NovelToon NovelToon
My Posesif Husband

My Posesif Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest
Popularitas:17.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Season 2 'Married With Ketos'

Menjalani hubungan jarak jauh itu susah dijalani bagi sebagian orang yang tidak kuat menahan rindu. Seperti kata Dylan, rindu itu berat dan..

Begitu juga yang sedang dijalani oleh pasangan muda Alsava dan Gerald. Ibarat kata baru diajak terbang tinggi kemudian harus terhempas pada sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa salah satu dari mereka harus mengejar cita-cita dan impian.


Lalu bagaimana pertemuan mereka setelah lama terpisah? masih samakah hati yang dulu dirasa?

Jawabannya ada di kisah cinta mereka yang baru ya gaes 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Punya Gue (Gerald)

Mobil dengan warna hitam dengan kisaran harga yang fantastis itu berhenti di parkiran kampus. Mobil yang kebetulan juga terlihat paling berbeda dari mobil yang berderet di parkiran. Tidak lama pemilik mobil tersebut keluar. Menampilkan Gerald dengan baju casualnya datang ke kampus.

Seperti biasa, beberapa mahasiswi memang sengaja tidak meninggalkan mobil mereka di parkiran ketika tahu hari ini mahasiswa baru itu akan datang. Banyak juga yang kini melupakan Viko karena adanya Gerald di kampus tersebut.

Dengan langkah santai, Gerald berjalan menuju dimana kelasnya nanti akan dimulai. Seakan tidak mempedulikan banyaknya gadis-gadis yang dengan sengaja untuk bisa melihatnya.

"Definisi susah didapatkan."

"Cukup liat aja, kita harus tahu diri."

"Tapi nggak tahan..."

"Doi ganteng banget anj*rrr!" beberapa gumaman dari mahasiswi yang melihat sosok Gerald di depan mereka.

Sampai akhirnya mereka semua terkejut melihat kedatangan mahasiswi yang juga senior di kampusnya. Mahasiswi yang juga cukup populer karena kecantikan dan juga musuh bebuyutan bunga kampus mereka.

"Gerald!" Ninda berlari mengejar Gerald yang kini berdiri menghentikan langkahnya.

Seulas senyum manis terlihat dari bibir Ninda. Beberapa waktu lalu Ninda memang sudah bertemu dengan Gerald. Kedatangan Gerald membuatnya kembali seperti beberapa tahun yang lalu. Dimana mereka masih memakai seragam SMA.

"Mau ke kelas?" tanya-nya basa-basi.

Gerald mengangguk sebagai jawaban. "Duluan ya?" pamitnya membuat Ninda buru-buru mencegah Gerald.

"Rald tunggu!"

Sekali lagi Gerald menghentikan langkahnya. Menatap Ninda seakan bertanya 'apa lagi'.

Sementara Ninda masih selalu memperlihatkan senyum manisnya. "Ini buat lo." Ninda menyerahkan sebuah undangan pesta ulang tahun.

Gerald mengambil kertas dengan bentuk undangan itu dari tangan Ninda. "Lo?" tanya-nya dan diangguki oleh Ninda antusias.

"Dateng ya? anak-anak osis dulu juga pada dateng kok," jelasnya dan diangguki oleh Gerald.

"Udah kan? gue duluan." Gerald kembali berniat untuk pergi, tetapi Ninda seakan tidak rela. Dia kembali berniat untuk menahan Gerald agar bersamanya.

"Em...Ra-rald! gue nanti boleh neb-"

Ucapan Ninda terhenti melihat Gerald yang berjalan menghampiri dimana Viko dan Alsa berada. Ninda yakin jika Viko sedang mencoba merayu Alsa untuk menemani dirinya datang ke pesatanya.

Tidak mau menunggu lama. Ninda sendiri ikut menghampiri mereka.

"Al... pleas mau ya?" pinta Viko lagi.

Alsa menghela napas. Dia malas ke pesta ulang tahun. Apa lagi pesta musuh bebuyutannya sendiri.

"Vik, sorry gue nggak bisa, lo ajak yang lain aja." Alsa kembali menolak dan berniat untuk pergi.

Tetapi melihat Gerald yang sudah berdiri di depannya membuat langkah Alsa terhenti. Ekor matanya melirik ke arah tangan Gerald. Dimana undangan yang sama juga sedang dipegang olehnya.

Dengan sedikit kesal. Alsa menoleh kembali ke arah Viko yang berdiri di belakangnya. Entah kenapa akhir-akhir ini Alsa mudah sekali kesal. Dan mengambil keputusan juga tanpa dipikir panjang.

"Oke gue mau. Tapi..gue sama Icha dan Kia." Alsa berucap dengan tatapan matanya tidak lepas dari Gerald. Sementara Gerald sedikit menyunggingkan senyumnya.

Viko sempat terdiam. Sebelum akhirnya mengangguk. Yang terpenting dirinya berhasil mengajak Alsa. Mau Alsa membawa pasukannya juga tidak masalah. Setidaknya ada peningkatan untuk bisa dekat. Meski Viko sadar jawaban Alsa karena sesuatu hal.

"Fi**ne," singkatnya dan diangguki oleh Alsa.

Alsa menghela napas. Berniat untuk pergi, tetapi disaat Alsa melangkah melewati Gerald, lengannya sudah lebih dulu dicekal oleh Gerald.

Deg

Alsa terdiam beberapa saat. Sebelum akhirnya menatap ke arah Gerald yang juga sedang menatapnya. Untuk beberapa detik pandangan mereka saling bertemu.

Alsa mencoba untuk melepaskan cekalan Gerald. Meski tidak begitu niat, sementara Gerald tidak sama sekali melonggarkan cekalan tangannya.

Sebelum tatapan mata Gerald beralih menatap ke arah Viko yang sedang menatapnya tidak suka.

"Dia bareng gue," jeda Gerald membuat mereka yang berada di sana terkejut.

"Dia punya gue," lanjut Gerald menatap Alsa yang sedang menatapnya tidak percaya.

Setelahnya, Gerald membawa Alsa untuk pergi dan meninggalkan Viko dan Ninda yang sama-sama sedang saling tatap tidak suka.

"Punya lo? menarik," gumam Viko dengan seringai di bibirnya.

Dengan langkah angkuh Viko mulai mendekat ke arah Ninda yang masih berdiam diri di tempatnya. Seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja Gerald katakan langsung di depannya.

"Lo harusnya bisa yakini dia, cinta pertama itu susah untuk dilupakan bukan?" cibir Viko membuat tangan Ninda terkepal.

Ninda beralibi tentang kisah cinta Gerald dan dirinya. Ninda mengatakan kepada Viko jika Gerald mantan kekasihnya. Dan Nindalah cinta pertama Gerald.

"Gue masih ada cara lain, dan itu mengutungkan untuk kita," ucap Ninda menghentikan langkah Viko.

"Pastikan nggak akan seperti ini lagi," jawab Viko berlalu pergi.

Sementara di rooftop Gerald sedang membersihkan Alsa dengan tisu basah yang tadi Abim bawakan. Tidak ada penolakan dari Alsa, meski wajah Alsa terlihat sangat kesal.

Selesai dengan tisu basah yang sengaja Gerald usapkan pada sekitar tangan Alsa. Berlanjut dengan beberapa semprotan parfum yang juga tadi Abim bawakan.

"Done," gumam Gerald setelah berhasil menyingkirkan bau-bau Viko dari Alsa.

Alsa menatap Gerald kesal. "Gue manusia Rald," kesal Alsa.

Terlihat anggukan kepala dari Gerald. "I know," singkatnya membuat Alsa menghela napas kasar.

"Tapi gue juga punya hati," lanjut Gerald membuat Alsa terbengong.

Hati? setiap orang juga punya hati. Bahkan anak kecil yang belum bisa merasakan jatuh cinta juga sudah mempunya hati sedari lahir.

Gerald menatap Alsa lekat. Tangan yang satunya dia masukan ke dalam saku, dan yang satunya menyingkirkan anak rambut Alsa yang mulai berterbangan karena angin.

"Gue nggak suka lo deket-deket sama cowok, i am jealous Alsava," tekan Gerald membuat Alsa terdiam.

"Gue ngelarang lo datang sama cowok itu." Gerald kembali menjelaskan ketidak sukaannya.

Mendengar ungkapan Gerald membuat sudut bibir Alsa tertarik ke atas. Sebenarnya dia juga tidak berniat untuk mengiyakan permintaan Viko, tetapi melihat Gerald tadi membawa undangan dari Ninda membuat Alsa seketika merasa kesal dan ingin marah.

"Tapi lo juga mau datang ke pesta nenek lampir." Alsa berusaha untuk tidak langsung terlihat senang atas ucapan Gerald tadi.

Mendengar julukan yang tidak asing membuat Gerald mengangkat satu alisnya. Sebelum akhirnya tawanya pecah.

"Kenapa?" tanya Alsa mulai kembali kesal. Alsa pikir Gerald menertawakannya.

"Nenek lampir itu bukannya si Ninda? lo masih pakai julukan itu?" tanya Gerald masih dengan tawanya.

"Dia nggak berubah, masih sering cari masalah sama gue Rald," jelas Alsa yang langsung membuat tawa Gerald terhenti.

Gerald menatap Alsa serius. Begitu juga dengan Alsa yang tidak kalah serius menatap Gerald.

"Bedanya, sekarang lo udah percaya kalau dia yang cari masalah bukan gue," lanjutnya lagi.

Gerald menyipitkan matanya. Sebelum akhirnya menarik Alsa masuk ke dalam peluknya. "Maaf untuk semua kesalahan gue dimasa lalu," ucap Gerald di sela pelukan mereka.

"Lo bukan pembuat onar Alsa. Lo gadis terbaik yang gue tahu," lanjut Gerald mengecup puncuk kepala Alsa.

Gerald bersyukur dengan segala masalah yang Alsa hadapi. Alsa selalu kuat, Alsa tetap tegar, dan Alsa tidak pernah mengeluh untuk itu. Alsa gadis terhebat yang Gerald tahu.

Lo terbaik Alsa, dan lo berhak bahagi**a. Batin Gerald kembali teringat bagaimana perlakuan kedua orang tua Alsa untuk gadis yang sangat dicintanya.

____

Sorry kalau ada typo

1
Shanty Yuniawati
Luar biasa
Fina Fitriani
seru..... bacanya.dan bagus ceritanya......walaupun kadang ada sedikit typo tapi keseluruhan cerita nya menarik....
Dyah Ayu
/Heart//Heart//Heart//Heart/
Dilan Febrian
/Good/
Dilan Febrian
ayok kak semangat upnya di tunggu.
Ari Kuswati
ihh kayanya aska stress nih
Ari Kuswati
serasa pengen getok tuh nenek eva nggak sadar klu hatinya dah ketutup, hancurin kariernya aja
Sri Lie
Luar biasa
Maria Ririana guru
𝕒𝕜𝕦 𝕡𝕒𝕞𝕚𝕥 𝕕𝕣𝕚 𝕟𝕠𝕧𝕖𝕝 𝕚𝕟𝕚 𝕞𝕝𝕤 𝕓𝕒𝕔𝕒 𝕝𝕠𝕞𝕡𝕒𝕥" 𝕥𝕣𝕦𝕤 𝕕𝕣𝕚 𝕟𝕠𝕧𝕖𝕝 𝕡𝕖𝕣𝕥𝕒𝕞𝕒 𝕒𝕝?𝕒𝕝𝕤𝕒𝕧𝕒 𝕕𝕒𝕟 geral
Presia Dewi
ceritanya kyk Indosiar 🤦🤦
raraa
prettt
raraa
🤍
Siti Nofiani
Luar biasa
Leni Indrianiyan
gk ada season 3 thor
Ari Randz
Luar biasa
Ari Randz
akunya dah baper, ternyata LG ngayal /Facepalm//Facepalm/
Arnheta Vallerian
penasaran visualnya dong thor
Andriyati
buat apa,, anda sudah tidak di butuhkan
Andriyati
lagian aneh banget,, tinggal umumin kalau kalian sudah menikah,, idup kok di buat ribet
Andriyati
lagian ya saran dari icha itu selalu menjerumuskan kamu lo Al malah di ikuti,, aneh,, sahabat boleh tapi kalau saran ke arah yg gak baik jangan di ikuti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!