NovelToon NovelToon
Mata Sakti Lin Feng

Mata Sakti Lin Feng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.

Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.

Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 keberuntungan atau perhitungan

Sinar matahari pagi menerobos masuk tanpa permisi ke kamar mewah Lin Feng.

"Ugh..."

Lin Feng terbangun dengan kepala berdenyut.

"Mimpi yang aneh," gumamnya sambil memijat pelipisnya. "Kakek-kakek telanjang... mata... menjiplak. Hah, konyol. Pasti karena aku terlalu banyak minum anggur semalam."

Dia bangkit dari ranjang sutranya, berjalan sempoyongan menuju baskom tembaga berisi air jernih. Dia menunduk untuk membasuh wajahnya.

Dia berhenti.

Dia menatap pantulan wajahnya di air.

Wajahnya masih setampan dewa. Mata kanannya masih setajam elang.

Tapi di mata kirinya... pola emas norak itu masih ada. Berputar perlahan dengan cahaya redup.

"..."

"..."

"TIDAK MUNGKIN!"

Lin Feng menjerit panik.

"Pagi, Nak!"

Suara si kakek mesum meledak di dalam kepalanya, membuatnya nyaris melompat keluar jendela.

"Hooo! Tidur nyenyak? Kakek tidur nyenyak sekali. Kamar barumu ini hangat juga, meski sedikit lembab. Kau harus lebih sering berkedip kedepannya!"

"DIAM!" Lin Feng mencengkeram kepalanya. "Ini bukan mimpi! KAU BENAR-BENAR ADA DI MATAKU!"

"Tentu saja!" sahut si kakek. "Dan jujur saja, pemandangan dari sini agak membosankan. Cuma langit-langit kamarmu. Cepatlah, Kakek ingin melihat sesuatu yang lebih... menarik. Sesuatu yang bulat dan kenyal. Kau tahu maksud Kakek, kan? Hahaha!"

"Gila! Aku sudah gila!" Lin Feng panik. "Keluar dari mataku, Kakek sialan!"

"Tidak bisa, Nak," kata si kakek santai. "Kita ini simbiosis mutualisme. Kau dapat kekuatan 'Mata Penjiplak' kakek, dan kakek dapat... yah, tumpangan VIP di baris depan untuk menontonmu membangun harem. Adil, kan?"

"HAREM?! AKU LEBIH PEDULI PADA KEWARASANKU!"

TOK!

TOK!

TOK!

"Tuan Muda Lin?" Suara pelayan terdengar dari balik pintu. "Anda... terlambat lagi untuk latihan pagi. Instruktur Wang bilang jika Anda tidak datang dalam sepuluh menit, dia akan menyeret Anda..."

"Sial!" potong Lin Feng.

Dia menatap pantulannya lagi.

"Kau... pola di mataku ini... apa orang bisa melihatnya?"

"Tenang. Hanya aktif kalau kau mau. Coba pikirkan 'sembunyi'."

Lin Feng memejamkan mata, berpikir keras. 'Sembunyi, sembunyi, dasar pola norak!'

Dia membuka mata. Pola emas itu lenyap. Mata kirinya terlihat normal kembali.

"Haaa..." Lin Feng menghela napas lega.

"AYO CEPAT! KAKEK SUDAH TIDAK SABAR MELIHAT GADIS-GADIS CANTIK DI AKADEMI!" desak si kakek.

Lin Feng menggeram. Dengan terpaksa, dia berganti pakaian dan berjalan (dengan malas) menuju lapangan latihan.

Setibanya di sana, pemandangan biasa menyambutnya.

"LIN FENG! KAU PIKIR INI RUMAH NENEKMU?! KAU TELAT DUA JAM!" bentak Instruktur Wang.

"Maaf, Instruktur," kata Lin Feng dengan senyum menawan andalannya. "Saya tadi malam mengalami sebuah 'Pencerahan' spiritual yang mendalam. Tubuh dan jiwa saya perlu sinkronisasi."

"Pencerahan kepalamu!"

Lin Feng mengabaikannya. Matanya langsung memindai lapangan.

"Hooo! Di sana! Jam sebelas arah jarum jam!" bisik si kakek di kepalanya. "Gadis yang dingin itu! Si dada tersembunyi! Xiao Ning'er! Dia sedang latihan pedang!"

Lin Feng menoleh. Benar saja, Xiao Ning'er sedang berlatih sendirian di sudut lapangan, jauh dari kerumunan. Gerakannya cepat dan anggun.

"Dia... cantik," gumam Lin Feng tanpa sadar.

"Cantik itu adalah bonus! Lihat gerakannya! Dia sedang mempraktikkan 'Jurus Pedang Embun Pagi'. Sampah level rendah!" kata si kakek. "Coba Fokuskan matamu padanya!"

"Bagaimana caranya?" tanya Lin Feng dalam hati.

"Fokus saja, idiot! Pikirkan 'Aku ingin menjiplak jurus itu'!"

Lin Feng menarik napas. Dia memfokuskan pandangannya pada Xiao Ning'er.

'Oke, mata norak... aktif!'

ZZT!

Dunia di depan Lin Feng berubah.

Semuanya menjadi abu-abu, kecuali Xiao Ning'er. Tubuhnya kini bersinar. Garis-garis biru tipis menunjukkan bagaimana Qi mengalir dari Dantian-nya, naik ke bahu, lalu meledak melalui pedang kayunya.

Di sisi pandangannya, teks-teks aneh muncul, seolah ditulis oleh kuas tak terlihat.

[Menganalisis: Jurus Pedang Embun Pagi]

[Kategori: Teknik Mortal, Level Rendah]

[Efisiensi Qi: 45% (Buruk)]

[Gerakan: 12]

[Kelemahan Fatal Terdeteksi: 7]

[...Analisis Selesai. Teknik Disalin.]

[Rekomendasi Perbaikan: 34 Versi]

Lin Feng ternganga.

"Apa... apa-apaan ini?"

"INI KEKUATANMU, NAK!" tawa si kakek. "Kau tidak hanya bisa melihatnya. Kau bisa memahaminya. Jurus sampah itu sekarang jadi milikmu. Dan kau tahu 34 cara untuk membuatnya lebih baik!"

"Beraninya kau, Sampah!"

Sebuah suara kasar membuyarkan konsentrasinya.

Zhang Yao si "jenius" akademi, berdiri di depannya, menghalangi pandangannya ke Xiao Ning'er. Wajahnya dipenuhi amarah.

"Beraninya kau menatap Nona Ning'er dengan mata kotormu itu!" desis Zhang Yao. "Kau pikir kau siapa, hah? Vas Bunga?"

"Zhang Yao," kata Lin Feng datar, masih sedikit shock dengan apa yang baru dilihatnya. "Minggir. Kau menghalangi pemandangan indah ini."

"APA KATAMU?!" Zhang Yao murka. "Kau bosan hidup?! Kau berani menatapnya, tapi kau bahkan tidak bisa memegang pedang dengan benar!"

Dia melempar pedang kayu ke kaki Lin Feng.

PLAK!

"Ambil pedang itu, Teoris Sialan! Aku akan mengajarimu apa artinya rasa malu hari ini!"

Seluruh lapangan hening. Semua mata kini tertuju pada mereka.

Lin Feng menatap pedang kayu di kakinya.

Lalu dia menatap Zhang Yao.

"Hooo! Sempurna!" seru si kakek di kepalanya, terdengar sangat gembira. "Waktunya uji coba, Nak! Ambil pedang itu! Kakek akan memandumu menghancurkan bocah sombong ini!"

Semua mata tertuju pada pedang kayu yang tergeletak di kaki Lin Feng.

Debu beterbangan. Suasananya tegang.

...atau setidaknya, tegang bagi para penonton. Bagi Lin Feng, dia masih sibuk mencerna data.

"Tujuh kelemahan fatal... 34 versi perbaikan..." batinnya. "Sistem ini... gila."

"Bocah! Berhenti melamun!" bentak si Kakek di kepalanya. "Ambil pedangnya! Kau mau Kakek lihat tontonan seru atau tidak?! Cepat! Pukul selangkangannya!"

"DIAM!" desis Lin Feng pelan, terlihat seperti orang gila yang bicara sendiri.

Di depannya, Zhang Yao menyeringai. Dia mengira Lin Feng ketakutan.

"Apa, Tuan Muda Teoris?" ejek Zhang Yao. "Mau menangis? Mau panggil Ayahmu? Atau kau mau berlutut dan membersihkan sepatuku? Aku mungkin akan melepaskanmu."

"Hahahaha!" Tawa kroni-kroni Zhang Yao meledak.

Xiao Ning'er, yang sudah berhenti berlatih, menatap pemandangan itu dengan dingin.

"Dasar bodoh. Lin Feng itu sampah, tapi kau, Zhang Yao, menindas yang lemah. Kalian berdua sama-sama menjijikkan."

Instruktur Wang menghela napas panjang.

"ZHANG YAO! HENTIKAN! LIN FENG! PERGI DARI SANA! Kalian buang-buang waktu latihanku!"

"Tidak, Instruktur!" seru Zhang Yao. "Ini demi nama baik akademi! Aku hanya ingin memberi 'bimbingan' pada Tuan Muda Lin kita di sini. Bukankah begitu, Tampan?"

Zhang Yao sengaja menekan kata "Tampan" dengan nada menghina.

Lin Feng menatap Zhang Yao. Lalu dia menatap pedang kayu di kakinya.

"Hei, Kek," batin Lin Feng. "Kau yakin ini berhasil? Aku... belum pernah memegang pedang dengan benar seumur hidupku."

Tubuhnya mungkin ingat teorinya, tapi ototnya adalah pengkhianat.

"Persetan dengan otot!" raung si Kakek. "Kekuatan ini melampaui fisik! Ini soal konsep! Kau sudah tahu cara kerjanya! Tubuhmu akan mengikutinya! Kakek jamin! Kalaupun gagal, setidaknya Kakek bisa lihat kau dipukuli. Itu juga tontonan bagus!"

"Dasar kakek sialan..."

Lin Feng menghela napas. Dia sudah muak. Muak jadi bahan tertawaan. Muak jadi "Vas Bunga".

"Baiklah," katanya pelan.

"Apa katamu, Sampah? Aku tidak dengar?"

Perlahan, dengan gerakan yang masih terlihat sedikit kaku (tapi tetap anggun karena dia tampan), Lin Feng membungkuk.

Dia mengambil pedang kayu itu.

Seluruh lapangan hening.

Bahkan Instruktur Wang, yang tadinya mau berteriak, kini terdiam.

"Hahahaha!" Zhang Yao tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. "Kau benar-benar mengambilnya! Kau serius?! YA DEWA LANGIT! INI HARI TERLUCU DALAM HIDUPKU!"

Lin Feng mengabaikannya. Dia memegang pedang kayu itu. Rasanya aneh. Berat.

"Oke, Kek. Sekarang apa?"

"Si Jenius Sombong itu akan memakai 'Jurus Pedang Awan Mengalir'," bisik si Kakek. "Itu jurus kebanggaannya. Sampah level menengah. Total ada 9 gerakan. Kakek melihat... 15 kelemahan fatal! Terutama di gerakan ketiga dan ketujuh!"

"Akan kuingat," batin Lin Feng.

"Baik, Lin Feng!" teriak Zhang Yao, mengambil posisi. "Karena kau sangat berani, aku akan menghormatimu. Aku akan menggunakan... 'Jurus Pedang Awan Mengalir'!"

Para murid di sekitar langsung berbisik.

"Wow! Jurus warisan Klan Zhang!"

"Tuan Muda Lin Feng akan mati..."

"Sudah berakhir."

"Maju, Vas Bunga!" seru Zhang Yao. "Aku akan..."

"Tidak," potong Lin Feng.

"Hah?"

Lin Feng mengangkat pedangnya dengan canggung.

"Kau yang maju kesini, Jenius."

Dia tersenyum. Senyum khas Lin Feng. Menawan, malas, dan sangat... minta dihajar.

"Aku... akan memberimu tiga gerakan pertama."

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Awalnya memang agak membosankan..
Tp akan ada cerita yg membuat penasaran
YallMadaFaka: makasih votenya kak, soalnya pacenya slow
total 1 replies
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yup yup yup
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Gege
bakal jadi 5 episode sendiri ini di rumah judi... gasss thoorr🤣
Gege
bwaaajingaan... incess colmex... 🤣🤣
Nanik S
Hutang Jubah baru
Nanik S
Yang dipikir malah jubahnya
Ngix
DREEETTTTTTTZZ..
dan
BOOOOOOOOMMMMM.......
jebol total
Herna Yulita
lanjut thor lucu,walau pun bnyk kta2 vulgar
Gege
ditunggu adegan inces.. anak dengan ibu tirirnyaah.. 😄😄
Nanik S
Hadir.... awal yang konyol
Ngix
heiiiii...... knapa keburu masuk, seharusnya hot hot dulu sama mami.
YallMadaFaka: di bab selanjutnya udah di bikin cuma belum up eheheheh
total 1 replies
Ngix
kenapa punggungnya bisa melengkung ya?...
YallMadaFaka: coba dibayangkan, kalo aku ilustrasikan, babnya kena tolak nanti 🤣
total 1 replies
Gege
mantabb
YallMadaFaka: makasih kak atas komennya
total 1 replies
Gege
akhirnya pelajaran kulit bertemu kulit dan bulu bertemu bulu yang pertama sudah diselesaikan... saatnya target selanjutnya... 🤣🤣🤣
Ngix
kocak arogan bagus
YallMadaFaka: makasih kak, udah vote Ama komen 😄
total 1 replies
Ngix
up up up
adi ambara
buang lah novel sampah ni thor..mc yg sombong bodoh...
Xiào Hān (ERROR 404) ୧⍤⃝🍌: Ngakak aku 🤣🤣🤣
total 3 replies
adi ambara
minta kekuatan..tapi bodoh sombong..
YallMadaFaka
porsi dialognya emang sengaja ane banyakin 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!