Putraku Adalah Mr. Zero

Sudah lebih dari tiga Minggu Ajeng menunggu, namun tidak ada Seseorang yang bertanya maupun mengakui uang yang berada di atm-nya.

Ajeng sendiri masih merasa bingung dengan semua itu. Maka dari itu ia memutuskan untuk memakai uang tersebut walaupun dirinya masih sedikit ragu.

Dan dengan uang tersebut, Ajeng memutuskan untuk membuka restoran sendiri. Dia berfikir untuk meminjam uang tersebut dan akan mengembalikannya nanti setelah mendapat keuntungan dari restoran yang akan dia buka.

Sementara itu, Jonathan terus saja mencari keberadaan Ajeng dan Ars. Namun tetap saja semua hacker yang ia bayar tak dapat menemukan dimana Ajeng dan Ars.

"Tuan, maafkan saya. Sepertinya ada seseorang yang menutup seluruh akses tentang keberadaan Nona Ajeng. Saya yakin dia adalah seorang yang sangat handal. Karena saya pun tidak mampu untuk menembus semua akses itu," tutur seorang hacker yang ke enam yang Jonathan bayar, dan jawabannya sama seperti yang sebelumnya.

"Haah.....!,dasar tidak berguna, cepat pergi dari sini!," pekik Jonathan. Dan itu membuat seorang hacker itu ketakutan,hacker itu pun segera pergi dari sana.

Jonathan menjambak rambutnya frustasi, sejauh ini dirinya masih belum menemukan Ajeng dan putranya. "Siapa orang yang menutupi seluruh informasi tentang keberadaan Ajeng?!!,aku akan memberinya pelajaran kalau sampai aku menemukannya!!," teriak Jonathan.

...********...

Ajeng kini sudah membeli sebuah restoran yang hampir bangkrut dan akan ditutup.

Dia merombak total seluruh restoran itu dan mengganti plat namanya.

Ajeng juga sudah merekrut beberapa karyawan untuk restorannya. Karena tidak banyak yang harus dirombak, lusa restoran Ajeng sudah siap untuk ia buka.

Ajeng mengajak Ars untuk belanja keperluan restorannya. Ajeng membeli mobil bekas yang masih bagus.Dia tidak ingin membeli yang baru karena takut kalau terlalu banyak lagi menggunakan uang yang ada di rekeningnya.

"Sayang, ayo kita turun, kita sudah sampai!," ajak Ajeng.

"Mam, Ars ingin di mobil saja boleh tidak?,Ars ingin menyelesaikan game milik Ars," rengek Ars.

"Baiklah, tapi kamu jangan keluar dari mobil ya!?," larang Ajeng.

"Ok Mam," ucap Ars seraya tersenyum manis.

Ajeng segera keluar dari mobilnya tanpa mematikan mesin mobilnya, karena Ars ingin tetap di mobil.Ajeng pun segera masuk ke sebuah toko perlengkapan makan untuk membeli beberapa barang yang masih kurang untuk restorannya.

Setelah memastikan Maminya masuk kedalam toko itu, Ars segera menghubungi Alex.

"Paman, apakah Paman sudah melakukan apa yang Ars minta?," tanya Ars.

"............."

"Bagus Paman, Paman harus terus memantau pergerakan mereka.Ars tidak ingin mereka bisa melacak keberadaan kami."

"............"

Sementara dari luar mobil Ajeng, ada tiga orang berbadan besar sedang mengetuk pintu mobil Ajeng. Ars menghentikan obrolannya dengan Alex sejenak dan menoleh ke arah jendela.

Namun tiba-tiba orang itu memecahkan kaca jendela mobil itu dan membuka pintu mobil tersebut. Ars terkejut, belum sempat Ars mengarahkan jam tangannya kearah pria itu,pria itu dengan cepat membius Ars.

Saat dua orang pria lainya memberi kode bahwa keadaan aman, pria yang membius Ars tadi membawa tubuh Ars menuju mobilnya dan membawanya pergi.

Tidak berapa lama kemudian, Ajeng keluar dari toko tersebut. Namun dirinya terkejut saat mendapati kaca jendela mobilnya pecah dengan pintunya terbuka. pikirannya tertuju pada putranya.

Ajeng segera mencari keberadaan Ars kedalam mobil. "Ars, nak dimana kamu ," teriak Ajeng memeriksa kedalam seluruh mobilnya.Namun Ajeng tak menemukan putranya itu.

Ajeng pun berteriak minta tolong, namun tidak ada seseorang yang terlihat melintas di sekitar jalan tersebut. Karena letak toko tersebut kebetulan jauh dari keramaian.

Ajeng segera menelpon polisi untuk melaporkan kejadian tersebut. Dan tak butuh waktu lama, polisipun segera datang ke tempat Ajeng saat ini.

Ajeng benar-benar kalut saat ini, air matanya terus saja mengalir tanpa henti. Ajeng sangat khawatir dengan Ars.

Polisi segera mencari keberadaan Ars. Dan beruntung di sudut toko tersebut telah terpasang cctv yang merekam seluruh kejadian yang menimpa Ars.

Setelah mengetahui plat mobil yang membawa Ars, para polisi segera melacak keberadaan mobil tersebut.

kini Ajeng benar-benar sendirian, dia butuh seseorang untuk sandarannya. Ajeng pun akhirnya memutuskan untuk menelpon Nani. Namun dirinya tidak menyadari bahwa yang ia telpon ternyata adalah nomor telepon Jonathan.

tuuuut... tuuuut...panggilan pun tersambung

"Na, aku butuh kamu saat ini, Ars Na... dia diculik, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi hiks... hiks...," ucapnya terus terisak.

"Apa!!!, Ajeng dimana kamu sekarang?!, Ars diculik?!, bagaimana bisa?, cepat katakan dimana kamu sekarang!," ucap Jonathan cemas dari seberang telepon.

Ajeng membelalakkan matanya terkesiap, pasalnya dia ingin menghubungi Nani, tapi ini?.Ajeng kembali melihat layar ponselnya dan disana tertera nama Jonathan. Ajeng tak bersuara lagi, dia langsung mematikan telepon tersebut dan mematikan ponselnya.

"Aduh, kenapa aku bisa salah memanggil dia?!," ucapnya panik.

Sedangkan Jonathan kembali menelpon nomor yang tadi menelponnya,namun sudah tidak aktif. Jonathan tahu itu adalah Ajeng, dari suaranya dia mengenalnya. Apalagi suara yang dianggapnya adalah suara Ajeng itu menyebutkan nama Ars. Jonathan lebih yakin lagi bahwa itu adalah Ajeng.

"Vino, cepat lacak nomor ini, aku yakin ini nomor Ajeng. Dia mengatakan Putraku saat ini tengah diculik!," ucap Jonathan cemas.

"Baik Tuan"

Tak memerlukan waktu yang lama, Vino mendapatkan lokasi Ajeng saat ini. Jonathan dan Vino segera menuju ke tempat Ajeng.

...***************...

Di suatu tempat tepatnya di sebuah gudang kosong, seorang anak kecil yang terikat tali masih tertidur akibat efek dari obat bius.Dia tak lain dan tidak bukan adalah Ars.

Perlahan Ars membuka kedua matanya, pertanda akan sadar. Ars pun menyadari bahwa tangannya telah terikat di belakang.

Namun Ars segera menekan tombol yang ada di jam tangan canggihnya itu. Ars sedang mengirimkan lokasinya kepada Alex saat ini.

Tiba-tiba beberapa orang datang menghampiri Ars. Salah satu diantaranya menghampiri Ars dan memberikan makanan kepada Ars. Namun Ars menatapnya tajam membuat tiga orang pria bertubuh besar itu tertawa.

"Makanlah anak kecil, kami tidak ingin kau mati. Ini adalah perintah bos,karena dia sendiri yang akan menghabisi mu!."

"Kenapa Paman menculik Ars?," ucap Ars.

"Kau tahu anak kecil?, bosku itu ingin melenyapkan mu dan ibumu!.Dan setelah ini kami akan menculik ibumu yang cantik itu hahaha," ucap penculik itu tertawa.

Ars mengepalkan tangannya mendengar perkataan para penculik itu. Aku tidak akan membiarkan kalian menyakiti Maminya .

Disisi lain Ajeng ketakutan kalau nanti Jonathan akan menemukannya. Dari tadi ia terus saja mondar-mandir. Ajeng cemas akan putranya, namun ia juga cemas kalau-kalau Jonathan akan mengetahui dimana keberadaannya saat ini