...bukan begitu maksud Alisya, maksud Alisya hari ini kan nggak berangkat ke sekolah. jadi Alisya cuma mau nanya kalau nggak ke sekolah kita mau ngapain??" Alisya segera membatah tuduhan Kheano padanya.
"Santai aja kali jawabnya, lagian saya cuma bercanda." jawaban Kheano membuat Alisya bisa bernapas lega, setelah sebelumnya ia berpikir jika Kheano telah salah paham akan pertanyaannya tadi. lalu menganggap dirinya wanita gampangan, walaupun sebenarnya apa salahnya berduaan dengan suami sendiri.
Kini waktu menunjukkan pukul tujuh tiga puluh Kheano yang hendak membuka pintu kamar, berhenti sejenak.
"Kamu nggak mau sarapan??" tanya Kheano saat melihat istrinya itu masih duduk di tepi ranjang.
"Mau kak.....emang Alisya boleh ikut sarapan bareng kakak??" dengan mata berbinar Alisya berdiri dari duduknya.
"Kalau nggak boleh ngapain saya paket ngajak kamu." lanjut Kheano dengan wajah datar kemudian membuka handle pintu.
Mendengar jawaban Kheano membuat Alisya berdecak kesal.
"Ck...dia bilang apa tadi ngajak....bukannya situ tadi nanya." batin Alisya yang kini mengekor di belakang Kheano.
Sampai keduanya berpapasan sepasang suami istri yang juga tengah berjalan melewati koridor hotel.
"Dasar anak jaman sekarang, masih kecil aja sudah nginap di hotel." ucap seorang wanita yang kini berjalan bergandengan dengan suaminya. Sementara Kheano serta Alisya seketika saling pandang mendengar wanita itu menggibah.
"Apa nggak takut entar pacarnya tekdung." lanjut wanita itu tanpa memperdulikan perasaan Kheano dan Alisya.
"Mama... nggak usah sibuk ngurusin hidup orang deh!!" timpal suaminya yang merasa tidak enak pada Alisya dan Kheano.
Merasa kesal Kheano semakin melajukan langkahnya, hingga Alisya harus berlari kecil menyusul langkahnya.
"Kakak jalannya cepat banget sih, kaki Alisya bisa gempor nih." Ocehan Alisya seketika terhenti saat tubuhnya membentur tubuh Kheano yang berhenti tiba tiba.
"Awwhhh" ringis Alisya.
"Kamu bisa diam nggak sih??" raut kesal mulai terlihat di wajah Kheano, ketika ia berbalik badan ke arah Alisya.
"Habisnya kakak jalannya cepat banget sih." merasa tidak bersalah Alisya pun menjawab cetusan Kheano.
"Kamu nggak gerah apa terus di gunjing sama ibu ibu tadi" tanya Kheano dengan nada sedikit kesal lalu berbalik badan dan melanjutkan langkahnya.
"Lagi pula kenapa harus gerah sih kak, kalau emang harus tekdung apa salahnya lagian kita kan sudah menikah." seketika jantung Kheano rasanya mau copot saat mendengar dengan santainya istrinya itu berkata demikian.
"Kalau mimpi jangan ketinggian!! lagi pula siapa juga yang niat nyentuh kamu, kamu bukan tipe saya" lanjut Kheano tanpa menghentikan langkahnya.
"Yakin nih" ledek Alisya yang berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Kheano.
AKIBAT SUKA BANGET MENDAM PERASAAN,DAN PENGECUT,UNTUNG DI GREBEK, COBA SAAT PERJODOHAN DENGAN KHEANO,TIARA SETUJU, PASTI KAMU AKAN NYESEL SEUMUR HIDUP..