NovelToon NovelToon
Jagoan Di Tanah Sunda

Jagoan Di Tanah Sunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno / Epik Petualangan / Balas Dendam
Popularitas:339
Nilai: 5
Nama Author: Panel Bola

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wira Karta Vs Si Bewok

Wira Karta memulai pembicaraan, "Sekarang, aku sudah mendapatkan kabar dari desa sebelah, kalau kelompok Macan Liar setelah mereka bertindak, mereka akan beristirahat selama empat hari, jadi kalau menghitung waktu saat mereka beraksi, malam ini mereka akan menyerang desa kita, oleh karena itu kita harus waspada dan menyiapkan diri kita untuk melawan mereka."

Wira Karta berhenti sejenak dan melihat ke arah muridnya.

Para murid perguruan Cula Badak tidak ada yang bersuara, mereka mengerti kalau sang guru belum selesai berbicara.

‎‎"Kalian semua sudah berlatih ilmu silat, oleh karena itu sekarang waktunya kalian memperlihatkan kemampuan kalian untuk membantu para penduduk desa yang sedang memerlukan bantuan kita sekarang. Bagaimana apa kalian mengerti.?"

‎‎"Mengerti."

‎‎"Mengerti guru."

‎‎Jawab serempak para murid.

‎‎"Kalau begitu, kalian semua harus mempersiapkan diri dan waspada, sebab jumlah kita hanya ada 13 orang, kita harus bertindak berpisah, kalian semua jangan bertindak gegabah, kalian harus berpikir jernih, jangan hanya mengandalkan ilmu silat saja, sebab keampuhan dalam ilmu silat tidak akan ada artinya kalau hati dan pikiran kalian tidak tenang. bagaimana apa kalian mengerti.?"

‎"Mengerti guru."

‎‎Wira Karta lalu membagi murid-murid Cula Badak yang akan membantu para penduduk desa.

‎Sikap dan tindakan Wira Karta memang mengandung kewibawaan bagi semua muridnya, hal itu membuat para murid termotivasi dan membangunkan semangat juang mereka.

‎Saat Wira Karta dan para murid Cula Badak sedang membahas tentang kelompok Macan Liar, di dalam rumah Ningsih tidak bisa tidur, sesekali dia melihat ke arah sang anak yang sudah tertidur lelap.

‎"Darman anak ku, kalau memang malam ini, di desa jati sari ada keributan dan bapak kamu bertarung melawan si Bewok, ibu benar-benar cemas, sebab dalam hati ibu merasakan bakal ada bahaya yang menimpa bapak kamu. Kang Wira Karta, apa untungnya kita membantu orang lain, kalau pada akhirnya kita yang akan mendapatkan celaka. Yang maha kuasa, semoga suami hamba di jauhkan dari mara bahaya."

‎Ningsih menatap kembali sang anak, di barengi deraian air mata membasahi pipinya, hatinya masih merasakan cemas.

‎Dia tidak bisa membayangkan saat-saat sang suami bertarung melawan si Gopar alias si Bewok. Pertarungan itu pasti akan di jadikan momen balas dendam si Bewok kepada sang suami. Sebab beberapa tahun lalu si Bewok pernah bertarung melawan Wira Karta dan si Bewok kalah tepat di hadapannya, wanita yang di cintai si Bewok.

‎Di luar, angin malam berhembus, dinginnya hampir menusuk tulang, samar terdengar lolongan suara anjing, seakan-akan menandakan banyak hantu yang berkeliaran, membuat tubuh para penduduk desa merinding.

Di luar, angin malam berhembus, dinginnya hampir menusuk tulang, samar terdengar lolongan suara anjing, seakan-akan menandakan banyak hantu yang berkeliaran, membuat tubuh para penduduk desa merinding.

‎‎"Wus."

‎‎"Wus."

‎‎Di antara gelapnya malam di desa jati sari, terlihat beberapa bayangan tubuh, mereka bergerak seperti hantu.

‎‎Mereka adalah kelompok Macan Liar yang baru memulai aksi mereka.

‎‎Malam ini akan menjadi malam terjadinya bentrok antar dua kekuatan.

‎‎"Sring."

‎‎"prang."

‎‎"Ahh."

‎‎Terdengar suara benturan senjata, lalu di susul oleh jeritan orang yang menahan kesakitan, menambah ketakutan bagi para penduduk desa jati sari.

‎‎"hiat"

‎‎Terdengar kembali suara teriakan orang yang bertanggung.

‎‎Di tempat yang agak jauh, terlihat dua orang saling berhadapan dengan kuda-kuda yang sama kuatnya. mereka berdua adalah Wira Karta dan si Bewok.

‎‎Si Bewok menatap sinis ke arah Wira Karta, dan dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

‎‎"hahaha, Wira Karta, aku tidak menyangka malam ini kita bisa bertemu kembali, tapi jelas, sekarang aku bukan lagi Gopar yang dulu yang pernah menjadi teman kamu, tapi sekarang kamu lagi berhadapan dengan si Bewok pemimpin kelompok Macan Liar. Hahaha bagaimana kamu sudah siap mati ditangan aku Wira Kart.?"

‎‎"Bewok, aku sudah menebak dari awal kalau yang datang itu kamu, tapi aku tidak habis pikir dengan tingkah laku kamu, yang menjadi pemimpin kelompok Macan Liar." jawab Wira Karta dengan sikap yang tenang dan penuh kewaspadaan.

‎‎"Wira Karta, kamu tidak perlu kaget, sebab aku tidak mau menjadi manusia baik, yang paling penting, di malam ini aku bisa membalas sakit hati aku. Hahaha, malam ini akan menjadi malam terakhir kamu Wira Karta."

‎‎Sikap si Bewok sangat sombong, dia seperti sudah yakin kalau dirinya bisa membunuh Wira Karta.

‎‎Wira Karta maju kedepan lalu memasang kuda-kuda.

‎‎"Haha, Wira Karta, aku tidak akan kalah malam ini."

‎‎"Jangan banyak bicara, cepat keluarkan itu golok dari tempatnya."

‎‎"Haha, kamu harus hati-hati, kalau golok si Bewok sudah keluar dari tempatnya dia tidak akan pernah kembali kalau belum meminum darah lawannya, haha."

‎‎Wira Karta menenangkan hati dan pikirannya, dia sadar kalau si Bewok sedang memancing amarahnya.

‎‎"Bewok, bagi Wira Karta, tidak ada kata takut dengan kematian, apa lagi menghadapi seorang perampok seperti kamu yang hanya bisa membuat keributan. Ayo kita tentukan malam ini, aku atau kamu yang akan mati."

"Yang bakalan mati hari ini adalah kamu Wira Karta, tidak ada artinya aku menambah ilmu dari empat guru, kalau sekarang harus kalah bertarung melawan Kamu Wira Karta. Ayo maju."

‎‎"Sring."

‎‎Wira Karta mengeluarkan goloknya, lalu maju dengan kuda-kuda yang kuat, tangan kanannya memegang golok di depan dada, tangan kirinya sedikit di tekuk, dia sadar kalau lawan yang dia hadapi sekarang itu tangguh, jadi dia langsung menggunakan jurus badak panula.

‎‎Mata si Bewok langsung melotot, tangan kanannya mengeluarkan golok, lalu memasang kuda-kuda yang kokoh dan kuat.

‎‎"Hiaa."

‎‎Wira Karta tidak membuang waktu lagi, dia langsung meloncat kan badannya dan memulai serangan, golok di tangan kanannya meleset mengarah ke arah leher si Bewok.

‎‎Si Bewok sudah bersiap, golok di tangan kanannya menangkis serangan dari lawan.

‎‎"Prang."

‎Terlihat percikan api saat kedua golok saling berbenturan. di barengi dengan tubuh Wira Karta yang mundur dua langkah ke belakang.

‎Tangan Wira Karta yang memegang golok sedikit bergetar, dia sadar kalau tenaga dalam si Bewok sekarang sudah lebih maju di bandingkan dengan dahulu saat berada di gunung Arga Wina.

‎"Hahaha, keluarkan semua ilmu silat dan kesakitan kamu Wira Karta. malam ini semua ilmu yang kamu miliki tidak ada artinya bagi si Bewok, hahah."

‎"Jangan banyak bicara, Hiaa."

‎‎Wira Karta kembali menyerang, golok di tangannya bergerak lebih cepat dari tadi mengarah ke arah leher, dada dan perut lawan.

‎‎Sedangkan si Bewok dia hanya mengimbangi serangan dari Wira Karta.

‎‎"prang, prang, prang."

‎‎Terdengar beberapa suara saat kedua golok berbenturan.

‎‎Wira Karta menghentikan serangannya, dan hal itu membuat celah bagi lawan untuk menyerang.

‎Melihat celah yang di buat oleh Wira Karta, si Bewok langsung melakukan tendangan ke arah tulang rusuk Wira Karta.

‎‎"Bang."

‎‎Tendangan si Bewok mengenai sasaran, dan membuat Wira Karta mundur beberapa langkah ke belakang.

‎Wira Karta merasakan sakit.

‎Jurus yang di gunakan oleh Wira Karta memang sudah kebaca oleh si Bewok, karena memang pernah satu perguruan.

‎Tapi sebaliknya, Wira Karta tidak bisa membaca gerakan si Bewok.

‎"Haha, baru tulang rusuk yang kena Wira Karta, sebentar lagi leher kamu yang akan putus. Sekarang tahan serangan dari aku, Hia.."

‎Sekarang giliran si Bewok yang menyerang, angin bertiup saat golok di tebaskan mengarah, kepala, leher, dada, perut dan kaki Wira Karta.

‎Gerakan silat yang di gunakan oleh si Bewok memang ampuh dan membahayakan apalagi serangannya di lapisi dengan tenaga dalam.

‎Wira Karta tidak ceroboh, kalau saja di ceroboh sedikit saja dia akan celaka, badan Wira Karta melompat ke kanan, ke kiri dan belakang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!