 
                            "Kamu selingkuh, Mas?" 
"Vina, Mas bisa jelaskan! Ini bukan seperti apa yang kamu lihat." 
"Bukan, terus apa? Kamu... kamu berciuman dengan perempuan itu, Mas. Terus itu apa namanya kalau bukan selingkuh?" 
***
"Vina, bukannya kamu mencintai, Mas?"
"Maaf! Aku sudah mati rasa, Mas." 
***
Vina, harus terpaksa pura-pura baik-baik saja setelah suaminya ketahuan selingkuh. Tapi, ia melakukan itu demi bisa lepas selamnya dari suaminya. 
Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, Vina tentu langsung melepaskan pria yang menjadi ayah dari anaknya. 
Kejam? Tindakan Dimas yang lebih kejam karena menghianati cinta sucinya. Padahal Vina selama menjadi istri tidak pernah menuntut apa-apa, ia selalu menjadi istri yang baik dan taat. Tapi ternyata ia malah diselingkuhin dengan mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iindwi_z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bingung...
"Hallo."
"Kak, tolong aku, jemput aku sekarang, Kak!"
"Vina," panggil Albian untuk memastikan, meskipun ia tahu itu adalah suara perempuan yang sedang ia pikirkan saat ini.
"Benar ini aku, Kak. Tolong, tolong jemput aku sekarang juga. Aku, butuh bantuan kamu," jawab Vina, suaranya terdengar begitu tergesa-gesa dan bergetar. Seperti orang sedang ketakutan.
Albian mendengar itu tentu khawatir, ia takut terjadi apa-apa dengan perempuan itu. "Vina, tenang dulu ok. Sekarang kamu ceritakan dulu apa yang terjadi, dan kamu sekarang ada di mana?" tanya Albian dengan suara tenang.
Bukan suara Vina yang Albian dengar, melainkan suara Dimas. Suami Vina terdengar berteriak meminta agar Vina keluar, hal itu membuat Albian semakin cemas. Dan ia bisa menyimpulkan kalau sekarang Vina sedang bersembunyi, di kamar atau di suatu tempat.
Albian tidak ingin mengambil resiko. Panggilan Albian matikan, ia langsung menghubungi damkar untuk meminta bantuan. Jarak dari kantor dan rumah Vina lumayan, tidak mungkin Albian membiarkan Vina menunggunya.
***
Vina meremas ponsel erat-erat saat pintu kamar mandi digedor-gedor suaminya. Dahinya berkeringat, rasa gugup dan takut menjadi satu.
"Vina, kenapa kamu lama sekali? Jangan coba-coba kabur dariku Vina!" teriak Dimas, karena Vina sudah hampir lima belas menit di kamar mandi.
Dangan suara bergetar Vina menjawab. "Sebentar, perutku sakit," jawabnya berbohong, padahal ia sedang duduk sambil memeluk lututnya.
Dimas tentu tidak percaya begitu saja. "Buka, atau aku dobrak pintu ini!" ancamnya.
Dalam kamar mandi itu Vina merasa sangat tercekik, suara Dimas seakan memenuhi ruangan kecil itu. Vina menutup telinganya saat Dimas kembali berteriak memangil namanya, sampai ia mendapatkan notifikasi dari Albian membuatnya merasa lega.
"*Jangan keluar, tetap berada di dalam persembunyian kamu. Sebentar lagi damkar akan datang. Aku juga menuju kesana, tunggu ak*u!"
Ada setitik harapan, semoga saja damkar datang sebelum Dimas berhasil membuka pintu.
Tapi, sepertinya harapan Vina pupus. Pintu sudah bersih Dimas buka, suaminya itu menatap Vina semakin marah saat mendapati Vina yang malah berjongkok di ujung toilet. Wajah istrinya itu ketakutan, keringat membasahi dahinya. Dimas sama sekali tidak merasa kasihan, pria itu malah tersenyum licik.
"Jadi mau bermain dengan kasar, Vina sayang?" ucap Dimas, langkah kakinya mendekat.
Vina semakin memeluk lututnya, tubuhnya bergetar hebat. Takut melihat suaminya, air matanya sudah membasahi pipinya.
"Tolong, maafkan aku Mas. Tolong jangan mendekat, aku mohon!" ucap Vina dengan suara paruh, mau kabur juga tidak akan bisa, kamar mandinya kecil, apalagi tadi ia juga berada di ujung.
Dimas tersenyum, ikut berjongkok di depan istrinya. Membelai rambut Istrinya dengan lembut meksipun Vina berusaha menolaknya. Tatapan Dimas mulai melunak ."Jangan takut, ini aku suami kamu bukan orang jahat!" suara Dimas pelan dan lembut.
Vina masih menggeleng, ia sekarang sudah tidak mengenal suaminya lagi. Ekspresi wajahnya mudah sekali berubah-ubah. Tadi kelihatan sangat licik, sekarang kelihatan menyayanginya, dan tadi juga sangat menyeramkan saat marah.
Tangan Dimas mengangkat kepala Vina dengan lembut, membuat wajah mereka saling bertemu. Saat Dimas mendekatkan bibirnya, mencoba mencium bibir istrinya, vina malah menoleh. Membuat Dimas malah mencium pipinya.
Mendapatkan penolakan, rahang Dimas kembali mengeras, tatapnya begitu marah. Tangannya langsung mencengkram wajah Vina, saat akan kembali mencoba mencium bibir istrinya, terdengar suara bel. Awalnya Dimas tidak mau memperdulikan siapa yang datang itu, tapi bel itu kembali berbunyi membuatnya mau tidak mau melihat siapa yang datang.
"Jangan kemana-mana, Vina! Kalau tidak aku akan menyakitimu!" ancam Dimas sebelum benar-benar meninggalkan istrinya.
Vina membuang nafas lega, ia gegas langsung bangun dan pergi meninggalkan rumah itu melalui pintu belakang. Vina tidak perlu membawa apa-apa dari rumah itu. Karena semua itu pembelian dari Dimas.
Yang penting, Vina sudah bersih mengamankan surat nikah dan KK.
***
Dimas kaget saat melihat ada beberapa pria berseragam di depan rumahnya. Dahinya mengerut, kenapa damkar ada di rumahnya?
"Maaf, ada apa ya pak?" tanya Dimas langsung.
"Kami dapat panggilan katanya di rumah ini ada hewan buas masuk," jawab salah satu anggota damkar.
Hewan buas? Dimas menghela nafas panjang, ia bukannya menjawab pertanyaan damkar malah langsung berlari cepat menuju kamar mandi. Dimas tahu itu pasti akal-akalan Vina agar bisa kabur.
Benar saja, Vina sudah tidak ada di dalam kamar mandi. Pintu belakang terbuka, istrinya itu berhasil kabur.
"Mana hewan buasnya pak?" tanya petugas damkar yang ikut masuk. Melihat Dimas berlari dengan cemas membuatnya ikut berlari juga.
Dimas menunjuk pada pintu belakang rumahnya yang terbuka. "Sudah kabur," jawabnya entang.
"Emang binatang apa?"
"Ular."
Dimas membiarkan petugas damkar berjalan menuju pintu belakang rumahnya.
Bukan tidak mau mengejar Vina, banyak anggota damkar di rumahnya sekarang. Kalau ia mengejar Vina, dan Vina malah mengadu karir Dimas akan hancur.
Tidak, Dimas tidak ingin kehilangan pekerjaannya. Ia susah payah untuk menjadi karyawan tetap. Jangan sampai masalah ini malah menbuatnya kehilangan pekerjaan. Toh, Vina tidak punya apa-apa ini, pasti ujung-ujungnya kabur kerumah Sasi.
***
Vina sudah ada di dalam mobil Albian, Vina tidak tahu Albian mau membawanya kemana. Yang jelas mobil itu sudah jauh dari rumah suaminya.
Tubuh Vina masih sedikit bergetar, meksipun ia sudah lepas dari suaminya. Sampai, mobil Albian berhenti, membuat perempuan itu menoleh pada pria di sebelahnya.
"Terima kasih, Kak!" ucapnya pelan, tidak tahu lagi harus bicara apa. Kalau Albian tidak menolongnya, mungkin Vina sudah diperkos@ suaminya sendiri.
Albian menatap wajah teduh itu, ingin sekali membawa tubuh itu dalam pelukannya. Menenangkan, tapi Albian tidak berani. "Bukan cuma ucapan terima kasih yang aku butuhkan, Vina!" ujar Albian dengan suara tenang.
Vina langsung cemberut mendengar itu. "Kamu tidak iklas nolong aku, Kak?" tanya Vina langsung.
Albian tidak langsung menjawab, matanya masih menatap wajah Vina dengan seksama. Sampai, akhirnya ia mulai membuka suaranya dengan pelan tapi penuh penekan. "Kamu lupa apa yang aku bicarakan kemarin? Aku akan membantu kamu, asal kamu mau jadi istriku. Setelah kamu lepas dari suami kamu, kamu harus menikah denganku Vina!"
Vina meremas jari-jarinya, bingung harus menjawab apa? Satu sisi ia ingin sekali lepas dari suaminya dengan cepat. Di sisi lain ia masih takut untuk menjalani hubungan pernikahan lagi. Apalagi, Albian ini bukan orang sembarangan.
Apa iya dirinya yang janda anak satu, dapat perjaka yang tampan dan kaya raya. Apa enggak diselingkuhin lagi?
"Aku, sudah menyukai kamu dari lama Vina. Aku, sengaja selalu mencari gara-gara agar bisa dekat dengan kamu."
***
Note: kasih kata-kata buat Vina dong.
busettt pindah lobang sana sini moga moga tuh burung cepat pensiun dini biar nyaho
bahaya loh kalau kena tetangga ku dah mati dia pipis darah ma nanah terus melendung gede kasihan lihatnya tapi kalau ingat kelakuan nya ga jadi kasihan
aihhh suami mu vin lempar ke Amazon
semoga ntar karmanya persis seperti nama pelakornya "LARA", yang hidupnya penuh penderitaan apalagi dia punya anak perempuan
orang udah mati sekarang