Tasya baru pulang membeli sayur. Belum sempat masuk kerumah masih berada dihalaman, ibu mertuanya langsung meraih uang kembalian yang Tasya pegang.
"apaan sih buk, itu nanti sisanya buat beli apa yang kurang didapur. main ambil aja, dasar mertua serakah".
"halah, kasih aja lah kamu ini harusnya bisa membelanjakan sesuai kebutuhan. kalau sisa ya kasih keaku atau gak keibu.
seakan tak memperdulikan Tasya, bu Wiji pun berlalu pergi.
itulah tabiat mertua Tasya yang serakah, serta suaminya yang sangat perhitungan. namun kesabaran Tasya pun ada batasnya, hingga suatu saat Tasya pun meluapkan emosinya yang selama ini dia pendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 34
Sementara itu Keenan membantu Tasya membeli perabotan dan barang barang yang dibutuhkan diruko untuk membuka usaha salon. Karena hari ini sudah bisa ditempati.
"ada lagi gak?" tanya Keenan.
"kayaknya udah deh Nan, aku juga udah minta tolong Mila buat belanja bahan bahan seperti obat smoothing, colour rambut, shampo, conditioner, ya pokoknya bahan bahan untuk disalon deh. Kalau aku sendirian satu hari gak cukup. Soalnya aku mau besok sudah mulai ditata. Terus lusa sudah mulai buka, sambil nunggu karyawan yang melamar kerja", jawab Tasya.
"oh iya, tadi kata ibu kamu mereka gak bantuin dana sama sekali. Dan ini pure dari jerih payah kamu sendiri, tapi aku gak lihat kamu kerja",
"kerjaku kan ghaib" jawab Tasya seenaknya.
"jangan jangan kamu pesugihan lagi",
"iya, nanti kamu habis ini tumbalnya. Karena aku mau tumbalin orang yang ngeselin kayak kamu", ucap Tasya menakuti Keenan.
"ih jangan nakut nakutin dong Sya, masa tega kamu buat pesugihan?" tanya Keenan.
"ya gak lah, ya kali cewek secantik aku mau pesugihan", jawab Tasya dengan percaya diri.
"idih, cantik tapi lemot", ledek Keenan.
"aw...!!" pekik Keenan karena kakinya diinjak oleh Tasya.
"rasain tuh, siapa suruh ledek aku", ucap Tasya.
Semua perabot sudah mereka beli. Dan kini akan diantar oleh pihak toko ke ruko yang telah Tasya sewa.
Sementara itu Tasya tetap satu mobil bersama Keenan. Tak sampai setengah jam, sampailah di depan ruko. Disana Mila sudah menunggu.
"oh.... Jadi ini yng buat lama? Iya?" tanya Mila sewot.
"apa sih Mil?"
"gak usah senyum senyum", ucap Mila kesal.
"ya habisnya kamu kalau marah bukannya serem tapi lucu", ujar Tasya.
"Tasya... Aku udah hampir sejam loh nungguin kamu. bukannya kasihan malah diketawain", timpal Mila dengan wajah cemberut.
"iya iya, jangan marah. Aku beliin kamu bakso sama donat kesukaan kamu",
"mana, aku laper banget....", ucap Mila manja.
Berbagai furniture dan perabot sudah masuk ke lantai atas dan bawah. Atas untuk tempat tinggal pribadi Tasya serta karyawannya nanti yang ingin menginap. Dan lantai bawah untuk usaha salon.
Para tukang angkut sudah menata semua keperluan pada tempatnya masing masing. Tasya juga memberi upah kepada tukang angkut yang sudah meletakkan pada tempatnya masing masing sesuai keinginan Tasya.
Tinggal barang barang keperluan salon sperti shampo dan sejenisnya yang belum tertata. Tasya mengambil semuanya di mobil Mila. Satu persatu disusun rapi pada etalase dan rak susun.
"akhirnya selesai sudah, ya Allah capek banget Mil", ucap Tasya lalu menjatuhkan tubuhnya keatas sofa .
"Sya, semoga semua sesuai apa yang kamu rencanakan. Dan salonnya laris manis, eh ngomong ngomong sepupu aku pernah kerja di salon. Dia udah resign dari salonnya sejak hamil 6 bulan sampai anaknya udah 3 bulan. Dan katanya dia pengen kerja di salon lagi, tapi gak mau jauh jauh. Ya kali, balik ke Bali. Rumahnya 2km dari pasar".
"ya udah lah Mil suruh kesini aja, bawa anaknya juga gak papa. Nanti biar tidur diatas, by the way suaminya kemana?" tanya Tasya penasaran.
"suaminya meninggal kecelakaan, pas dia lagi hamil tiga bulan. Didepan matanya lagi, kasihan banget pokoknya. Dia sampai trauma sama motor warna merah", jawab Mila.
"nih... Aku bawain yang seger seger", ucap Keenan sambil mebawakan beberapa minuman dingin.
"tau aja kalau aku lagi haus", ujar Tasya.
"kan aku selalu tau dan selalu ada buat kamu", jawab Keenan.
"apaan sih Keenan. Bisa serius gak sih?" tanya Tasya kesal.
"bisa dong, mau aku seriusin?"Keenan balik bertanya.
"ih, bukan itu maksud aku Keenan",
"pusing lihat kalian berdua. Aku mau istirahat aja deh", ucap Mila lalu naik ke lantai atas.
"Sya mau kemana? Biari aja Mila keatas, aku mau ngomong sama kamu", Keenan memegang tangan Tasya.
"apa Keenan?" tanya Tasya.
"Sya, emang kamu gak ada niatan buka hati buat orang lain?" tanya Keenan.
"bukan gak ada niat Nan, tapi belum bisa untuk waktu yang singkat ini. Aku kayak udah mati rasa sama laki laki, jadi mau buka hati lagi masih takut kayak yang kemarin. Awalnya sih baik banget, tapi setelah nikah kebuka semua sifat aslinya", jawab Tasya menjelaskan.
"lagian siapa sih yang mau sama janda kayak aku Nan? Yang ada nanti dipandang rendah", sambung Tasya.
"tapi gak semua laki laki kayak gitu Sya. Kamu jangan pesimis gitu dong, janda itu lebih terhormat dari pada gadis diluaran sana tapi yang belum tentu bisa menjaga kesuciannya", tutur Keenan.
"kenapa tiba tiba kamu nanya kayak gini?" tanya Tasya.
"aku mau suatu hari nanti kamu buka hati kamu buat aku Sya. Aku bakalan nunggu, sampai kamu siap", jawab Keenan.
'ya Allah apa Keenan bersungguh sungguh denganku? Aku gak boleh terburu buru. Jalani aja dulu sampai aku merasakan hal yang sama sepeeti Keenan' batin Tasya.
Meeting sudah selesai. Semua staf keluar dari ruangan satu persatu. Termasuk Adi dan Viona.
"Pak Adi senang bisa bekerja sama dengan bapak. Saya harap dengan adanya kerja sama antara perusahaan saya dengan PT Sentosa Group menjadi awal yang baik", ucap Viona sambil menjabat tangan Adi.
"sama sama bu Viona", jawab Adi.
"pak Adi, ingat bini dirumah. Nanti kawin tiga lagi", ledek Sarah.
"heh, diam kamu!" balas Adi kesal.
"gimana sih, kan saya mengingatkan... Yah belum selesai ngomong udah main pergi aja. Lihat yang bening dikit aja matanya melotot. Emang dasar ya laki laki gak cukup satu wanita", gumam Sarah yang kesal pada atasannya itu.
Adi masuk ke ruangannya sambil tersenyum melihat ponselnya. Karena dia berhasil mendapatkan nomor telfon Viona.
Dia membayangkan jika dirinya berhasil mendapatkan Viona pasti makin kaya nantinya. Tapi dia belum tau Viona seperti apa jadi harus mendekatinya secara perlahan.
Saat ini dia akan mencoba merayu Tasya lagi, siapa tahu akan jatuh kepelukannya lagi jadi sia akan mengurungkan niatnya mendekati Viona.
"Tasya, apa kamu gak kangen sama aku? Kalau betul laki laki itu calon suami Tasya, aku gak boleh tinggal diam. Bagaimanapun caranya aku haru bisa merebut Tasya lagi. Jadi bingung aku, dirumah ada bini yang seksi. Yang jadi partner bisnis, cantik dan kaya. Punya mantan cantik dan kaya juga. Kalau gak bisa tiga tiganya, satu ajalah gak papa", gumam Adi membayangkan hal yang mustahil.
Adi mencoba mengirim pesan pada Viona. Dia hanya basa basi siapa tau Viona meresponnya. Tanpa diduga, Viona malah menelfon dirinya.
"halo bu Viona",
"halo, nanti setelah pulang kerja. Saya mau mengundang kamu makan di apartemen saya gimana?"
"dengan senang hati bu Viona, nanti kirim aja alamatnya".
"oke, sampai jumpa nanti". Viona menutup teleponnya.
"mimpi apa aku, main ke apartemen orang kaya. Masih awal jadi orang baik baik dulu", ucap Adi dengan senyuman liciknya.
...****************...