NovelToon NovelToon
Di Bawah Langit Yang Sama

Di Bawah Langit Yang Sama

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / CEO / Cinta Seiring Waktu / Balas dendam pengganti / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

" Sekali berkhianat maka sampai kapanpun akan terus menjadi pengkhianat".

Begitulah kalimat yang menjadi salah satu sumber ujian dari sebuah hubungan yang sudah terjalin dengan sangat kokoh.

" Orangtua mu telah menghancurkan masa depanku, makan tidak menutup kemungkinan jika kamu akan menghancurkan pula anakku. Sebelum itu terjadi aku akan mengambil anakku dari hubungan tidak jelas kalian berdua".

Cinta yang sudah terbentuk dari sebuah kesederhanaan sampai akhirnya tumbuh dengan kuat dan kokoh, ternyata kalah dengan sebuah " Restu" dan "keegoisan" di masa muda adalah sebuah penyelesalan tiada akhir.

Berharap pada takdir dan semesta adalah sebuah titik paling menyakitkan secara sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Kini mobil putih milik Arga kini telah berhenti didepan rumah milik Pradana, dengan ditemani Dimas sang sahabat kini keduanya sudah bersiap untuk menghadapi kondisi apapun yang akan terjadi malam ini.

Ketukan pintu telah membawa Arga dan Dimas yang kini telah duduk diruang tamu, suasana terasa tegang dan kaku hanya saja Arga masih bisa mengkondisikan raut wajahnya.

" Mah, Adek takut" Liora yang sejak tadi membantu sang mama untuk menyiapkan sajian makan malam kini tengah diliputi rasa gundah.

" Tenang de, Papa tidak sejahat itu loh meskipun..." belum selesai dengan ucapannya kini Liora telah memotong.

" Udah Ma, tidak perlu dibahas kejadian yang sudah lampau" kini Liora dan juga Meta telah selesai dengan hidangan makan malam.

" Ehh Nak Arga dan Dimas sudah sampai, yuk makan dulu" ajak Meta yang kini telah menarik lengan sang suami.

Langkah kaki itu semakin dekat terdengar, Liora masih menunduk dengan kedua tangan saling menggenggam satu sama lain. Pradana yang melihat tingkah sang anak yang sedang grogi hanya bisa menggelengkan kepalanya, sudah lama sekali dirinya tidak melihat tingkah sang anak yang menggemaskan itu.

Meja bundar itu kini telah dipenuhi dengan makanan salah satunya ada ayam kecap kesukaan dari Arga, tentu saja Liora yang memasak entah hal apa yang membuat Liora membuat ayam kecap.

" Selamat Malam, maaf sedikit terlambat" Rayyan kakak Liora kini datang sedikit berlari.

" Hai Kak, lama gak ketemu gimana kabarnya" Arga menyapa sang calon kakak ipar dengan pelukan ringan ala laki-laki.

" Woooyy Adik ipar lama sekali gak ketemu, bulan depan gue nikah Lo harus dateng" Begitulah Rayyan yang memang tidak pernah memiliki masalah dengan Arga, saat ini berjumpa merasa seolah semua baik-baik saja.

" Sudah... Sudah... Temu kangennya nanti lagi, kita makan dulu" Meta kini mengeluarkan suaranya sebelum sang suami yang akan merusuh.

Kini semuanya telah duduk manis dan bersiap dengan alat makan yang telah dipegang, refleks Liora bangkit dan menyiapkan makanan untuk Arga.

Pradana menatap tingkah sang anak dengan tatapan yang entah mengandung perasaan seperti apa saat ini, Arga menerima dengan senang hati tidak ada penolakan sama sekali seolah sedang menikmati kebahagiaan yang selama ini hilang tanpa menghiraukan Pradana dan yang lainnya.

" Ayam kecapnya Liora yang buat loh Ar". Meta kini memberikan pernyataan yang membuat hati Arga semakin bahagia.

" Mmmhh, iya Tante pantesan rasanya sangat enak tidak berubah sejak dulu". Arga menjawab dengan senyuman riang gembira.

" Iyalah adek gue kan setia, Lo jangan sampe nyakitin adek gue Ar". Rayyan itu menimpali obrolan kali ini tanpa menghiraukan Pradana.

Liora yang kini tengah menjadi perbincangan hanya bisa menundukkan kepalanya, nasi yang sejak tadi masuk kedalam mulutnya hanya bisa dikunyah tanpa ada satu pun yang tertelan.

" Nambah Dim, jangan malu-malu kaya sama siapa aja deh" Meta kali ini mengalihkan perhatiannya kepada Dimas yang sejak tadi mandiri sekali karena menyiapkan makan sendiri disaat yang lain disiapkan.

" Tenang saja Tante, kalau boleh dibungkus aja hehe". Candaan sepertinya bukan karena memang Dimas sering sekali membungkus makanan dari rumah Liora untuk dibawa pulang.

" Bayarr..." ejek Rayyan yang mengundang tawa yang lainnya.

Hangat sekali malam ini apalagi perasaan Pradana yang merasa ini adalah jawaban dari setiap kegelisahannya, tetapi ia akan memastikan sesuatu hal malam ini untuk menentukan sikapnya kedepan.

🌟

Setelah makan malam selesai, degup jantung Liora semakin berdetak kencang. Keempat lelaki kini beralih untuk duduk bersama diruang tamu.

" Maa, tolong bawakan minum dan juga camilan keruang utama ya". Sengaja Pradan tidak meminta Liora yang membawakan.

Meta yang paham kini menganggukkan kepalanya dan menyiapkan apa yang suaminya butuhkan, membiarkan sang anak untuk membantu merapihkan meja makan.

" Maa..." rengekan gadis kecilnya itu kembali membuat Meta sebagai seorang Ibu merasa tidak tega.

" Sayang, percaya semua baik-baik aja ya" Meta mengusap pelan Surai sang anak, sampai akhirnya pergi untuk memberikan minuman dan makanan sebagai teman berbincang para pria-pria.

" Saya tidak ingin basa-basi, lalu bagaimana kamu paham kan maksud Saya?". Pertanyaan yang diberikan Pradana seolah menjadi alarm untuk Arga yang sejak tadi diam saja.

Dimas hanya bisa melirik Arga yang sejak tadi terlihat seperti santai sekali, padahal dirinya yang ketar-ketir mengingat perjalanan panjang mereka lima tahun dan entah bagaimana reaksi Pradana ketika melihat tumpukan dokumen dihadapannya.

Arga kini maraik nafas dalam dan menarik dokumen yang sudah siap dengan sangat rapih, bahkan sudah beberapa kali dicek sebelum sekarang diserahkan.

" Lima tahun terakhir akhirnya saya bisa mendapatkan semuanya, dan saya bisa menepati janji saya kepada Om untuk membawa bukti kecurangan yang dilakukan oleh oranglain. Jika dulu saya menyerah karena tidak bisa membuktikan apapun, kini saya datang menepati janji untuk membuktikan kesalahpahaman yang terjadi dan akan mengambil kembali Liora Om".

Pradana langsung membuka dokumen yang berada dihadapannya, nafasnya terkadang dalam dan panjang. Desahan kasar keluar dari mulutnya seolah setiap berkas yang ia baca mendapatkan ekpresi masing-masing sebagai sebuah penilaian.

" Bagaimana Pah?" Rayyan yang nampak sekali tidak sabaran kini memberanikan diri untuk bertanya kepada sang Papa.

Pradana hanya bisa menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa selama ini dirinya tidak berusaha untuk mencari tahu lebih dalam tetapi bukankah seharusnya keluarga Arga juga mencari tahu bukan malah membatalkan sepihak yang berakibat kerugian.

" Sebelumnya Saya meminta maaf atas nama Keluarga, Perusahaan dan juga Pribadi kepada Om dan keluarga. Karena kecurangan yang dilakukan salah satu staff Papi saya di perusahaan, orang kepercayaan Om yang melakukan sabotase proyek kerja sama yang memanfaatkan akses sehingga semuanya seolah-olah Papi yang melakukan ".

Pradana hanya bisa terdiam, dari bukti yang didapat memang orang kepercayaan dirinya dan salah satu staff dari perusahaan Orangtua Arga bekerja sama untuk menyabotase proyek yang sedang dilakukan dulu.

Arga memberikan surat pernyataan yang sudah dilengkapi dengan materai lengkap kepada Pradana.

" Ini Om saya sudah membuat surat pengakuan dari para pelaku yang telah saya temui, semuanya sudah saya rekam percakapan yang dilakukan dan sudah dipastikan keasliannya. Sehingga jika Om ingin melanjutkan ke jalur hukum sangat kuat sekali buktinya.

Pradana hanya bisa menarik nafas sangat dalam dan panjang, dadanya sangat sesak kembali mengingat kejadian beberapa waktu silam.

" Maaf, atas kekeliruan ini dan keegoisan yang Saya miliki. Bahkan membuat hubungan kalian berdua menjadi korbannya". Pradana kini menatap kosong berkas-berkas dihadapannya.

" Tidak ada yang perlu dimaafkan Om, semua memang harus dibuktikan dan tentu saja ini adalah proses perjalanan hubungan antara Saya dan juga Liora". Arga berusaha untuk tidak menyinggung perasaan sang calon mertua.

" Apakah kamu sedang meminta restu kepada Saya?". Dimas kini semakin menahan nafasnya, bagaimana bisa Arga dengan percaya diri melewati kesepakatan script yang telah mereka siapkan.

" Bukan hanya restu Om, tetapi meminta izin untuk meminang Liora karena tidak mungkin jika harus berpacaran terus menerus". Arga penuh percaya diri kini mengungkapkan keinginannya.

" Ga... Lo gimana sih kenapa jadi kesini pembahasannya". Dimas kini berbisik emosi ditelinga Arga.

" Gue dulu Ar, gak bisa duluan - duluan yee" Rayyan yang tidak ingin kalah kini ikut masuk kedalam obrolan.

" Tenang Kak, Lo tetep duluan gue bisa nunggu beberapa bulan setelah Lo". Tengil sekali Arga kali ini setelah merasa menang mendapatkan bukti dan berhasil membawa kehadapan Pradana.

" Panggil Liora Kak..."

1
Aksara_Dee
adit kadang-kadang kidding ya
Aksara_Dee: bikin Arga tantrum aja
total 2 replies
Aksara_Dee
aaiihh kaann... lihatlah kemarahannya sampe mau buka toko hape 😍
Aksara_Dee: bisa lebainya kayak pemiliki langit, udara, tanah dan lautan ya kaa ❤️❤️
total 2 replies
Aksara_Dee
kalau bakar gunung gak kena pasal, mungkin kemarahannya bisa membakar gunung 😅
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Wang Lee: oke dek/Ok/
total 2 replies
Wang Lee
Ngak busi sa aku
Wang Lee
Aku ngak berharap
Wang Lee
Aku
Wang Lee
Aku juga kok
Wang Lee
Aneh
Wang Lee
Iya baiklah
Wang Lee
Iyya aku benar bena
Wang Lee
Yuk ikut kerja
Wang Lee
Aku malas
Wang Lee
kok bisa
Wang Lee
Gimana apanya
Wang Lee
Baru saja kok
Wang Lee
Dirimu kok
Wang Lee
Suasana semakin
Wang Lee
Itulah kami
Wang Lee
Masama aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!